Anda di halaman 1dari 46

BAB I11 MANUSIA, HEWAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN 3.

1 Tinjauan Filosofis Hubungan Manusia dan Hewan Ternak Sebuah perkataan filsuf Arab berbunyi, "Sebuah rregeri yarzg miskin ternak tidak akan pernah kaya, dun sebuah negeri yang kayo ternak tidak akan miskin."' Dari kalimat tersebut tergambarkan betapa pentingnya hewan bagi kesejahteraan manusia. Pemanfaatan hewan oleh manusia dimulai sejak manusia berburu hewan untuk makanan. Domestikasi hewan terjadi puluhan ribu tahun yang lalu melalui proses seleksi terhadap hewan yang toleran dengan keberadaan manusia di lingkungannya secara mendadak." Untuk tejalin hubungan tersebut tentu keduanya hams saling lilenerilna keberadaan yang lain. Tidak semua hewan dapat tinggal bersania manusia dm n~enjadi hewan domestik. Ikatan manusia dengan hewan ter~ambar jelas dalam berbagai konteks. Misalnya ikatan antara orang dengan he\~an kesayangannya maupun petemak dengan temaknya.'" Namun, pandangan masyarakat duliia mengenai status hewan sangat beragam. Selain dipensamhi oleh pribadi, banyak diantaranya akibat pengaruh pemikiran filsuf di masa lalu.'.'j Secara global ada empat model liubungan manusia dengan alam temiasuk henan. yaitu OII~IICIT~I~~I. i\.orship, pa~?t:erslrip dan t~~ail~tetlar~ce erigirreer-. Cin dari masing-masing h nod el adalah:'" model 1 : On rlcrsltip Dalarn niodel ini manusia dianggap sebagai pemilik alam sehingga dapat mengeksploitasi sesuai kehendaknya. Kepemilikan suatu materi didasarkan pada siapa penemu per-tamanya. Model 2: Fi'orship

Pviodel ini berada di kutub yang berlawanan dengan model ownerslzip. hlanusia Iianij>ir tidak boleh berbuat apapun terhadap dam. Alam dianggap suci, ini adalah ekspresi dari panentheisme (Tuhan ada di semua benda) sthingga ada keterbatasan tentang apa yang bisa dilakukan terhadap dam. Manusia tidak berbeda dengan ha1 lain di alam selnesta (ekosentnk). Model 3: Partnership Model ini menghilangkan beberapa larangan yang ada pada model worship. Alam tidaklah sesuci itu hingga tak dapat disentuh. Manusia boleh bertindak, tetapi tidak terlalu banyak dan tidak mengubah keseimbangan alamiahnya. Model 4: Maintena~tce Engineer Model ini adalah bentuk moderat dari ownership. Manusia boleh melakukan perubahan pada alam. Tokoh pencetus model ini adalah Margaret Thatcher. Manusia mempunyai kontrak memelihara secara penuh terhadap planet ini. Manusia bertanggung jawab pada generasi selanjutnya. Pandangan terhadap posisi lnanusia dan hewan juga tidak terlepas dari keyakina~i bahwa apakah hewan mempunyai ruh seperti halnya manusia. Dan kriteria ini, pandangan manusia dapat digolongkan menjadi empat17 yaitu artimist. nlechartist, vitalist, dun grotrps of Ancient Greek (Yunani Kuno). Animist berkeyakinan baIi\\,a manusia dan hewan berbagi dan bertukarjiwa/mh. Golongan ~~zechnrlist menganggap manusia maupun hewan tidak mempunyai ruh, seperti mesin. Golongan ~,irctlisr mengakui bah\va hewan meniputiyai ruli, tetapi tidak semaju nlilik manusia. Terakhir, golongan penganut Yunani Kutmo tidak tnempedulikan n11i lie\van, tetapi mereka berkepkinan hewan ada di Bumi untuk kcpentinsan dan manfaat bagi manusia. Golonsan ~erakhir ini adalah golonsan

yang paling banyak pmganutnya. ~irois" dan ~roorn'~ menyebutkan ada setidaknya enam golongan orang berdasarkan pernahatmiatinya terhadap hewan, yaitu: - Anilnal Exploitatiorl berkeyakinan hewan ada di Bumi untuk menjadi milik manusia secara absolut, baik digunakan atau p1ui disalahgunakan. Mereka tidak memahami atau memperliatikan rasa sakit yang dialanmi hewan. Anggota golongan ini celiderung tidak peka terhadap penderitaan hewan. Kegiata~i-kegiatan golongan ilii hanipir semuatiya bertentangan dengan hukum. - Alzinznl Use berkeyakinan bahwa hewan ada terutama untuk digunakan untuk kepentingan manusia nanlun ada tangsung jamb atasnya. secara umum golongan ini berpandangan bahwa tidak ada salahnya memanfaatkan hewan. - Aninla1 control mengusahakan perubahan hukum, peraturan dan regulasi tentang hewan. Keyakinan mereka adalah bahwa pemerintah seharusnya membuat hukum yang mengakomodasi kepentingan masyarakat banyak. Perubahan hukum yang diusahakan adalah menuju satu tujuan, yaitu meningkatkan kualitas pemeliharaan dan kesejahteraan hewan. - Aiziinal Welfare merupakan masyarakat manusiawi, agen kesejahteraaan yang mempromosikan perawatan terhadap hewan yang manusiawi. Komunitas animal welfarist tidak menyalahkan pemanfaatan hewan untuk kepentingan manusia asalkan dengan cara-cara yang meminimalkan penderitaan he\~an.~ Mereka menaati hukum dalam mencapai tujuan. Salah satu kegiatan mereka berkampanye serta mempublikasikan dan mendokumentasi kegiatan penyalahgunaan hewan untuk mengupayakan hukum.

- Aizb~~al Rigl~fs berkeyakinan bahwa hewan mempunyai hak intrinsik yang hams dijaniin seperti hak-liak manusia. Hak-hak itu termasuk seperti untuk tidak dibunuh. dimakan. untuk olaliraga dan riset. atau disalahgunakan dalani bentuk apapun. - Arliri~nl Liberations kadang sulir dibedakan &an <~rli~ncrl rigl~rs. ~iiereka meyakini bali\\oa hexvan seliarusnya tidali dipaksa bekerja atau berproduksi untuk manfaat bagi manusia. Menurut kelompok ini, memiliki hewan kesayangan pun termasuk perbudakan hewan. ~lbright'~ lebih menyoroti dua golongan yang paling berpengaruh yaitu arzirnal dan aninzal rigltts. Golongan at~ir~zal welfare lebih mewakili kebanyakan masyarakat da~i riiencemlinkan perhatian masyarakat kepada penieliharaan hewan yang nianusiawi. Golongan anirnal rigl~ts mengumandangkan bali\\;a hewan mempunyai hak-hak dasar seperti manusia layaknya, untuk bebas dari kurungan, sakit, penderitaan dan kematian untuk alasan konsumsi manusia. Hexvan tidak boleh dieksploitasi dalani bentuk apa pun. Golongan aninlal rights berkeyakinan bahwa manusia hams berkembang menuju titik dimana manusia bisa hidup tanpa produk hewan. Pada prinsipnya paham animal welfare mengakui hak penggunaan hewan oleh manusia dengan mengurangi atau menghilangkan penderitaan hewan dan mengusahakan perubahan dari kekejaman atau penyalahgunaan menuju pengwangan penderitaan, sedangkan paham animal rights mengakui hewan mempunyai hak moral yang tidak dapat dicabut yang tidak boleh dilanggar man~sia.'~ 3.2 Kesejahteraan Hewan Menurut Ilmulvan Berbagai upaya telah diusahakan untuk mendefinisikan istilah welj?are.I9 ~re~or?' memberikan gambaran bahwa animal welfare adalah sebuah perhatian untuk penderitaan hewan dan kepuasan hewan. Sedangkan ilmu animal welfare

adalah ilmu tentang penderitaan hewan dan kepuasan hewan. Kesejahteraan mc~niliki banyak aspek yang berbeda dan tidak ada ungkapan yang sederhana; pem~asalahannya sangat banyak dan beragam; c~ninrnl 11.elfi1r-e mengacu pada kualitas hidup hewan, kondisi hewan dan perawatanlperlakuan terhadap hewan." Daltrn Brarlrbell Reports tahun 1965, dinyatakan bahwa aspeknya mencakup kebaikan kondisi fisik dan mental.22 Namun sayangnya semua definisi tidaklah membantu untuk menentukan apakah hewan menikmati keseimbangan yang benar." Upaya yang dapat dipertimbangkan untuk men-ujudkan kesejahteraan 11e\\.ail ada dua macam, yaitu mengusahakan heIvan hidup sealanii niungkin atau r;lcnlbiarkan lie\van hidup dengan pejalanan fungsi biologisnya." Sctiap he\van ?ang dipelihara nianusia setidaknya diusahakan terbebas dari penderitaan yang tidak perlu.' Menurut alla as^' dan WSPA~" kesejahteraan hewan (anirtial uelfnre) dapat diukur dengan indikator Lima Kebebasan (Five Freedonu), yaitu: I. Bebas dari rasa haus dan lapar (freedo17zfioiiz Iiunger and thirst) Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pertama dalam hidup. Kebebasan dari rasa lapar dan haus ini ditempatkan di urutan pertanla karena ini sangat mendasar, primitif dan tak dapat ditolerir. Lapar adalah saat-saat hewan terstimulasi untuk makan. Hewan memerlukan akses yang mudah terhadap makanan dan minuman untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. 2. Bebas dari ketidaknyamanan Vreedom from discomfort) Hewan akan merasa nyalnan pada lingkungan yang tepat, termasuk perkandangan dan area beristirahat yang nyaman. Kondisi lingkungan yang ekstrim dan penerapan ma~~ajemen yang membuat stress mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan temak. Stressor tersebut

secara langsung mengubah fungsi kekebalan Akibatnya, selain metabolisme hewan yang stress akan memperburuk penampilan (kurus), hewan juga akan lebih rentan terhadap infeksi agen penyakit. 3. Bebas dari kesakitan, lukatcidera dan penyakit fieedont from pain, injury and disease) Secara sangat sederhana, seliat pada hewan secara individu dapat didefinisikan negatif sebagai 'tidak adanya symptom penyakit'?6 Penyakit yang sering timbul di petemakan adalah penyakit prod~ksi.2~ Penyakit ini adalah penyakit akibat kekeliruan manajemen ternak atau akibat sistem yang diberlakukan di petemakan. Penyakit produksi meliputi malnutrisi, rraurna, dan infeksi yang diderita hewan selama hewan dipelihara manusia. Kebebasan ini dapat diwujudkan dengan pencegahan, diagnosa yang tepat dan perawatan. Pengetahuan psternak pang cukup atau tersedianya dokter he\\-an sangat pentin?. Hc\\-an yang sehat sangat rnenguntungkan pe~ernak~-'~ karena selain mcnirigkatkan produktivitas, lie\\-an yang sehat juga akan n~eningkatkan daya ju-I. 4. Bebas untuk mengekspresikan perilaku normal peedon? to express nor~nrrl~eltaviolrr) Hewan lnempunyai kebiasaan atau perilaku yang khas untuk masingmasing jenis temak. Dalam perawatan manusia, hewan mungkin memiliki lebih sedikit kese~npatan untuk mengekspresikan perilaku normalnya tersebut. Pada kondisi ekstrin?, ha1 yang mungkin terjadi justru hewan menunjukkan perilaku menyimpang. Penyediaan ruang yang cukup, fasilitas yang benar dan teman bagi hewan dari sejenisnya akan membantu he\van rnendapat kebebasan menunjukkan perilaku norma~npa.~* 5. Bebas dari rasa takut dan tertekan (freedomfrom fear or distress)

Petemak hams memastikan hewannya terbebas dari penderitaan mental akibat kondisi sekitar, perlakuan dm manajemen. Untuk dapat bertahan, seekor hewan harus mampu menyesuaikan din dan mengatasi tantangan ala~n.~~'~~ Respon terhadap tantangan alam ini salah satu wujudnya adalah stress. Stress selalu hadir, dan tanpa kehadiran stress berarti kematia~~.~' Rangsangan yang memicu stress disebut dengan istilah stressor. Stress berbeda daii distress, distress adalah stress yang buruk sementara stress tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kesejahteraan hewan. Istilah eustress digunakan untuk keadaan oleh stressor yang menyenangkan, misalnya saat bermain dengan kawanannya. 'I Menurut ~oberg~~ stress berpengaruh terhadap kesejahteraan hewan tergantung besar-kecilnya kerugian biologis akibat stress tersebut. Meskipun akomodasi atas stress mungkin terjadi, narnun jika tidak maka stress dapat berakibat kematian. Stress tidak I~anya merupakan lieadaan saat hewan haius beradaptasi melebihi kemampuannya, tetapi juga pada saat he\van niempunyai respons yang lemah hahkan rerliadap rangsangan 'nonnal' sehari-hai3' Takut rnerupakan emosi primer yang dimiliki he\van yang mengatur respon rnereka terhadap lingkungan fisik dan sosialnya. Rasa takut kini 34 dianggap sehagai srressor yang merusak hewan: Rasa ta'hut yang berkepanjangan tentu akan berimbas buruk bagi kesejahteraan hewan. Oleh karena itu, perilaku peternak sangat berperan dalam membangun sikap hewan terhadap petemak. Temak yang sering diperlakukan buruk, sangat n~ungkin untuk menyinlpan kesan yang buruk terhadap petemak. cheeke7 menitik beratkan pada teknik manajemen hewan yang

mengurangi atau n~enghilangkan stress sebagai komponen penting dari aniiizal vvelfni-e. Keliiua poin di atas iilerupakan daftar kontrol status kesejahteraan hewan secara umum saja. Penjabaran kesrawan ke dalaill lima aspek kebebasan tidaklah mutlak terpisah dan berdiri sendiri-sendiri. Aspek yang satu mungkin berpengaruh pada aspek lainnya sehingga sulit untuk dibedakan. Bahkan satu problem dapat merupakan cakupan beberapa poin di atas. Susunan yang berurutan pun tidak mutlak mencerminkan prioritas. Aplikasi konsep dan i~nplementasi kesrawan dipengaruhi oleh berbagai hal. Dalam penelitiannya yang berkaitan dengan kesejahteraan hewan, ilmuwan menggunakan parameter sesuai kepentingannya yang didasarkan pada pandangan mereka tentang bagaimana hewan seharusnya dipelihara dan kesejahteraannya diperhatikan. Sangat mungkin berbeda antara peneliti yang satu dengan yang lain~~~a.~' Pandangan-pandangan ini menurut ~raser~' dapat dibagi menjadi tiga. Pandangan pertama menyatakan bahwa hewan sebaiknya dipelihara pada kondisi yang memungkinkan berjalannya fungsi biologis (tetap sehat, pertumbuhan, dan reproduksi). Pandangan kedua menekankan pemeliharaan hewan seharusnya dengan cara-cara yang mengurangi penderitaan hewan dan mengutamakan kesenangan hewan. Pada puncaknya pandangan ketiga mengusulkan pemeliharaan dengan cara membiarkan hewan hidup secara alami. BAB IV PANDANGAN AGAMA-AGAMA: RELASI MANUSIA DAN HEWAN TERNAK Kandungan ajaran dalam sebagian besar agama adalah perihal hubungan manusia (pemeluk agama) dengan Tuhannya. Terdapat juga ajaran tentang hubungan manusia dengan sesama manusia. Selain itu, agama juga mengatur hubungan manusia dengan alam semesta dan hewan. Dalarn ha1 ini tidak semua

agama memberikan penjelasan secara lengkap dan rinci tentang hubungan manusia dengan he~an.)~ Namun, agama mempengaruhi pola kehidupan pemeluknya dalam sikap dan perilaku umatnya terhadap hewan ternak karena agama memberikan doktrin mengenai posisi manusia di dalam pola hubungan tersebut. Oleh karena itu, ajaran agamalah yang menjadi titik tolak etika pengikutnya dalam kaitannya dengan kesejahteraan hewan. Tabel 1 Pandangan agama-agama terhadap relasi manusia-Ile\iran @eluang dan tantangan terhadap kesejahteraan hewan) No. Agarna Peluang Tantangan 1. Buddha - penyakralan alam - kepercayaan adanya kamma - hetvan termasuk zcjo buruk yang harus dijalani - konsep ahimsa hexvan dalam rri~ikaniasi - adanya ajaran berkasih sayang terhadap hewan 2. Hindu - konsep ahimsa - zoonosis oleh hewan sakral - penyakralan hewan tertentu . - konsep Tri Hita Karana 3. Yahudi - manusia sebagai penguasa -. - penafsiran kekuasaan ke alam arah eksploitasi hewan 4. Nasrani - manusia sebagai penguasa - manusia lebih superior alam (hewan) dibandingkan hewan - penafsiran kekuasaan ke arah eksploitasi hewan 5. Islam - alam semesta adalah untuk semua makhluk ciptaan

Allah - manusia sebagai khalifah di muka bumi - hewan sama dengan manusia sebagai ut71al tidak boleh memperlakukan hewan dengan kejam. Apalagi adanya doktrin karma yang menyatakan bahwa setiap perbuatan tercela akan mendapatkan balasan pada kehidupan men data^^^.^' Hal tersebut menjadi pertimbangan umat Buddha ulituk tidak menyakiti atau mengambil nyawa hewan. Oleh karena itu tidak ada anjuran terhadap pengikut Buddha untuk mengadakan persembahan dengan binatang. Hubungan manusia dan hewan sangat erat dalam kepercayaan Buddha. Kepercayaan adanya reinkamasi menunjukkan perhatian khusus terhadap hewan sekaligus kedekatan hubungan manusia deugannya. Reinkamasi adalah peristiwa dilahirkannya kembali jiwa yang pemah mati. Sebuah nh (jiwa) dapat dilahirkan kembali dalam raga manusia atau hewan. raga apa yang akan didapatkan sebuah jiwa ditentukan oleh karma perbuatannya di kehidupan sebelumnya. Kedekatan hubungan tersebut juga semakin terlihat pada penghormatan terhadap hewan, yaitu keyakinan bahwa hewan berpeluang untuk dapat memperoleh pencerahan dan mencapai kesempumaan, sama seperti peluang yang dimiliki manu~ia.~" Ajaran Buddha secara umum men~anjurkan untuk berbuat baik kepada he\\-an. Namun di balik kepercayaan reinkamasi, hewan dianggap inferior dibanding manusia. Hal ini berawal dari pemahanian bah\\.a karma buruk yang liarus dijalani heivan. Jiwa yang ada di dalam tubuh lle\\ran adalah jiwa yang pada kehidupan sebelumnya melakukan tindakan tercela dan berbuat dosa sehingga pada lingkaran rsinkamasi sela~ijutnya terperangkap dalam raga hswdn. Jiv-a tcrsebut hams rnenyelesaikan karmanya di dalam tubuli henan seba~ai h:~kuman.

Dari persepsi yang menganggap rendah hewan tersebut, umat Buddha terdahulu (bukan Sang Buddha sendiri) menjadikan lial tersebut sebagai alasali untuk memperlakukan hewan secara semena-mena. 40 4.2 Pandangan Hinduisme terhadap Relasi Manusia-Hewan Menurut ajara~i Hindu. alam szmesta diciptakan oleh De\vata untuk kebahagiaan se~iiua jenis kehidupan." Alam selnesta dalam ajaran Hindu mempunyai ~iilai sakral yang tinggi. Ajaran agama Hindu menjunjung tinggi dan menghomlati segala bentuk kehidupan karena semua makhluk hidup, tumbuhan, bi~iatalig se~ta kskuatan alani, semuanya rnemiliki ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Ma~iusia adalah bagian dari alam yang secara spiritual dan psikologis terkait dengan seluruh elemen fisik dan biologi yang me~iyus~m lingkungan, dan semuanya berada di bawah kekuatan spiritual yang sanla (Brihad Aranyaka Upanisad II1.7.15).~~ Masing-masing komponen di alam ini mempunyai peran dan fungsi masing-masing serta terkait dalarn siklus mata rantai kehidupan. Manusia selayaknya menjaga kelestarian a~am.~' Manusia dapat memanfaatkan bumi dan isinya. Di dalam Kitab Bhagawadgita (1II:lO) dituliskan "Sahayajlzah prajah srstvu, puro vaca prajapatih, anena prasavisyad/tvam, esa vo 'stv itakamadltuk." Arti kalimat di atas adalah "Dahulti kala Tzlhan lnenciptakan manusia dengan yadnya, dan berkata: Dengan yadriya pulalah hendaknya elzgkau berkembang, dan biarlah ini (bumi) jadi kamadl~ulc dari keinginanmu." Kanzadhuk mengacu kepada binatang perahan (sapi) yang dalam ha1 ini dapat dimaknai bahwa bumi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia.13 Namun dalam memanfaatkan sumber daya alam umat Hindu menganut falsafah yang dikenal Tri Hita Karana, yang mengandung makna adanya keserasian antara Hya~lg Widhi - nlanusia 44.J5,46 lingkungan. Pengertian berbakti kepada Hj.atig Widlii hams dibarengi

dengan pengertian memelihara, melindungi dan menjaga alam. Ajaran Gandhi yang juga dipercaya oleh masyarakat Bali, salah satunya mengungkapkan bahwa alani dan segala isinya cukup untuk nlemenuhi kebutuhan manusia, tetapi tidak cukup untuk memuaskan keserakahan n~anusia.~' HeIvan dan manusia adalah makhluk yang diciptakan Dexvata. Sesan~a makhluk, manusia dan hen-an han~s berbagi alam. Sepenggal isi dari mantra rri srtndya berbunyi sbb.: ". . . A4nhn Deittn snrvnpl-ani Izitntn knl-ah . . ." yang artinya ". . .Mahadelr,a yartg rt~ert~ber-i arr~~gernl~ keselal~lntart kepada seinzra makl~lzrk.. ." Mantra tersebut menunjukkan bahwa Dewata yang telah menciptakan hewan, manusia serta makhluk lainnya selanjutnya memperhatikan keselamatannya juga. Setelah dianugerahi keselamatan, manusia tidak boleh menindas makhluk lain akibat keserakahannya.'" Apresiasi terhadap he\van tercennin dari dewa-dewa yang dipercayai agania Hindu. Beberapa dewa niempunyai bentuk hewan, seperti Ganesha yang berwujud gajah dan Hanuman yang benvujud kera. Bahkan dalam kepercayaan Hindu Bali beberapa dewa mempunyai peran dan kekuasaan khusus pada kehidupan hewan. Dewa Maheswara memberikan kehidupan kepada bimatang dan Dewa Shambu memberikan anugerah kepada bih~atan~.~' .48,49 (lan Umat Hindu menyakralkan hewan-hewan tertentu diantaranya sap1 unggas.49 Sapi merupakan lambang kemakmuran dan Dewa Siwa juga mempunyai seekor sapi tunggangan yang bemama ~andi.~~ Sedangkan menurut Sudarsana diacu dalam Ayadnya dan ~rinasa~~ unggas terutama itik dianggap suci karena merupakan simbol kebijaksanaan yaitu dari kemampuan itik memisahkan kotoran dan amerta (kebaikan) saat mencari makan dalam lumpur. Gambar 2 Ilustrasi penghormatau sapi oleh umat Hindu. (Sumber: Wikipedia)

Penyakralan hewan tidak menjamin dan berimpliii pada kesejahteraan hewan.36,50,51 Sapi adalah hewan yang diiiakan oleh mat Hindu. Membunuh sapi sangat dilarang dalam ajaran Hindu. Larangan ini sangat keras dalam masyarakat Hindu India. Tidak ada pula orang yang berani memakan daging sapi atau produk pangan asal sapi. Susu, 'dadih, urin dan faces sapi digunakan dalam ritual penyucian dan pengakuan dosa. Sapi dibiarkan hidup bebas di tengah kehidupan man~sia.~~ Selain mengganggu aktivitas perkotaan, populasi sapi yang berbaur di pemukiman berpeluang besar menyebarkan atau menderita (te jangkit) zoonosis. Penyakit mulut dan kuku (Foot and Mouth Disease) dan tuberkulosis (TB) adalah contoh penyakit yang mungkin merebak dan patut mendapat perhatian lebih akibat kontak bebas antara populasi manusia dengan populasi sapi. 4.3 Pandangan Yahudi terhadap Reiasi Manusia-Hewan Yahudi merupakan agama monoteistik yang pertama muncul pada sekitar tahun 2000 SM. Agama ini adalah agama yang dibawa oleh keturunan Ibrahim pertama, yang disusul nasrani dan Islam. Agama Yahudi inempunyai ajaran dan hukum (halacha) yang tertuang di dalam Taurat, Talmud dan Ketuviv. Taurat merupakan lima kitab yang diturunkan kepada Musa (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan). Talmud merupakan wahyu para rasul, sedangkan kitab-kitab lain temasuk dalam ~etuviv.'* Pemahaman umat tentang keberadaan manusia dan hewan berdasarkan kitab agama Yahudi adalah bahwa manusia dan hewan adalah makhluk Tuhan. Ajaran Yahudi menempatkan manusia pada posisi sebagai penguasa atas hewan-hewan. Penganut Yahudi berpandangan bahwa hewan diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan manusia. Hal tersebut berdasarkan Taurat dalam Kitab Kejadian 1:26 dan 28 yang memerintahkan manusia agar berkembang biak dan menguasai binata~ig-binatang yang ada di bumi. Oleh karena itu manusia dapat

memanfaatkan hewan untuk kepe~itingannya.53 4.4 Pandangan Nasrani terhadap Relasi Manusia-Hewan Nasrani merupakan agama monoteistik kedua yang dibawa oleh keturunan Ibraliim. Kitah sucinya adalah Injil; di dalam Injil juga terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Peijanjian Lama adalah kitab yang sebelumnya diturunkan kepada uniat Ydhudi dengan sedikit perbedaan dalam ha1 penamaan dan susunar~." Berdasarkan pada I~ijil, nidnusia memiliki kuasa atas hewan. Keistimewaan yans dimiliki ma~iusia ini diberikan oleh Tuhan Iangsung karena tertuang dalalil Kitab Kejadian 126 dan 28. Namun agalna Nasrani tidak menerangkan lebih lanjut tentang hubungan manusia sebagai "penguasa" dengan hewan. Pendapat peniikir Nasrani tentang keberadaan hewan pada umumnya s'ama, yaitu bahwa manusia scbagai peminipin alam semesta berhak memanfaatkan hewan.j4 Kekuasaan maiusia atas hewan yang dipaharni umat Nasrani nienghilangkan hak-hak asasi hewan. Sebagian besar umat Nasrani berpandangan bah\\.a he\\ an tidak mempunyai hak asasi. Dalam ha1 tersebut baik teolog kuno mauputl tcolog ii~odem berpcndapat sama.j5 Beberapa hasil pemikiran teolog nasrani tentang bagaimana \\.ujud kekuasaan manusia atas hewan, sebagai berikut:" - Augustine berpendapat bahwa manusia bersifat rasional sedangltan hewan bersifat irasional. Yang rasional digariskan untuk memerintah yailg irasional. Manusia dapat menaklukkan hewan, tetapi hewan tidak dapat melakukan sebaliknya. Karena hewan tidak rasional, bahkan dia tidak tahu bahwa dia hidup. - Thomas Aquinas mengemukakan sebuah hirarki dengan puncaknya adalah Tuhan. Lapis yang di atas menguasai lapis di bawahnya, dan hewan

berada di bawah lapis manusia dalam hirarki tersebut. Pendapatnya juga bahwa hewan hewan tidak mempunyai nth yang kekal dm hewan diciptakan untuk digunakan oleh manusia. Hewan berada di bawah kekuasaan manusia karena mereka tidak berakal. - Karl Barth adalah pemikir modem di abad ke-20. Ia berpendapat bahwa Tuhan telah memilih penjelmaan sebagai lnanusia dan ini menunjukkan nilai manusia lebih penting daripada hewan lainnya. Tejadi perubahan pandangan uniat Nasrani terhadap hewan. Teolog Nasrani kuno cenderung berpandangan bahwa manusia jauh lebih superior dibanding he\van dan spesies lain. Menurut pendapat mereka, hewan lebih rendah karena tiga alasan, yaitu: bahwa hewan diciptakan Tuhan untuk tnenjadi milik n~anusia dan dapat digunakan sesukanya. manusia memiliki ruh dan rasio (he\van tidak). dan ajaran Nasrani bersifat hirrtlnrlo-cerlrric. Dari alasan-alasan tersebut tentu saja adanya eksploitasi alam (termasuk ternak)." Desakan pertumbuhan gerakan lingkungan, mengubah pola pikir umat Nasrani secara radikal tentang peran inanusia dalam berhubungan dengan lingkungan (termasuk hewan). Secara umum pendapat yang diterima setelah perubahan ini adalah stel~.ardship dan parrr~ership daripada dominasi dan eksploitasi. Hasil pemikil-an Nasrani modem tersebut secara sigifikan menghaluskan sikap terhadap l~e\c-an.~~ Perdebatan umat Nasrani masih terjadi antara golongan unirnnl rightist dengan golongan tilit~i~r. Kalangan atrinzal rightist tidak nienyetujui pemanfaatan hewan untuk kepentingan manu~ia.~' Alasan mereka adalah bahwa di dalam versi King James (berbahasa Inggris). ayat Kejadian 1:28 menggunakan kata dominiori. Kata dorlzirlior~ berbeda dari clor~tirzatiori. Maksudnya dominion adalah diwujudkan dengan melindungi dan merawat bukan membunuh dan

memakannya. Kemudian juga didukung ayat selanjutnya pada Kejadian 1:29 "Be~$rmanlah Allah: Zihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuhtunzbuha~z yang berbiji di seluruh bumi dun segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan meiljadi makananmu "'57 Dari ayat-ayat tersebut aninzal rightist menganggap bahwa pada awalnya manusia diciptakan sebagai vegetarian. Pendapat kalangan aninzal rightist tidak selamanya benar karena banyak ayat yang menunjukkan penggunaan hewan oleh orang-orang terdahulu. Misalnya di ayat yang lain disebutkan, "Yolzanes menzakai jubah bulu unta darz ikat pinggang hrlit, clan ~nnkaita~znya belalarzg dun nzadu hutan" (Matius 3:4).57 Bahkan berita kekuasaan manusia atas alam adalah pada pejanjian Allah dengan Nuh. Kitab Kejadian 9:l-4 menyatakan "Lahr Allali r~iemberkati Nzrh da~z arzakanaktzya serm berfiniaiz kepada r~iereka: 'Bera~zakcrinllah dun ta~nbah barz)~aklaIi serta penrtliilalz brirni Akarr mk~t n'nn gerrtar kepa&rtrii segala birzatang di hinrzi hrz segala burrrrig di tida~a, segala yang bergerak di niuka bunri darr segala ikrrrt di 1arlt; ke rltrlcrr~i ta~ignr~rizzrlah se~~zztarrya i[ir diserahkaii. Segcrla ~~clrig bergercrk, ja~rg Iiiriilp, akarr 11iergadi rizakarrarrri~rr. Akrr telah ~rrenrberikrrri serilirci itrr kepcrrlorliii seperti jiigci rirrizbulz-tzinlhrrha~r hijau. hariya dagirrg j.aiig ?.rrr~g rrrrrsil~ crcla rr!.tr~t.a~ij.a. !.crk~ri rlnl-ah~ij.a, ,jariga~rlah lirtnizr .- r~k~rr.' ,%!.atayat di atas nienunj~ikkan adanya izin dari Tuhan yang diperolzh manusia ~intuk nienguasai alam da~i memanfaatkan hewan. Bentuk ekstrim keberadaan hewan dalan~ Injil salah satunya terdapat pada Perjanjian Baru yang menyatakan " ... sarria dengun birzatarzg yartg Ira~zya dilahirkan urztuk ditangkap darr dirtzusrzalzkari.. ." (I1 Petrus 2:12).j7 Tantangan dalam perjuangam kesejahteraan hewan dapat muncul dari penganut yang berpaham nriinial erploirntiorr sehingga eksploitasi terhadap hewan mungkin dapat timbul dari ayat tersebut. Persepsi untuk menganggap rendah status hewan

dan tidak adanya hak-liak hewan semakin menguat dari ayat tersebut. Akan tetapi dewasa ini aturan hukum dan perkembangan ilmu pengetahuan telah mulai diarahkan untuk mengatasi tantangan tersebut. 4.5 Pandangan Islam terhadap Relasi Manusia-Hewan Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wasalla~n (saw.) adalah pembawa ajaran Islam. Muhammad saw. diutus Allah swt. untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (ralznzatan lil 'alamiin). Telah difirmankan Allah swt. dalam Al Quran surat (QS) Al Anbiya' ayat 107, "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, inelainkan urztuk (nzenjadi) rahmat bagi semesta a~arn."*~ Hal tersebut berarti Islam membawa kebaikan bukan hanya untuk rnanusia saja, tetapi juga bagi seluruh makhluk yang ada di jagat raya ini termasuk hewan temak. Binatang yang ada di muka Bumi (termasuk hewan temak) adalah inakhluk ciptaan Tuhan (Allah). Perhatian Tuhan terhadap hewan sebagai makhluknya tidak berbeda jauh dengan perhatian terhadap manusia. Hewan merupakan unzat seperti halnya manusia. Di dalam QS A1 An'am: 38 dijelaskan seperti berikut: "Dari tiadalah birzatang-biizatarzg yang ado di bzriizi riait birnl~~g-blrrzirzg ya~ig terbaizg dengan kedzra sayapnya, nzelainkan uiizat-umat fjuga) seperti kamzr. 3.58 Oleh karenanya manusia juga hams menghormati keberadaan hewan dan hidup berdampingan. Kemudian Allah menegaskan bahwa semua makhluk Allah beribadah kepada-Nya dan memuji-Nya meskipun dengan bahasa yang manusia tidak memahaminya: "Larzgit yang tzrjuli, blnizi do17 seriztra j*arzg ah di clalannzya ber~trshil~ kepada Allrrli. Dan tak ada s~rrrtzr pzrrl rizelaiizkarl bertasbili dengan ~tzernuj-.A).rr, retapi kniizir sekaliarz rirlnk ntenger-ri rasbih nzereko. Sesznzggz~hrzya Ditr cztltrltr/i .\lrr/ltr Perq.arr~urz lagi nlnhrr Perzganzpzrri " (QS Bani Israail: 43).j8 Lebih jauh lagi, Allah mengatur rizki dan ketentuan atas hewan seperti halnya atas manusia. hi dapat kita ketahui dalam QS Huud ayat 6 berikut: "Dan tirlak ada

strnltr binatang rtzelara purl di bznni nzelainkarz Allalz-lali yang merizberi rezekinya, dan Din rnengetahtli tenzpat berdiariz birzatang itu da~z tenpat penyinzpanannya. Selnzranya tertulis dala~n kitab yang nyata (Lawh Mal$rz). "58 Manusia tinggal di planet ini berbagi tempat, lingkungan dan sumber daya dengan makhluk hidup lainnya. Makhluk hidup yang dimaksud termasuk di dalamnya adalah binatang dan ternak. Manusia hanyalah segelintir dari banyak makhluk yang sama-sama mempunyai hak dan kepentingan untuk mengakses sumber daya yang disediakan Tuhan. Firman Allah swt. dalam QS Ar Rahman ayat 10 menggambarkan kenyataan tersebut: "Dan Allah telah nzeratakan bunzi ,858 untuk inakhlzrk-Nya. Hal ini juga dipertegas dan ayat lain pada QS A1 Furqan: 49, "Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dun agar Kami melnberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kanzi, binatang-binatang ternak dun manusia yang banyak."58 Ha1 tersebut juga tertuang dalam firman-Nya yang lain, QS 'Abasa: 25-32 sebagai berikut: "Sesungguhnya Kami benar-benar telah nlencurahkan air (dari langit). Kenzudian Kami belah bumi dengarz sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu anggur dun sayur-sayuran, zaitun dun pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat dun buahbuahan serta rumput-rumputan untztk kesenangatzmu dun untuk bi~zatangbirzatang ternaknlu. '"' Islam membenarkan hak penggunaan hewan oleh manusia. Hewan-hewan di dunia telah diciptakan Allah s~vt. untuk dimanfaatkan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Hewan merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada manusia sebagaimana firman-Nya, "Dia telah nzer~garzugeralzkarz kepadarnu birzrrtnr~g-binatarg ternak, ..." (QS Asy Syuraa': 133).~' Naniun, dalam memanfaatkan alam, manusia liarus menjaganya dari kerusakan yang mungkin timbul, sebab Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Firman

Allah, " ... (/mi jarzgnrzlah kni~t~i i~~elzrpukarz bahagiartrnti dari (kerzikn~atai~) di~i ... rlarr ,jaizg~rr~lalz karrnr herb~rat kerlisaka~z di fiizttka) bz~rrzi. Scs~i11gg7il111g.a Alloh tirlnli nic.r~j,~rkai orarzg-orang ?,arzg berbuat kenrsakai~" (QS Al Qashash: 77).'" hlanusia dapx mengarnhil nianfaat yang banyak dari hewan temak. Di dalam ayat Al Quran, dijelaskan bahwa hewan diciptakan dengan berjenis-jenis manfaat untuk kesejaliteraaan nianusia. Di antaranya disebutkan baliwa hewan bemianfaat sebagai transportasi dan suniber pangan. Ayat yang menyebutkannya adalah sbb.: "Dan dinntara bitzatatzg ternak it21 ada yang dijadikatz untuk pe~rgu~zgkzrtnri dun arki ynrzg ur~;~rk disernbelih. " (QS Al &]>am: 142)~' dan di ayat yang bsrbeda ';lllalz-la11 gung rnerzjadikan binatatzg terrzak uiztuk kamu, sebagic~rrrij~i trrttuk kunrt~ ker~rlirrai dan sebagiarzrzya ur~tuk kainu nlakan" (QS A1 Mu'min: 79).jS Heuran juga nienyediakan tenaga sehingga manusia dapat melakukan kegiatan yang tidak efektif dikejakan dengan tenaga manusia, seperti disebutkan dalam ayat Allah, "Dan ia 11ze171ikul bebarz-lebannzu ke suatu negeri ynrzg koirzu tidak sarzggzrp sarrlpai kepadanya rnelainkan derzgan kesukararz- kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhan-mu belzar-benar maha Pengasih lagi Maha Penyayang, " (QS An-Nahl: 7)58 Pada ayat yang lainnya juga disebutkan "Dan ada lagi manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu dan supaya hint4 mencapai suatu keperluan yang tersilnpan dalam hati dengan mengendarairiya ... (QS A1 Mu'min: 80).~' Manfaat lainnya masih banyak dan pengembangan manfaat hewan ini tergantung pada pemikiran manusia untuk mau melakukan inovasi-inovasi, "Dan Dia telah rnenciptakan binatang-birzatalzg terrtak uiztzlk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai nzanfaat, dati sebagiannya karrzu ntakarz " (QS An-Nahl: 5).58 Manusia dianugerahi keistimewaan sekaligus amanah sebagai pemimpin

dunia. Dalam pengertian ini manusia mempunyai gelar khalifah di bumi. Allah SIY~. menuangkan ketetapan-Nya dalam ayat-Nya: " ... sesunggzthiz~u Aki~ Izerzdak rrtetgadikari seorang khalifalz di nzuka burni ... "(QS A1 Baqarah: 30)~~ dan juga dalam firman Allah yang lain, "Dia-lah ynng rrleitjndikan karntr khalifali-khalifah di mzrkn birrni ... (QS Fatir: 39)'' Oleh karena itu manusia dapat memimpin semua bentuk keliidupan di bumi. Akan tetapi gelar klzalifalz berbeda dengan penguasa. Khalifah bertanggung jawab juga atas kesejahteraan segenap ulllat yang dipimpinnya. Dengan deniikian manusia bertanggung jawab atas kesejahteraan hexvan tenialinya. BAB V PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK DALAM PERSPEKTIF AGAMA 5.1 Pemeliharaan Ternak dalam Perspektif Buddhisme Ajaran Buddha sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya mengarah kepada penyakralan alam, agar manusia tidak banyak mengganggu alam atau membuat kerusakan padanya. Dengan demikian secara tidak langsung hewan dibiarkan hidup sealami mungkin. Buddha juga mengajarkan ahimsa terhadap makhluk hidup berperasaan (setztient beings).59 Demikian pula ha1 pel-tama yang ada dalam lima pantangan adalah larangan untuk membunuh makhluk hidup6' Akan tetapi penyakralan alam hams disertai tindakan harmonisasi kebutuhan manusia yang semakin kompleks dengan kondisi alam agar tetap menjamin kesejahteraan hewan. Berbagai ha1 yang dilakukan nianusia, baik disadari maupun tidak, dapat mengurangi (berimbas negatif terhadap) kesejahteraan hewan. Konsep ahinisa niungkin hanya efektif untuk menglman~bat perbuatan negatif manusia yang disadari. Sedanzkan perbuatan negatif lainnya tanpa disadari selllakin

berkembang. Tantangan yang liarus dihadapi adalah nieningkatnya jumlali manusia sehingga keadaan ini memaksa ekspansi nianusia terhadap alam sernakimi kuat. canipur tangan manusia terhadap alanm senlakin kental. Selain menguraiigi habitat hewan, nmobilitas manusia juga berperan dalanl menyebarkan penyakit hewan bahkan zoonosis. Hal lain yang menjadi tantangan adalah masalali kelestariatl liewan. Harus diakui bahwa kesejahteraan hewan berbeda dengan kelestarian liewan. Kesejahteraan hewan berkaitan dengan status individual, sedaiigkan kelestarian mengacu kepada status jenis (spesies) hen.an.'"ernlasalahan akibat penyakralan liewan adalali minimnya domestikasi hewan sehingga tidak ada kontrol atau modifikasi populasi dati reproduksi hewan oleh manusia. Dapat kita lihat bah\va liewan-hewan doniestik lebih eksis dibandingkan satwa yang tidak didomestikasi (liar). Hal tersebutlah yang disebut sustaiilable atziinal use, penggunaan liewan oleh manusia dengall harapan te jadi kelangsungan jenis~~ya.~' Satwa liar mengalami kepunahan karena kehilangan habitat atau karena tidak dibudidayakan manusia. Berkaitan dengan kesejahteraan hewan, bukan peristiwa kepunahannya yang menjadi perhatian, tetapi proses kepunahan yang dialami oleh individu-individu spesies tersebut. Proses menuju kepunahan dapat berupa terserang penyakit, kelaparan, kehausan, malnutrisi, hilangnya kesempatan bereproduksi, stress dan lain sebagainya. Punahnya spesies hewan salah satunya akibat ekspansi tempat tinggal manusia. Oleh karenanya konsep ahimsa tidak cukup untuk mencapai kesejahteraan hewan jika diartikan bahwa manusia tidak boleh menyakiti, merusak atau membunuh hewan. Akan tetapi diperlukau langkah positif untuk mencapai kesejahteraan hewan, salah satunya domestikasi. Tabel 2 Pedoman agama-agama dalam pemeliharaan hewan temak (peluang dan tantangan terhadap kesejahteraan hewan)

No. Agama Peluang Tantangan 1. Buddha - konsep ahimsa dalam - pertumbuhan jumlah memperlakukan trjo manusia mendesak habitat - membiarkan hewan hidup hewan sealami mungkin - minimnya domestikasi sehingga sedikit kontrol terhadap populasi hewan - isu konservasi hewan dengan nienitikberaatkan masalali kesraxan saat hewan menuju kepunahan 2. Hindu - konsep ahimsa - persembahan kepada Bh~trrr - kebebasan kehidupan Kala di Bali hewan sakral - keterpumkan sosial ekonomi masyarakat India mengurangi kepedulian terhadap hewan sakral 3. Yahudi - menghindari tzaar baalei - ritual kapparot cliayinz - produksi foie gras 4. Nasrani - ajaran berlaku kasih sayailg - anggapan hewan tidak terhadap hewan nlerasakan sakit 5. Islain - perintah berbuat baik - jarang menjadi topik aktual kepada hewan kajian-kajian - larangan kejam terhadap hewan

- berhati-hati dalam mernanfaatkan hewan yang merupakan sentient beings - terpenuhinyafive freedoms 5.2 Perneliharaan Ternak dalarn Perspektif Hinduisme Hinduisme mempakan sebuah istilah yang mencakup banyak ide berbeda meskipun saling berkaitan. Oleh karenanya tidak ada pandangan tunggal yang jelas tentang cara yang benar dalam memperlakukan he~an.~~ Akan tetapi secara umum Hinduisme mengajarkan konsep ahimsa. Istilah ini bermakna tidak melakukan kekerasan dan tidak memb~nuh.~~" Berpedoman pada konsep ahimsa tersebut, masyarakat Hindu merawat hewan dengan baik. Masyarakat Bali adalah masyarakat yang religius sehingga pemeliharaan hewan temak dan pemanfaatannya tidak jauh dari tradisi persembahan. Untuk menghormati dewata, umat Hindu melakukan persembahan. Dalam adat Bali persembahan upaliara ini disebut beba~zten. Bebanten biasanya diwujudkan dengan:4" - Afarlriga, yaitu bahan yang berasal dari telur atau binatang yang nienetas dari telur. Rinatang-binatangnya adalah ayam, angsa, itik, dsb. - h4uhaya. yaitu makhluk hidup dari berbagai jenis binatang (sanva \i~ewalungan) pada umumnya binatang yang berkaki empat. Hewanhe~van dalarn golongm ini misalnya babi, kambing, kerbau, sapi, dsb. - A.lntrr~.a, yaitu material upakara (bebanten) yang terdiri dari berbagai daun. bunga dan buali dari jenis tumbuhan tertentu. Persembahan dengan hewan lazin~nya ditujukan kepada Dhuta Kula yang menyukai darah dan dag111g "'" sebagai simbol kekuatan negatif." Ian tetapi jina yang terkurung dalam raga hewan persembahan tersebut diharapkan akan

mendapatkan kamla dalam perputaran reinkamasi bempa kelahirannya dalam status yang lebih tinggi. Oleh karenanya persembahan dengan bewan selalu diawali dengaii mantra-mantra doa dan sesaji agar hewan terlahir dengan status yang Ichih tinggi di kehidupan selanjut~i~a.~~ Masyarakat Hindu di Bali mempunyai tradisi sabung ayanl yang dikenal dengan nama Tuhulz Ruh. Ritual ini diselenggarakan satu hari sebelum hari raya NI~~I. Bhzrta Kaln merupakan tujuan dari persembahan inLG6 ~asalah kesejahteraan hewan yang timbul pada tradisi ini adalah restriksi kesejahteraan ayanl aduan. Penderitaan ayam tersebut dikarenakan adanya cedera, luka dan sakit akibat bertarung dalani ritual tersebut. Masalah ekonomi di masyarakat Hiidu di India menyebabkan masalah kesejahteraan hewan semakin k~m~leks?~~~~ Kepedulian masyarakat terhadap hewan sakral menurun seiring menurunnya tingkat kemampuan ekonomi. Keterbatasan ekonomi masyarakat menyebabkan hewan suci terlantar karena tidak ada yang mampu mera~atn~a.~~ Sebuah perkampungan dengan masyarakat yang miskin dan daerah yang kurang subur akan berimbas pada hewan yang kelapm, apalagi jika terjadi populasi sapi yang melebii ketersediaan pakan. Gambar 3 Upacara ritual Tabuh Rah oleh masyarakat Hindu Bali. (Sumber: htto://blo~.baliwww.~om/index.~h~?tag=bhuta-vadnva) Gambar 4 Sapi yang disakralkan di India. A. Perjalanan menuju penyembelii. B. Sebagian yang tidak tahan kondisi lingkungan. (Sumber: http://tedeboy.tripod.com/drmichaelwfox/) Sapi yang disakralkan pun berpeluang masuk ke unit pemotongan hewan.. Beberapa distrik di India tidak bermasalah dengan penyembelihan dan konsumsi daging sapi. Distrik tersebut bahkan menyuplai daging sapi ke luar negeri.

Masukan sapi hidup adalah dari distrik yang tidak mengizi pemotongan sapi. umur 3 bulan untuk dikonsumsi hatinya Hati angsa yang demikian disetujui dan umum dikenal sebagai bahan makanan kosher.71 Mengutip pemyataan Rabbi Elyashiv bahwa halacha memperbolehkan hewan menderita jika memang menghasilkan keuntungan yang jelas bagi manusia," maka Yahudi memperbolehkan factory farming. Gambar 5 Tradisi Kapparot: memindahkan dosa seseorang ke ayam. (Sumber: htb://upc-online.ordwinter06/kapparot.html) 5.4 Pemetiaraan Ternak dalam Perspektif Nasrani Pemeliharaan hewan (temak) dalam ajaran Nasrani secara umum harus dilakukan dengan kasih sayang. Namun dalam mewujudkan terpenuhinya five freedoms, kita tidak dapat mewujudkanfreedom from pain seandainya rasa sakit itu tidak disandangkan kepada hewan. Hal tersebut dikarenakan oleh para pemikir Nasrani yang mempunyai pendapat berbeda-beda dalam hal kemampuan hewan merasakan sakit. Pendapat ekstrirn diantaranya menganggap bahwa hewan tidak merasakan sakit. Dalam pendapat ini, meskipun hewan terlihat seperti merasakan sakit, tetapi mereka tidak mederita. Pendapat selanjutnya membedakan sakit dan derita. Penderitaan lebih kompleks daripada sakit. Hanya manusia yang dapat menderita karena Namun dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan telah memberikan masukan untuk mengubah pandangan tersebut, meskipun ttentu saja massih ada sisa-sisa penganut paham tersebut. Injil di banyak pasalnya memperbolehkan persembahan hewan, hal ini banyak terdapat di Kitab Imamat. Persembahan-persembahan tersebut dilaksanakan oleh kaum terdahulu. Salah satu prosesi upacara persembahan yang dikisahkan dalam Injil Perjanjian Lama has berhati-hati dalam menjalankannya agar tetap memperhatikan kesejahteraan hewan. Hal ini tertuang dalam Keluaran

12:6 "Kamu harus tnengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jenlaah Israel yang berkumpul, hams menyembelihnya pada waktu se~tja."~~ Hewan yang dikurung dalam waktu cukup lama tidak mendapat cukup ruang bebas untuk menunjukkan perilaku normalnya. Oleh karenanya pengertian pengurungan hewan dapat diperluas sehingga dapat menjamin kesejahteraan hewan kurban. Afiliasi agama Nasrani kurang baik dalam mendukung kesejahteraan hewan. Oleh karena itu afiliasi agama perlu ditingkatkan. Hasil penelitian videras12 yang menunjukkan bahwa perhatian penduduk Florida (Amerika) terhadap kesejahteraan hewan lebih cenderung karena alasan politik dan sosial ekonomi daripada pertimbangari ajaran agama mereka. Dalam penelitian tersebut kebanyakan responden adalah penganut Katolik. 5.5 Pemeliharaan Ternak dalam Perspektif Islam Islam msngajarkan manusia untuk memiliki rasa kasih sayang terhadap hewan. Rasul mencladankan kepada umatnya urltuk menunjukkan perilaku yang baik terhadap he\\san. Hadits Nabi menyebutkan bahwa beliau bersabda, "T~rk~rtlali kepacltr Alltrlr dcrlrrrri rrienielilrcrrrr biriatarig-biiratarig j.arrg trrk dapor hicrrrtr irii. Tzrrrggt~r~gil~rl~ nierektr rler~gctri hriik, darr berilah rnakarl detigcrrt ~.airg htrrk p~~lr."'2 M211usia ~dak dapat berbicara dengan hewan. Namun seperti ungkapan Bentham vans menjadi permasalahan bukanlah "Dapatkah mereka berbicara?', "Dapatkah mereka berunding?", tetapi "Dapatkah mereka ~nenderita?"~' Mereka melnang tak dapat bicara, tetapi bukan berarti mereka tidak dapat merasakan sakit. Manusia dengan keterbatasan pengetahuan dan komunikasi hewan, berpeluang besar memperlakukan hewan secara tidak sejahtera.

Hewan tidak seperti benda mati yang tidak merasakan lelah. Pada kesempatan yang berbeda beliau juga menyampaikan: "Naikilalz binatangbiriararzg turtggarzgart irri dalanl keadaan selat?zat, dun lepaskanlah mereka dalarn lie'rtlaart selcirnnt pzrlcr. Jariganlal~ kaliarz jadikan nzer-eka sebagai kursi." (Hadits Riwayat [HR] Imam Al Hakim dan ~aiha~i)~~ Hadits lainnya menyatakan:. "Hindarilah menjadikarz punggung-punggurzg binatang piaraanmu sebagai mimbar. Sebab Allah swt menaklukhn bagi kalian adalah agar kalian dapat rnerzcapai daerah yarzg sulit dicapai kecuali dengan memayahkan diri. Dan dia telah menciptakarz bttnzi urztuk kalian, rnalca penuhilah kebutuharz kaliarz di ata~n~a."'~ Meskipun diakui hewan memiliki beberapa hak seperti manusia, mereka bukanlah manusia, akan tetapi hewan juga tidak seperti mesin yang tidak merasakan apa pun.I5 Tinjauan konsep Five Freedorns dari ajaran Islam terkait kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut: a. Bebas dari Rasa Lapar dan Haus Hewan di alam liar mendapatkan makanannya sendiri. Sejak hewan didomestikasi dan hewan teniak hidup bersarna manusia, maka terjadi perubahan perilaku hewan. Kebiasaan hewan untuk bebas mencari makan sendiri di ala~n liar telah mereka tinggalkan. Kehidupan hewan menjadi di bawah kontrol manusia. Terlepas dari kerugian ekonomi akibat hewan menjadi kun~s jika tidak diberi niakan atau minum, manusia memiliki kewajiban ulituk nieliiberi makan dan minum teniak yans dipeliharanya. Seorang muslim wajib niemberikan nafkali kepada liewan piaranya berupa makanan dan minuliian !an3 dapat menopang hid~~nya.'~ Rizki Allah untuk heIvan ternak telah ditcntukan. Padany penggembalaan telah disediakan Allah dengan ditumbuhkan-Nya tanaman liijauan, " ... in!:( Karrti rlrrnbzthkail

derigarz air hz!jan itzr tananz-tartanzarz ymzg darirzya (dapat) rnnknri birzatarzgbirzatang terizak rrzereku dart nzereka serldiri ... " (QS As Sajdah: 27).js Di ayat lainnya disampaikan "Dan gztrz~trzg-g~nuizg diparzcarzgkan-Nya derzgarz teguh. (Sernzta itzc) ztnrzrk kesenangn~znzzt r(an ztrztt~k biizatnng-biizatang ter~zahu."~~ Tenrang ha1 serupa juga disebutka~i pada QS An-Nahl: 10 "Dia-lah yang telali nzerzur-rtrzkari nir hujniz dari lclizgit urztuk kanzu. sehagaiarzrzya rnerzjadi nzir1lrnzn11 darl sebngiarzrzya (rrzert~~trbzrlcn~) tuilzbuh-tzarzbular~ yang pacla (rernpat tztnibulir~~~n) karizzt ri~enggerizbnlaknn rcr-nakrnzc. ,358 Melalui domestikasi hewan ternak manusia telah memutuskan dirinya sebagai perantara rizki untuk temak. Oleh sebab itu, manusia wajib menyampaikan hak hewan tersebut. Meinberi makan atau minum hewan adalah perbuatan baik dalam ajaran Islam. Kebalikannya, menahan nafkah hewan adalah perbuatan sangat berdosa. Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki yang melintasi sebuah jalan. Tiba-tiba ia merasa sangat haus, lalu menemukan sebuah sumur. Ia menuruninya untuk (mengambil air) minum. Selesai minum, ia keluar. Tatkala ia telah keluar, ia menjumpai seekor anjing yang menjulurkan-julurkan lidahnya sambil mencium tanah karena kehausan. Orang itu bergumam dalam hati: "Kasihan, anjing ini benar-benar kehausan seperti yaizg baru saja meitinpa diriku." Kemudian ia kembali menuruni sumur itu dan mengisi penuh sepatunya dengan air. Ia gigit sepatu itu hingga sampai lagi di tempat (anjing berada). Lalu ia meminumkamya kepada anjing itu. Allah s1t.r. mengucapkan terimakasih kepadanya dan mengampuni dosadosanya. Para sahabat bertanya: "E'ahai rasztl, apakah kami juga akan n1e171perolel1 pahala kar-ena (rileilololtg) birzataizg?BeIiau menjawab; "Seriap birlatallg yarlg rilenzilihi jarlru~lg basalz (hidup) aka11 n~endarar~gkan

pr~l~ala."72~74 Kisah serupa yang membenarkan ajaran tersebut adalah dikisahkan bahna konon ada seekor anjing yang berputar-putar di sekeliling sebuah sumur pang hamper mati karena kehausan, tiba-tiba seeorang wanita tuna susila dari Bani lsrail nielihatnya. lalu ia nielepaskan sepatunya untuk mengambil air yans kemodian diminumkannya kepada anjing tersebut. Karena arnalnya itulah kemudian Allah swr. berkenan mengampuninya.7" Sedangkan kisah yang menahan nafkah hewan piaraan, dikisahkan seorang wanita yang disiksa karena seekor kucing yang dikuningnya sanlpai mati. Hanya karena kucing itu ia masuk neraka. Sebab tatkala ia mengurungnya, ia tidak memberinya makan dan minum. Ia juga tidak mau melepaskamya 7 74.75 untuk mencari makanan dari serangga dan tumbuh-tumbuhan.'~. Islam mengajarkan juga untuk me~nperhatikan nutrisi hewan yang muda (bayi). Jika arnbing induknya itu diperah, maka pemerahan tidak dibolehkan melebihi kadar yang membahayakan bagi anak hewan tersebut. Pertimbangan untuk ha1 tersebut adalah di dalam Islam tidak ada yang dirugikan baik bagi manusia maupun binata~~~.~" Anakan teniak hams diberikan susu yang cukup. Petemak memerah ambing induknya tanpa mengurangi asupan anakan. Hal ini menguntungkan bagi petemak juga karena selain mendapatkan susu, temalcnya juga tumbuh dengan baik. b. Bebas dari Ketidaknyamanan Dalam Islam diajarkan untuk menempatkan hewan senyaman mungkin (tidak menempatkan hewan di daerah yang panas tanpa peneduh dan dipancang sehingga tidak memungkinkan hewan mencari ternpat yang menurutnya nyaman). Hadits yang berkaitan, diliwayatkan "Rasulullah saw keluar untuk nternenuhi suatu keperluan. Kentudian beliau meliltat seekor unta yang diderurnkan di depan pintu rnasjid sejak siarzg hari. Namun sore

harinya beliau melihatnya nzasih dalant keadaan yang santa. Melihat keadaan ini, beliatl bertanya: 'Di nla~iakalz pernilik unta irzi? Cari dia.' Terizyata tidak a&, lalu beliau bersabda: 'Bertaq~vaalak kepada Allah dalant (ine~nelihara) binatarzg ini. Turzggai~gilah dalant keadaait baik dait dalarn keadaan genzuk. ' Saat it11 beliau seperti bar-21 saja mnrah" (HR Ibnu Hibban dan Imam /.hmad).j2 Perkandangan akan melindu~~gi hewan dari cuaca buruk dan lingkuugan yalig beruhah secara cepat. Perkandangan yang baik akan menyediakan kenyarnanan bagi hewan karena menjaga kestabilan suhu dan kelembaban pada tingkat yang sesuai (corlfortable zo~ie).'~ Di dalam A1 Quran dicontolikan bah\va pengelolaan temak yanx baik perlu mengandangkannya dan menggembalakannya. Ini tenliaktub dalani QS An Nahl: 6 sebagai berikut, "Dan padanjja kanz~r nzemnperoleh panrlangari yang iizdalt padanyo ketika karntc rrte~~tba~vc~itycr kenzbali ke karzda~ig dan ketika kanzu nzelepaska~t~zya ke ter?zpatpe~zggernbalaa~z."~~ c. Bebas dari Rasa Sakit, LukaICedera dan Penyakit Hewan adalah makhluk hidup yang dapat merasakan sakit dan merasakan senang (serrtie~zt beings)."' Rasa .sakit dipersepsikan sebagai peringatan bahwa kerusakan jaringan akan terjadi, sedang terjadi atau telali tejadi sehingga hewan dapat niengambil keputusan (refleks) untuk melarikan diri, menghindar, menarik anggota badan, atau perilaku lainnya.j7 Islam melarang umatnya mengadu binatang, karena tindakan tersebut menyakiti liewan dan merusak hewan. Penyakit produksi mungkin muncul pada hewan di petemakan. Namun Islanl mengajarkan supaya berhati-hati dalam memelihara hewan. Peinanfaatan hewan untuk hekerja hams dalam keadaan sehat dan

dikembalikan ke tempat pemeliharaannya dalam keadaan yang baik juga. Oleh karenanya pemanfaatan hewan dalam Islam tidak boleh melebihi kapasitas kerjanya. Perlakuan tersebut merusak hewan karena sangat memungkinkan hewan menderita luka dan cedera. "Saya melihat Umar ibn Katlzthab l~le~nukul tukarzg unta sanzbil berkata: 'Mengapa engkau nzernbebani uiztamu de~zgan beban yang tidak sanggup dipikulnya?"' (HR Ibn ~a'ad).~~ Selain menjadikan hewan tidak produktif, cedera mungkin juga nienambah biaya perawatan. Ini justru sangat merugikan petemak dan bagi hewan akan berimbas berkurangnya kesejahteraan. Diriwayatkan tentang sahabat lain, Abu Darda' yang mempunyai seekor unta bemama Damun. Apabila ada orang yang menyewanya, maka ia berpesan, "Janganlah engkazr nnrati hirtatang ini kecrmli sekian. Sebab dia tidak kuat nzengallgkut yang lebilt bcrnt dari irrr." Tatkala binatang itu mati, "Wahai Danztrrt, jaitgalllah kclrrk err,qkori nrc~i,q,y:.r~,qc~t .sr!l~r di hndopan T~~hnn sflJ.n, sehoh sr0.n ritlrrk pe~-nrrlr r~~errrbebani krrrtlrr, keclmli apa yang ertgkarr nznr~zpu" (HR Abu Hasan Akhimimi~." Dencan analogi yang sama. Islam telah ,emolak pemanfaatan he\\.an dalam f;tcro~~~f;~r~~~ing yang menitik beratkan keuntungan petemak seniata talipa mempzrhatikan kesejaliteraan hewan. Hewan hams selalu dipantau dalam ha1 kesehatannya. Hewan juga perlu diistirahatkan seandainya perlu. Sedangkan sahabat Umar ibn Abdulaziz diriwayatkan bahwa in menzpzi~zyai seorangpelayan yang ~rzeizgurzisi bighalnya (sejenis kelerini). Iu nzen~berirzya rrpah satu dirham setiap hari~zya. Szratu hari ia nze~nbcar-inyu sntlr setengah dirham. Kernzrdian ia berkata: "Tidaklah jelas bagifnu (nrakszrd scya irri)?'' Pelayan ~ne~zjawab: "nzzazgkin kare~za bararzghararzg dagarzgan .in& lahr keras?" "Bzlkan karerza ittr, tapi karerza kanzu

rela11 nrenibebarii bigIra1 itzc dengan bebarz yarzg terlalu berat sehingga ia Icepayahan. Kar-enn it11 istirahatkaiz ia selanza tip hari. "(HR ~khmad)~' Penyakit dapat datang akibat suasana lingkungan buruk atau kotor dan karenanya mungkin menyimpan banyak bibit penyakit. Umar bin Khattab menganjurkan untuk memilihkan padang gembalaan yang layak seandainya mungkin. Dalam sebuah riwayat, Bahwasanya ibn Umar ~nelihat seorang penggembala kambing di tenpat yang menjijikkan. Padahal beliau nzelihat tenzpat yang lebih layak. Oleh karena itu beliau marah: "Celaka kamu, wahai penggenzbala kambing. Pindahkarz kanzbingmu itu, sebab saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: 'Setiap penggembala (genzimpi~z) akan dinzintai pertangguizgjawaban. '"(KR Ahmad) j2 Penyakit menular mudah mewabah. Kerugian akibatnya sangat besar, apalagi jika bersifat zoonotik. Tindakan biosekuriti perlu diterapkan untuk melindungi temak dan manusia disekitamya. Tindakan semacam ini telah dianjurkan ole11 Muhammad smv. dalam haditsnya "Dar-i Usa~nah ra. dari riabi sou. .. belinlr bersnbda: 'Apabila kaliari nieiideiigar ark1 tha'lrrl (penyakit iiierinlnr) pa& szrntzr riegeri. ritnka janganlah kalian rrzeinasuki negeri itu. Darz rrpabila perzyakit ifzi nielarida suati~ negeri, seda~zgka~i kaliari ah di saila, riiaka jariganlah kalian kelirar hri riegeri itzr. "' (HR Bukhari dan ~uslim).~' Tindakan tersebut harus secepatnya dilakukan mengingat kemajuan alat transportasi menipermudah mobilisasi manusia dan hman, baik dalam ha1 kecepatan dan jangkauan wilayaluiya. Berbua~ aniaya terhadap he\van jusa dilar.lny Rasulullah, apalagi membahayakannya han!.a untuk kesenangan (kurang bemlanfaat). "Diriu~a)~~tkarr hn1zn.a Roszrl~rlb~h satt.. tel'rli 11ielc7r~11zg ~iieiiga~l~r di aiitara binatang-bitintang tei-sebt~t."" Kesenangan manusia akan hewan sebagai

sarana hiburan dapat dipenuhi dengan cara-cara yalig tanpa inenganiaya hewan ataupun mengurangi kesejahteraannya. Sarana hiburan tersebut dapat berupa perlombaan dengan hewan. Perlombaan hewan yang diperbolehkan misalnya adz!ah balap unta dan halap kuda. Rasulullah smv. bersabda, "Diriwayatkan rlari Abu hurairalz bahwa Rasulrrllalz saiv bersabda, 'Tidak ada perlonzbaa~z kecuali rlnlanz perlombaan irritcl otau paizali atau kurlu"' (HR Ahrnad). Hal senada yalig diailjurkan dan bemlanfaat bagi manusia "Setiap perntainan itu Izara~n, Iecunli tigo perkara: pernzairiari seorang laki-laki (suami) dengan istrinya, ine1en:parkan pariah dari busurnya, darz nzelatih kuda." (HR Bukhari dan ~uslim)." d. Bebas untuk Menunjukkau Perilaku Normal Umat muslim diajarkan manajemen petemakan ineskipun tidak terperinci. Allah memerintahkan manusia untuk menggembalakan temaknya, ". . .datz ge~nbalakanlah bitlatang-bittatangwtu.. ." (QS Ta Ha: 54)." Penggembalaan memungkinkan hewan mendapat mang dan suasana yang mendukung ekspresi perilaku normal. Perilaku ini misalnya perilaku mandi debu, perilaku agonistic, perilaku bermain, eksplorasi, dan perilaku ~eksual.""~ Dalam padang penggembalaan, temak dapat berinteraksi, bersosial dan bermain dengan kawanannya. Kondisi bemain, bagi temak adalah untuk mendapatkan eustress (stress dengan perasaan senang). He\van tidak sembarangan dalam mencari makanan mereka. Temak ~nemiliki perilaku untuk memilih sesuatu yang di~ukain~a.~~ Dari padang gambalaan, temak juga dapat memilih pakan hijauan yang disukainya. Penggembalaan temak di masa kini lnemiliki arti penting untuk petemak, karena input liijauan akan meningkatkan kualitas daging daripada temak dengan pakan pelle/."' Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu

strategi peternakan untuk nieningkatlian keuntungan. Dala~ii kisah Nabi Nuh selain amanat melestarikan lingkungan (alam) juga terganibarkan adanya jaminan kebebasan hewan untuk mengekspresikan perilaku hersosial dengan heIvan sejenisnya dan perilaku berkembang biak karena berkernbang biak merupakan perilaku yang sangat alamiah.' Kisah Yabi Suli as. terdapet dalam QS Huud: 40 " ... Kritiri berJrri~at~: "M~rtrtkrarzlah ke rialariz bahrera itzr dari nzasirzg-tizasing birzatatzg sepasatzg &rztan rlarl betitza ... "" (di dalam Injil sejumlah tujuh pasang untuk hewan yang tidak haram, Kejadian 7:2).57 Keadaan tersebut akan berbeda jika hewan-hewan yang dinii~atkan adalah satu jenis kelamin saja sehingga hewan tidak dapat menunjukkan perilaku alarni sekaligus kebutuhan biologisnya. e. Bebas dari Rasa Takut dan Distress Penyebab stress (stressor) dari segi manajemen misalnya heat stress atau pun cold stress. Keduanya merupakan stress akibat temperature lingkungan yang tidak cocok dengan cor~fortable zone yang dibutuhkan ternak. Perkandaigan akan meminirnalisir stress ini." Rasulullah melarang hewan ditambatkan pada ternpat yang terik karena hewan itu tersiksa oleh panas, sernentara ia tidak bisa berteduh atau mencari rninu~n. Panas yang berlebih atau suhu sekitar yang sangat rendah dapat menyebabkan salah satunya adalah heat stress kemudian rnenyebabkan peningkatan rnetabolisme. Peningkatan metabolisrne yang tidak perlu ini akan rnengurangi produktivitas temak dan efektivitas pakan. Menyalahgunakan hewan dengan menjadikannya sasaran lemparan, panah atau tembakan untuk bersenang-senang adalah perbuatan yang dilarang Rasulullah. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa uabi saw. bersabda: "Jangaizlah engkau jadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran" dan di

hadits lain dinyatakan: "'Dirii,vayatkniz rlar-i Jabir baltwa Raszllzrllah saiv telah iilelaraizg nzernbuiruh sziatzr binata~zg dalaiil keadaari tertalvan" (HR ~uslim).'~ ~edua hadits tersebut menunjukkan adanya larangan membunuh hewan dalam keadaan stress. Stressor psikologis dianggap sebagai tantangan yang lebih potensial daripada stressor fisiologis." Ole11 karenanya Nabi snlr.. melarang muslim mengusik ketenangan hewan dan membuatnya stress. Diriwayatkan, "'Kanzi ~ite~r>.ertni Ras~rlzrllali daloii~ sucrtlt per1n1z~~rtaiii1j.a. Kertltrdian belirrlr pergi zrrittrk ri~eii~eitz~lii srmtlr keb1rt1r1iar1ig.a. Lallr kariti i~lelihat seekor- birrzrng ber~~zrr-rzcr ~izer-ah de~zgarz dzra ekor- crrtcrkr~j.n. Kaiiti lallc nle~iganlbil kedlra crrinXi~)~c~ irlr. Ttrtkala irztlrrk~~).a datarig, din rilertgepak-~~gepakkarr sajapizva darz terbarlg iizerzur~riz ke datar-ail nze~~yiratkc~it kegelisaharz daiz kekeceicaan. Ketika rinbi saiv clati~tg, beliazr ber-sabrla, 'Siapa yang iizeizgejictkaiz bur-zrrzg itu . ..iZ derzgaiz ~ilenguritbil arznknya? Kenzbalikanla/z arzaknya pada~zya. Peneraan dengan teknik tat0 sering digunakan pada ternak sebagai penanddidentitas. Ini dianjurkan dalam Islam, Rasulullah juga melakukannya sendiri terhadap hewan (unta) sedekah (riwayat Muslim). Namun Rasul melarang menato hewan di wajah. Hal ini disampaikan Rasul dalam hadits: L)i/.iit~crj.crrktrir rlirri Jtrhir rcr. hahic~cr Rnsrtlrrlltrh srtii,. telalr ~izelar?rrrg iircri~rtkrrl wajah dull inenzbuat tato padarzya. " (HR Abu ~awud).'%arangan yang lebih keras juga driwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi, "Rasulullah saw perilah iizelihat seekor keledai yaizg ditato niukanya, lull< beliau be~sabda 'Tidakkah telah sampai kepadalnu bahwa aku melaknati orang yang menato binatang di wajahnya atau nlenzukul wajahi~~a?""~ Penatoan di bagian tubuh yang lain mungkin akan mengurangi stress yang dialami hewan mengingat bagian wajah memiliki saraf sensoris lebih banyak dibandingkan daerah lain. Menato di

wajah juga akan membuat stress yang lebih pada hewan akibat penampakan alat penato yang menakutkan hewan. Hewan mempunyai lapang pandang yang lebih luas dibandingkan manu~ia.'~ BAB VI PEDOMAN AGAMA DALAM PENYEMBELIHAN HEWAN Penduduk dunia terbagi dalarn dua kelompok besar dalam ha1 konsumsi daging yaitu nzeat-eatarian (nun-vegetarian) dan vegetarian. Golongan meateatan'an merupakan mayoritas penduduk dunia, yaitu para pengkonsumsi daging dan pengguna produk hewan lainnya. Mereka yang tidak mengkonsumsi daging disebut Golongan vegetaria~z terbagi menjadi beberapa kelompok yang lebih kecil lagi yaitu lacto-vegetarian (masih mengkonsumsi telur dan minum susu) dan vegarz (vegetarian mumi). Pejuang a~zinzal rightist mayoritas adalah vegaiz, yang anti terhadap semua produk asal hewan baik pangan maupun 7 non-pangan. Daging hanya dapat dihasilkan setelah hewan dibunuh. Bagaimanapun juga kebutuhan daging masyarakat ha~us terpenuhi mengingat mayoritas penduduk dunia adalah rlorz-t,egettrr-irr~i. Penyembelihan ternak penting bagi masyarakat dan dapat dimaklumi meskipun ada penderitaan hewan ketika disembelili dengan metode yang manusia~vi pun." Penderitaan hewan di tempat pernotongan dapat terjadi pada periode pra-sembelih @r.cslnzrgl~rcr-) dan periode saat penyeinbelihan itu sei~diri.~' Akan tetapi, pcnderitaan selatna penyemhslihan dapat diminimalkan dengan meningkatkan perhatian terhadap kesejahteraan hewan. Oleh karena itu, ka~ian anirilcrl nzeljrire di unit penyembelihan dapat dilakukan terhadap detaildr~ail proses &an mctode penyembclihan. Tata cara membunuli hewn yang dilakukan suatu n~asyarakatlkomunitas

bisa berbeda dengan masyarakat lain. Perbedaan tersebut dilatarbelakangi ole11 berbagai ko~ldisi masyarakat yans berbeda. Salah satu faktor yang penting adalah faktor agarna. Beberapa metode qang dianjurkan agalna kemudian menjadi khas, ineinbudaya dan populer seiring bcrkembangluasnya ajaran agama. 6.1 Penyembeiihan Non-Ritual Penyembelihan non-ritual yang dimaksudkan di sini adalah penyembelihan yang dilakukan tanpa berdasarkan syariat agama tertentu. Pelaksanaannya tidak harus memperhatikan syarat-syarat agama yang hams dipenuhi. Oleh karena itu, baik metode maupun pelaksanaan penyembelihan ini sangat beragam mengingat perbedaan latar belakang sosial pelaksananya. Metode penyembelihan non-ritual berkembang sesuai kebutuhan manusia dan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi. Peningkatan kebutuhan daging telah meningkatkan jumlah hewan yang dipotong. Laju pemotongan yang tinggi hams diimbangi metode yang cepat mengingat keterbatasan sumber daya manusia. Rumah potong hewan membutuhkan metode handling yang efektif dan hemat waktu. Di sisi lain meningkatnya perhatian masyarakat terhadap status animal welfare di unit rumah potong hewan memacu perkembangan dan riset terhadap detail pelaksanaan penyembelihan non-ritual yang aman, sehat dan menjamin kesejahteraan hewan. Atas dasar tersebut berkembang metode pemingsanan (sturtnirlg). Metode tersebut menjadi populer dan ~nerupakan persyaratan yang hams dipenuhi oleh rumah potong hewan modem. Kesejahteraan hewan di rumah potong hewan (RPH) tidak kalah pentingnya. Selain niinimnya perawatan hewan selania di penampungan hewan sebelum disembelih. umumnya RPH bem~asalali dengan pre-slatrgliter~ I~urzrllirzg dan proses mematikan 11ewan.~' Selania handling, hewan merasa stress akibat alat

dan teknik lzandlirig. Selama proses mematikan helvan, hewan aka11 nierasakan kesakitan jika pera\\atan alat kurang diperhatikan. Tek~iisi yang berpengalaman. terlatih dan berperilaku baik terhadap hewan akan dibutuhkan dalani rangka meningkatkan kesejahteraan hewan selama di RPH. Masalah kesejahteraan hewan yang muncul dari penyembelihan non-ritual adalah ketidakseragaman metode dan telchnik yang digunakan. Pada rumah potong hewan (RPH) yang kurang maju, pelaksanaamya terlihat sadis dan kurang meniperhatikan kesejahteraan hewan. randi in" mengutarakan lima pelmasalaha~i mendasar pada pemotongan hewan: 1. Peralatan dan metode yang memicu stress, 2. Rintangan yang menghambat gerak hewan, misalnya silau, pantulan cahaya oleh air, bayangan, dll., 3. Jarangnya pelatihan teknisi sehingga skill terbatas, 4. Kurangnya perawatan peralatan, dan 5. Kurang baiknya kondisi hewan yang datang. Pengguna metode penyembelihan non-ritual adalah para pemeluk agama yang di dalam syariat agamanya tidak menghamskan adanya syarat-syarat daging yang boleh mereka konsumsi. Dalam ha1 ini pemeluk agama Nasrani dan golongan non-vegetarian pemeluk Hindu serta Buddha menggunakan metode ini. Sedangkan umat yahudi8' dan Islam 74.75.86 . tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging yang dihasilkan dari metode penyembelihan ini. Agama Buddha tidak mempunyai pedoman penyembelihan karena Buddha melarang pengikutnya membunuh sesuatu yang hidup. Seperti telah diutarakan pada bab sebelumnya, Buddha menghargai segala bentuk kehidupan dan melarang untuk membunuh. Buddha menolak segala bentuk persembahan dari hewan. Oleh karenanya tidak ada juga upacara yang melibatkan penyembelihan ritual.

Pengikut Buddha dianjurkan menjadi vegetarian, meskipun dalam ajarannya Buddha membedakan antara me~nbunuh dengan mengonsumsi daging. Mengkonsurnsi daging tidak dipersalahkan karena makan daging tidak selalu pengkonsumsinya membunuh hewan. Misalnya biksu harus menerima niakanan apapun yang disedekahkan (termasuk daging). tetapi dia tidak boleh menerima daging jika dia tahu atau curiga bahwa daging itu hasil sembelihan khusus unt~~k dirinya. Perintah in~tuk menjadi vegetarian sanzat kuat pada aliran blahayana. .4jaran Buddha dari jalur penyebaran China sangat menganjurkan pengikutnya menjadi vegetarian daripada di 1ndia." Pemeluk agama Hindu dengan ajaran ahimsanya sangat dianjurkan untuk menjadi ~e~etarian.~"~' Masyarakat di India sangat menghormati mereka yang inenjadi vegetarian. Namun demikian tidak sedikit dari mereka yang mengkonsumsi daging. Dalam ha1 ini daging yang mereka konsumsi tidak hams memenuhi syarat-syarat religius, dan hewan tidak pula hams disembelih dengan ritual. Oleh karenanya mereka yang meat-eata~.ia~i mengkonsumsi daging hasil penyernbelihan non-ritual. Penganut Nasrani sangat dekat ajarannya dengall Yahudi mengingat adanya persamaan kitab suci mereka. Sehamsnya dapat dijumpai adanya persyaratan daging yang dikonsumsi oleh orang Nasrani. Namun karena hukurn penyembelihan Yahudi berasal dari Talmud, maka dalam ha1 konsumsi daging orang Nasrani mereka tidak mensyaratkan adanya penyembelihan ritual. Hal ini berarti daging yang mereka konsumsi berasal dari penyembelihan non-ritual. Tabel 3 Pedoman agama-agama dalam penyembelihan hewan (peluang dan tantangan terhadap kesejahteraan hewan) No. Penyembelihan Peluang Tantangan 1. Non-Ritual - riset ani~nal welfare di - keberagaman metode dan

RPH teknik - penerapan teknologi - kurang terjaminnya dan metode yang kesejahteraan hewan pada menjamin RPH tradisional kesejahteraan hewan di RPH 2. Shechita - metode - perlu riset dan penerapan (Yahudi) penyembelihan metode haizdliitgpremanusiawi slaughter yang efektif dan 3. Halal - menjamin lima efisien (Islam) kebebasan dalamjve j?ee[lon~s - metode penyembelihan n~anusia~vi 6.2 Penyembelil~an Ritual Peny2nibelilian lie\van ole11 suatu umat agania secara ritual mungkin dilakukan suatu saar tenentu untuk suatu keperluan. Kesempatan-kesempatan tersebu~ misalli)~ penyembelihan untuk persembahan atau dalam upacara-upacara keagamaan. Beberapa agalna me~ilpersembahkan hewan temak tertentu dan tnembunuhnya pada acara tersebut. Sedangkan agama lainnya mensyaratkan penyenibelihan ritual juga untuk konsunisi sehari-hari pun. Baik ulnat Yahudi maupun Muslim mempunyai persyaratan khusus atas daging yang akan mereka konsumsi. Daging diputuskan layak konsumsi (atau untuk keperluan acara keagan~aan) jika memenuhi knteria yang ditetapkan oleh

syariat. Selaili berasal dari hewan yang diperbolebkan, hewan juga hams dibunuh derigan cara yang ditetapkan agama. Kedua agama ini mernpunyai pembatasan hewan yang boleh dikonsumsi dan metode penyembelihan tersendiri. 6.2.1 Slteckita (Yahudi) Umat Yahudi hanya diperbolehkan untuk memakan daging kosher. Kata kosher berasal dari bahasa Ibrani kasher yang berarti baik dan layak. Daging kosher dihasilkan dari hewan kosher yang disembelih dengan persyaratan tertentu. Jadi daging kosher dihasilkan dari hewan dan dengan metode yang sesuai hukum agama Yahudi. Penyembelihan ritual yang dilakukan umat Yahudi dinamakan shechita. Istilah shechita mengacu kepada semua penyembelihan yang dilakukan baik untuk acara keagamaan ataupun untuk konsumsi. Penyembelihan sechita bertujuan untuk menghasilkan daging kosher. Penyembelihan ritual shechita dilaksanakan oleh petugas khusus yaitu orang Yahudi yang terlatih dan mendapat sertifikat dari Rabbi (tokoh agama kaum Yahudi); petugas tersebut dinamakan shochet. Slzochet dibekali ilmu dan ketrampilan tentang tata cara dan hukum-hukum shechita. Pelaksanaa~i shechitn membutuhkan pisau khusus yang tajam yang disebut chalaf: Chalaf harus memenuhi syarat tajam, dan tidak ada cacat di bagian tajamnya. Peniotongan lelier he\xran dilakukan dengan sekali sayat dan hams menibiarkan darah mengalir keluar dari tubuh hewan. Dengan demikian hewan tidak merasakan sakit selama penyayatan dan cepat menuju ketidaksadaran akibat kurangliya suplai energi di otak. Agama Yaliudi nienolak s~z~rriri~lg pra-senibelih. Hal tersebut didasarkan pada syariat agalna Yaliudi vans menglian~ska!i dagin; kosher berasal dari hewan yang sehat dan tidak cacat. Srt~rzrzing aka11 membuat hewan tidak memenuhi syarat tersebut. Apalagi jika hewan sampai mati karena stlrrztziizg bukan oleh

penyembelihan. 6.2.2 Pengembelihan Halal (Islam) Islam rnempunyai aturan khusus dalani ha1 makanan (0th 'imah).74'75 Umat Islam hanya diperbolehkan mahall makanan yalig halal (lawannya halal adalah haram). Dalam kaitannya dengan daging hewan, Islam memperbolehkan konsumsi daging dari liewan yang diselubelih dengan cara yang disyariatkan. Islam juga melarang melarang u~natnya memakan bangkai (QS Al An'am: 145).'~ Oleh karena itu daging dari hewan yang mati selain karena penyembelihan adalah haram. Selain itu, daging halal dihasilkan dari hewan yang halal dan penyembelihan yang halal. Penyembelihan hewan dalam Islam bertujuan untuk menghasilkan daging halal (dzabh, dzakaah). Prosesnya adalah dengan memutus jalan nafas (trakhea), saluran (nadi) makanan dan meinbuat pendarahan yang be~ar.~~ Dengan pendarahan yang deras, asupan energi ke otak akan tumn drastis dan akan menghasilkan ketidaksadaran dalam waktu yang cepat kemudian mati. Semakin cepat pengeluaran darah inaka semakin baik. Namun demikian, pada kasus hewan tidak dapat dipotong pada lehernya, inaka dapat melukai bagian lain asalkan dapat menyebabkan pendarahan yang besar (mematika~~).'~ Penyembelihan syariat untuk menghasilkan daging halal hams memenuhi ~~arat:~' 1. Orang yang menyembelih hams berakal (baik pria maupun wanita), tidak sah jika yang menyembelih adalah orang mabuk, orang gila, anak kecil yang belum rrr~oi~cl~yiz. 2. Alat sembelihan hams tajam yang menlungkinkan mengalirkan darah dan memutuskan tenggorokan. Rasulullah ditanya, ".lpakalz boleh ri~er~yen~belih dellgar1 r~lar?val~

lseje17is hntzr ber-kill~r) rlnrr der~gnrr helnlran rorrgk(~t?' Rasulullah menja\vab. 'Per~epcrrl~~lt ketika perrrorortgai1r1jc1. .4p~plirr .varrg dapat rr~crtgnlir-hrz dar-ah (~(III disebutkarr r~arrra Allah, rirakrr 17zukarrlal1. D1217 .a') ridak n~enggunakan gigi hrz kuku dalanz pe~~yer~~belihan. Rasulullah melarang pita setan, yaitu biuatang yang hanya disembelih dengan memotong kulitnya lalu dibiarkanhingga mati (HR Abu Dawud dan Ibnu Abbas). 3. Memutuskan tenggorokan dan saluran (nadi) makanan, dalam ha1 ini tidak mengharuskan terpotongnya dua nadi karena tidak ada kehidaupan tanpa salah satunya. 4. Menyebut asma Allah, jilta tidak menyebut asma Allah daging yang dihasilkan tergolong bangkai dan tidak dihalalkan. Penyembelihan dalaiu Islam llarus dilaltukan dengan baik. Hadits Nabi yang menganjurkannya adalah "Orarzg yang rrlau ntet~j.ayar~gi birzatartg senlbelihaititya, walau hanya seekor burung, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya kelak di hari kiamat." Diriwayatkan pula dari seseorang di zaman Rasulullah, ia berkata, "Wahai Rasul, kami telah menyeinbelih seekor kambing, tetapi kami melakukannya dengan penuh kasih sayang." Lalu beliau bersabda, " Walau seekor kan~bing, tetapi jika kamu nlau menyayanginya, n~aka Allah akan menyayanginlu." 72 Tinjauan Five Freedoms dari penyembelihan halal adalah sebagai berikut: a. Bebas dari Rasa Lapar dan Haus Penderitaan hewan oleh rasa lapar dan haus ini cendemng terjadi akibat perlakuan pada periode preslaughter-. Rasa lapar akan menstimuli pengeluaran adrenalin yang menggertak lipolisis. Efek dari rasa kelaparan hewan akan meningkatkan kadar keton pada daging. Metode perawatan

hewan (termasuk pre-slaugl~ter) dalam Islam yang baik dan dengan kasih sayang maka sehamsnya hewan terbebas dari lapar dan dahaga b. Bebas dari Ketidaknyamanan Untuk meminimalkan ketidaknyamanan yang dirasakan hewan selama penyembelihan syariat, dibutuhkan teknik handling dan restrain yang baik. Jika hewan tidak merasa nyaman, maka hewan akan menunjuWtan perilaku berontakin~ela\va~~.~~ Durasi restrain yang terlalu lama akan mengurangi kenyamanan Ile\van. Seharusnpa helvan segera dipotong setelah terestrain. Rasulullah bersabda, "Apakah erlgkalr ir~gi~~ ri~e~i~h~tnuhr~ya bebe~itpa kali? He17dakrl)~a engkazr sztdah n7er1ajan1lcai1 alar sentbelihalz117zt sebelzlriz engkalr rt~erzid~rr-kanrz~n"~~ Diriwayatkan ha1 serupa tentang sahabat Urnar bin Kaththab, bahwasanya ah seorang laki-laki yang nzengasah alat serizbelihar~r~ya clan rizen~egar~g seekor- ka~ilbing yarzg akan dipotoi~gizya. Kelnudian Unzar me171ulculrz);a dertgurz gngarzg pedang~~ya yu~~g 17ie11gkilap. sanzbil berkata, 'Apalcal~ erzgkau akarz nzenyiksa i~zaklzluk berrt.yawa? Mer~gapa er~glcaz~ tidak melaklrkan17);a sebeltr~i~ nterilegarlg biizataitg itu? ' (HR Ibnu Sa'ad) 72 c. Bebas dari Rasa Sakit, LukaICedera dan Penyakit Rasa sakit dan cedera dapat hadir sebelum penyembelihan (transportasi, penampungan, handling) dan saat penyembelihan itu sendiri. Sedangkan penyakit dapat menyerang pada saat transportasi dan penampungan di rumah potong. Sebelum penyembelihan sebaiknya hewan diperlakukan dengan baik dan handling yang nyaman dan tidak melukai. Rasa sakit dapat menyebabkan penderitaan bagi hewan. Pada sebuah kisah disebutkan bahwasanya Umar ibn Kaththab ra. melihat seorang laki-laki menyeret seekor kambing yang akan disembelihnya. Kemudian beliau memukulnya dengan gagang pedangnya

seraya berkata, "Giringlah. - celakn engkatr - u~ttuk menyongsong kematiarznya dengan cara yang baik" (HR ~aiha~i).'~ Rasa sakit saat pemotongan dapat dikurangi dengan memastikan penggunaan alat sembeliban yang tajam. Meskipun hewan yang akan disembelih pada akhimya aka11 mati, namun perlakuan yang baik hams tetap diberikan padanya. Rasulullah bersabda, "Sesurzgguh~tya Allah nzewajibkalz irrittrk bcr-h~rat baik terhadap segala sesuatu. Apabila erzgkau membunuh, nlaka lak~ckaiilah derigan baik. Dan apabila engkau ~nenyeinbelili, ntaka lakzrkarzlah der~gart baik. Dar~ Aendaknya seseorang diantara kalian ~nenainni/can pisatr rln17 nie~igeriakkan (tidak nterzyiksa) hewart pada saat r~~er~~~er~rh~lili" (HR ~uslim).'~ Pada penyembelihan non-religius, untuk tiisnguratigi persepsi sakit saat penyembelihan digunakan metode stirri~ririg. Xarnun. berdasarkan penelitian Schultze dan Hazitii di Hannover University ditunjukkan bahlva dengan penyembelihan syariat (tanpa stunning), helvan tidak mcracakan sakit selama dan sesaat setelah penyembelihan. Kemudian akibat pendarahan yang terjadi, tiga detik selanjutnya hewan pada fase tidak sadar (deep sleep) dan 6 detik selanjutnya hewan tidak merasakan sakit sama sekali. Di sisi lain, keuntungan penyembelihan tanpa stunning adalali nonnalnya fungsi jantung dan reflex spinal sehingga memaksimalkan pengeluaran darah."788 Terlepas dari itu, kesalahan pada pelaksanaan stuttnirtg berpeluang menin~bulkan kematian hewan sebelurn disembelilijika overdosis atau kemungkinan lain akibat kesalahan adalah hewan hams dipaksa pingsan dengan perlakuan berkali-kali sehingga terkesan menyiksa hewan, Okh karena itu sttrrining masih belum bisa diterima di banyak negara, meskipun di Indonesia sendiri MU1 memperbolehkannya.89 d. Bebas untuk Menunjukkan Perilaku Normal

Pen~bahan perilaku normal penting disikapi pada periode preslaughter. Perilaku bersuara, menjadi agresif dm melarikan diri mungkin yang paling sering muncul akibat perlakuan handling dan restrain. Oleh sebab itu dianjurkan dalam Islam untuk memperlakukannya dengan kasih sayang dm mengantarkan kematiannya dengan cara yang baik. Mobilisasi temak yang akan disembelih dengan cara digiring mungkin juga memberi keleluasaan untuk ekspresi perilaku normal hewan. e. Bebas dari Rasa Takut dan Distress Rasa takut sering me~ighampiri hewan saat preslaughter handling. Hewan dapat mendapatkan perasaan takut dari alat-alat alat handling , teknik handling dan penye~nbelihan.'u Pada kondisi takut hewan menjadi sulit untuk di-handle karena hewan menjadi lebih agresif. Rasa takut ini dapat berubah menjadi distress. Pada penyembelihan halal, hewan dapat dicegah dari ancaman takut dan srress. tintuk menghindari ketakutan dan stress yang dialami hewan Rasulullah tidak memperkenankan untuk memperlihatkan proses penajaman alat sembelihan kepada hexvan. Riu~ayar !bnu Umar ra. Ia berkata, "Ras~rlzrlltrh sr111. reltrh rr~c~nrerit~rnhkan zrrirltk nler~ajan~kar~ r?zarn pisn~r dat~ nieii~~erl~b~rrzyika~i~~~~r~ clnri pe~~glihrrtaii bir~~~ta~~g rerseb~rt" (HR Ahmad).'" Rasul juga menyampaikan sabdanya diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani "Raslstrlttllah saw1 rizerldapati sear-atig laki-laki yarzg n~eletakkar~ kakinya di atas paittat seekor. karnbirzg sainbil rnengasnh alat sembelihannya. Kambing it11 n~elirilci~.pu. Laltr nubi bersabda. "hfer~gapa tidak engkatl lakztkarz sebel~o~ir,:a? Apakal~ errgkatl izetzdak mernbzmuh~zya dua kali?"(HR Ath~habrani)."

Anda mungkin juga menyukai