Rikhinati Jannah S091708005 SPESIFIKASI Natrium benzoat memiliki struktur kimia sebagai berikut :
Dengan rumus molekul C7H5NaO2
Berat molekul : 144,11 SPESIFIKASI Natrium benzoat memiliki bentuk berupa granul atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau dan stabil di udara. Mudah larut dalam air, dan agak sukar larut dalam etanol. Kelarutan dalam air pada suhu 25°C sebesar 660gr/L dengan bentuk yang aktif sebagai pengawet sebesar 84,7% pada range pH 4,2. Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat (C6H5COOH). Dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Benzoat merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan dan sering digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan. NATRIUM BENZOAT Sodium benzoat diproduksi dengan menetralisasi dari asam benzoat dengan sodium hidroksida. Tahun 1997, sodium benzoat mulai diproduksi sekitar 55000-60000 ton. Produsen sodium benzoat terbesar adalah Netherlands, Estonia, Amerika Serikat, dan Cina. Asam benzoat juga sebagai agen yang efektif untuk antimikrobia dengan tujuan pengawetan, tetapi sodium benzoat lebih disukai dalam penggunaannya karena 200 kali lebih mudah larut dibandingkan asam benzoat. NATRIUM BENZOAT Di dalam bahan pangan, natrium benzoat akan terurai menjadi bentuk aktifnya yaitu asam benzoat (Deman, 1997). Natrium benzoat efektif digunakan pada pH 2,5 sampai 4,0. Daya awetnya akan menurun dengan meningkatnya pH, karena keefektifan dan mekanisme anti mikroba berada dalam bentuk molekul yang tidak terdisosiasi (Winarno dkk , 1992). Efektifitas (daya guna) asam benzoat berkurang jika makanan mengandung lemak. Efektifitas benzoat bertambah jika bahan banyak mengandung garam dapur (NaCl) dan gula pasir. Penambahan senyawa belerang (SO2) atau senyawa sulfit (SO3 -2) dan gas karbon (CO2) dapat meningkatkan efektifitas senyawa benzoat dalam menghambat pertumbuhan mikroba. MEKANISME NATRIUM BENZOAT DALAM PROSES PENGAWETAN Mekanisme kerja natrium benzoat sebagai pengawet yaitu berdasarkan permeabilitas membran sel mikroba terhadap molekul-molekul asam benzoat yang tidak terdisosiasi. Dalam suasana pH 4,5 molekul-molekul asam benzoat tersebut dapat mencapai sel mikroba yang membran selnya mempunyai sifat permeabel terhadap molekul- molekul asam benzoat yang terdisosiasi. Sel mikroba yang mempunyai pH cairan sel netral akan dimasuki oleh molekul- molekul asam benzoat maka molekul asam benzoat akan terdisosiasi dan menghasilkan ion-ion H+, sehingga akan menurunkan pH mikroba tersebut. Akibatnya metabolisme sel akan terganggu dan akhirnya sel mati (Winarno dan Laksmi, 1974). AMBANG BATAS NATRIUM BENZOAT Benzoat sejauh ini dideteksi sebagai pengawet yang aman. Di Amerika Serikat, benzoat termasuk senyawa kimia pertama yang diizinkan untuk makanan. Senyawa ini digolongkan dalam Generally Recognized as Safe (GRAS). Batas atas benzoat yang diijinkan dalam makanan 0,1% di Amerika Serikat, sedangkan untuk negara-negara lain berkisar antara 0,15-0,25%, dan negara Eropa batas benzoat berkisar antara 0,015-0,5% (Ibekwe et al., 2007). Sedangkan di Indonesia, berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan No. 1168/Menkes/Per/X/1999 batas maksimal penggunaan asam benzoat dan natrium benzoat adalah 0,1% atau 1 gram asam benzoat setiap 1 kg bahan makanan. Menurut persyaratan SNI (Standar Nasional Indonesia) 01-0222-1995 batas maksimum penggunaan natrium benzoat adalah 1 g/kg. Standar mengkonsumsi pengawet benzoat menurut BPOM No.36 Tahun 2013 adalah 0-5 mg/kg berat badan Untuk memperkirakan jumlah benzoat yang digunakan dalam produk dapat dianalisis batas kadarluwarsanya. Semakin lama masa berlakunya, semakin banyak kandungan benzoat yang digunakan (Waheni, 2009) JENIS MAKANAN YANG MENGGUNAKAN KANDUNGAN NATRIUM BENZOAT Menurut Cahyadi (2006), jenis makanan yang menggunakan kandungan natrium benzoat yaitu : 1. Bahan makanan benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saos tomat, saos sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain. 2. Digunakan untuk produksi minuman ringan (softdrink) biasanya lebih banyak memberikan suatu cita rasa asam yang dapat menyegarkan saat dikonsumsi, bersifat menghilangkan rasa haus 3. Digunakan oleh produk-produk pangan yang awet lebih dari setahun meskipun disimpan pada suhu kamar. Misalnya kecap, sambal, saos, selai dan jem dalam botol. 4. Digunakan pada produk makanan yang mengandung bahan penstabil yaitu bahan untuk mengentalkan atau merekatkan suatu makanan yang dicampur dengan air misalnya sirup, saos tomat dan saos sambal. 5. Digunakan pada produk- produk pangan mengandung antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E, karena dapat mencegah lemak dan minyak di dalam sediaan makanan menjadi masam dan mencegah terjadinya bau yang tidak sedap atau tengik KEGUNAAN NATRIUM BENZOAT Menurut Herliani (2010), manfaat penggunaan natrium benzoat yaitu : 1. Untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada makanan dan minuman sehingga makanan dan minuman menjadi lebih awet. 2. Sebagai anti mikroorganisme berperan dalam mengganggu permeabilitas membran sel. 3. Memperpanjang umur simpan suatu makanan, senyawa ini sudah digunakan selama lebih dari 80 tahun oleh para produsen makanan dan minuman untuk mengawetkan produk-produk mereka seperti selai buah, kecap, margarin, mentega, jus buah, makanan ringan, saos tomat, sirup dan lain sebagainya. Untuk pembuatan saos konsentrasi yang digunakan yaitu 0,15 - 0,25% (Wade,1994). 4. Sodium benzoat juga digunakan dalam pembuatan obat dengan tujuan pemeliharaan (batas atas 0,1% dalam larutan obat) 5. Sebagai pengawet makanan yang aman, pengawet ini mempunyai toksisitas sangat rendah terhadap hewan dan manusia. Karena hewan dan manusia mempunyai detoksifikasi benzoat yang efisisen. Benzoat dipandang tidak mempunyai efek teratogenik (menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN NATRIUM BENZOAT BERLEBIH Adapun dampak negatif dari penggunaan natrium benzoat berlebih pada tubuh manusia adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan pengawet natrium benzoat dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit Lupus (Systemic Lupus Eritematosus/SLE). Menurut Peneliti Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) Nurhasan menyatakan terdapat 350 pasien penderita penyakit lupus pada tahun 2009 yang berobat di rumah sakit Hasan Sadikin, Bandung dan ditemukan 80% pasien lupus tersebut memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman kemasan yang kaya akan pengawet. 2. Efek samping lain yang bisa timbul adalah edema (bengkak) akibat dari retensi (tertahannya cairan di dalam tubuh) dan bisa juga karena naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat pengikatan air oleh natrium. 3. Dapat menyebabkan kanker karena natrium benzoat berperan sebagai agen karsinogenik. Misalnya saja pada minuman berisotonik dimana vitamin C (ascorbic acid) yang ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksi dengan natrium benzoat menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenal sebagai polutan udara dan dapat menyebabkan kanker. 4. Untuk asam benzoat dan natrium benzoat bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit saraf. 5. Berdasarkan penelitian Badan Pangan Dunia (FAO), konsumsi benzoat yang berlebihan pada tikus akan menyebabkan kematian dengan gejala-gejala hiperaktif, sariawan, kencing terus-menerus serta penurunan berat badan. 6. Dalam riset yang dilakukan oleh Sheffield University di Inggris terhadap bahan pengawet makanan dan minuman yang umum digunakan, menyatakan bahwa natrium benzoat diperkirakan dapat merusak DNA. Hal ini dikemukakan oleh Pete Piper (professor bidang biologi molekuler dan bioteknologi) yang telah meneliti natrium benzoat sejak 1999 JURNAL MENGENAI NATRIUM BENZOAT PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT TERHADAP KADAR VITAMIN C CABAI MERAH ( CAPSICUM ANNUUM L )
Yanti Oktoviana, *Sitti Aminah dan Jamaluddin Sakung
Pengawetan menggunakan natrium benzoat dapat memperpanjang masa simpan cabai merah dan konsentrasi natrium benzoat dapat mempengaruhi kadar vitamin C yang terdapat pada cabai merah. Pada konsentrasi natrium benzoat 1,5% diperoleh kadar Vitamin C tertinggi yaitu 54 mg/100 g dengan masa simpan 8 hari.
Menurut Purba dan Rusmalirin (1985), bahwa efektivitas dalam menghambat
pertumbuhan mikroba salah satunya dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pengawet sehingga dapat menghambat aktivitas mikroorganisme dalam menghasilkan enzim yang dapat menyebabkan rusaknya vitamin C. sehingga oksidasi vitamin C dapat dihambat dan kadar vitamin C dalam cabai merah dapat dipertahankan. DAFTAR PUSTAKA Cahyadi, W., 2006, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Bumi Aksara, Bandung. Deman, M John, 1997, Kimia Makanan, Bandung : ITB. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta. Herliani, 2010. Pengawet Makanan Alami Dan Sintetis Bandung : Alfabeta. Ibekwe., Eberechukwu, S., Uwakwe., Amadikwa, A., & Monanu, M. O. (2007). Effect of oral intake of sodium benzoate on some haematological parameters of wistar albino rats. Journal Scientific Research And Essay, 2(1), 6-9. Oktoviana, Y., Aminah, S., & Sakung, J. (2012). Pengaruh Lama Penyimpanan Dan Konsentrasi Natrium Benzoat Terhadap Kadar Vitamin C Cabai Merah (Capsicum Annuum L). Jurnal Akademika Kimia, 1(4): 193-199 Tisnawati. (2005). Tehnik penggunaan asam benzoat dan sodium benzoat untuk memperpanjang lama peragaan bunga sedap malam. Buletin Teknik Pertanian, 10(1). Waheni, 2009, Penentuan Kadar Natrium Benzoat Dalam Kecap Secara Spektrofotometri Ultraviolet, Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Winarno, F.G., 1992, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta : Gramedia. (myhealthylife.wordpress.com, 2008 ).