Anda di halaman 1dari 8

1. Bumbu Nasi Goreng Seafood Instant (Ribi Ramadanti M.

/ 240210150073)
1.1. Deskripsi Produk

Produk ini merupakan bumbu instan rasa seafood untuk nasi goreng yang
terbuat dari berbagai komposisi seperti cabe, rempah-rempah, bumbu dapur,
udang, dan lain-lain. Tekstur dari bumbu instan ini cukup kental. Warna dari
produk ini merah tua kecoklatan.

1.2 Prinsip Teknologi Pengolahan


Proses pengolahan produk ini secara garis besar meliputi penggilingan,
pncampuran, pemanasan, dan sterilisasi. Dalam komposisi bahan terdapat penguat
rasa, pengatur keasaman, dan pengawet. Metode yang digunakan untuk
pengawetan adalah penambahan bahan pengawet tersebut selama 2 menit dan
dilakukan juga sterilisasi setelah pengemasan. Bahan pengawet yang ditambahkan
adalah kalium sorbat dan asam benzoat.
Bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah
atau menghambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain terhadap
makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan tambahan pangan ini
biasanya ditambahkan kedalam makanan yang mudah rusak atau makanan yang
disukai sebagai media tumbuhan bakteri atau jamur misalnya pada produk daging,
buah-buahan, dan lain-lain. Defenisi bahan pengawet adalah senyawa atau bahan
yang mampu menghambat, menahan, atau menghentikan dan memberikan
perlindungan bahan makanan dari proses pembusukan. Bahan pengawet biasa
ditambahkan pada prose pengolahan pangan untuk mendapatkan produk dengan
daya simpan lebih lama (Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Kalium sorbat adalah kalium garam dari asam sorbat. Penggunaan
utamanya adalah sebagai pengawet makanan. Menurut peraturan kepala BPOM
RI No. 36 tahun 2013, ADI(Acceptable Daily Intake) untuk kalium sorbat adalah
0-25 mg/kg berat badan. Kalium sorbat mudah larut dalam air dan sukar larut
dalam etanol, propilen glikol. Kalium sorbat tergolong asam lemak
monokarboksilat yang berantai lurus dan mempunyai ikatan tidak jenuh (-diena).
Asam sorbat terutama efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur dan
menghasilkan sedikit citarasa pada konsentrasi yang digunakan (sampai 0,3%b/b).
Peran antikapang pada asam askobat disebabkan kapang tidak mampu
memetabolisme asam lemak alifatik tidak jenuh dalam bentuk alpha-diena,
struktur diena menghambat aktifitas enzim dehidrogenase yang
mengdehidrogenasi asam lemak pada tahap awal oksidasi. Efek penghambatan
tidak terjadi pada manusia (Estiasih dan ahmadi, 2009).
Asam benzoat dan garamnya secara komersil dibuat dengan sintesis kimia.
Natrium benzoat berwarna putih, ranula tanpa bau, bubuk kristal atau serpihan dan
lebih larut dalam air dibandingkan dengan asam benzoat dan juga dapat larut
dalma alkohol. Dalam bahan pangan garam benzoat terurai menjadi lebih efektif
dalam bentuk asam benzoat yang tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti
mikroba yang optimum pada pH 2,5-4,0 untuk mrnghambat pertumbuhan kapang
dan khamir. Menurut peraturan kepala BPOM RI No. 36 tahun 2013, ADI untuk
kasam benzoat adalah 0-5 mg/kg berat badan. Asam benzoat tidak menyeabkan
efek negtif bila digunakan dalam jumlah keil. Asam benzoat segera dihilangkan
oleh tubuh terutama setelah berkonjugasi dengan glisin membentuk asam hipurat
(Estiasih dan Ahmadi, 2009).
Mekanisme kerja senyawa antimikroba dalam mengawetkan makanan
berbeda-beda antara senyawa yang satu dengan yang lain, meskipun tujuan
akhirnya sama yaitu menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba.
Larutan garam NaCl dan gula yang digunakan sebagai bahan pengawet
seharusnya lebih pekat dari pada sitoplasma dalam sel mikroorganisme. Oleh
sebab itu, air akan keluar dari sel dan sel menjadi kering atau mengalami
dehidrasi. Kerja asam sebagai bahan pengawet tergantung pada pengaruhnya
terhadap pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, khamir, dan kapang yang
tumbuh pada bahan pangan. Penambahan asam berarti menurunkan pH yang
disertai dengan naiknya konsentrasi ion hidrogen (H+ ), dan dijumpai bahwa pH
rendah lebih besar penghambatannya pada pertumbuhan mikroorgansme. Asam
digunakan sebagai pengatur pH sampai pada harga yang bersifat toksik untuk
mikroorganisme dalam bahan pangan. Efektivitasnya suatu asam dalam
menurunkan pH tergantung pada kekuatan (strength), yaitu derajat ionisasi asam
dan konsentrsi yaitu jumlah asam dalam volume tertentu (misalnya molaritas).
Jadi, asam keras lebih efktif dalam menurunkan pH apabila dibandingkan dengan
asam lemah pada konsentrasi yang sama.

1.3 Bahan
Bahan-bahan yang terdapat dalam produk adalah cabe (36%), gula, garam,
minyak nabati, rempah, bumbu, garam, penguat rasa (monosodium glutamat,
dinatrium inosinat-guanilat), udang, pengental pati termodifikasi, pengatur
keasaman, dan pengawet (kalium sorbat dan natrium metabisulfit). Bahan
penyedap yang ditambahkan adalah monosodium glutamat atau MSG mempunyai
pengaruh terhadap kemampuan untuk merasakan suatu makanan. MSG
meningkatkan citarasa makanan sampai 0,6 %. Percobaan yang telah dilakukan
dengan mengkonsumsi MSG menunjukkan kemampuan untuk mencicipi makanan
semakin meningkat. Dampak pemberian MSG pada makanan meningkatkan kadar
kalsium dan magnesium, selain itu juga meningkatkan kadar lemak dalam tubuh
(Bellisle, dkk., 1991). Menurut Fahim (1999) MSG menyebabkan penurunan
kandungan histamin yang berarti dalam sistem saraf pusat dan menyebabkan
kerusakan pada otak. MSG menyebabkan terjadinya obesitas dan gangguan
pertumbuhan serta perkembangan tubuh pada tikus neonatal. Selain itu beberapa
peneliti lain mengatakan bahwa MSG dapat menyebabkan gangguan endokrinal
melalui mekanisme hipotalamus-hipofisis (Maidawilis, 2010).
Pengatur keasaman yang ditambahkan tidak sertakan jenisnya secara jelas
pada kemasan. Pengatur keasaman merupakan senyawa kima yang bersifat asam
dan merupakan salah satu dari bahan tambahan pangan yang sengaja ditambahkan
ke dalam pangan dengan berbagai tujuan. Fungsi pengatur keasaman pada
makanan adalah untuk membuat makanan menjadi lebih asam, lebih basa, atau
menetralkan makanan. Pengatur keasaman mungkin ditambahkan langsung ke
dalam makanan, tetapi seringkali terdapat di dalam bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat makanan. Beberapa pengatur keasaman yang diizinkan untuk
digunakan dalam makanan, diantaranya adalah aluminium amonim/ kalium/
natrium sulfat, asam laktat, asam sitrat, kalium, dan natrium bikarbonat.
Bahan pengawet yang ditambahkan adalah kalium sorbat dan asam benzoat.
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk memperpanjang masa simpan bahan
makanan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau
memperlambat proses degradasi bahan pangan terutama yang disebabkan oleh
faktor biologi. Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis
maupun dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan
makanan tertentu, tetapi tidak efektif untuk mengawetkan makanan lainnya karena
makanan mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang
akan dihambat pertumbuhannya juga berbeda.
1.4 Prosedur/ Tahap Pengolahan

1.5 Kemasan
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material,
warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar
produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi,
mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah
produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Berikut adalah beberapa data yang terdapat pada kemasan Bumbu Nasi
Goreng Instan:
Nama Produk : Bumbu Nasi Goreng Rasa Seafood Instan
Merk : Del Monte
Berat : 210 g
Komposisi : Cabe (36%), gula, garam, minyak nabati, bumbu (bawang
7%, terasi), garam, penguat rasa (monosodium glutamat,
dinatrium inosinat-guanilat), pengental pati termodifikasi,
penagtur keasaman, pengawet (kalium sorbat dan natrium
metabisulfit).
Manufacturers : PT Lasallefood Indonesia
Nomor Pedaftaran : BPOM RI MD 155610014027
Berdasarkan hasil pengamatan, kemasan dari produk ini berupa botol kaca
jar kemudian terdapat tempelan kertas yang membalut sisi jarnya. Desain dari
produk ini dominan berwarna merah dan terdapat gambar yang cukup menarik.
Tutup dari jar tersebut berbahan seng dan tertutup sangat rapat. Kemudian
terdapat plastik melapisi bagian luarnya mulai dari tutup hingga pantat botol
jarnya. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek
dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi
pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

1.6 Kelebihan Produk


1. Memiliki kemasan yang menarik dan informasi yang lengkap.
2. Bahan kaca untuk kemasannya cukup tebal sehingga tidak mudah pecah.
3. Mempermudah dalam proses memasak karena formulasi sudah terdapat dalam
produk.
4. Kemasan tertutup sangat rapat sehingga mikroba tidak mudah masuk.

1.7 Kekurangan Produk


1) Gizi yang terdapat dalam produk tidak dipaparkan.
2. Tidak ada penyangga pada leher botol, sehingga produk mudah tumpah.
3. Terdapat penguat rasa dan pengawet sehingga tidak baik bila dikonsumsi
jangka panjang.
4. Tidak terdapat takaran yang akurat.

1.8 Saran Penyajian


1. Panaskan 2 sendok makan minyak goreng, masukkan 2 sendok makan Del
Monte Bumbu Nasi Goreng Seaffo.
2. Campur dengan 2 piring nasi (400 g), aduk hingga merata. Tambahkan
pelengkap seperti telur atau sesuai selera.
3. Nasi goreng bumbu Del Monte siap dihdangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2013. Peraturan Kepala
Badan dan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Pengunaan Bahan Tambahan Pangan
Pengawet.

Bellisle, F., Monneuse, M.O., Chabert, M., Larue, A.C., Lanteaume, M.T., dan
Louis, S.J. (1991). Monosodium Glutamate As a Palatability Enhancer in
the European Diet. Physiol Behav. 49(5): 869-73.

Estiasih, Teti dan Ahmadi, Kgs. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Edisi
Cetakan I. Jakarta: Bumi Aksara.

Fahim E, AM Rahman and MM. Fathi. 1999. Effect of monosodium glutamate


and sodium benzoate on histame content and their potential interaction with
anthitasminic in different CNS areas of albino rat. Egyptian Ger. Society of
Zoology Journal 29 (A): 1-16.

Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta:


Erlangga.

Maidawilis. (2010). Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamat Terhadap Kadar


Follicle Stimulating Hormon Dan Luteinizing Hormon Mencit (Mus
Musculus) Betina Strain Jepang. Tesis. Padang: Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai