DISUSUN OLEH :
Kelompok 9
Aura Kamilah Anwar 192211101103
Evianti Takimpo 192211101106
Meranti Bekti Pertiwi 192211101133
Silvia Nurul Maulidha 192211101161
DOSEN :
Endah Puspitasari, S.Farm., M.Sc., Apt.
2.3.3 Morfologi
Tanaman berhabitus herba menahun, tidak memiliki batang, tinggi
mencapai 30-50 cm. Akar terletak dibawah tanah, berbentuk panjang, lurus,
meruncing, dan berwarna cokelat, serta dapat menembus ke permukaan, tunggal
ataupun sebagai cabang dari rimpangnya. Dari rimpang, tumbuh daun berbentuk
roset berwarna hijau, dari tengah roset akan tumbuh bunga berwarna jingga
kuning berbentuk ligulat. Buahnya berbentuk fusi, berwarna hijau hingga
kecoklatan, berakhir pada tangkai kecil yang dikelilingi oleh papus lembut dan
ditunjang oleh kepala buah berbentuk globular. Daun tersusun spiral dalam roset
yang radikal, ukuran 4-35 cm x 0,7-10 cm, melanset sungsang sampai agak
menyudip, sangat bervariasi dan berlekuk menyirip sampai menyirip sebagian
tidakteratur, berambut jarang atau hampir gundul, tangkai daun nyata atau agak
meruncing bersayap dan berwarna hijau atau merah jambu keunguan (BPOM,
2011).
2.4.3 Morfologi
Temulawak termasuk tanaman berbatang basah. Tingginya dapat mencapai
2,5 m. Bunganya berwarna putih kemerah-merahan atau kuning. Panjang tangkai
bunga 1,5 - 3 cm. Kelompok bunga 3-4 buah. Bunganya langsung keluar dari
rimpang dan berwarna merah, kelopak hijau muda, sedangkan pangkal bunga
bagian atas berwarna ungu.
2.5.3 Morfologi
Tanaman herba yang dapat tumbuh hingga ±70 cm. Batang tegak, semu,
berbentuk bulat, berwarna hijau kekuningan. Daun lanset tunggal memanjang
berwarna hijau pucat, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, tulang daun menyirip,
panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm, dan memiliki pelepah daun berwarna putih
(Winarto, 2004). Bunga majemuk dengan mahkota berwarna kuning, bersisik
(terdapat trikoma), panjang tangkai 16-40 cm, dan kelopak silindris bercangap 3
berwarna ungu (Anonim, 2016). Akar serabut berwarna coklat muda. Rimpang
warna kuning jingga hingga kuning jingga kemerahan atau kecoklatan
(Syamsuhidayat, 2000).
2.5.5 Interaksi
1. Interaksi dengan obat-obatan
Kemungkinan berinteraksi dengan obat antikoagulan, antiplatelet, heparin
dan agen trombolitik. Secara teori, kurkumin dapat meningkatkan aktivitas
obat-obatan tersebut sehingga meningkatkan resiko pendarahan. Penelitian in
vitro pada hewan menunjukkan bahwa kurkumin dapat menghambat agregasi
platelet, dimana mengakibatkan waktu pendarahan lebih lama jika dikonsumsi
bersamaan dengan obat-obatan yang mempengaruhi fungsi platelet. Perlu
perhatian khusus pada penggunaan kurkumin secara bersamaan dengan obat-
obatan tersebut. Monitor waktu pendarahan, tanda vital dan resiko pendarahan
berlebihan.
Dalam sebuah uji klinik, kunyit melalui konstituen kurkumin terbukti
dapat mempengaruhi absorpsi β-bloker yaitu berupa penurunan absorpsi
talinolol (uji terhadap manusia), peningkatan absorpsi celiprolol (uji pada
tikus). Namun penurunan absorpsi talinolol dikatagorikan sedang dan secara
klinik tidak relevan mengingat β-bloker memiliki margin terapi yang lebar.
Selain itu kurkumin dilaporkan dapat meningkatkan absorpsi midazolam
melalui mekanisme penghambatan metabolisme midazolam oleh sitokrom
P3A; tetapi tidak mempengaruhi absorpsi besi.
PEMBAHASAN
Kompisisi ramuan jamu gangguan fungsi hati untuk penggunaan satu hari,
terdiri dari bahan kering :
Daun Jombang 12 gr
Rimpang Temulawak 28 gr
Rimpang Kunyit 6 gr
3.7 KIE
Amarapurkar DN, Hashimoto E, Lesmana LA, Sollano JD, Chen PJ, Goh KL.
How common is non-alcoholic fatty liver disease in the Asia– Pacific region
and are there local differences. J Gastroenterol Hepatol. 2007 ;22(6):788-93.
Badan POM RI. 2011. Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi 1. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Depkes RI. 2003. Farmakologi jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2007. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Kwo PY, Cohen SM, Lim JK. 2016. ACG Clinical Guideline: Evaluation of
Abnormal Liver Chemistries. Am J Gastroenterol.
Hall dan Guyton, J.E. 2016. Textbook of Medical Physiology. 13th ed.
Philadelphia (PA): Elsevier, Inc.
Frank, C. Lu. 1995. Toksikologi Dasar Asas, Organ sasaran dan Penilaian
Risiko. Edisi kedua . Penerjemah Edi Nugroho. Jakarta: UI Press.
Rajkumari, S., dan Sanatombi, K. 2017. Nutritional value, phytochemical
composition, and biological activities of edible Curcuma longa: a review.
International Journal of Food Properties, 20(3): 2668-S2687.
Winarto, I., W. 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Hal: 2 - 12.
Kelompok : 9
Aura Kamilah Anwar 192211101103
Evianti Takimpo 192211101106
Meranti Bekti Pertiwi 192211101133
Silvia Nurul Maulidha 192211101161
Gangguan fungsi hati masih menjadi masalah kesehatan besar
di Negara maju maupun di negara berkembang. Indonesia merupakan
Latar Belakang negara dalam peringkat endemik tinggi mengenai penyakit hati (Depkes
RI, 2007). Penatalaksanaan gangguan fungsi hati ditujukan untuk
mengobati penyebab gangguan dan melindungi serta memperbaiki sel
hati yang berpotensi atau telah rusak karena gangguan tersebut
(hepatoprotektor). Agen hepatoprotektor menjadi penting dalam
penatalaksanaan gangguan fungsi hati karena tidak semua penyebab
gangguan fungsi hati dapat diobati dan obat yang digunakan dapat
menambah kerusakan pada sel-sel hati.
Salah satu ramuan jamu yang memiliki potensi sebagai hepatoprotektor terdiri
atas rimpang temulawak, rimpang kunyit, dan daun jombang. Ramuan ini telah melalui uji
praklinik dan uji observasi klinik. Hasil uji praklinik oleh (Haryanti dkk, 2011) membuktikan
bahwa infusa ramuan jamu untuk hepatoprotektor yang diberikan pada tikus bersama
dengan parasetamol selama tujuh hari memberikan efek hepatoprotektif.
2
Rumusan Masalah
1. Jamu apakah yang dapat diberikan pada pasien gangguan fungsi hati?
2. Bagaimana KIE yang dapat disampaikan pada pasien yang menerima jamu
untuk mengatasi gangguan fungsi hati?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jamu yang dapat diberikan kepada pasien gangguan fungsi hati.
2. Untuk mengetahui KIE yang dapat disampaikan kepada pasien yang menerima
jamu untuk mengatasi gangguan fungsi hati.
3
Indikasi Jamu
berfungsi untuk mengatasi kondisi gangguan fungsi hati
dengan cara memperbaiki dan melindungi sel-sel hati dari
kerusakan yang lebih lanjut.
1. Daun Jombang
Nama Binomial : Taraxacum officinale
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Taraxacum
5
Kandungan Metabolit dan Efek Farmakologi
6
Interaksi Daun Jombang
INTERAKSI DENGAN OBAT-OBATAN
Ciprofloksasin Menurunkan konsentrasi plasma ciprofloksasin
7
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
“
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
2. Rimpang Temulawak
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
8
Kandungan Metabolit dan Efek Farmakologi
Interaksi Rimpang
Temulawak
“ ⊷ Kingdom :
Plantae
⊷ Filum :
Tracheophyta
⊷ Kelas :
Aktivitas farmakologi kunyit putih yang telah
diteliti meliputi:
12
Interaksi Rimpang Kunyit
INTERAKSI DENGAN OBAT-OBATAN
Daun Jombang 12 gr
Rimpang Temulawak 28 gr
Rimpang Kunyit 6 gr
14
CARA PEMANENAN Rimpang Temulawak
⊷ Tanaman yang siap dipanen memiliki daun-daun dan bagian tanaman yang telah menguning dan
mengering, serta memiliki rimpang besar dan berwarna kuning kecoklatan.
⊷ Tanah disekitar rumpun digali dan rumpun tersebut diangkat bersama akar dan
rimpangnya.
⊷ Panen dilakukan pada akhir masa pertumbuhan tanaman yaitu pada musim kemarau untuk
menghindari rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya
bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya..
Daun Jombang
⊷ Harus dipanen sebelum tanaman berbunga, sebisa
mungkin daun dipanen dari tanaman dewasa.
16
PENANGANAN PASCA PANEN
d. Sortir Kering
Sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan
bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotorankotoran lain.
e. Pengemasan
Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong
plastik atau karung yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya)
dan berikan label yang jelas
f. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30º C dan
gudang harus memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi
bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan
yang cukup hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama
18
gudang.
INDIKASI JAMU
Ramuan jamu berfungsi untuk :
⊷mengatasi kondisi gangguan fungsi hati dengan cara
memperbaiki dan melindungi sel-sel hati dari kerusakan
yang lebih lanjut.
⊷Pada kondisi gangguan fungsi hati ringan dengan
kadar SGOT dan SGPT 2-3 kali lebih tinggi dari rentang
normal tanpa penyebab yang jelas, ramuan jamu ini
dapat mengatasi gangguan fungsi hati.
19
Cara Pembuatan Jamu
1. Direbus air sebanya satu liter dalam panci stainless atau berbahan
“
kendi tertutup hingga mendidih
Aturan Minum
“
jamu.
Pemberian KIE kepada pasien sangat penting karena ramuan jamu mampu berinteraksi dengan
beberapa obat dan tanaman obat lain nya. Interkasi tersebut akan memberikan efek samping yang
tidak diinginkan bagi pasien yang mengonsumsinya. Efek beberapa interaksi yang dapat ditimbulkan
yaitu menghambat absorbsi dan meningkatkan aktivitas beberapa obat.
Daftar Pustaka
Anonim. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 6 Tahun 2016: Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Amarapurkar DN, Hashimoto E, Lesmana LA, Sollano JD, Chen PJ, Goh KL. How common is non-alcoholic fatty liver disease in the Asia–
Pacific region and are there local differences?. J Gastroenterol Hepatol. 2007 ;22(6):788-93.
Ashraf, K. 2018. A comprehensive review on Curcuma longa Linn.: Phytochemical, pharmacological, and molecular study. International Journal
of Green Pharmacy, 11(04).
Badan POM RI.2011.Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi 1.Jakarta:Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
BPOM RI. 2013. Formularium Ramuan Etnomedisin Obat Asli Indonesia. VolumeIII. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik I
ndonesia.
Catalogue of Life. 2019. Curcuma longa L. World Checklist of Selected Plant Families: Kew Plants People Possibilities. Dalimartha S.
Ensiklopedi tanaman obat indonesia. Jakarta: Dinamika Media; 2008.
Ganong, William F. 2008. Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes RI. 2003. Farmakologi jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2007,. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kwo PY, Cohen SM, Lim JK. ACG Clinical Guideline: Evaluation of Abnormal Liver Chemistries. Am J Gastroenterol. 2016.
Haryanti S, Ratnawati G, Dewi APK. Laporan Penelitian : Studi Praklinik Potensi Hepatoprotektif Ramuan Jamu (Rimpang Temulawak,
Rimpang Kunyit, dan Herba Jombang). Tawangmangu: B2P2TOOT;2012.
Rajkumari, S., dan Sanatombi, K. 2017. Nutritional value, phytochemical composition, and biological activities of edible Curcuma longa: a
review. International Journal of Food Properties, 20(3): 2668-S2687.
Rukmana, A.R. 1995.Temulawak Tanaman Rempah dan Obat. Yogyakarta: Kanisius
Syamsuhidayat, S. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Winarto, I., W. 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Hal: 2 - 12.
Zulkarnain Z, Astana PRW. Studi Klinis Formula Jamu sebagai Hepatoprotektor. Prosiding Seminar Nasional Diabetes Mellitus.
Surakarta: Universitas Setia Budi: 2013: 30-5.
23
THANK YOU……
24