Anda di halaman 1dari 2

KUE JADAH MANTEN

Jadah manten merupakan salah satu kue tradisional Jogjakarta. Komposisi kue ini sekilas mirip
seperti lemper, hanya saja bentuk penyajiannya berbeda. Jadah manten terbuat dari ketan, santan,
dan daging ayam atau sapi sebagai isian. Setelah beras ketan dan santan dikukus hingga matang,
adonan kemudian diberi isian yang sudah diberi bumbu-bumbu kemudian dibungkus oleh kulit
dadar. Setelah itu adonan dilipat dan dijepit dengan tangkai bamboo. Pada ujung tangkai bamboo
disematkan potongan kacang panjang atau buncis yang berfungsi sebagai pengunci jepitan.
Terakhir, membakar jadah manten yang sudah dijepit dengan tangkai bamboo tersebut di atas
bara arang hingga mengeluarkan aroma yang khas.

Awalnya kue ini merupakan makanan rahasia keraton Yogyakarta. Hanya pihak keluarga keraton
yang boleh menyantapnya. Sri Sultan Hamengku Buwono VII begitu menggemari makanan ini
karena kelezatan dan rasa gurihnya. Jadah manten mengandung arti filosofis sebagai salah satu
bagian dari seserahan pengantin pria saat bertemu pengantin wanita. Harapannya, agar pasangan
pengantin tersebut menjadi lengket seperti jadah yang mudah menempel di tangan.

Kini jadah manten boleh dinikmati siapa saja. Namun sayangnya, tidak mudah menemukan
kudapan khas ini. Mungkin karena cara pembuatannya yang membutuhkan waktu lama, sehingga
tidak banyak pembuat kue yang memproduksinya. Satu pasar yang hingga kini masih
menyediakan jajanan ini adalah Pasar Ramadhan Kauman. Artinya, kita hanya bisa menemui
kuliner khas Jogja ini satu tahun sekali, yakni saat ramadhan saja.

NgangsuKawruh, Redaksi. “Jadah Manten, Kudapan Tradisional Kesukaan Sultan”. 25


Desember 2017. https://ngangsukawruh.com/2017/12/25/jadah-manten-kudapan-tradisional-
kesukaan-sultan/

Anda mungkin juga menyukai