Anda di halaman 1dari 30

PENUNTUN PRAKTIKUM

PENGUJIAN MUTU DAN KEAMANAN FARMASI

TIM PENYUSUN:

LABORATORIUM KIMIA FARMASI DAN MAKANAN


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
PERCOBAAN I
PENENTUAN KADAR ASAM BENZOAT PADA MINUMAN
TEH KEMASAN

A. Uraian Umum
Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan dan sering
digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. Penambahan ini
menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan setelah itu akan meningkatkan
keasaman dari urin. Penambahan benzoat dalam minuman ringan dengan konsentrasi tidak
lebih dari 0,1% tidak membahayakan tubuh. Tubuh manusia mampu melakukan proses
detoksifikasi terhadap asam benzoat. Melalui reaksi antara asam benzoat dengan asam amino
glisin, maka akan terbentuk asam hipurat. Asam hipurat akan dibuang oleh tubuh.
Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam bentuk garamnya karena kelarutannya
lebih baik daripada bentuk asamnya. Bentuk garam dari asam benzoat yang banyak digunakan
adalah natrium benzoat. Benzoat dan turunannya dapat menghancurkan sel-sel mikroba
terutama kapang. Natrium benzoat bekerja efektif pada pH 2,5 - 4 sehingga banyak digunakan
pada makanan atau minuman yang bersifat asam.
Pada minuman ringan sering ditambahkan bahan tambahan makanan, salah satunya
adalah pengawet sintetik. Penggunaan bahan pengawet sintetik tersebut harus diperhatikan
kadarnya karena apabila dikonsumsinya berlebihan maka dapat membahayakan bagi kesehatan
tubuh.
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempunyai
sifat mudah rusak. Bahan ini dapat memperlambat proses fermentasi, pengasaman atau
penguraian yang disebabkan oleh mikroba. Akan tetapi, tidak jarang produsen menggunakan
pada pangan yang relatif awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau
memperbaiki tekstur
Natrium benzoat merupakan garam natrium dari asam benzoat yang sering digunakan
pada bahan makanan. Natrium benzoat memiliki karakteristik stabil, tanpa bau, berbentuk
kristal putih, larut air dan etanol.
Didalam bahan pangan, natrium benzoat akan terurai menjadi bentuk aktifnya yaitu
asam benzoate. Mekanisme kerja asam benzoat atau garamnya berdasarkan pada permeabilitas
membran sel mikroba terhadap molekul-molekul asam yang tidak terdisosiasi. Isi sel mikroba
mempunyai pH yang selalu netral. Bila pH sitoplasma mikroba menjadi asam atau basa, maka
akan terjadi gangguan pada organ-organ sel sehingga metabolisme terhambat dan akhirnya sel
mati. Membran sel mikroba hanya permeabel terhadap molekul asam yang tidak terdisosiasi.
Maka untuk mendapatkan efektifitas yang tinggi sebaiknya asam-asam tersebut digunakan
dalam lingkungan asam. Hal ini juga disebabkan pada pH netral dan basa, asam-asam organik
terurai menjadi ion-ionnya.

B. Tujuan
Mengetahui, memahami, dan menentukan kadar asam benzoat pada minuman teh kemasan
secara kualitatif dan kuantitatif.

C. Kegunaan Percobaan
Makanan dan minuman yang dihasilkan oleh industri makanan diolah sedeikian rupa
sehingga makanan dan minuman dapat disukai oleh konsumen, salah satunya yaitu dengan
menambahkan bahan kimia sebagai bahan tambahan makanan. Bahan tambahan makanan
merupakan bahan yang ditambahkanke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun
bentuk makanan. Penambahan bahan tambahan dalam makananharus memiliki dosis tertentu
karena bahan tambahan makanan dapat menyebabkan bahaya kesehatan.

D.Hubungan dengan Matakuliah


Pengaplikasian metode analisis yang digunakan pada penentuan kadar asam benzoat dalam
sediaan minuman teh kemasan.

E. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Erlenmeyer g. Corong pisah
b. Gelas kimia h. Labu ukur
c. Batang pengaduk i. Statif dan klem
d. Buret j. Tabung reaksi
e. Pipet volume k. Penangas air
f. Cawan porselin

2. Bahan
a. Etanol 95%
b. FeCl3 1%
c. HCl 10%
d. H2C2O4 0,05 M
e. Indikator Fenolftalein
f. CHCl3
g. NaOH 0,1 M
h. Sampel
i. Aquadest

F. Prosedur Kerja
1. Standarisasi NaOH dengan menggunakan H2C2O4 0,05 M
a. Siapkan statif, buret dan Erlenmeyer
b. Isi buret dengan NaOH 0,1 M
c. Ambil 10 mL H2C2O4 0,05 M, masukkan ke dalam Erlenmeyer
d. Tambahkan 3 tetes indikator PP
e. Titrasi dengan NaOH sampai warna ungu lembayung
f. Catat volume titrasi, diulangi sebanyak 3 kali.
g. Hitung konsentrasi NaOH

2. Preparasi sampel
a. Masukkan 50 mL larutan sampel ke dalam corong pisah
b. Tambahkan 10 mL HCl 10%, gojog
c. Tambahkan CHCl3 25 mL, gojog kembali. Diamkan sampai terbentuk 2
lapisan
d. Tampung lapisan CHCl3, masukkan ke dalam Erlenmeyer
e. Uapkan diatas penangas sampai residu kering
f. Tambahkan sedikit etanol sampai residu larut, masukkan ke dalam labu takar
50 mL
g. Tambahkan etanol sampai tanda batas

3. Uji Kualitatif
a. Diambil 3 mL sampel hasil preparasi
b. Masukkan dalam tabung reaksi
c. Tambahkan 5 tetes FeCl3, jika positif akan membentuk warna ungu.
4. Uji Kuantitatif
a. Ambil 10 mL sampel yang telah dipreparasi, masukkan kedalam Erlenmeyer
b. Tambahkan indikator PP, titrasi dengan NaOH hasil standarisasi hingga ungu
lembayung.
c. Catat volume titrasi, ulangi sebanyak 3 kali
d. Hitung kadar asam benzoat dalam sampel.

G. Hasil dan Perhitungan


1. Tabel Pengamatan
a. Standarisasi
No. Volume X (mL) Volume Y (mL)
1.
2.
3.
x

b. Uji Kualitatif
No. Sampel Hasil Keterangan
1.
2.

c. Uji Kuantitatif
Volume Y (mL)
No. Sampel Kadar
X Sampel
1.
2.
3.

2. Perhitungan
H. Soal-soal
1. Uraikan secara narasi, singkat, dan padat tentang tata cara pelaksanaan percobaan
yang anda lakukan!
2. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap bahan yang anda gunakan dalam pelaksanaan
percobaan ini!
3. Uraikan tujuan dilakukan standarisas, penentuan angka asam, preparasi sampel, uji
kualitatif dan uji kuantitatif yang dilakukan pada percobaan ini!
4. Sifat fisika dan kimia asam benzoate!
5. Metode yang digunakan dalam menganalisis kadar asam benzoate dan jelaskan!
6. Jelaskan Mekanisme perubahan warna yang terjadi pada percobaan ini!
7. Jelaskan mengapa dilakukannya standarisasi, dan dalam percobaan ini mengapa
standarisasi NaOH menggunakan asam oksalat!
8. Simpulkan hasil percobaan sesuai dengan tujuan, terkait dengan bahan dan teknik
perngerjaan dan juga percobaan yang gagal atau hasilnya tidak sesuai!
PERCOBAAN II
PENETAPAN KADAR BORAKS

A. Uraian Umum
Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih tidak berbau dan stabil pada suhu
ruangan. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natrium tetraborat (NaB4O7.10
H2O). Jika larut dalam air akan menjadi hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau
asam boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen dan antiseptik.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks tidak berakibat buruk secara
langsung, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh
konsumen secara kumulatif. Larangan penggunaan boraks juga diperkuat dengan adanya
Permenkes RI No 235/Menkes/VI/1984 tentang bahan tambahan makanan, bahwa Natrium
Tetraborate yang lebih dikenal dengan nama Boraks digolongkan dalam bahan tambahan yang
dilarang digunakan dalam makanan, tetapi pada kenyatannya masih banyak bentuk
penyalahgunaan dari zat tersebut (Subiyakto, 1991). Nevrianto (1991) menyebutkan bahwa
Boraks dinyatakan dapat mengganggu keseahatan bila digunakan dalam makanan, misalnya
mie, bakso kerupuk.

B. Tujuan
Menentukan kadar boraks dalam sediaan makanan.

C. Kegunaan Percobaan
Efek negatif yang ditimbulkan dapat berjalan lama meskipun yang digunakan dalam
jumlah sedikit. Jika tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat,
ginjal dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal merupakan organ paling
mengalami kerusakan dibandingkan dengan organ lain. Dosis fatal untuk dewasa 15-20 g dan
untuk anak-anak 3-6 g (Simpus, 2005).

D. Hubungan dengan Matakuliah


Pengaplikasian metode analisis yang digunakan pada penentuan kadar boraks dalam
sediaan makanan.
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Cawan petri i. Erlenmeyer
b. Korek api j. Spatula
c. Pemijar k. Pengaduk kaca
d. Pipet ukur l. Timbangan analitik
e. Mortir dan penggerus m. Gelas kimia
f. Cawan porselin n. Labu ukur
g. Tabung reaksi o. Oven
h. Corong p. Spektrofotometer UV-Vis

2. Bahan
a. larutan Bakso
b. HCl 1N
c. Aquadest
d. Asam sulfat pekat
e. Natrium karbonat
f. Metanol
g. Kertas tumerik

F. Prosedur Kerja
Menurut Roth, (1988), metode uji nyala pada boraks:
1. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram dan dipotong-potong kecil lalu di oven pada
suhu 1200C selama 6 jam.
2. Kemudian sampel dimasukan ke dalam cawan porselin.
3. Dimasukkan ke dalam tanur dan dipijarkan pada suhu 8000C.
4. Sisa pemijaran ditambahkan 1-2 tetes asam sulfat pekat dan 5-6 tetes metanol,
kemudian dibakar.
5. Bila timbul nyala hijau, maka menandakan adanya boraks.

Metode Uji warna dengan kertas turmerik


1. Kurang lebih 10 g sampel di gerus masukkan ke kurs porselen
2. Ditambahkan 10 ml Natrium Karbonat 10% dan diaduk rata
3. Diuapkan diatas tangas air sampai kering atau mengarang
4. Dimasukkan ke dalam tanur dan dipijarkan pada suhu 5500 C sampai pengabuan
sempurrna.
5. Setelah dingin ditambahkan 10 ml air panas, panaskan
6. Ditambahkan HCl (1:1) sampai asam,
7. Disaring sampai didapat filtrat
8. Kertas turmerik dicelupkan ke dalam filtrat
9. Jika berwarna merah maka positif mengandung boraks (Depkes, 1993).

Uji Kuantitatif Boraks


1. Ditimbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 10 gram di dalam krus porselen,
lalu diabukan pada suhu 6000C selama 8 jam.
2. Ke dalam abu yang telah dingin ditambahkan aqua demineralisata panas, sambil
diaduk dengan batang pengaduk.
3. Kemudian disaring melalui kertas whatman ke dalam labu ukur 250 mL, kertas saring
dibilas dengan aqua demineralisata panas hingga garis tanda. Lalu larutan sampel
tersebut dikocok.
4. Larutan sampel ditimbang sebanyak 250 µL, 500 µL dan 1 mL ke dalam cawan
penguap lalu ditambahkan 4 mL pereaksi kurkumin dan cawan digoyang-goyangkan
dengan hati-hati agar kedua larutan tercampur.
5. Cawan diletakkan di atas penangas air, diatur pada suhu 550C dan dibiarkan selama
80 menit sampai terbentuk residu berwarna merah kecoklatan. Cawan diangkat dan
didinginkan
6. Setelah cawan dingin pada suhu kamar, ditambahkan 10 mL etanol 96%, diaduk
dengan hati-hati sampai semua residu terlarut, dimasukkan ke dalam labu ukur 25
mL.
7. Cawan dibilas dengan sedikit etanol 96% dan dimasukkan air bilasannya ke dalam
labu ukur. Selanjutnya ditambahkan etanol 96% hingga garis tanda lalu larutan
dihomogenkan.
8. Diukur serapan maksimum pada λ 500-800 nm dengan menggunakan blanko yaitu 4
mL kurkumin yang diuapkan dicawan seperti halnya di atas dan dimasukkan ke dalam
labu ukur 25 mL, dicukupkan dengan etanol 96% hingga garis tanda. Lalu diukur
serapan pada λ max yang diperoleh.
G. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
a. Uji kadar boraks
Uji Kualitatif Uji Kuantitatif

No. Kode Sampel Panjang


Uji nyala Uji numerik Bobot sampel (g)
Gelombang (nm)

2. Perhitungan

H. Soal
1. Tuliskan judul dan tujuan dari percobaan yang telah anda lakukan?
2. Tuliskan alat serta bahan yang digunakan pada percobaan tersebut serta fungsinya
3. Apa yang dimaksud dengan boraks dan tuliskan fungsinya
4. Apakah boraks dapat digunakan sebagai bahan pengawet dalam sediaan makanan,
berikan alasannya?
5. Tuliskan efek samping dari boraks bagi tubuh manusia.
6. Bagaimana cara mengukur kadar boraks pada suatu sampel. Hubungkan dengan
sampel yang kalian gunakan pada percobaan yang anda lakukan.
7. Tuliskan dan jelaskan hasil pengamatan yang anda peroleh pada percobaan tersebut.
8. Tuliskan kesimpulan dari percobaan yang telah anda lakukan.
PERCOBAAN III
ANALISIS KADAR FORMALIN
DALAM BAHAN MAKANAN BERFORMALIN
SECARA SPEKTROFOTOMETRI

A. Uraian Umum
Formalin dengan rumus kimia CH2O merupakan suatu larutan yang tidak berwarna,
berbau tajam yang mengandung lebih kurang 37% formaldehid dalam air dan biasanya
ditambahkan methanol 10-15% sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh
hama dan banyak digunakan dalam industri.
Pengawet ini memiliki unsur aldehid yang bersifat mudah bereaksi dengan protein,
karenanya ketika ditambahkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat protein mulai
dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap ke bagian dalamnya. Dengan matinya protein
setelah terikat unsur kimia dari formalin maka bila ditekan tahu akan terasa lebih kenyal. Selain
itu protein yang telah mati tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa
asam. Itulah sebabnya tahu atau makanan lainnya lebih awet. Melihat sifatnya, formalin juga
sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada
lambung. Terlebih bila formalin yang digunakan memiliki dosis tinggi.
Hampir semua jaringan di tubuh mempunyai kemampuan untuk memecah dan
memetabolisme formaldehid. Salah satunya membentuk asam format dan dikeluarkan melalui
urin. Formaldehid dapat dikeluarkan sebagai CO2 dari dalam tubuh. Tubuh juga diperkirakan
dapat memetabolisme formaldehid bereaksi dengan DNA atau protein untuk membentuk
molekul yang lebih besar sebagai tambahan DNA atau protein tubuh.

B. Tujuan
Menentukan kadar formalin dalam bahan makanan berformalin.

C. Kegunaan Percobaan
Pengunaan formalin antara lain sebagai pembunuh kuman sehingga digunakan sebagai
pembersih lantai, gudang, pakaian dan kapal, pembasmi lalat dan serangga lainnya, bahan
pembuat sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Produsen kecil seringkali
tidak mengetahui bahwa penggunaan formalin sebagai bahan pengawet tidaklah tepat karena
dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
D. Hubungan dengan Matakuliah
Pengaplikasian metode analisis yang digunakan pada penentuan kadar formalin dalam sediaan
bahan makanan.

E. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Pipet ukur 10 mL e. Mortir dan stamper
b. Pipet volume 25 mL f. Sentrifuge
c. Labu ukur 25 dan 500 mL g. Spektrofotometer UV-Vis
d. Neraca analitik

2. Bahan
a. Sampel
b. Air
c. Isopropil alkohol 45%
d. Formaldehid
e. K3Fe(CN)6 0,1 M
f. Fenil hidrazin
g. NaOH 0,1N

F. Prosedur Kerja
1. Persiapan sampel
a) Dicuci terlebih dahulu tahu yang telah dibuat
b) Ditimbang tahu dengan berat 10 g
c) Direndam tahu dengan formalin 2% selama 1 hari
d) Tahu ini sebagai sampel yang akan dianalisa kadar formalinnya

2. Pembuatan larutan standar


a) 1 mL formaldehid (400 g/L) diencerkan dengan aquades menjadi 500 mL.
b) Disiapkan larutan standar, diisi dengan larutan induk masing-masing 0 mL (blanko);
2,5 mL; 5 mL; 7,5 mL; dan 10 mL ke dalam labu takar 25 mL.
c) Tambahkan 0,5 mL fenil hidrazin; 0,5 mL IPA 45%; 0,3 mL K3Fe(CN)6 0,1 M; 2 mL
NaOH 0,1 N dan ditambahkan IPA 45% sampai tanda batas.
d) Diambil salah satu larutan standar, dibaca pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 500-540 nm dengan selang 2 nm.
e) Gunakan panjang gelombang maksimum untuk menentukan absorbansi larutan standar
lainnya.
f) Tentukan kurva kalibrasi.

3. Analisa kadar formalin secara spektrofotometri


a) Disiapkan sampel
b) Dihaluskan sampel dan ditimbang sebanyak 2 g.
c) Dimasukkan sampel ke dalam sentrifuge dan ditambahkan IPA 45% sebanyak 12,5 mL.
Sampel disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm.
d) Diambil filtratnya 5 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL.
e) Tambahkan 0,5 mL fenil hidrazin; 0,5 mL IPA 45%; 0,3 mL K3Fe(CN)6 0,1 M; 2 mL
NaOH 0,1 N dan ditambahkan lagi dengan IPA 45% sampai tanda batas.
f) Dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum.

G. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
No. Sampel Kadar
1
2

2. Perhitungan
H. Soal-soal
1. Tuliskan judul dan tujuan dari percobaan yang telah anda lakukan?
2. Tuliskan alat serta bahan yang digunakan pada percobaan tersebut serta fungsinya
3. Apa yang dimaksud dengan formalin dan tuliskan fungsinya
4. Sebutkan zat pengawet yang dibolehkan untuk sediaan makanan?
5. Apakah formalin dapat digunakan sebagai zat pengawet pada makanan? Jelaskan!
6. Tuliskan efek samping dari formalin bagi tubuh manusia.
7. Bagaimana cara mengukur kadar formalin pada suatu sampel. Hubungkan dengan
sampel yang kalian gunakan pada percobaan yang anda lakukan.
8. Tuliskan dan jelaskan hasil pengamatan yang anda peroleh pada percobaan tersebut.
9. Tuliskan kesimpulan dari percobaan yang telah anda lakukan
PERCOBAAN IV
ANALISIS ZAT PEWARNA RHODAMIN B
PADA BAHAN MAKANAN & KOSMETIK

A. Uraian Umum
Rhodamin B merupakan bahan pewarna tekstil yang dilarang penggunaannya dalam
produk-produk pangan. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi mata, kerusakan hati, tumor,
dan kanker jika terakumulasi di dalam tubuh.
Rhodamin B adalah zat pewarna yang tersedia di pasar untuk industri tekstil. Zat ini
sering disalahgunakan sebagai zat pewarna makanan dan kosmetik di berbagai negara.
Rhodamin B berbentuk kristal merah keunguan dan dalam larutan akan berwarna merah terang
berpendar dan tidak boleh digunakan sebagai pewarna pada makanan. Makanan yang
ditemukan mengandung rhodamin B diantaranya kerupuk, terasi, dan makanan ringan. Zat ini
banyak juga ditemukan pada kembang gula, sirup, manisan, dawet, ikan asap, dan cendol.
Rhodamin B sering digunakan sebagai zat pewarna kertas dan tekstil.
Ciri-ciri makanan yang mengandung rhodamin B yaitu berwarna merah mencolok dan
cenderung berpendar serta banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen
(misalnya pada kerupuk dan es putar). Tanda-tanda dan gejala akut bila terpapar rhodamin B
a) Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan

b) Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit

c) Jika terkena mata dapat menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan.

d) Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau
merah muda.

B. Tujuan
Menentukan secara kualitatif dan kuantitatif zat pewarna rhodamin B yang terdapat
pada bahan makanan.

C. Kegunaan Percobaan
Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna
tekstil. Penggunaan zat pewarna rhodamin B ini dilarang karena dapat menimbulkan efek
negatif bagi tubuh. Beberapa produsen makanan dan minuman yang menggunakan rhodamin
B yang dilarang tersebut memiliki warna cerah, praktis digunakan, harga relatif lebih murah
sehingga memungkinkan masyarakat untuk membelinya.

D. Hubungan dengan Matakuliah


Pengaplikasian metode analisis yang digunakan pada penentuan kadar rhodamin B
dalam sediaan makanan.

E. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Chamber KLT dan tutupnya g. Pipet ukur
b. Cawan porselin h. Pro pipet
c. Gelas kimia i. Timbangan analitik
d. Hot plate j. Water bath
e. Lampu UV 254 dan 366 nm k. Spektrofotometer UV-VIS
f. Pipa kapiler

2. Bahan
a. Amonia 2 % dan 10% f. Plat KLT
b. Asam asetat 10 % g. Petroleum eter
c. Benang wol bebas lemak h. Rhodamin B standar
d. Etanol 70 % i. HCl 0,1 M
e. Isopropanol j. Sampel

F. Prosedur Kerja
1. Persiapan benang wol bebas lemak
a) Rendam benang wol bebas lemak dalam petroleum eter selama 24 jam
b) Benang wol yang sudah direndam diangkat dan diangin-anginkan hingga kering

2. Pembuatan eluen
a) Ambil 9,52 mL isopropanol dan 0,48 mL amonia, campurkan dan homogenkan.
b) Larutan ini sebagai eluen untuk analisis secara kualitatif dengan KLT dengan eluen
isopropanol : amonia (20 : 1)
3. Pembuatan larutan baku rhodamin B dan persamaan kurva standar baku
a) Timbang 2 mg rhodamin B standar dan larutkan dengan HCl 0,1 M di dalam labu ukur
100 mL. Larutan ini disebut larutan stok.
b) Dibuat larutan baku dengan konsentrasi 0,5 ; 1 ; 1,5 ; 2 ; 3 ; 5 ; 7,5 ppm dengan
menggunakan pelarut HCl 0,1 M.
c) Lakukan hal yang sama dengan terhadap blanko
d) Lakukan penentuan absorbansi setiap larutan baku pada panjang gelombang maksimum
yang telah ditentukan
e) Catat absorbansi dan tentukan persamaan regresi linearnya.

4. Penentuan panjang gelombang maksimum larutan baku rhodamin B


a) Masukkan larutan baku 2 ppm ke dalam kuvet
b) Penentuan panjang gelombang maksimum dengan cara melakukan scanning pada
panjang gelombang 500 – 600 nm.
c) Catat nilai absorbansi, buat kurva dan tentukan titik puncak. Titik puncak merupakan
panjang gelombang maksimum.

5. Preparasi sampel
a) Sampel ditimbang sebanyak 10 g masukkan ke dalam erlenmeyer kemudian rendam
dalam 20 mL amonia 2% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) selama semalaman
b) Larutan disaring filtratnya dengan menggunakan kertas saring, larutan dipindah ke
dalam gelas kimia kemudian dipanaskan di atas hot plate.
c) Residu dari penguapan dilarutkan dalam 10 mL air yang mengandung asam (campuran
antara 10 mL air dan 5 mL asam asetat 10%)
d) Benang wol bebas lemak dengan panjang 15 cm dimasukan ke dalam larutan asam dan
didihkan hingga 10 menit, pewarna akan mewarnai benang wol, kemudian benang
diangkat.wol, kemudian benang diangkat.
e) Benang wol dicuci dengan air
f) Kemudian benang dimasukan ke dalam 10 mL amonia 10% (yang dilarutkan dalam
etanol 70%) dan didihkan
g) Benang wol akan melepaskan pewarna, pewarna akan masuk ke dalam larutan basa
h) Larutan yang didapat selanjutnya akan digunakan sebagai cuplikan sampel pada
analisis KLT dan spektrofotometri
6. Analisis kualitatif
a) Aktifkan plat KLT dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu 100oC selama 30
menit.
b) Ditotolkan cuplikan sampel pada plat KLT dan totolkan larutan pembanding rhodamin
B standar
c) Dimasukkan plat KLT yang telah ditotolkan ke dalam bejana kromatografi yang
terlebih dahulu berisi eluen yang telah dijenuhkan.
d) Plat KLT yang telah diangkat diberikan sinar UV 254 & 366 nm, amati penampakan
noda pada plat KLT
e) Selanjutnya plat KLT disemprot dengan H2SO4 10% kemudian dikeringkan di dalam
oven, amati penampakan noda pada plat KLT.
f) Bandingkan Rf sampel dengan Rf rhodamin B standar

7. Analisis kuantitatif
a) Ambil 2 mL cuplikan sampel masukkan ke dalam labu ukur 10 mL
b) Tambahkan pelarut HCl 0,1 M hingga tanda batas.
c) Masukkan dalam kuvet larutan tersebut dan ukur absorbansinya di panjang gelombang
maksimum.
d) Lakukan hal yang sama terhadap blanko.
e) Hitung kadar rhodamin B dalam sampel.

G. Hasil dan Perhitungan


1. Tabel Pengamatan
a. Uji Kualitatif
No Sampel Eluen Nilai Rf Keterangan
1
2
3
x
b. Uji Kuantitatif
No Panjang Gelombang (nm) Absorbansi (A)
1
2
3
x

c. Penentuan Kurva Baku


No Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)
1
2
3
x

d. Penentuan Kadar Sampel


No Sampel Absorbansi Kadar (mg/kg)
1
2
3

2. Perhitungan

H. Soal-soal
1. Uraikan secara narasi, singkat, dan padat tentang tata cara pelaksanaan percobaan yang
anda lakukan!
2. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap bahan yang anda gunakan dalam pelaksanaan
percobaan ini!
3. Uraikan tujuan dilakukan pengujian kualitatif dan kuantitatif, serta penentuan kadar
pada percobaan ini!
4. Simpulkan hasil percobaan sesuai dengan tujuan, terkait dengan bahan dan teknik
perngerjaan dan juga percobaan yang gagal atau hasilnya tidak sesuai.
PERCOBAAN V
ANALISIS HIDROKUINON
DALAM SEDIAAN PEMUTIH KULIT
A. Uraian Umum
Dari sekian banyak pemutih yang beredar di pasaran, hidrokuinon merupakan yang
paling besar jumlahnya. Hidrokuinon bekerja dengan cara hiperpigmentasi (kulit yang
mengalami perubahan warna) seperti bintik-bintik coklat pada orang tua, bahan ini sebaiknya
digunakan pada waktu malam hari. Produk ini juga jelas mempunyai efek samping yaitu
menyebabkan rasa gatal, panas dan iritasi serta tidak boleh digunakan sebagai pelindung
terhadap sinar matahari. FDA (Food and Drugs Association) hanya memperbolehkan
penggunaan hidrokuinon sebanyak 2% atau kurang dalam pembuatan produk krim pemutih.
Hidrokuinon (C6H6O2) yang mempunyai BM = 110,11 mengandung tidak kurang 99% dan
tidak lebih dari 100,5% C6H6O2 dihitung terhaadap yang telah dikeringkan. Hidrokuinon
berupa hablur jarum halus berwarna putih menjadi tua oleh pengaruh cahaya dan udara, untuk
kelarutanyya, zat ini mudah larut dalam air, etanol 95% P dan eter P, karena sifatnya yang
dapat berubah oleh cahaya dan udara maka hidrokuinon disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan terlindung dari cahaya.
Adapun khasiat, kegunaan, dan penggunaannya adalah untuk pemutih kulit,
antioksidan, pereduksi. Kadar hidrokuinon 2-5% dalam krim, salep atau lotion yang dapat
menghambat kerja enzim tiroksinase, mengurangi pembentukan melamin di dalam melanosom
dan degradasi melanosom. Efek samping hidrokuinon berupa iritasi kulit ringan, panas, merah,
gatal. Monobenzil hidrokuinon 2-4% merupakan pemutih yang sangat kuat sehingga dapat
menyebabkan terjadinya vitiligo akibat kerusakan sel melanosit.

B. Tujuan
Menentukan secara kualitatif dan kuantitatif hidrokuinon yang terdapat pada sediaan
pemutih kulit.

C. Kegunaan Percobaan
Hidrokuinon merupakan golongan obat keras yang penggunaannya hanya dengan resep
dokter. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis hidrokuinon dalam sediaan pemutih kulit yang
dicurigai mengandung zat tersebut.
D. Hubungan dengan Matakuliah
Pengaplikasian metode analisis yang digunakan pada penentuan secara kualitatif dan
kuantitatif hidrokuinon yang terdapat pada sediaan pemutih kulit.

E. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Plat KLT f. Kertas Saring
b. Pipa Kapiler g. Gelas Chamber
c. Hot Plate h. Lampu UV 254 dan 366 nm
d. Gelas Ukur i. Spektrofotometer UV-Vis
e. Gelas Kimia
2. Bahan
a. Sampel pemutih kulit
b. KBr
c. Metanol
d. Hidrokuinon standar
e. Kloroform
f. Petroleum eter
g. Aquades
h. HCl 4N
i. Padatan Na2SO4
j. Etanol
k. CH3COOH
l. Toluena
m. Floroglusinol 1%
n. NaOH 0,5 N
F. Prosedur Kerja
Analisis Kualitatif Hidrokuinon dengan KLT
1. Larutan Uji
a) Ditimbang sebanyak 1,25 g sampel krim pemutih dan dimasukkan ke dalam gelas
kimia.
b) Ditambahkan 1 mL HCl 4N
c) Ditambahkan 5 mL etanol, dipanaskan sambil diaduk.
d) Disaring dan dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL. Di dalam kertas saring
ditambahkan 0,5 g Na2SO4 untuk mengikat lemak.
e) Ditambahkan etanol sampai tanda batas., homogenkan.
2. Larutan Baku
a) Ditimbang sebanyak 25 mg hidrokuinon standar.
b) Dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL
c) Ditambahkan 1 mL HCl 4N.
d) Ditambahkan etanol sampai tanda batas, homogenkan.
3. Uji KLT
a) Di atas plat KLT ditotolkan larutan sampel dan larutan uji dengan jarak 10 cm dari
bagian bawah.
b) Kemudian plat KLT dimasukkan ke dalam chamber yang berisi fase gerak
toluena:asam asetat (80:20) yang telah jenuh.
c) Dibiarkan fase gerak (pelarut) naik ke atas.
d) Plat KLT diangkat dan dikeringkan, kemudian gunakan lampu UV 254 dan 366 nm
untuk mengetahui noda.
e) Hitung Rf dari larutan uji dan sampel.

Analisis Kuantitatif Hidrokuinon secara Spektrofotometri


1. Larutan Standar Hidrokuinon
a) Ditimbang 50 mg standar hidrokuinon, dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
b) Larutkan dengan etanol 95% secukupnya dan masukkan ke dalam labu ukur 100
mL.
c) Tambahkan etanol 95% sampai tanda batas, homogenkan.
d) Larutkan induk yang telah dibuat, encerkan dan buat seri konsentrasi hidrokuinon
dengan konsentrasi 50 ppm; 100 ppm; 150 ppm; 200 ppm; 250 ppm.

2. Penentuan panjang gelombang maksimum


a) Ambil 5 mL larutan standar hidrokuinon 100 ppm dalam tabung reaksi.
b) Tambahkan 1 mL floroglusinol 1% dan 0,5 mL NaOH 0,5N.
c) Panaskan menggunakan penangas dengan suhu 70oC sampai terbentuk warna
merah.
d) Tabung reaksi didinginkan oleh air dengan suhu 25oC,
e) kemudian tambahkan etanol pada labu ukur 10 mL sampai tanda batas.
f) Ukur serapan larutan tersebut dari panjang gelombang 500-550 nm dengan selang 2
nm.
g) Panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi maksimum digunakan untuk
penentuan kurva kalibrasi dan sampel.

3. Penentuan kurva kalibrasi standar hidrokuinon


a) Diambil sebanyak 5 mL masing-masing larutan seri hidrokuinon.
b) Tambahkan 1 mL floroglusinol 1% dan 0,5 mL NaOH 0,5N
c) Panaskan menggunakan penangas dengan suhu 70oC sampai terbentuk warna merah.
d) Tabung reaksi didinginkan oleh air dengan suhu 25oC,
e) kemudian tambahkan etanol pada labu ukur 10 mL sampai tanda batas.
f) Ukur serapan larutan tersebut pada panjang gelombang maksimum
g) Buat persamaan regresi linier dari larutan standar hidrokuinon.

4. Penentuan hidrokuinon dalam sampel


a) Ambil 2,5-5 g sampel krim pemutih, disuspensikan dengan air secukupnya.
b) Pindahkan suspense ke dalam corong pisah, ekstraksi dengan 15 mL petroleum eter
sebanyak 4 kali.
c) Kumpulan ekstrak petroleum eter diupakan di udara sampai kering.
d) Sisa penguapan ditambahkan etanol secukupnya dan dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 mL.
e) Tambahkan etanol sampai tanda batas.
f) Diambil 5 mL larutan tersebut kemudian ditambahkan 1 mL floroglusinol 1% dan
0,5 mL NaOH 0,5N.
g) Panaskan menggunakan penangas dengan suhu 70oC sampai
h) terbentuk warna merah.
i) Tabung reaksi didinginkan oleh air dengan suhu 25oC, kemudian tambahkan etanol
pada labu ukur 10 mL sampai tanda batas.
j) Ukur serapan larutan tersebut pada panjang gelombang maksimum.
k) Hitung kadar hidrokuinon di dalam sampel.

G. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
a. Uji Kualitatif
No. Sampel Hasil

b. Uji Kuantitatif
No. Sampel Berat (g) Absorbansi Kadar (%)

2. Perhitungan

H. Soal-soal
1. Tuliskan judul dan tujuan pada percobaan yang telah anda lakukan
2. Tuliskan alat dan bahan yang digunakan beserta fungsinya
3. Apa yang dimaksud dengan hidrokuinon dan tuliskan pula fungsi dari hidrokuinon
4. Berapa batas kadar maksimum hidrokuinon pada sediaan pemutih kulit.
5. Tuliskan prosedur pengujian hidrokuinon yang telah kalian lakukan
6. Jelaskan prinsip kerja dari KLT
7. Tuliskan fungsi dari pembuatan larutan baku standar
8. Jelaskan hasil percobaan yang anda peroleh, apakah kadar hidrokuinon yang
diperoleh sudah sesuai dengan peraturan pemerintah.
9. Tuliskan dampak dari hidrokuinon.
10. Buatlah kesimpulan tentang percobaan yang telah dilakukan.
PERCOBAAN VI
PENENTUAN KADAR NITRIT PADA
SEDIAAN MAKANAN

A. Uraian Umum
Zat pengawet terdiri dari senyawa organik dan anorganik dalam bentuk asam dan
garamnya. Zat kimia yang sering dipakai sebagai bahan pengawet asam sorbat, asam
propilenat, asam benzot dan asam aseton. Sedangkan senyawa anorganiknya adalah sulfit,
nitrat dan nitrit.
Garam nitrat dan nitrit umumnya digunakan dalam proses daging untuk memperoleh
warna yang baik dan mencegah pertumbuhan mikroba. Mekanisme belum diketahui, tetapi
diduga bahwa nitrit bereaksi dengan gugus sulhidrit dan membentuk senyawa yang tidak
dapat di metabolisasi oleh mikroba dalam keadaan aerob.
Dalam daging nitrat akan membentuk mikrooksida, pembentukan nitrooksida akan
terlalu banyak bila menggunakan garam nitrit dan garam nitrat, garam nitrat akan bereaksi
membentuk garam nitrit. Nitrit akan berikatan dengan amino atau amida dan membentuk
turunan nitrosemin yang bersifat toksik.

B. Tujuan
Menentukan kadar nitrit atau senyawa sejenisnya dengan metode spektrofotometri.

C. Kegunaan Percobaan
Nitrit digunakan sebagai zat pengawet dan juga berfungsi memberikan warna merah pada
daging yang diawetkan. Penggunaan bahan pengawet yang aman bagi kesehatan
diperbolehkan selama masih berada dalam batas ambang toleransi, jumlah yang melebihi
batas dapat membahayakan kesehatan.

D. Hubungan dengan Matakuliah


Pengaplikasian metode analisis yang digunakan pada penentuan kadar nitrit dalam sediaan
makanan.
E.Alat dan Bahan
1. Alat
a. Blender i. Pipet tetes
b. Corong kaca j. Propipet
c. Gelas kimia k. Tabung sentrifuge
d. Hot plate l. Kuvet
e. Kaca arloji m. Spektrofotometer UV-VIS
f. Labu Erlenmeyer n. Timbangan analitik
g. Labu ukur o. Sentrifugasi
h. Pipet ukur

2. Bahan
a. Buffer pH 9 e. Pereaksi Carrez
b. Kertas saring (K4Fe(CN)6 dan
c. NaNO2 standar Zn(CH3COO)2
d. Naftil Etilen Diamin Acid f. Sulfanilamida 1%
(NEDA) 0,1 % g. CH3COOH
h. Aquades
i. Sampel

F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan Naftil Etilen Diamin Acid 0,1%
a. Timbang 0,05 g Naftil etilen diamin acid, larutkan dengan air secukupnya
dan masukkan dalam labu ukur gelap 50 mL
b. Tambahkan aquades hingga tanda batas, homogenkan.

2. Pembuatan larutan sulfanilamid 1 %


a. Timbang 0,5 g sulfanilamida dilarutkan dengan sedikit air hangat lalu
dinginkan
b. Tambahkan 25 mL HCl pekat sambil diaduk, masukkan dalam labu ukur
50 mL
c. Tambahkan aquades sampai tanda batas, homogenkan.
3. Pembuatan pereaksi Carrez
a. Timbang 5,275 g K4Fe(CN)6 larutkan dengan aquades, masukkan dalam
labu takar 50 mL, tambahkan aquades sampai tanda batas dan
homogenkan. Larutan ini disebut Carrez I
b. Timbang 9,25 g Zn(CH3COO)2 larutkan dengan aquades, tambahkan 5 mL
CH3COOH, masukkan dalam labu takar 50 mL, tambahkan aquades
sampai tanda batas dan homogenkan. Larutkan ini disebut Carrez II

4. Pembuatan larutan stok dan persamaan kurva standar baku nitrit


a. Ambil 15 mg NaNO2 standar, larutkan dengan aquades dan masukkan ke
dalam labu ukur 100 mL. Larutan ini disebut larutan stok dengan
konsentrasi nitrit sebesar 100 mg/L
b. Dari larutan stok, ambil berturut-turut 0,025 ; 0,5 ; 1 ; 1,5 ; dan 2 mL
masukkan ke dalam masing- masing labu ukur 100 mL.
c. Tambahkan 10 mL buffer pH 9 dan 2 mL sulfanilamid 1%, diamkan
selama 5 menit
d. Tambahkan 2 mL Naftil etilen diamin acid 0,1%, dan diamkan kembali
selama 5 menit.
e. Tambahkan aquades sampai tanda batas, homogenkan
f. Lakukan juga hal yang sama untuk blanko
g. Lakukan penentuan absorbansi setiap larutan baku pada panjang
gelombang maksimum yang telah ditentukan
h. Catat absorbansi dan tentukan persamaan regresi linearnya

5. Penentuan panjang gelombang maksimum


a. Masukkan larutan baku 1 mg/L ke dalam kuvet
b. Penentuan panjang gelombang maksimum dengan cara melakukan
scanning pada panjang gelombang 500 – 600 nm.
c. Catat nilai absorbansi, buat kurva dan tentukan titik puncak. Titik puncak
merupakan panjang gelombang maksimum

6. Preparasi sampel
a. Ambil 20 g sampel, masukkan ke dalam blender.
b. Tambahkan 50 mL aquades dan lakukan blender
c. Diambil ekstraknya dan panaskan dengan suhu 70oC selama 5 menit.
d. Tambahkan masing-masing 4 mL larutan Carrez I dan Carrez II
e. Masukkan ke dalam tabung sentrifugasi. Lakukan sentifugasi selama 5
menit dengan kecepatan 4000 rpm
f. Saring supernatan dengan kertas saring
g. Sampel siap diuji

7. Penentuan konsentrasi nitrit dalam sampel


a. Ambil 1 mL cuplikan sampel, masukkan dalam labu ukur 50 mL
b. Tambahkan 10 mL buffer pH 9 dan 2 mL sulfanilamid lalu diamkan selama
5 menit
c. Tambahkan 2 mL Naftil etilen diamin acid 1%, didiamkan selama 5 menit
dan tambahkan aquades sampai tanda batas
d. Lakukan hal yang sama untuk blanko
e. Ukur absorbansi dengan spektofotometer uv-vis
G. Hasil dan Perhitungan
1.Tabel Pengamatan
a. Penentuan panjang gelombang
No. Panjang Gelombang (nm) Absorbansi (A)
1
2
dst

b. Penentuan kurva kalibrasi


No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi (A)
1
2
3
dst

c. Penentuan kadar nitrit


No Sampel Absorbansi (A) Konsentrasi (ppm)

2. Perhitungan
H. Soal-soal
1. Tuliskan judul dan tujuan dari percobaan yang telah anda lakukan?
2. Tuliskan alat serta bahan yang digunakan pada percobaan tersebut serta fungsinya
3. tuliskan fungsi dari penggunaan nitrit dalam sediaan pangan, dan berapa kadar nitrit
yang diperbolehkan dalam pangan
4. Apakah nitrit dapat digunakan sebagai bahan pengawet dalam sediaan makanan,
berikan alasannya?
5. Tuliskan efek samping dari nitrit bagi tubuh manusia.
6. Bagaimana cara mengukur kadar nitrit pada suatu sampel. Hubungkan dengan sampel
yang kalian gunakan pada percobaan yang anda lakukan.
7. Tuliskan dan jelaskan hasil pengamatan yang anda peroleh pada percobaan tersebut.
8. Tuliskan kesimpulan dari percobaan yang telah anda lakukan.

Anda mungkin juga menyukai