Anda di halaman 1dari 14

GAGASAN KONSERVASI SUMBER

DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

KEARIFAN LOKAL BENGKULU


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Kearifan lokal merupakan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari
• Di daerah Bengkulu, banyak ditemukan berbagai kearifan lokal yang dilakukan
oleh suku-suku asli daerah tersebut seperti pada suku Rejang dan suku
Serawai.
• Kearifan lokal yang ada pada suku Rejang yaitu dengan membuat zonasi hutan
• Kearifan lokal pada suku Serawai yaitu kearifan lokal dalam pembukaan ladang
yang disebut dengan "celako humo" atau "cacat humo", dimana dalam
pembukaan ladang mereka melihat tanda-tanda alam dulu sebelum membuka
ladang dimana ada tujuh pantangan
Tujuan
• Mengetahui berbagai bentuk kearifan lokal di daerah Bengkulu serta
mengetahui cara mempertahankan dan melestarikan kearifan lokal
tersebut.
Manfaat
• Mampu untuk mempertahankan dan melestarikan kearifan lokal di
daerah Bengkulu yaitu kearifan lokal pada suku Rejang dan suku
Serawai.
GAGASAN
KONDISI TERKINI
• Kearifan lokal yang masih dipelihara dengan baik di suku Serawai
sampai saat ini adalah aturan adat tentang pembukaan lahan baru
untuk pertanian, perkebunan ataupun perumahan.
• Masyarakat suku serawai mengenal 7 (tujuh) etika untuk pembukaan
lahan baru yang dikenal dengan nama kaji lapiek
• 7 etika tersebut yaitu:
1. Ulu Tulung Buntu
2. Sepelancar Perahu
3. Kijang Ngulangi Tai
4. Macao Merunggu
5. Sepit panggang
6. Bapak Menunggu Anak
7. Nunggu Sangkup
• Suku Rejang di Bengkulu memiliki kearifan lokal sebagai berikut:
1. Utan atau Imbo Piadan
2. Mengeges
3. Sakea
4. Jamai
SOLUSI YANG PERNAH DITERAPKAN
• Melakukan rembuk ketua adat dari masing-masing desa kemudian
membukukannya menjadi buku hukum adat Rejanglebong
• Pemkab Rejanglebong menerbitkan Perda Hukum Adat Kabupaten
Rejanglebong yang didalamnya memuat berbagai ketentuan untuk
penguatan hukum adat.
PIHAK-PIHAK YANG DAPAT
MENGIMPLEMENTASIKAN SOLUSI DAN GAGASAN
• Pihak-pihak yang dapat berkontribusi dalam mengimplementasikan
solusi dan gagasan adalah seluruh masyarakat daerah beserta dengan
pemerintah. Masyarakat dan pemerintah bersama menjaga serta
melestarikan kearifan lokal yang ada. Karena di balik kearifan lokal
tersebut memiliki manfaat tersendiri bagi manusia dan alam.
Sehingga menimbulkan hubungan timbal balik yang baik antara
manusia dan alam sekitarnya.
LANGKAH STRATEGIS
• Mengenalkan kearifan lokal kepada generasi muda dengan berbagai
cara. Mulai dari memperkenalkan melalui cerita dan menjelaskan
manfaat serta asal usulnya.
• Mengadakan festival kearifan lokal, agar semakin banyak yang
mengenal sehingga tidak hanya masyarakat daerah Bengkulu saja
yang tahu.
• Membuat peraturan daerah mengenai adat agar adat tersebut tidak
dirusak dan tetap di laksanakan.
KESIMPULAN
• Kearifan lokal suku Serawai yaitu kearifan lokal dalam pembukaan
lading, dalam pembukaan ladang mereka melihat tanda-tanda alam
dulu sebelum membuka ladang dimana ada tujuh pantangan. Tujuh
pantangan tersebut yaitu Ulu Tulung Buntu, Sepelancar Perahu, Kijang
Ngulangi Tai, Macao Merunggu, Sepit panggang, Bapak Menunggu
Anak, dan Nunggu Sangkup
• kearifan lokal suku Rejang yaitu Utan atau Imbo Piadan, Mengenges,
Sakea, dan Jamai.
• Untuk menjaga kearifan lokal dapat dilakukan dengan mengadakan
festival seni dan budaya suku Serawai dan suku Rejang di daerah
Bengkulu agar kearifan lokal tersebut semakin dikenal oleh
masyarakat dan bisa tetap diwariskan secara turun-temurun.
• Dengan dilestarikannya kearifan lokal yang ada maka keseimbangan
hubungan manusia dan alam sekitarnya akan terjaga. Sehingga tidak
akan ada kerugian yang tercipta baik bagi masyarakat maupun alam
sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
• Rachmadiarti, Fida. 2017. Buku Ajar Mahasiswa Konsevasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan. Surabaya: Penerbit Unesa University
Press
• Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal MasyarakatDalam Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Prosiding SeminarNasional
Penelitian. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
• Wahono, Bevo. 2014. Pendidikan Karakter Yang Bersumber Dari
Kearifan Lokal Masyarakat Suku Serawai Bengkulu Selatan. Jember:
Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai