Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN II


“PENETAPAN KADAR NATRIUM BENZOAT MENGGUNAKAN
METODE ALKALIMETRI”

DISUSUN OLEH

Nama : Petra Melenia Rahayu


NIM : 183145453113
Kelompok : II (Dua)
Kelas : 18D

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA REZKY
2019/2020
A. Judul Percobaan
Penetapan Kadar Natrium Benzoat Menggunakan Metode Alkalimetri

B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengetahui adanya natrium benzoat pada bahan pangan
secara kualitatif (uji warna)
2. Mahasiswa dapat menentukan kadar natrium benzoat pada bahan pangan
menggunakan metode alkalimetri.

C. Prinsip Percobaan
Sampel dijenuhkan dengan larutan natrium klorida sehingga asam
benzoat dalam sampel diubah menjadi natrium benzoate yang larut dengan
penambahan natrium hidroksida.

D. Landasan Teori
Selama ini hasil olahan tomat yang telah dikenal luas oleh masyarakat
adalah saos tomat, baik yang bermerek terkenal atau yang tidak jelas
mereknya. Kualitas saos tomat yang tidak jelas mereknya tidak bisa dijamin
dan biasanya bahan bakunya tidak murni tomat, tetapi telah dicampur dengan
labu siam, pepaya atau bahan lainnya. Untuk membedakan saos asli dan
tiruan di pasaran kadang tidak mudah. Namun, bagi penggemar dapat
membedakanya atau merasakannya atau paling mudah dengan membedakan
harga jual per satuan berat. Saos tomat palsu biasanya lebih murah dibanding
dengan yang asli. Demikian juga dengan kemasannya, yang asli kemasannya
lebih baik daripada yang palsu (Suryani, 2006).
Pada prinsipnya pembuatan saos tomat adalah pengambilan sari buah
tomat masak kemudian diberi bumbu dan dimasak sampai mencapai
kekentalan tertentu. Beberapa kegunaan saos tomat adalah untuk penyedap
rasa makanan misalnya pada bakso, mi ayam dan bumbu masakan. Saos
tomat diolah sebagai penyedap bahan makanan. Dengan meningkatnya
pengetahuan tentang gizi dan keanekaragaman makanan maka penggunaan
saos semakin berkembang (Suryani, 2006).
Pengawet yang banyak dijual dipasaran dan digunakan untuk
mengawetkan berbagai bahan makanan adalah benzoat, yang biasanya
terdapat dalam bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat karena lebih
mudah larut. Natrium benzoat adalah zat pengawet yang dapat menghambat
atau menghalangi segala macam perubahan pada bahan makanan yang
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme, dengan rumus molekul
C6H5COONa dan BM 144,11 (Nursanti, 2004).
Natrium benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai
pangan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus
sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain (Siaka, 2009).
Meski kandungan bahan pengawet tersebut umumnya tidak terlalu
besar, akan tetapi jika dikonsumsi secara terus-menerus tentu akan
berakumulasi dan menimbulkan efek terhadap kesehatan. Dampak lain dari
bahan pengawet minuman adalah kanker, dikonsumsi secara berlebihan dapat
timbul efek samping berupa edema (bengkak) yang dapat terjadi karena
retensi atau tertahannya cairan di dalam tubuh. Bisa juga naiknya tekanan
darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air
oleh natrium (Sella, 2013).
Banyaknya produk saos tomat dengan merk yang berbeda di pasaran,
membuat produsen bersaing meningkatkan daya tahan saos dengan
menambahkan zat aditif (bahan tambahan). Bahan pengawet yang boleh
dicampurkan pada makanan adalah bahan tambahan yang telah mendapat izin
beredar dari departemen kesehatan. Diantara yang digunakan dalam zat aditif
adalah bahan pengawet jenis natrium benzoat. Produk-produk saos tomat
menggunakan natrium benzoat sebagai bahan pengawet organik untuk
mencegah terjadinya kerusakan oleh aktivitas mikroba.
Banyaknya saos tomat dalam kemasan yang berasal dari produksi
rumah tangga yang penambahan bahan pengawetnya tidak dicantumkan
barapa kadar bahan pengawet yang ditambahkan, sehingga dimungkinkan
kadar bahan pengawet yang ditambahkan melebihi ambang batas.
Kebanyakan pedagang bakso, mie ayam dan pedagang lainnya menggunakan
saos tomat yang berasal dari produksi rumah tangga dengan merk yang dijual
di toko, kebanyakan dalam label kemasannya tidak dicantumkan berapa kadar
pengawet yang ditambahkan karena harganya yang relatif murah dibanding
harga saos yang diproduksi suatu perusahaan (Suryandari, 2011).
Benzoat yang umum digunakan adalah benzoat dalam bentuk
garamnya karena lebih mudah larut dibanding asamnya. Dalam bahan
pangan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam
benzoat yang tidak terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai efek racun pada
pemakaian berlebih terhadap konsumen, sehingga pemberian bahan pengawet
ini tidak melebihi 0,1% dalam bahan makanan (Herliani, 2010).
Pemakaian natrium benzoat relatif menguntungkan karena dapat
mempertahankan mutu bahan pangan dengan memberikan daya tahan kualitas
saos lebih lama akan tetapi, penggunaan bahan pengawet natrium benzoat
pada saos tomat tidak selalu aman terutama jika digunakan dalam jumlah
berlebihan (Rohman, 2007).
Batas benzoat yang diijinkan dalam makanan di Indonesia,
berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 dan No.1168/
Menkes/Per/X/1999 batas maksimal penggunaan natrium benzoat adalah 17
0,1% atau 1 gram asam benzoat setiap 1 kg bahan makanan (DepKes RI,
1999)

E. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan yaitu neraca digital, gelas kimia, Erlenmeyer,
pipet volume, buret, corong pisah, gelas ukur, pipet tetes, waterbath, hot
plate.
2. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu Natrium Klorida (NaCl), NaOH 10%,
HCl 5%, Asam Oksalat, Chloroform, FeCl3, Amoniak, Asam Sulfat, kertas
saring, Indikator PP 1%,
3. Sampel
Sampel yang digunakan yaitu saos tomat.

F. Prosedur Kerja
1. Persiapan Sampel
 Ditimbang sampel saos tomat sebanyak 100 gram dan ditambahkan 15
gram NaCl
 Dan ditambahkan NaCl jenuh sebanyak 150 ml, kemudian
homogenkan hingga tercampur rata
 Setelah homogen, masukkan kedalam labu ukur 500 ml
 Diteteskan NaOH 10% hingga diperoleh larutan yang bersifat alkalis
dan dihomogenkan kembali hingga tercampur rata
 Diukur pH larutan hingga bersifat alkalis (pH 8)
 Setelah bersifat alkalis, larutan kemudian diencerkan dengan larutan
NaCl jenuh sampai tanda batas
 Diamkan selama 30 menit dan dikocok setiap 15 menit
 Selanjutnya larutan disaring, dan filtrate yang diperoleh kemudian di
ekstraksi
2. Ekstraksi Sampel
 Filtrat yang diperoleh dimasukkan kedalam corong pisah sebanyak
100 ml
 Kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl 5% dan ditambahkan
lagi 5 ml HCl sesudah keadaan netral tercapai
 Selanjutnya dimasukkan pelarut Cloroform untuk di ekstraksi
beberapa kali dengan volume berturut-turut : 70, 50, 40, 30
 Digoyang-goyangkan secara kontinyu setiap kali ekstraksi, untuk
mencegah emulsi. Dengan gerakan memutar batas
 Lapisan chloroform kemudian ditampung dari setiap ekstraksi
 Kemudian hasil ekstraksi ditampung bersama dengan hasil ekstrak
yang pertama, kedua, dan seterusnya
 Semua lapisan chloroform setiap ekstraksi dikumpulkan dan di
destilasi dengan vakum rotary evaporator pada suhu 30-50 0C, hingga
ekstrak menjadi pekat
 Ekstrak tersebut kemudian dikeringkan diatas penangas air
 Selanjutnya, ekstrak kering tersebut dilarutkan dalam labu ukur 50 ml
dengan aquadest sampai tanda batas dan dihomogenkan

3. Uji Kualitatif
 Larutan asam benzoate hasil ekstraksi tersebut dipipet sebanyak 10 ml
 Larutan dimasukkan dalam gelas kimia
 Ditambahkan larutan NH3 sampai larutan menjadi alkalis
 Larutan tersebut kemudian diuapkan diatas hot plate
 Residu yang diperoleh dilarutkan dengan air panas kemudian disaring
 Ditambahkan 3-4 tetes larutan FeCl3 0,5%
 Diamkan larutan sebentar, kemudian jika adanya endapan kecoklatan
menunjukkan adanya asam benzoate.
4. Uji Kuantitatif
 Larutan asam benzoate hasil ekstraksi dipipet sebanyak 10 ml dan
dimasukkan dalam erlenmeyer
 Kemudian larutan ditambahkan 3 tetes indikator PP
 Dititrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi dengan
larutan asam oksalat sampai terjadi perubahan dari tidak berwarna
menjadi merah muda
G. Hasil Pengamatan
a) Uji Kualitatif
No Nama Sampel Perubahan warna Keterangan
Saos tomat Terdapat endapan Positif
kecoklatan pada mengandung
larutan tersebut natrium benzoat

b) Uji Kuantitatif
No Nama Berat Sampel V NaOH titran Keterangan
Sampel
V1 = 12,9 ml
V2 = 11 ml
V titran = 11,95
ml

H. Analisis Data
Dik :
Standarisasi NaOH Kadar Na Benzoat
V1 = 12,9 ml V tiran 1 = 1,9 ml
V2 = 11 ml V tiran 2 = 1,5 ml
Dit :
a) Standarisasi NaOH ?
b) Kadar Na Benzoat ?
Peny :

Kadar Natrium Benzoat ( mgkg )= V titran NaOH x N NaOH x BE Natrium Benzoat x 1000
Bobot Sampel

I. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan penetapan kadar Natrium Benzoat
metode alkalimetri menggunakan sampel saos tomat. Tujuan praktikum ini
adalah untuk mengetahui serta penetapan kadar natrium benzoate yang
terdapat pada saos tomat.
Pada langkah pertama, saos tomat diekstraksi dengan pelarut chloroform.
Teknik ekstraksi yang dilakukan adalah teknik ekstraksi bertahap yaitu
metode ekstraksi yang paling sederhana. Ekstraksi ini dilakukan sebanyak 3
kali dengan menggunakan corong pemisah dengan pelarut sedikit demi
sedikit. Proses ini dilakukan berkali-kali karena lebih efektif proses
pemisahannya. Saos yang akan diekstrak sebelumnya dilarutkan ke dalam
larutan NaCl jenuh. Ekstrak yang diambil yaitu lapisan bagian atas karena
massa jenis chloroform lebih kecil dari massa jenis larutan saos tomat atau
asam benzoat. Lapisan tersebut berwarna bening dan ada juga berwarna
kuning muda, umumnya berwarna bening. Lapisan ini dipekatkan
menggunakan rotary evaporator, kemudian dikeringkan dengan watherbath
agar pelarut chloroform yang tersisa menguap atau hilang selama beberapa
menit. Kemudian dilarutkan kembali ke dalam air sebanyak 50 mL, lalu
dikeringkan kembali dengan penangas air. Dan terakhir ekstrak kering
tersebut dilarutkan ke dalam air panas. Setelah itu dilanjutkan dengan uji
kualitatif dan kuantitatif
Selanjutnya dilakukan uji kualitatif untuk mengetahui ada tidaknya
benzoat pada saos tomat tersebut. Tujuan analisis kualitatif adalah
mengidentifikasi komponen dalam zat kimia seperti terbentuknya endapan
warna dan gas. Pereaksi yang digunakan pada uji kualitatif ini adalah FeCl3
yang dapat membentuk endapan berwarna kecolatan bila bereaksi dengan
benzoat. Endapan yang terbentuk tersebut adalah Besi (III) benzoat,
[Fe(C6H5COOH)3].
Hasil yang didapatkan pada uji kualitatif menggunakan kertas saring
adalah terdapat endapan kecoklatan pada larutan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa pada saos tomat positif mengandung adanya natrium
benzoate.
Setelah uji kualitatif akan dilanjutkan dengan uji kuantitatif, yaitu
untuk mengetahui berapa kadar pengawet benzoat yang terkandung dalam
sampel saos tomat setelah pengujian dengan di titrasi pereaksi NaOH.
Penetapan kadar natrium benzoate dimulai dengan pemipetan Larutan asam
benzoate hasil ekstraksi sebanyak 10 ml dan dimasukkan dalam Erlenmeyer,
kemudian larutan ditambahkan 3 tetes indikator PP. Fungsi penambahan
indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekuivalen dalam
proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan. Indikator
fenolftalein dengan range pH 8,0 - 9,6 merupakan indikator yang baik untuk
larutan basa dimana indikator ini akan merubah warna larutan akibat dari
perubahan pH larutan pada saat penitrasian. Selanjutnya dititrasi dengan
larutan NaOH yang telah distandarisasi dengan larutan asam oksalat sampai
terjadi perubahan dari tidak berwarna menjadi merah muda. Pada percobaan
pertama didapatkan titik akhir titrasi pada volume 12,9 ml, kemudian
dilakukan duplo didapatkan titik akhir titrasi pada volume 11 ml. Titik akhir
titrasi ditandai dengan perubahan warna sampel yang dititrasi dengan NaOH,
dari tidak berwarna menjadi merah muda. Volume rata-rata titik akhir titrasi
adalah 11,95 ml.
Hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah kadar natrium
benzoat pada saos tomat sebanyak…. . Batas maksimum penggunaan natrium
benzoat di dalam saos tomat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1168/Menkes/Per/ X/1999 adalah sebesar 1 gr / kg bahan.
Berdasarkan hal ini maka kadar natrium benzoate sebagai sampel masih
dalam batas maksimal dan layak untuk dikonsumsi.
Penanggulangan terhadap bahan pengawet khususnya natrium benzoat
menjadikan konsumen lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan, dan
lebih memilih bahan-bahan alami yang aman bagi kesehatan dan hendaknya
memperhatikan besarnya kadar natrium benzoat yang terdapat dalam produk.
Produk yang telah memiliki izin dari badan kesehatan makanan yang dinilai
lebih memberikan jaminan kelayakan untuk dikonsumsi. Konsumsi yang
terlalu sering sebaiknya dihindari karena akan menimbulkan penumpukan
bahan pengawet di dalam tubuh.

J. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada saat praktikum, dapat disimpulkan
bahwa kadar Natrium Benzoat yang terkandung dalam Saos Tomat tersebut

K. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah agar praktikan
lebih teliti dalam melakukan titrasi terutama pada saat penetapan kadar
natrium benzoat, karena hasilnya akan menetukan kadar natrium benzoat
yang terkandung dalam sampel.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rohman Sumantri, Analisis Makanan, UGM-Press, Yogyakarta , 2007, h.
240
Cahyadi, Wisnu, 2008, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan
Pangan, ,Bumi Aksara, Jakarta.

Hambali, E., A. Suryani dan M. Ihsanur, 2006. Membuat Saus Cabai dan Tomat.
Jakarta : Penebar Swadaya.

Herliani, 2010. Pengawet Makanan Alami Dan Sintetis Bandung : Alfabeta

Nursanti,2004. Gambaran Kandungan Natrium benzoate pada produk –produk


saus tomat yang beredar di Kota Medan Tahun 2004, Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sella , 2013 Analisis Pengwaet Natrium Benzoat Dan Pewaran Rhodamin Pada
Saos Tomat J dari Pasar Tradisional L Kota Blitar .http ://jurnal
ilmiah mahasiwa universitas Surabaya Vol 2. No 2 diakses pada
tanggal 5 Januari 2014

Siaka, I M., 2009, Analisis Bahan Pengawet Pada Saos Tomat Di Wilayah Kota
Denpasar, J. Vol 3. No. 2, Halaman 87-92, Universitas Udayana,
Bukit Jimbaran

Suryandari, E.T. 2011.”Analisis Bahan Pengawet Benzoat pada Saos Tomat yang
Beredar di Wilayah Kota Surabaya”. Jurnal Phenomenon, 2 (1), : 7-25

Anda mungkin juga menyukai