Anda di halaman 1dari 15

VALIDASI METODE ANALISIS RANITIDIN HIDROKLORIDA

DALAM SAMPEL TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS


diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah pilihan Validasi
dalam Program Studi Profesi Apoteker

Oleh:
Aura Kamilah Anwar, S.Farm. 192211101103
Lathifatul Maulidah, S.Farm. 192211101138

Dosen Pengampu:
Lestyo Wulandari, S.Si., M.Farm., Apt.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2020
MAKALAH VALIDASI METODE ANALISIS

A. PENENTUAN ANALIT DAN MATRIKS SAMPEL


1. Bahan aktif : Ranitidin
2. Matriks sampel : MCC, Talkum, Pati dan Mg Stearat
Berikut adalah formulasi tablet ranitidin.
Bahan Jumlah Fungsi
Ranitidin 150 mg Bahan aktif
Amilum/Pati 15% Disintegran
PVP 5% Pengikat
Avicel/MCC q.s Pengisi
Fase Luar: Mg Stearat 1% Lubrikan

B. SIFAT FISIKA DAN KIMIA ANALIT DAN MATRIKS SAMPEL


1. Ranitidin
Pemerian Serbuk berwarna kuning- keabu abuan
(Moffat et al., 2005)
Struktur Kimia

Log P : 0,3 (Moffat et al., 2005)


Kelarutan Larut dalam air, asam asetat, metanol.
Sedikit larut dalam etanil dan praktis
tidak dalam kloroform (Moffat et al.,
2005)
Bobot Molekul 314,4 (Moffat et al., 2005)
Titik Didih 437, 1 ⁰ C
Titik Leleh 69 - 70 ⁰ C (Moffat et al., 2005)
λmax 313 nm (Moffat et al., 2005)
A 1 cm1% 499a
2. Matriks Sampel
a. MCC
Pemerian Sebagian telah didepolimerisasi
sehingga menjadi bentuk kristal putih,
tidak berbau, tidak berasa, serta bubuk
terdiri dari partikel berpori (Rowe et al.,
2009)
Struktur Kimia

(Rowe et al., 2009)


Kelarutan Agak larut dalam 5% w/v larutan sodium
hidroksida, praktis tidak larut dalam air,
asam lemah dan pelarut organik (Rowe
et al., 2009)
Bobot Molekul 36000
Titik Didih 667,9 ⁰ C (Rowe et al., 2009)
Titik Leleh 260 – 270 ⁰ C (Rowe et al., 2009)

b. Asam Stearat
Pemerian Memiliki bentuk agak keras, berwarna
putih atau agak kuning mengkilap,
berbentuk kristal padat atau bubuk putih
atau kekuningan. Memiliki sedikit bau
(dengan ambang batas bau 20 ppm) dan
rasanya seperti lemak (Rowe et al.,
2009)
Struktur Kimia

(Rowe et al., 2009)


Kelarutan Mampu larut secara bebas kedalam
benzena, karbon tetraklorida, kloroform,
dan eter. Selain itu larut dalam etanol
95%, heksana, dan propilen glikol.
Praktis tidak larut air (Rowe et al., 2009)
Bobot Molekul 284,47 (Rowe et al., 2009)
Titik Didih 383 ⁰ C (Rowe et al., 2009)
Titik Leleh 69 – 70 ⁰ C (Rowe et al., 2009)

c. Talkum
Pemerian Berbentuk bubuk kristal, sangat ringan,
berwarna putih- ke abu abu an, tidak
berbau, dan manis (Rowe et al., 2009)
Struktur Kimia

Kelarutan Praktis tidaklarut dalam asam lemah dan


alkali, pelarut organik dan air (Rowe et
al., 2009)
Bobot Molekul 379,2
Titik Didih 100 ⁰ C (Rowe et al., 2009)
Titik Leleh 0 ⁰ C (Rowe et al., 2009)

d. Amilum
Pemerian Amilum tidak berbau dan tidak berasa,
halus, dan bewarna putih. Berbentuk
granul dengan ukuran nya berbeda-beda
sesuai dengan khas pati (Rowe et al.,
2009).
Struktur Kimia

Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol dingin


96% dan air dingin. Amilum akan larut
dalam air panas dengan suhu di atas
suhu gelatinasi. Amilum sebagian
terlarut dalam dimetilsulfosida dan
dimetilformamide (Rowe et al., 2009).
Bobot Molekul 692,7
Titik Didih 100 ⁰ C (Rowe et al., 2009)
Titik Leleh 260 – 270 ⁰ C (Rowe et al., 2009)

e. PVP
Pemerian Ringan, berwarna putih, tidak berbau,
dan termasuk dalam bubuk higroskopik
(Rowe et al., 2009).
Struktur Kimia

(Rowe et al., 2009)


Kelarutan Larut dalam asam, kloroform, etanol
95%, keton, metanol, dan air. Praktis
larut dalam eter, hidrokarbon, dan
minyak mineral (Rowe et al., 2009).
Bobot Molekul 692,7
Titik Didih 90 - 93 ⁰ C (Rowe et al., 2009)
Titik Leleh 165 ⁰ C (Rowe et al., 2009)

C. PENENTUAN METODE ANALISIS


Validasi metode analisis pada sediaan tablet ranitidin hidroklorida dilakukan dengan
menggunakan metode spektofotometri UV-Vis, karena ranitidin hidroklorida memiliki
gugus kromofor sehingga mampu di deteksi oleh alat spektrofotometri UV-Vis, selain itu
instumen ini lebih praktis dan murah dibandingkan dengan KCKT dan lebih akurat
dibanding dengan titrasi. Selain itu, panjang gelombang maksimum ranitidin sebesar 313
nm sehingga masuk rentang panjang gelombang yang dapat dideteksi menggunakan
spektrofotometri UV-Vis yaitu 200 – 400 nm.

D. PENENTUAN PREPARASI SAMPEL


1. Preparasi Standar
Dibuat larutan baku ranitidin hidroklorida murni dengan konsentrasi 1000 ppm,
dengan cara ditimbang 100 mg ranitidin hidroklorida murni dan dilarutkan dalam 100
mL aquadest, kemudian dipipet 10 mL dan dilarutkan dalam 100 mL aquadest hingga
menghasilkan larutan dengan konsentrasi 100 ppm. Larutan baku induk 100 ppm
diencerkan menjadi larutan dengan konsentrasi 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm, 12 ppm, dan 14
ppm.

2. Preparasi Sampel
a. Ditimbang 20 sampel tablet ranitidin hidroklorida, kemudian ditentukan rata-rata
berat tablet dan RSD-nya
b. Digerus hingga halus, dan ditimbang setara dengan 100 mg ranitidin hidroklorida
murni (replikasi 3X)
c. Dimasukkan dalam labu ukur 100 mL dan ditambah ±25 mL aquadest, kemudian
disonikasi selama ±15 menit atau sampai homogen
d. Dicukupkan dengan aquadest sampai tanda batas, maka diperoleh konsentrasi
1000 ppm
e. Disaring dengan kertas saring whatman no. 41, sejumlah 10 mL saringan pertama
dibuang dan ditampung hasil saringan selanjutnya
f. Dipipet sebanyak 10 mL masukkan kedalam labu ukur 100 mL, diencerkan
dengan aquadest sampai tanda batas, maka diperoleh konsentrasi 100 ppm
g. Dipipet 1 mL dari larutan 100 ppm dan diencerkan dalam 10 mL aquadest,
sehingga didapatkan konsentrasi 10 ppm
h. Diperiksa konsentrasi sampel dengan spektroskopi UV-Vis pada panjang
gelombang 313,5 nm
i. Dihitung kadar ranitidin hidroklorida dalam tablet

E. VALIDASI METODE ANALISIS


1. Pelarut
Pelarut yang digunakan adalah aquadest. Pada penelitian sebelumnya, dilakukan
analisis dengan menggunakan empat pelarut yaitu HCl, NaOH 0,1 N, dapar fosfat pH
7,2 dan aquadest. Hasil masing-masing pelarut yaitu dengan pelarut HCl 0,1 N
menghasilkan λmax 315,40 nmdengan absorban 0,036. Dengan pelarut NaOH 0,1
Nmenghasilkan λmax 310,80 nm denganabsorban 0,653. Denganpelarut dapar fosfat
pH 7,2 menghasilkanλmax 313,80 nm dengan absorban 0,534. Dengan pelarut
aquadestmenghasilkan λmax 313,80 nm dengan absorban 0,494.
Dari keempat pelarut tersebut dipilih aquadest karena memiliki hasil yang
mendekati litelatur yaitu spektrofotmetri Uv-vis memberikan serapan maksimum pada
panjang gelombang 313,5 untuk ranitidin. Selain itu, aquadest merupakan pelarut yang
ramah terhadap lingkungan.
2. Panjang gelombang pengamatan
Metode yang digunakan memberikan absorbansi maksimum pada panjang
gelombang 313,5 nm. Pada penelitian sebelumnya, penentuan panjang gelombang
maksimum dilakukan pada rentang 200 – 400 nm dan didapatkan hasil bahwa
absorbansi maksimum untuk ranitidin yaitu 313,5 nm dengan hasil kurva sebagai
berikut.
Gambar 1 : Panjang Gelombang yang Dipilih Dari Absorbansi Ranitidin
Hidroklorida

Berdasarkan litelatur, panjang gelombang maksimum dari ranitidin yaitu 313 nm


dengan A1 cm = 499a

Gambar 2 : Panjang Gelombang Ranitidin (Moffat et al., 2005)

3. Konsentrasi uji
Volume Pemipetan Konsentrasi (ppm)
0,6 mL 6
0,8 mL 8
1 mL 10
1,2 mL 12
1,4 mL 14

F. APLIKASI
Cara Kerja

1. Preparasi Standar
Dibuat larutan standar ranitidin hidroklorida dalam aquadest dengan konsentrasi: 6
ppm, 8 ppm, 10 ppm, 12 ppm, dan 14 ppm dari larutan baku standar 1000 ppm.
2. Preparasi Sampel
Dipipet sampel ranitidin hidroklorida (replikasi 3X) sejumlah tertentu dilarutkan
dalam aquadest sampai didapatkan konsentrasi 1000 ppm, kemudian diencerkan
menjadi larutan dengan konsentrasi: 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm, 12 ppm, dan 14 ppm
3. Dianalisis dengan Spektrofotometer UV-Vis dan ditentukan konsentrasi optimumnya.
4. Uji Parameter Validasi
a. Uji Spesifitas / Seletivitas
1. Preparasi Standar
Dibuat larutan standar ranitidin hidroklorida dalam pelarut sampai didapat
konsentrasi sesuai hasil optimasi konsentrasi uji
2. Preparasi Sampel
Dipipet sampel sejumlah tertentu dilarutkan dengan pelarut sampai didapat
konsentrasi ranitidin hidroklorida sesuai hasil optimasi konsentrasi uji
3. Dianalisis dengan Spektrofotometri UV-Vis, ukur spektra larutan standar dan
sampel. Ditentukan spesifitasnya.

b. Uji Linieritas dan Rentang


Dari data pengukuran kurva kalibrasi,kemudian dianalisis dengan persamaan
regresi linear, sehingga diperoleh koefisien korelasi (r) yang menunjukkan
linearitasnya. Nilai linearitas yang baik adalah 0,99 ≤ r ≤ 1. Berikut langkah kerja uji
linieritas:
1. Preparasi standar ranitidin hidroklorida
Dibuat standar ranitidin hidroklorida dalam pelarut dengan konsentrasi 10% - 200%
dari konsentrasi uji sebanyak 5 titik konsentrasi
2. Dianalisis dengan spektofotmetri UV-Vis
3. Dihitung nilai parameter linieritas dan rentang dari hasil data scanning dan
dicocokkan dengan persyaratan linieritas

c. Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitas


Batas deteksi dan batas kuantifikasi ditentukan regresi kurva baku yang diperoleh.
Nilai LOD = 3,3 (SD/S) danLOQ = 10 (SD/S), standar deviasi (SD) respon ditentukan
berdasarkan standar deviasi residual (simpangan bakuresidual) merupakan nilai
kemiringan (slope/s) garis atau regresi linier y = a +bx. Berikut langkah kerja uji
linieritas:
1. Preparasi standar ranitidin hidroklorida
Dibuat larutan standar ranitin hidroklorida dalam pelarut dengan konsentrasi
disekitar konsentrasi limit deteksi. Dapat dibuat dengan 8 titik konsentrasi dengan
konsentrasi d bawah konsentrasi linieritas
2. Dianalisis dengan spektofotometri UV-Vis
3. Dihitung nilai parameter batas deteksi dan kuantitas

d. Uji Presisi
Tujuan dilakukan presisi yaitu mengetahui kedekatan hasil analisis apabila
dilakukan oleh analis yang sama dengan waktu yang berbeda. Presisi dinyatakan
dengan persen simpangan baku relatif (RSD) atau persen koefisien variasi.
𝑆𝐷
𝑅𝑆𝐷 = 𝑥 100%
𝜒
Nilai RSD antara 1 - 2 % biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif
dalam jumlah yang banyak, sedangkan untuk senyawa-senyawa dengan kadar
sekelumit, RSD berkisar antara 5 - 15 %. Berikut adalah cara kerja uji presisi:
1. Preparasi Standar Ranitidin Hidroklorida
Dibuat larutan standar ranitidin hidroklorida dalam aquadest sebanyak 5
konsentrasi, dengan konsentrasi antara 80% - 180% dari konsentrasi uji.
2. Preparasi Sampel
a) Disiapkan tablet yang mengandung ranitidin hidroklorida sebanyak 20 tablet
(no batch harus sama)
b) Ditimbang 20 sampel tablet dan ditentukan rata-rata dan RSD-nya
c) Tablet digerus dan ditimbang sejumlah tertentu, sehingga mengandung ranitidin
hidroklorida dengan konsentrasi sesuai hasil optimasi
3. Dianalisis dengan Spektroskopi UV-Vis
4. Dihitung nilai parameter kepresisian dan dicocokkan hasilnya dengan persyaratan
presisi.

e. Uji akurasi
Tujuan dilakukan akurasi yaitu untuk mengetahui bahwa metode analisis
mempunyai derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya.
Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali. Uji akurasi
dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Preparasi Standar
Dibuat standar ranitidin hidroklorida dalam pelarut dengan konsentrasi antara 80%
sampai 180% dari konsentrasi uji sebanyak 5 titik konsentrasi.
2. Preparasi Sampel Adisi
a) Pembuatan sampel adisi 30% sediaan tablet yang mengandung ranitidin
hidroklorida:
1. Dihitung kadar sampel %b/b (misal Y%) sesuai hasil uji presisi
2. Dihitung standar ranitidin hidroklorida yang harus ditambahkan (30%)
Standar ranitidin hidroklorida yang ditambahkan
1,0 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑌 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 0,3
= = 𝐴 𝑔𝑟𝑎𝑚
100 𝑔𝑟𝑎𝑚

3. Ditimbang 1,0 gram sampel


4. Ditara cawan porselen, ditimbang A mg standar ranitidin hidroklorida
5. Ditambahkan 1,0 gram sampel dalam cawan sedikit demi sedikit sambil terus
diaduk ad homogen. Disimpan dalam plastik, kemudian dimasukkan dalam
kemasan sekunder.
b) Pembuatan sampel adisi 45% sediaan tablet yang mengandung ranitidin
hidroklorida:
1. Dihitung kadar sampel %b/b (misal Y%) sesuai hasil uji presisi
2. Dihitung standar ranitidin hidroklorida yang harus ditambahkan (30%)
Standar ranitidin hidroklorida yang ditambahkan
1,0 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑌 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 0,45
= = 𝐵 𝑔𝑟𝑎𝑚
100 𝑔𝑟𝑎𝑚

3. Ditimbang 1,0 gram sampel


4. Ditara cawan porselen, ditimbang B mg standar ranitidin hidroklorida
5. Ditambahkan 1,0 gram sampel dalam cawan sedikit demi sedikit sambil terus
diaduk ad homogen. Disimpan dalam plastik, kemudian dimasukkan dalam
kemasan sekunder.
c) Pembuatan sampel adisi 60% sediaan tablet yang mengandung ranitidin
hidroklorida:
1. Dihitung kadar sampel %b/b (misal Y%) sesuai hasil uji presisi
2. Dihitung standar ranitidin hidroklorida yang harus ditambahkan (30%)
Standar ranitidin hidroklorida yang ditambahkan
1,0 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑌 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 0,6
= = 𝐶 𝑔𝑟𝑎𝑚
100 𝑔𝑟𝑎𝑚

3. Ditimbang 1,0 gram sampel


4. Ditara cawan porselen, ditimbang C mg standar ranitidin hidroklorida
5. Ditambahkan 1,0 gram sampel dalam cawan sedikit demi sedikit sambil terus
diaduk ad homogen. Disimpan dalam plastik, kemudian dimasukkan dalam
kemasan sekunder.
3. Dianalisis dengan spektroskopi UV-Vis
4. Dihitung nilai parameter akurasi dari data hasil sanning dan dicocokkan hasil
dengan persyaratan.

G. PERHITUNGAN
Identitas sampel: tablet mengandung 150 mg ranitidin hidroklorida, dengan berat rata-
rata 200 mg. Diketahui konsentrasi uji = 10 ppm. Dengan syarat persen kadar adalah tidak
kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari kadar yang tertera di etiket.

a. Uji Linieritas: dibuat larutan standar dengan rentang konsentrasi


(2 ppm-20 ppm). Didapatkan konsentrasi linieritas yang terpilih 20 ppm (berdasarkan
uji).
b. Uji LOD dan LOQ: dibuat larutan standar dengan rentang konsentrasi 8 titik di bawah
20 ppm: 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 8 ppm, 10 ppm, 12 ppm, 16 ppm, 18 ppm. Sehingga
diketahui konsentrasi LOD= 1,1 ppm dan LOQ=3,3 ppm (berdasarkan uji).
c. Presisi:
150 𝑚𝑔
% 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 200 𝑚𝑔 𝑥100% = 75%

Dibuat standar uji presisi dengan konsentrasi: 8 ppm, 9 ppm, 10 ppm, 12 ppm.
Berdasarkan perhitungan % teoritis, dapat diketahui bahwa % recovery uji presisi yang
didapatkan seharusnya dalam rentang 98-102% dan RSD/CV-nya tidak boleh lebih dari
1,9%.
Didapatkan % Recovery(b/b) dari sampel sebagai berikut:

Replikasi 1 97,90% Replikasi 4 98,02%


Replikasi 2 98,15% Replikasi 5 98,83%
Replikasi 3 97,30% Replikasi 6 97,95%

Dari hasil uji presisi pada sampel tersebut, didapatkan data:

Rata-rata= 98,025% (b/b); SD= 0,49; CV=0,5%

d. Akurasi: dilakukan dengan pembuatan standar dengan rentang konsentrasi 8 ppm-


18 ppm. Diketahui Y% (%b/b) dari uji presisi adalah 98,025%. Kemudian dibuat
sampel adisi dengan jumlah sebagai berikut:
6. Adisi 30%:
1 𝑔 𝑥 98,025 𝑥 0,3
= = 0,294 𝑔 = 294 𝑚𝑔
100 𝑔
7. Adisi 45%:
1 𝑔 𝑥 98,025 𝑥 0,45
= = 0,441 𝑔 = 441 𝑚𝑔
100 𝑔

8. Adisi 60%
1 𝑔 𝑥 98,025 𝑥 0,6
= = 0,588 𝑔 = 588 𝑚𝑔
100 𝑔
Didapatkan % Recovery(b/b) dari sampel sebagai berikut

:
Adisi 30% Adisi 45% Adisi 60%
98,55% 100,25% 98,97%
98,67% 99,05% 100,15%
100,01% 99,66% 100,17%
Rata-rata= 99,08% (b/b); Rata-rata= 99,65% (b/b); Rata-rata= 99,76% (b/b);
SD= 0,81; CV=0,82% SD= 0,60; CV=0,60% SD= 0,69; CV=0,69%

Dari hasil analisis sampel adisi di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai hasil
pengujian dengan nilai standar masuk pada rentang %recovery dan memiliki CV yang
sesuai. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa hasil uji akurasi terhadap sampel tablet
ranitidin hidroklorida ini akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., Quin, M. E. (Eds.), 2009. Handbook of Pharmaceurical Excipients.
6th ed, Pharmaceutical Press, London.

Moffat, A. C., Osselton, M. D., Widdop, B., 2004. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons: In
Pharmaceuticals, Body Fluids and Postmortem Material. Pharmaceutical Press, London

Chandra, B., Rivai, H., Marianis. 2016. Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Ranitidin
Hidroklorida Tablet dengan Metode Absorbandi dan Luas Daerah di Bawah Kurva secara
Spektrofotometri Ultraviolet Visibel. Jurnal Farmasi Higea, Volume (8/2)

Anda mungkin juga menyukai