Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN URIN DAN FESES

(Catlyea Ainun Musfirah)

URIN
1. Urgensi dan Sasaran

Urgensi : praktikan diajakan keterampilan dalam melakukan analisis urin dan feses untuk mendeteksi
beberapa biomarker yang bisa dijadikan alat diagnostic untuk kondisi tertentu

Sasaran : praktikan mampu memahami persiapan dan teknik pemeriksaan urin dan feses serta
interpretasi hasil secara klinik

2. Pengertian Urin

Urin : cairan sisa hasil ekskresi ginjal yang dikeluarkan tubuh melalui proses urineasi

Urinalisis : pemeriksaan specimen urin yang digunakan untuk mendeteksi dan mengevaluasi
suatu gangguan fungsi organ atau penyakit tertentu

3. Jenis urin
- Urin Sewaktu : dikeluarkan pada suatu waktu yang tidak ditentukan
khusus jadi tidak ada Batasan waktu tertentu sehingga urin sewaktu ini bisa diambil
kapan saja
- Urin Pagi : dikeluarkan di pagi hari setelah bangun tidur. Baik untuk
pemeriksaan sediment, berat jenis dan tes kehamilan. Urin ini lebih pekat
- Urin prosprandial : urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5 – 3 jam setelah makan.
Berguna untuk pemeriksaan glucosuria
- Urin 3 gelas : ditampung dalam 3 gelas tanpa menghentikan alirannya. Dalam
pengambilannya, pasien tidak boleh berkemih beberapa jam. Dapat memberi gambaran
tata letak radang atau lesi
- Urin 24 jam : urin yang dikumpulkan selama 24 jam penuh. Digunakan untuk
pemeriksaan protein urine
4. Pengumpulan, Penanganan, Pemeriksaan dan Penyimpanan Urine
- Pengumpulan
Pengumpulan specimen menggunakan wadah urine yang bersih, wadah terbuat dari plastic
transparan, tidak mudah pecah dan berlabel
- Penanganan
Penanganan specimen harus menggunakan sarung tangan. Urine dibuang di bak cuci dengan
air mengalir dan wadah dibuang di tempat limbah
- Pemeriksaan
Pemeriksaan urinalisis dilakukan saat urine masih segar (kurang dari 1 jam) maksimal 2 jam
setelah dikemihkan. Kalau terlalu lama, maka bisa saja terjadi perubahan kimia dan susunan
sel yang dapat mempengaruhi hasil uji.
- Penyimpanan
Specimen urin dapat disimpan pada suhu dingin (4-8 derajat C), pembekuan (-24 s/d -16
derajat C), dan menggunakan pengawet toluene, thymol, formaldehida, asam sulfat pekat
dan natrium karbonat. Penggunaan pengawet disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya
urine yang diawetkan ingin digunakan untuk pemeriksaan glukosa maka digunakan
pengawet toluene, untuk urobilinogen pakai natrium karbonat.
5. Nilai Normal Urine

6. Prosedur Kerja
- Alat & Bahan
Urine analyzer, Dipstick urine, specimen urin, rak tabung & tareks, tissue
- Cara Kerja
A. Pemeriksaan Makroskopis (melakukan pengamatan secara visual yang meliputi warna,
kejernihan dan bau urine)
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel urine dimasukkan ke dalam tareks sampai ¾ tareks
3. Warna urine diamati (tidak berwarna, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur
merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau, putih
serupa susu)
4. Kejernihan dinyatakan (jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh). Biasanya urin
segar pada orang normal jernih
5. Bau urine diperiksa (bau makanan, obat-obatan, bau busuk)
6. Catat hasil yang diperoleh

B. Pemeriksaan Kimia Urin dengan Urin Analyzer


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel urine dimasukkan ke dalam tareks sampai ¾ tareks
3. Strip dicelupkan ke dalam sampel urine
4. Reagen trip diletakkan di meja test urine analyzer
5. Tekan start, tunggu hingga hasil pemeriksaan keluar dan interpretasikan hasil

FESES
1. Pengertian
- Feses merupakan sisa dari proses pencernaan makanan yang sudah tidak dibutuhkan
oleh tubuh
- Pemeriksaan feses meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis
Dari hasil pemeriksaan feses, kita dapat mengevaluasi kondisi Kesehatan atau
mendiagnosis dan memonitoring penyakit, khususnya penyakit yang berhubungan
dengan saluran pencernaan
Tipe 1,2: Konstipasi
Tipe 3,4: Normal
Tipe 7 : Diare
2. Proses Pemeriksaan Feses
- Alat dan Bahan
Mikroskop, object glass, deck glass, tusuk gigi, specimen feses (wadah khusus, tutupnya
ada sendok), lugol 1-2%
- Prosedur kerja
A. Pemeriksaan Makroskopis
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel feses dimasukkan ke dalam wadah kering, kedap udara dan bebas urin
3. Bentuk, warna dan konsistensi feses diamati (coklat, coklat tua, kuning-coklat,
sangat coklat tua, hitam, abu-abu, hijau atau kuning-hijau, dan merah)
4. Bau feses diperiksa (bau indol, skatol, asam butirat menyebabkan bau normal
pada feses, bau busuk, tengik atau asam)
5. Catat hasil
B. Pemeriksaan Mikroskopis
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel feses disuspensikan dengan NaCl 0,9% untuk mengencerkan sampel
feses jika terlalu padat
3. Sampel diambil secukupnya menggunakan tusuk gigi dan diletakkan pada object
glass, lalu :
a. Ditambahkan eosin 1-2% sebanyak 1 tetes untuk melihat protozoa
b. Ditambahkan lugol 1-2% sebanyak 1 tetes untuk melihat telur cacing
c. Ditambahkan asam asetat 10% beberapa tetes untuk melihat leukosit
d. Ditambahkan NaCl 0,9% untuk melihat unsur-unsur lain pada feses
4. Object glass ditutup dengan deck glass, lalu diamati dengan mikroskop
menggunakan perbesaran 10x atau 40x
5. Catat hasil

3. Penyimpanan
Untuk penyimpanan 24 jam disimpan pada suhu 4 derajat C
Kurang dari 24 bisa suhu ruang
Sebaiknya diamati 30 menit – 1 jam setelah diambil
Bila gunakan pengawet berupa formaldehid 10%, 1 : 3 dengan feses
Flebotomi dan Pemeriksaan Golongan Darah
Flebotomi berasal dari bahasa Yunani
Phlebo : vena
Tome : mengiris atau memotong
Flebotomis : tenaga medis yang mendapatkan Latihan untuk menampung dan
mengumpulkan specimen darah dari pembuluh darah vena

Alat :
sarung tangan, kapas alcohol, jarum/spoit, holder, vacutainer, bandage/plester,
torniquet

Langkah umum flebotomi


1. Siapkan alat dan bahan
2. Pakai handscoon, pastikan peralatan terjangkau
3. Tentukan vena yang akan dipilih, bersihkan daerah yang akan ditusuk
menggunakan alcohol 70%
4. Pasang torniquet
5. Tusukkan jarum kira-kira dengan sudut 30-45 derajat
6. Segera lepaskan torniquet saat darah mengalir
7. Tarik jarum pelan-pelan, tutup bekas tempat penusukan dengan kain kasa
8. Masukkan specimen dalam tabung, beri label

Pemilihan vena

Anda mungkin juga menyukai