Dosen Pengampu:
Endah Puspitasari, S.Farm., M.Farm., Apt
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Aura Kamilah Anwar (192211101103)
Evianti Takimpo (192211101106)
Meranti Bekti Pertiwi (192211101133)
Silvia Nurul Maulidha (192211101161)
i
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana interaksi antara daun Sendok (Plantago mayor L.) dengan
obat?
b. Bagaimana interaksi antara daun Sendok (Plantago mayor L.) dengan
makanan?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara daun Sendok (Plantago
mayor L.) dengan obat.
b. Untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara daun Sendok (Plantago
mayor L.) dengan makanan.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4
satu aksis batang, dengan rhizoma tebal, tegak dan dalam. Daun tunggal,
bertangkai, susunan roset akar, helaian, bentuk bulat telur terbalik sampai lanset
melebar atau sudip, tepi rata atau bergerigi kasar (tidak beraturan), ukuran 3 – 22
cm x 1 – 22 cm, permukaan licin atau tegak berambut, ujung membulat, tumpul
atau runcing, panjang tangkai 1 – 25 cm, daun berwarna hijau.
Bunga banci, dalam susunan majemuk bulir, 1 – 35 cm, silindris, panjang
tangkai bulir 4 – 60 cm, bulat atau beralur, tidak berongga, gundul atau berambut
pendek, di ketiak daun. Kelopak bersegmen oval memanjang, ujung tumpul atau
agak runcing, tanpa penyangga. Mahkota bersegmen tanpa lengkungan pangkal 1
– 1,7 mm. Benang sari 4, tertancap di pertengahan tabung mahkota atau lebih
tinggi, tangkai sari putih atau putih kekuningan. Tangkai putik dewasa 4 – 6 mm,
bakal buah beberapa ruang. Buah berbentuk lonjong-bulat memanjang. Biji 1 – 4
setiap ruang buah, 4 – 21 biji perbuah, berlendir atau basah, berwarna hitam
(Sholihah, 2008).
2.1.3 Kandungan Kimia Daun Sendok
Tanaman ini merupakan tanaman obat yang mengandung 2 - 6,5%
mucilago yang terdiri dari setidaknya empat polisakarida, tannin 6,5%, anvrtyn,
emulsi dan glikosida yang disebut aucubin, diastase, hetrozeid, bahan pewarna,
pectin, plantagin, lebih dari 1% asam salisil, asam fenolat karboksilat, flavonoid,
mineral, termasuk seng, kalium, asam silikat, dan saponin. Bijinya memiliki
banyak bahan glotinat ditambah asam plantenolat, asam suksinat, adenin, kolin,
dan aeokoein. Memiliki senyawa fenolik (turunan asam kafeat), alkaloid,
terpenoid, dan vitamin C. Tanaman daun sendok memiliki kadar fenol yang tinggi
dan memiliki kualitas antioksidan kuat yang mungkin disebabkan oleh senyawa
fenoliknya.
5
Gambar 2.2 Struktur kimia senyawa aucubin, catalpol, dan β-D-glukopiranosil yang
terkandung dalam daun sendok (Plantago major L.)
Pada sumber lain disebutkan bahwa daun kering tanaman daun sendok
memiliki kandungan iridoid sebagai konstituen utama, yaitu: aucubin, 3,4-
dihydroaucubin, 6´-O-β−glukosil aucubin, catalpol, plantarenaloside dan
melittoside. Flavonoids (apigenin, baicalein, scutellarein, baicalin,
homoplantaginin, nepetrin, luteolin, hispidulin, plantagoside); karbohidrat (L-
fruktosa, D-glukosa, planteose, sakarosa, stachyose, D-xylose, sorbitol, tyrosol,
mucilago dan gum); alkaloid (boschniakine, metil ester dari asam boschniakinic);
asam (benzoat, kaffeat, chlorogenic, sinamat, p-coumaric, ferulat, fumarat,
gentisic, 4-hidroksibenzoat, neoklorogenat, salisilat, syringic, ursolat, vanillat dan
oleanolat); asam amino; lemak; enzim proteolitik; tanin (sekitar 4%), saponin;
steroid; dan vitamin. Komponen karbohidrat dari polisakarida plantaglucide yang
diisolasi dari daun Plantago major terdiri dari asam galakturonat (27%) dan
monosakarida: galaktosa, glukosa, manosa, xilosa, arabinosa dan fucosa
(Haddadian dkk., 2014).
2.1.5 Khasiat Daun Sendok
Daun sendok telah digunakan secara internal sebagai pengobatan selesma
pada saluran pernapasan, batuk, bronkitis, perubahan inflamasi mukosa mulut,
kongesti dahak, nefritis, sistitis, retensi urin, disentri, epistaksis (mimisan) dan
diaforesis berlebihan. Daun sendok juga digunakan pada pengobatan diare dan
sembelit (Blumenthal dkk., 2000).
Daun segar P. major dalam pengobatan tradisional telah digunakan selama
berabad-abad di banyak bagian dunia sebagai obat luar, seperti: sebagai antiseptik
6
untuk pengobatan iritasi kulit, erisipelas, abses, luka bakar, skrofula, dan reaksi
peradangan kulit; untuk perbaikan jaringan yang rusak; dan untuk mengobati
stulae dan bisul. Daun sendok juga digunakan untuk menekan batuk yang
berhubungan dengan bronkitis, pilek dan infeksi saluran pernapasan atas, dan
sebagai agen analgesik dan diuretik, dan pengobatan pada batu ginjal. Daun
sendok juga dipercaya memiliki aktivistas sebagai hepatoprotektor. Daun sendok
juga telah digunakan sebagai antibiotik, astringen dan sebagai imunomodulasi,
antihipertensi, hipoglikemik, hemostatik, anti alergi, obat penurun panas dan agen
antipruritic. Ini digunakan dalam pengobatan ammasi mata, dan sebagai
vermifuge (WHO, 2009).
Beberapa aktivitas biologis juga dikaitkan dengan khaisat daun sendok
termasuk antiinflamasi, antivirus, analgesik, antioksidan, antikanker, antitumor,
antidemam, imunomodulator, dan efek antihipertensi dan juga telah digunakan
untuk menetralkan racun internal dan eksternal (Haddadian dkk., 2014).
2.1.6 Penggunaan Daun Sendok Secara Tradisional
Daun sendok merupakan tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat
sebagai obat untuk mengatasi keluhan penyakit-penyakit tertentu. Penggunaan
daun sendok sebagai obat tradisional banyak di manfaatkan untuk pengobatan
diabetes , gangguan pencernaan dan penyakit hati. Herbanya berkhasiat mengatasi
gangguan pencernaan seperti diare, disentri, nyeri lambung, kencing manis (DM,
hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut), cacingan, dan gigitan
serangga,. Penelitian mengenai pengaruh daun sendok terhadap kadar glukosa
darah pernah dilakukan antara lain penelitian menunjukkan efek hipoglikemik dari
biji daun sendok. Cara penggunaan tanaman ini secara empiris adalah dengan
merebus herba kering sebanyak 10 – 15 gram atau yang segar sebanyak 15 – 30
gram, lalu diminum airnya. Bisa juga herba segar ditumbuk lalu diperas dan
saring untuk diminum (Satriani dkk., 2010).
Tanaman daun sendok dimanfaatkan untuk memelihara metabolisme air
dan memperbaiki abnormalitas saluran kemih, menghentikan diare, membersihkan
paru-paru, mengencerkan dahak, untuk mengobati luka, nyeri perut, kencing
7
manis, kencing batu, batu empedu, gangguan haid, putih telur dalam kencing dan
penyakit telinga (Sholihah, 2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun sendok kaya akan kandungan
kimia, diantaranya ascorbic acid, chlorogenic-acid, ursolic-acid, choline, fiber,
sorbitol, salicylic-acid, dan tannin. Kandungan kimia daun sendok tersebut
memilki beberapa efek farmakologis, diantaranya efek antidiabetik, hipoglikemik,
dan antioksidan. Efek-efek tersebut yang menjadikan daun sendok dapat
dimanfaatkan oleh penderita diabetes sebagai pilihan fitofarmaka (Satriani dkk.,
2010).
8
ekskresi bilier. Interaksi obat dapat terjadi selama eliminasi obat dan metabolitnya
oleh ginjal sebagai akibat dari kompetisi pada tingkat sekresi tubular aktif,
gangguan dengan transportasi tubular, atau selama reabsorpsi tubular.
Interaksi obat dapat dikategorikans sebagai farmakokinetik atau
farmakodinamik. Interaksi obat secara farmakokinetik melibatkan penyerapan,
distribusi, metabolisme, dan ekskresi, sedangkan interaksi farmakodinamik dapat
dikarakterisasi menjadi tiga subkelompok, yaitu: efek langsung pada fungsi
reseptor, gangguan dengan proses kontrol biologis atau fisiologis, dan efek
farmakologis aditif. Selain itu, keberagaman biologis pada individu yang meliputi
genetika, usia, penyakit, serta faktor lingkungan internal misalnya penggunaan
obat-obatan, asupan makanan, dan gaya hidup (mis. merokok dan konsumsi
alkohol) (Zeind dan Carvalho, 2018).
9
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Interaksi Daun Sendok (Plantago major L.) dengan Omeprazole dan
Ciprofibrat
Omeprazole dan ciprofibrat adalah agen yang memiliki potensi dalam
menimbulkan efek samping berupa kerusakan hepar. Berbagai laporan kasus serta
penelitian telah melaporkan bahwa omeprazole dapat meningkatkan kadar ALT
dan AST serta ciprofibrat dapat memicu terjadinya stress oksidatif diikuti
penurunan kadar antioksidan di hepar yang keduanya memicu kerusakan hepar.
Mekanisme hepatotoksik akibat omeprazole dapat terjadi melalui beberapa jalur
yaitu berhubungan dengan dosis (dose-dipendent) dan reaksi imunologi yang
menyebabkaninflamasi dan lesi pada hepar. Sedangkan ciprofibrat merupakan
obat anti dyslipidemia yang dapat memicu stress oksidatif yang diikuti penurunan
kadar antioksidan di hepar dan memicu kerusakan hepar (Sutrisna dkk., 2013).
Pemberian daun sendok (Plantago major L.) bersamaan dengan
omeprazole dan ciprofibrat dapat mengurangi efek samping hepatotoksik dari
kedua obat tersebut. Daun sendok memiliki berbagai senyawa aktif yang diduga
berperan sebagai agen hepatoprotektif melalui efeknya sebagai antiinflamasi,
antiproliferatif, antiopoptosis dan antioksidan (Turel dkk., 2009). Daun sendok
memiliki efek antioksidan akan menghambat kerusakan sel hepar akibat reaksi
stress oksidatif ciprofibrat dan meningkatkan jumlah oksidan yang ditekan oleh
omeprazole sehingga hepar dapat memperbaiki jaringan yang mengalami
degenerasi. Efek farmakologis daun sendok terutama dipernakan oleh senyawa
ursolic acid dan apigenin ( hambat COX-2), lutheolin (hambat asam arakidonat
dan meningkatkan antioksidan), baicalein (hambat produksi TNF dan
menurunkan deplesi glutation), Aucubin (hambat produksi TNF) (Sutrisna dkk.,
2013).
10
3.2 Interaksi Daun Sendok dengan Obat Antidiabetes
Daun sendok dapat meningkatkan efek obat antidiabetes. Polisakarida
yang terkandung dalam Plantago (Plantaginaceae) merupakan senyawa yang
bertanggung jawab sebagai antidiabetes, dengan mekanisme deasetilasi musilago.
Polisakarida merupakan antioksidan yang berpotensi memperbaiki kerusakan sel-
β pankreas sehingga mencegah berkembangnya penyakit diabetes melitus. Daun
sendok mengandung senyawa yang sama pada bagian biji dan herba yaitu
polisakarida (musilago) yang diduga mempunyai efek dalam menurunkan kadar
glukosa darah (Evans, 2002).
11
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini yaitu:
1. Terdapat interaksi yang terjadi antara daun sendok (Plantago mayor L.)
dengan obat Omeprazol dan Ciprofibrat yaitu menurunkan efek
hepatotoksisitas yang sebabkan oleh penggunaan Omeprazol dan
Ciprofibrat. Daun sendok juga dapat meningkatkan efek antidiabetes pada
pasien yang mengkonsumsi obat antidiabetes.
2. Daun Sendok (Plantago mayor L.) memiliki interaksi yang merugikan saat
dikonsumsi dengan makanan, yaitu dapat mneghambat penyerapan nutrisi,
vitamin/mineral dan zat besi.
4.2 Saran
Penggunaan daun sendok (Plantago major L.) tidak boleh bersamaan
dengan obat antidiabetes dan makanan dan harus diperhatikan waktu
penggunaannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Independent States (NIS). Edisi 4. Geneva: WHO Press.
Widjaja, E. A., Y. Rahayuningsih, J. S. Rahajoe, R. Ubaidillah, I. Maryanto, E. B.
Walujo, dan G. Semiadi. 2014. Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia.
LIPI Press: Kementrian Lingkungan Hidup dan Bappenas.
Zeind, C. S. dan M. G. Carvalho. 2018. Applied Therapeutics : The Clinical Use
of Drugs. Edisi Eleventh. Philadelphia: Wolters Kluwer.
14
OLEH KELOMPOK 9
Aura Kamilah Anwar (192211101103)
Evianti Takimpo (192211101106)
Meranti Bekti Pertiwi (192211101133)
Silvia Nurul Maulidha (192211101161)
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, obat
tradisonal adalah merupakan produk yang terbuat dari bahan
alam yang jenis dan sifat kandungannya sangat beragam dan
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman
Salah satu tumbuhan obat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat ialah
daun sendok (Plantago major L)
Daun Sendok atau Plantago mayor L merupakan tanaman yang sudah
banyak di gunakan masyarakat sebagai obat tradisonal. Daun sendok
tumbuh bain pada daerah yang agak lembab dan berkembang biak dengan
biji.
Kandungan kimia daun Sendok antara lain :
βD
glukopiranosil
Contoh Struktur kimia senyawa aucubin, catalpol, dan β-D-glukopiranosil
Khasiat daun sendok diantaranya yaitu mengobati batuk,
diare, luka bakar, bisul, antidiabetes serta penurun
panas.
DM dan
Hepatitis
Penggunaan
Nyeri
secara
Diare
lambung tradisonal dan
dan disentri
cacingan
Makanan dan Minuman Zat kimia
INTERAKSI
OBAT
Tradisional