Anda di halaman 1dari 4

Tujuan Praktikum Mahasiswa dapat Menghitung kadar zat pengawet Natrium Benzoat yang terdapat pada suatu bahan

pangan. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur kerja analisa zat pengawet yang terdapat dalam makanan atau minuman kemasan. Mahasiswa dapat mengetahui kadar zat pengawet dalam makanan atau minuman kemasan. Alat dan bahan Alat : Neraca analitik Labu ukur Gelas ukur Erlenmeyer Gelas piala Pipet tetes Corong dan kertas saring whatman Mortar Pipet ukur Kertas pH Corong pisah Buret

Bahan-bahan : Makanan yang dianalisa (Selai) Kloroform NaOh 10% Nacl 30% Aquades HCL (1:3) Alcohol (4:1)

Naoh 0.05 N Indicator PP

Cara kerja : 1. Masukan 50 gram sampel lalu diencerkan hingga 150 ml 2. Tambahkan 5 ml naoh 10% dan 5 ml nacl 30%, kemudian tambah dengan air sampai volume 200ml dan disaring, kemudian kocok selama 30 menit. 3. Tambahkan air suling ke labu takar sampai 250 ml lalu saring dengan kertas saring. 4. Pipet 50 ml filtrat hasil saring dalam botol pengocok lalu netralkan dengan HCL (1:3), dan dites dengan kertas pH. 5. Tambahkan 25ml kloroform dan kocok perlahan-lahan 6. Pindahkan ke dalam botol pemisah dan pisahkan larutannya, kemudian ambil 12,5 ml cairan melalui kran (bagian bawah), dan masukan ke dalam gelas piala, diamkan beberapa waktusampai kloroform menguap habis 7. Larutkan residu denga 25ml alcohol (4:1), kemudian tambah 25ml air suling dan dititrasi dengan NaOH 0.05 N sampai pH tepat pH tepat 0.1 atau merah jambu dengan menggunakan indicator PP. DATA PENGAMATAN Perhitungan 1ml NaoH 0,05 N= 0,0072 gram Natrium Benzoat anhidrat Dik : V.titer : 0.3 Vol. larutan : 250ml Vol.yang diambil : 50 Berat sampel : 50 Ppm Na. Benzoat hidrat =

= 21,6 mg

PEMBAHASAN
Produk makanan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti makanan atau minuman dalam kemasan sering mengandung bahan pengawet. Produk yang menggunakan bahan pengawet yaitu : jus buah, kecap, margarin, mentega, minuman ringan, mustard, sambal, saus salad, saus tomat, selai, sirup buah dan lainnya. Prinsip pengawetan bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan dan menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Dalam produk pangan, bahan atau zat pengawet yang digunakan akan berperan sebagai anti mikroba atau antioksidan, atau sekaligus keduanya. Sebagai antimikroba, zat pengawet akan menghambat aktivitas pertumbuhan jamur, bakteri dan enzim yang menyebabkan pembusukn pangan. Sebagai antioksidan, zat-zat pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan menyatu dengan oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah terjadinya ketengikan, penciklatan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan. Bahan pengawet terbagi dua. Pertama disebut GRAS ( Generally Recognized asa Safe). Jenis ini tergolong aman dan tidak menimbulkan efek toksid, contohnya garam, gula dan asam cuka. Pada praktikum kali ini kita mencoba untuk menganalisin kadar bahan tambahan pengawet yang terdapat pada makanan yaitu selai. Bahan pengawet dalam makanan kemasan berfungsi menstabilkan produk tersebut, agar terhindar dari mikroba serta menghambat pertumbuhan kapang dan khamir. Bahan pengawet dalam makanan atau minuman kemasan memiliki kadar yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Kadar penggunaan bahan pengawet pada makanan atau minuman telah diatur dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Penggunaan bahan pengawet tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan dan dipakai terus menerus, karena

dapat berbahaya bagi kesehatan. Salah satu bahan pengawet yang umum digunakan adalah natrium benzoat. Bahan tambahan pengawet yang dianalisis kadarnya yaitu natrium benzoate yang terdapat pada selai. Benzoat biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoat, dengan ciri-ciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar (Sediadi, A dan Esti, 2000). Natrium benzoat merupakan zat tambahan (eksipien) yang digunakan sebagai pengawet. Produsen sediaan farmasi oral (yang dimakan) biasa menggunakannya. Natrium benzoat memiliki ambang batas penggunaan 600 mg/l (Anonim, 2006). Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat adalah bahan pengawet yang digunakan untuk makanan dan minuman serta sangat cocok untuk jus buah maupun minuman ringan. Sodium Benzoat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti jus buah, kecap, margarin, mentega, minuman ringan, mustard, sambal, saus salad, saus tomat, selai, sirop buah, dan lainnya. Sodium Benzoat secara alami terdapat pada apel, cengkeh, cranberry (sejenis buah berry yang digunakan untuk membuat agaragar dan saus), kayu manis, prem (yang dikeringkan) dan lain-lain. International Programme on Chemical Safety tidak menemukan adanya dampak terhadap kesehatan manusia dengan dosis sebesar 647-825 mg/kg berat badan per hari. Degradasi Sodium Benzoat (yang dihasilkan dalam tubuh dari garam sodium) telah dipelajari secara detail dan menunjukkan bahwa bahan-bahan ini tidak berbahaya. Sekitar 75-80% dikeluarkan dalam jangka waktu 6 jam dan seluruh dosis akan dikeluarkan dari dalam tubuh dalam jangka waktu sekitar 10 jam. Batasan yang ditentukan untuk Sodium Benzoat dalam makanan bukan karena sifat racunnya, melainkan karena jumlahnya melebihi 0.1%, bahan ini dapat meninggalkan rasa tertentu di mulut.

Anda mungkin juga menyukai