Praktikum
3. Jelaskan bagaimana prinsip identifikasi dan penentuan kadar kafein, teobromin dan
teofilin dengan HPLC!
Prinsip identifikasi kafein, teobromin, dan teofilin adalah perbedaan waktu retensi
antarkomponen pada HPLC akibat perbedaan interaksi antara komponen, fase gerak,
dan fase diam pada HPLC karena karakteristik tiap komponen yang berbeda-beda
sehingga waktu retensi antarkomponen tidak akan sama yang memungkinkan untuk
membedakan serta memisahkan antara komponen yang dianalisis. Adanya
komponen dapat dilihat dari puncak pada grafik yang dihasilkan oleh analisis
UHPLC
𝐶×𝐹𝑃×𝑉
Penentuan kadar dapat dilakukan dengan perhitungan konsentrasi yaitu: 𝑊
dimana C adalah konsentrasi dari kurva, V adalah volume sampel, FP adalah faktor
pengenceran sampel, dan w adalah berat sampel.
Paraf Asisten
NILAI
Sesuai dengan indikator yang diberikan bersama paket tes kandungan boraks
pada bahan pangan, tanda positif adanya boraks adalah perubahan warna
kertas kunyit dari kuning menjadi oranye atau kemerahan semakin tinggi
konsentrasinya. Untuk sampel kerupuk merah positif boraks namun
konsentrasinya rendah yaitu antara 1-25 mg/L. Untuk sampel siomay
dinyatakan negatif karena tidak terdapat perubahan warna kertas kunyit, untuk
sampel mi basah dinyatakan negatif, begitu pula untuk sampel tahu.
Kebanyakan dari sampel yang diuji menghasilkan hasil negatif, dan yang positif
pun, yaitu sampel kerupuk, juga memiliki kadar boraks yang rendah. Akan
tetapi, sebaiknya tetap tidak dikonsumsi karena penumpukan kandungan
dalam tubuh akan berbahaya untuk jangka panjang.
Daftar pustaka
[Permenkes] Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan
Tambahan Pangan. 2012.
Santi AUP. 2017. Analisis kandungan zat pengawet boraks pada jajanan sekolah di
SDN Serua Indah 1 Kota Ciputat. Jurnal Ilmiah PSGD. 1(1): 57—61.
Daftar Pustaka
Laksmiani NPF, Widjaja INK, Sonia. 2015. Stabilitas formalin terhadap pengaruh suhu
dan lama pemanasan. Jurnal Farmasi Udayana. 4(2): 76—81.
[Permenkes] Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan
Tambahan Pangan. 2012.
Robbani DAFA, Kurniawan MF, Hapsari DF. 2023. Identifikasi formalin dan methanyl
yellow pada tahu kuning di pasar tradisional di Kecamatan Pasar Kemis
Kabupaten Tangerang. Karimah Tauhid. 2(4): 893—900.
Praktikum 8.5. Analisis Kadar Kafein, Teobromin dan Teofilin dengan HPLC
1. Tuliskan bagan persiapan contoh sebelum analisis menggunakan HPLC dan lengkapi data
di bawah! (20)
Tabel 1 Data konsentrasi dan area di bawah kurva larutan standar kafein
Area di
Konsentrasi Konsentrasi
bawah
(ppm) (mg/mL)
kurva
5 0.005 474.87183
10 0.01 928.57806
15 0.015 1454.02771
25 0.025 2297.64551
50 0.05 4630.42041
100 0.1 8913.08496
10000
9000
y = 88840x + 81.058
8000
𝑅 2 = 0.9996
4. Tuliskan satu contoh perhitungan untuk menentukan kadar komponen dalam contoh!
Bahas data hasil analisis kafein dari contoh yang dianalisis! (50)
Contoh perhitungan:
Konsentrasi dari kurva:
𝑦 = 8840𝑥 + 81.058
7876.0874−81.058
𝑥= = 0.087742 ≈ 0.0877 mg/mL
88840
𝜇𝑔 𝐶×𝑉×𝐹𝑃 0.0877×20×200
Konsentrasi kafein ( 𝑔 )=𝑊𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = = 0.693752 ≈ 0.6937 mg/mL
0.5059
Menurut SNI 01- 3542-2004, batas kafein pada kopi adalah 0.45-2% dan hasil analisis
yang dilakukan masih berada dalam batas tersebut sehingga analisis yang dilakukan
dianggap baik.
Daftar Pustaka
[BSN] Badar Standardisasi Nasional Tentang Kopi Bubuk. 2004.
1. Tuliskan hasil pengamatan ada/tidaknya methanyl yellow (hasil kualitatif dan hasil
pengamatan visual untuk setiap contoh)!
Methanyl yellow adalah sebuah senyawa kimia azo aromatik amin yang sering
digunakan sebagai zat pewarna yang memiliki warna kuning mencolok (Aini NQ
2019). Karena sifatnya yang karsinogenik dari ikatan N=N yang dimilikinya dapat
menyebabkan tumor pada hati dan organ lainnya, Methanyl yellow dilarang
penggunaannya pada bahan pangan menurut Permenkes No.
239/Menkes/Per/V/1985, dan digunakan sebagai pewarna tekstil. Namun tetap saja
untuk mengakali proses produksi murah, ada yang sengaja menambahkan pewarna
Methanyl yellow untuk memperoleh warna kuning yang mencolok pada produk tanpa
mengeluarkan banyak biaya.
Gambar 13 Hasil analisis kualitatif methanyl yellow sampel tahu kuning
Larutan sampel pada tabung reaksi tidak mengalami perubahan warna menjadi
merah, sehingga sampel tahu kuning dinyatakan negatif mengandung Methanyl
yellow. Hasil ini juga menunjukkan bahwa tahu kuning kemungkinan aman untuk
dikonsumsi karena belum diketahui apakah ada zat tambahan berbahaya lainnya,
namun setidaknya tingkat bahaya berkurang karena sampel tidak mengandung
pewarna berbahaya Methanyl yellow.
Daftar pustaka
Aini NQ. 2019. Analisis zat pewarna metanil Yyellow pada tahu kuning yang dijual di
pasar wilayah Kabupaten Pamekasan [tesis]. Universitas Muhammadiyah
Surabaya: Surabaya.
[Permenkes] Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 239 Tahun 1985 Tentang Bahan
Tambahan Pangan. 1985.
Identifikasi hasil dilakukan dengan melihat perubahan warna larutan sampel dalam
tabung reaksi setelah diberi reagen Rhodamin B. Apabila warna larutan berubah
menjadi keunguan, maka sampel dinyatakan positif mengandung Rhodamin B. Dapat
dilihat pada Gambar 14 warna larutan berubah keunguan dan menurut indikator hasil
yang ada pada rapid test kit, sampel mengandung 2 mg/ml Rhodamin B. Oleh karena
itu, sebaiknya kerupuk tersebut dihindari konsumsinya.
Daftar pustaka
Permatahati DM, Yanti LPD. 2020. Metode identifikasi rhodamine B pada makanan dan
kosmetik. Bima Nursing Journal. 2(1): 62—69.
[Permenkes] Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 239 Tahun 1985 Tentang Bahan
Tambahan Pangan. 1985.
1. Mengapa analisis kafein, teo-bromin dan teofilin dari contoh yang dianalisis dengan
HPLC menggunakan kurva standar lebih akurat daripada dengan perbandingan dua
area saja (area kafein dalam larutan contoh dibandingkan dengan 1 area kafein dalam
larutan standar)? (40)
Karena larutan standar memiliki kemurnian yang tinggi sehingga waktu retensinya
lebih akurat dan/atau konsisten. Selain itu, pada larutan standar tidak ada komponen
lain yang dapat mengganggu pembentukan peak pada analisis.
Daftar Pustaka
Suprianto. 2018. Parameter optimasi dan validasi metode ultra fast liquid
chromatography. doi: 10.5281/zenodo.1436904.