Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

TOKSIKOLOGI
“PROSEDUR ANALISIS NAPZA”

DISUSUN OLEH

Nama : Restu Riska Gemvita


NIM : 18 3145 453 123
Kelas : 18D

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA REZKY
2020
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adikrif lain ) adalah zat
kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana
hati serta perilaku jika masukkedalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan,
diminum, dihirup, suntik, intravena dll. Penggunanya mencakup kalangan
yang cukup luas dari mulai kelas “isbon” (isepaibon) yaitu kalangan anak jalanan
yang biasa teler dengan cara menghisap uap dari lem sampaikelas masyarakat
kelas atas seperti kalangan artis.

A. Jenis Pemeriksaan NAPZA


1. Urine : merupakan sampel yang sering digunakan dalam pemeriksaan
jenis NAPZA dimana pemeriksaan ini untuk mendeteksi ada tidaknya
narkotika di dalam tubuh seseorang tersebut. Diantaranya kokain, ganja,
heroin dll.
2. Darah : uji narkotika juga biasanya menggunakan darah dimana darah
yang biasanya diambil yaitu darah vena. Meskipun untuk pemeriksaan
menggunakan darah konsentrasi narkotikanya tidak terlalu banyak
dibandingkan dengan urine, tetapi lewat tes darah sampel tidak mudah
dipalsukan.
3. Rambut : pada uji ini dimana biasanya digunakan untuk menetukan
penggunaan NAPZA dalam jangka waktu yang relative lebih lama.
Dimana untuk mendeteksi berbagai jenis NAPZA yang dikonsumsi
seseorang tersebut seperti kokain, ganja, opiate, metafetamine,
phencyclidine, serta alcohol.
4. Air liur : dimana pada uji ini dilakukan melalui saliva atau air liur. Alat
yang digunakan berupa rapid test saliva. Dimana saliva merupakan cairan
rongga mulut yang kompleks dan terdiri dari campuran sekresi kelenjar
ludah mayor dan minor, yang terdapat pada mukosa rongga mulut.
Sehingga pemeriksaan pada saliva biasanya dilakukan untuk mereka
yang baru mengonsumsi narkotika pada sampel ini biasanya diambil 10
menit setelah pemakaian narkotika seperti rokok, ganja, sabu, dan blotter
paper
5. Keringat : dimana sampel keringat bergantung pada pH keringat. Dimana
pada narkoba yang bersifat basa, ekskresi pada keringat akan
meningkatkan kerena sifat keringat yang lebih asam sehingga tes keringat
untuk pengujian narkotika masih memiliki kekurangan.

B. Penanganan Dan Pengambilan Sampel Dilaboratorium


1. Pengambilan barang bukti bahan baku
a. Tumbuhan lengkap/bagiannya (daun, bunga, biji) dan ekstra dikirim
ke laboratorium
b. Sediaan (tablet, kapsul, ampul), barang bukti sesuaikan dengan
bentuk sediaan dan sesuai dengan nama obat. Perlu dilakukan
pengujian sifat fisik meliputi warna (ditabulasikan dengan tabel
index warna), diameter, tabel, berat, dan volume cairan. Hasil
pengujian sifat fisik harus disepakati penyidik dan penerima sampel.
c. Wadah sediaan (botol/vial).
d. Peralatan atau bahan-bahan sisa penggunaan (spuit, sisa punting
rokok, atau abu rokok).

2. Barang bukti specimen


a. Urine : minimum 50 ml dalam 1 botol dan langsung disimpan dalam
kulkas (40C). urin ditampung dalam pot urin disposable dari bahan
yang tidak mudah pecah dan tidak bereaksi dengan spesimen
urin/inert, hindari wadah plastic dan tutup karet karena senyawa non
plar mudah diabsorpsi oleh bahan tersebut.
b. Darah : minimum 10 ml atau serum 5 ml. spesimen darah dalam tube
diberi anti koagulan/Na sitrat.
c. Untuk pengujian tertentu dibutuhkan spesimen lain berupa: rambut,
saliva, keringat, muntahan dan organ tubuh.
d. Diberi label seperti instansi pengirim, nomor registrasi barang bukti,
nama tersangka, deskripsi barang bukti, jenis dan jumlah sampel.
e. Pengambilan sampel dilaboratorium harus diawasi dan disaksikan
oleh petugas lainnya.
3. Pengemasan arsip barang bukti
Arsip barang bukti dikemas dalam wadah yang tertutup rapat,
tidak bocor dan tersusun rapi serta dibungkus dengan baik, berlak segel
dan berlabel. Pengemasan barang bukti dilengkapi dengan berita acara
pengemasan.
4. Pengiriman barang bukti
a. Bahan bak : jangka waktu pengerimannya tidak boleh lebih dari
3×24 jam.
b. Spesimen : jangka waktu setelah pengambilan sampel darah/urine
sampai dengan diterima dilaboratoriumtidak melebihi 24 jam,
sampel disimpan dalam suhu 2-80C atau dalam termos dingin yang
diberi ice pack selama pengiriman.

C. Analisa
1. Pemeriksaan dan pencatatan sampel
a. Sampel/bahan baku
a) Jenis sampel : tablet, serbuk, bagian tanaman, dll
b) Jumlah sampel
c) Warna : ditabulasikan dengan tabel index warna dan penanda
khusus sampel
d) Tablet : ukuran tablet (tablet, diameter, dll)
e) Sampel tanaman : perlu pemeriksaan mikroskopis
b. Sampel/ spesimen
a) Jenis sampel : urine, darah, plasma, organ, dll
b) Volume sampel
c) Warna sampel : ditabulasikan dengan tabel index warna
d) pH sampel
D. Analisis
a. Uji penapisan/skrining test
Uji penapisan/skrining test dapat dilakukan dengan, reaksi warna,
teknik immunoassay, kromatografi lapis tipis, ion scanner test,
kromatografi cair kinerja tinggi, kromatografi gas. Pelaksanaan uji
penapisan disesuaikan dengan ketersediaan sarana dan prasarana ditiap
laboratorium
b. Uji pemastian/konfirmasi test
Uji pemastian/konfirmasi test bertujuan untuk memastikan jenis
senyawa target (unknow substance). Uji pemastian umumnya
menggunakan teknik kromotografi, seperti kromotografi lapis tipis-
reaksi warna, kromotografi lapis tipis-spektrofotodensitometri,
kromatografi cair kinerja tinggi-diode array detector, dan kromotografi
gas-spektrofotometri massa.
c. Penetapan kadar
Analisis kuantitatif bertujuan untuk menetapkan jumlah/kadar
analit (senyawa induk dan metabolitenya) dalam spesimen atau jumlah
senyawa narkotika dan psikotropika komponen dalam bahan baku atau
sediaan narkotika dan psikotropika tersebut.

Anda mungkin juga menyukai