Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM PROKSIMAT
NAMA : Salsabila Nur Izdihar Putri

NIS : 175642

KELAS : XII.C

KELOMPOK : C2.3

TANGGAL MULAI : Rabu/ 29 Januari 2020

TANGGAL SELESAI : Rabu/ 29 Januari 2020

Judul penetapan : Analisa Kadar Asam Benzoate Metode Alkalimetri

Tujuan praktikum : Untuk mengetahui kadar asam benzoate metode


alkalimetri

Dasar prinsip : Asam benzoate dalam sampel makanan/minuman


dapat ditetapkan dengan metode alkalimetri dan
ekstraksi. Ekstraksi menggunakan eter, karena benzoate
larut dalam eter. Asam bersifat asam lemah, sehingga
digunakan NaOH yang merupakan basa kuat sebagai
zat penitar dengan menggunakan indicator pp untuk
menunjukkan titik akhir penitaran.
Reaksi :

Landasan teori :

Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan.


Dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan
makanan. Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan
setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin. Batas atas benzoat yang diijinkan
dalam makanan 0,1% di Amerika Serikat, sedangkan untuk negara-negara lain
berkisar antara 0,15-0,25%. Untuk negara-negara Eropa batas benzoat berkisar antara
0,015-0,5%. Sedang di Indonesia, berdasarkan Permenkes RI No.
722/Menkes/Per/IX/88 dan No. 1168/ Menkes/Per/X/1999 batas maksimal
penggunaan asam benzoat dan natrium benzoat adalah 0,1% atau 1 gram asam

Penggunaan pengawet Benzoat dimaksudkan untuk mencegah kapang dan


bakteri. Benzoat sejauh ini dideteksi sebagai pengawet yang aman. Di AS, benzoat
termasuk senyawa kimia pertama yang diizinkan untuk makanan. Senyawa ini
digolongkan dalam Generally Recognized as Safe (GRAS). Bukti-bukti menunjukkan
pengawet ini mempunyai toksisitas yang sangat rendah terhadap hewan maupun
manusia. Ini karena hewan dan manusia mempunyai mekanisme detoksifikasi
benzoat yang efisien.

Penggunaan asam benzoat dalam minuman ringan adalah 600 mg/kg. Dalam
tubuh terdapat mekanisme detoksifikasi terhadap asam benzoat, sehingga tidak terjadi
penumpukan asam benzoat. Asam benzoat akan bereaksi dengan glisin menjadi asam
hipurat yang akan dibuang oleh tubuh. Asam benzoat secara alami terdapat dalam
rempah-rempah seperti cengkeh dan kayu manis. (Winarno, 1992).

Sodium benzoat diproduksi dengan menetralisasi dari asam benzoat dengan


sodium hidrosida. Dunia mulai memproduksi sodium benzoat tahun 1997 yang
diperkirakan sekitar 55000-60000 ton. Produsen sodium benzoat terbesar adalah
Netherlands, Estonia, Amerika Serikat, dan Cina. Walaupun tidak disosialisasikan
asam benzoat agen yang efektif untuk antimikrobia untuk tujuan pengawetan, sodium
benzoat lebih disukai dalam penggunaannya karena 200 kali lebih mudah larut
dibandingkan asam benzoat. Asam benzoat dan sodium benzoat atau yang dikenal
dengan Natrium benzoat (C6H5COONa) secara luas dapat diterapkan sebagai bahan
pengawet dalam sejumlah produk yang dikonsumsi oleh manusia.

Penggunaan asam benzoat pada produk pangan antara lain pada minuman
buah-buahan segar, squash buah-buahan, sirup, minuman bersoda/soft drink, bir, cita
rasa buah-buahan imitasi, kecap, acar timun botol, margarin, selai dan saus.
Sedangkan Kalium benzoat dan sodium benzoat biasa digunakan pada margarin, selai
nanas, apriket yang dikeringkan, jelli, sirup, saus tomat, anggur, dan minuman
beralkohol lainnya. Sodium benzoat juga digunakan dalam pembuatan obat dengan
tujuan pemeliharaan (batas atas 1,0% dalam larutan obat) dan mengobati cara hidup
dalam perlakuan dari pasien dengan peredaran urea enzymopathies.

Efektifitas (daya guna) asam benzoat berkurang jika makanan mengandung


lemak. Efektifitas benzoat bertambah jika bahan banyak mengandung garam dapur
(NaCl) dan gula pasir. Penambahan senyawa belerang (SO2) atau senyawa sulfit
(SO3-2 ) dan gas karbon (CO2) dapat meningkatkan efektifitas senyawa benzoat
dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Senyawa benzoat dapat digunakan pada
makanan dan minuman pada konsentrasi 400 sampai 1000 mg per kg bahan. Untuk
keperluan pengolahan saus ini, jumlah asam atau sodium benzoat yang digunakan
adalah 8 gram.
Asam benzoat termasuk salah satu jenis zat pengawet organik. Zat pengawet
organik lebih banyak dipakai daripada yang organik karena bahan ini lebih mudah
dibuat dan dipakai dalam bentuk asam maupun garamnya seperti asam sorbat, asam
propionat, asam benzoat dan asam asetat.

Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, asam benzoat juga berperan sebagai
antioksidan karena pada umumnya antioksidan mengandung struktur inti yang sama,
yaitu mengandung cincin benzen tidak jenuh disertai dengan gugus hidroksil atau
gugus amina. Antioksidan dapat menghambat setiap tahap proses oksidasi, dengan
penambahan antioksidan maka energi persenyawaan aktif ditampung oleh antioksidan
sehingga reaksi oksidasi berhenti.

Penggunaan bahan kimia sebagai bahan tambahan pada makanan (food


additive) saat ini sering ditemui pada makanan dan minuman. Salah satu bahan
tambahan pada makanan adalah pengawet bahan kimia yang berfungsi untuk
memperlambat kerusakan makanan, baik yang disebabkan mikroba pembusuk,
bakteri, ragi maupun jamur dengan cara menghambat, mencegah, menghentikan
proses pembusukan dan fermentasi dari bahan makanan (Winarno, F. G. dan S. L.
Jenie. 1983).

Salah satu bahan pengawet yang banyak digunakan adalah asam benzoat.
Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam bentuk garamnya karena kelarutannya
lebih baik daripada bentuk asamnya. Bentuk garam dari asam benzoat yang banyak
digunakan adalah natrium benzoat. Benzoat dan turunannya dapat menghancurkan
sel-sel mikroba. Natrium benzoat bekerja efektif pada pH 2,5-4 sehingga banyak
digunakan pada makanan atau minuman yang bersifat asam (Winarno, 1980).
Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti
sari buah minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan
lain-lain.
Asam benzoat/ asam benzene karboksilat/ asam phenil karboksilat (C7H6O2
atau C6H5COOH) merupakan suatu senyawa kimia yang umum digunakan sebagai
bahan pengawet yang dianggap GRAS oleh FDA, dan secara kimia dapat dihasilkan
melalui oksidasi fase cair dari toluena (Srour, 1989; WHO, 2000). Asam benzoat
memiliki bentuk serbuk kristal padat, tidak berwarna, tidak berbau, sedikit terlarut
didalam air, tetapi larut dalam etanol dan sangat mudah larut dalam benzena dan
aseton. Asam benzoat, dalam bahan pangan umum digunakan sebagai bahan
pengawet. Namun diluar itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai penghambat korosi
(WHO, 2000).

Pengolahan (pengawetan) dilakukan untuk memperpanjang umur simpan


(lamanya suatu produk dapat disimpan tanpa mengalami kerusakan) produk pangan.
Proses pengolahan apa yang akan dilakukan, tergantung pada berapa lama umur
simpan produk yang diinginkan, dan berapa banyak perubahan mutu produk yang
dapat diterima. Berdasarkan target waktu pengawetan, maka pengawetan dapat
bersifat jangka pendek atau bersifat jangka panjang.

Efek asam benzoat dan garamnya (Ca, K, dan Na benzoat) terhadap


kesehatan. Metabolisme ini meliputi dua tahap reaksi, pertama dikatalisis oleh enzim
syntetase dan pada reaksi kedua dikatalisis oleh enzim acytransferase. Asam hipurat
yang dibentuk dan diproses dari dalam hati, kemudian diekskresikan melalui urin.
Jadi, dalam tubuh tidak terjadi penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang
tidak diekskresi sebagai asam hipurat dihilangkan toksisitasnya berkonjugasi dengan
asam glukoronat dan diekskresi melalui urin. Pada penderita asma dan orang yang
menderita urticaria sangat sensitif terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam
jumlah besar akan mengiritasi lambung.

Mekanisme kerja asam benzoat atau garamnya berdasarkan pada


permeabilitas membran sel mikroba terhadap molekul-molekul asam yang tidak
terdisosiasi. Isi sel mikroba mempunyai pH yang selalu netral. Bila pH sitoplasma
mikroba menjadi asam atau basa, maka akan terjadi gangguan pada organ-organ sel
sehingga metabolisme terhambat dan akhirnya sel mati. Membran sel mikroba hanya
permeabel terhadap molekul asam yang tidak terdisosiasi, maka untuk mendapatkan
efektivitas yang tinggi sebaiknya asam-asam tersebut digunakan dalam lingkungan
asam. Hal ini juga disebabkan pada pH netral dan basa, asam-asam organik terurai
menjadi ion-ionnya (Winarno, F.G. dan B. S. Laksmi, 1974).

Alat dan bahan:

Alat :

- Neraca digital
- Labu kocok
- Gelas ukur
- Gelas piala
- Labu semprot
- Ph universal

Bahan:

- Larutan buffer 4
- Indicator pp
- NaOH 0,1 M
Cara kerja :

A. Uji Asam Benzoat


1) Ditimbang 10-20 g sampel kemudian dimasukkan ke labu kocok
2) Diasamkan hingga pH 4
3) Diekstraksi dengan 3 x 10 mL eter
4) Hasil ekstraksi diuapkan hingga kering
5) Bila residu berupa Kristal putih berarti asam benzoate positif
B. Kadar Asam Benzoat
1) Ditimbang sampel 20 gram
2) Dimasukkan kedalam labu kocok
3) Diasamkan sampai ph 4
4) Ditambahkan 5 ml larutan buffer ph 4
5) Diekstraksi dengan 3 x 25 ml eter
6) Hasil ekstraksi ditampung
7) Dimasukkan kedaklam labu kocok
8) Dicuci dengan aquadest hingga bebas asam ( anorganik)
9) Larutan dipipet 10 ml kedalam Erlenmeyer 250 ml
10) Larutan ditambahkan 2-3 tetp indicator pp lalu dititar dengan NaOH
0,1 M
11) Dilakukan 3 kali penitaran

Perhitungan :
𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑠𝑡 𝐴𝑠.𝐵𝑒𝑛𝑧𝑜𝑎𝑡
% Asam Benzoat= 𝑥 100%
𝑚𝑔 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Anda mungkin juga menyukai