BAHAN PENGAWET
Peraturan Menkes No. 033 Tahun
2012 Mengenai Bahan Tambahan
Pangan :
1. Mengawetkan pangan
2. Membentuk pangan
3. Memberikan warna
4. Meningkatkan kualitas pangan
5. Menghemat biaya
6. Memperbaiki tekstur
7. Meningkatkan cita rasa
8. Meningkatkan stabilitas
• Penyimpangan/ pelangaran
penggunaan BTM oleh produsen :
– Menggunakan bahan tambahan yg dilarang utk
makanan
– Menggunakan BTM melebihi batas yg diijinkan
• Persyaratan BTM
– Telah diuji dan dievaluasi secara toksikologi
– Tdk membahayakan kesehatan konsumen pd
kadar yg diperlukan dlm penggunaannya
– Hrs dipantau terus menerus dan dievaluasi kembali
jika perlu, sesuai perkembangan teknologi dan hasil
evaluasi toksikologi
– Hrs memenuhi persyaratan spesifikasi dan
kemurnian yg tlh ditetapkan
– Hrs dibatasi penggunaannya
Penggunaan BTM
-konsentrasi > 1%
- produk minuman non-alkohol, selai dan
jelly, produk bakery, keju, sayuran kaleng
dan saus
- efektif untuk menghambat pertumbuhan
bakteri
-
4. Asam laktat
- Konsentrasi max 2%
- Produk minuman karbonasi, salad
dressing, asinan sayuran, dan saus
- Efektif untuk menghambat pertumbuhan
bakteri
5. Asam Propionat
-konsentrasi 1000-2000 ppm (0,1 – 0,2%)
- produk roti, bakery, keju, selai dan jelly,
puree tomat.
- efektif untuk menghambat
pertumbuhan mold dan bakteri
Propianat: Jenis bahan pengawet propianat
yang sering digunakan adalah asam
propianat dan garam kalium atau natrium
propianat. Propianat selain menghambat
kapang juga dapat menghambat
pertumbuhan bacillus mesentericus yang
menyebabkan kerusakan bahan makanan.
Bahan pengawetan produk roti dan keju
biasanya menggunakan bahan ini.
Asam Propionat dan bentuk garamnya,
yaitu bahan pengawet untuk roti (2 g/kg)
dan keju olahan (3 g/kg) (Anonim, 2001)