Anda di halaman 1dari 49

PUPUK NITROGEN

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang didirikan sebagai pelopor
produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24 Desember 1959 di Palembang Sumatera
Selatan. Pusri memulai operasional usaha dengan tujuan utama untuk melaksanakan dan
menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional, khususnya di industri pupuk dan kimia lainnya. Hingga saat ini Pusri secara resmi
beroperasi dengan nama PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan tetap menggunakan brand dan
merek dagang Pusri. Selain sebagai produsen pupuk nasional, Pusri mengemban tugas dalam
melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain yang berkaitan dengan
industri pupuk. Pusri bertanggung jawab dalam melaksanakan distribusi dan pemasaran
pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan. Pusri mendukung program
pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di
seluruh wilayah Indonesia dan melakukan penjualan pupuk urea non subsidi.
UREA PUSRI Spesifikasi
Nitrogen  : 46 %
Kadar Air : 0,5%
Biuret : Maks 1 %
Bentuk : Prill 1 - 3,35mm 90 % Min
Standard : SNI No. 2801 : 2010

PT Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia, yang pada awal
berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya. Kontrak pembangunannya ditandatangani
pada tanggal 10 Agustus 1964, dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember 1964. Proyek ini
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, HM. Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972, yang
kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi PT Petrokimia Gresik. PT Petrokimia
Gresik saat ini menempati areal lebih dari 450 hektar di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Anak Perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) ini bertransformasi menuju perusahaan
Solusi Agroindustri untuk mendukung tercapainya program Ketahanan Pangan Nasional, dan
kemajuan dunia pertanian

ZA Petrokimia Gresik

Spesifikasi
Nitrogen  : min 20,8%
Belerang : min 23,08%
Kadar Air : maks 1%
Kadar Asam Bebas (sebagai H SO ) : Maks 0,1 %
2 4
Bentuk : kristal
Warna Putih
Warna orange untuk ZA bersubsidi
Standard : SNI No. 02-1760-2005

1
Pupuk Urea

Ciri-ciri pupuk urea:

1. Mengandung unsur nitrogen (N) berkadar tinggi

2. Mempunyai rumus kimia yaitu NH2CONH2

3. Mudah larut dalam air dan sifatnya mudah menghisap air (higroskopis)

4. Mengandung unsur hara Nitrogen sebanyak 46%

Manfaat:

1. Berfungsi untuk membuat daun tanaman lebih hijau dan segar

2. Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman akan cepat tinggi,


jumlah anakan banyak, dan cabang yang banyak

3. Dapat menambah jumlah protein

Pupuk ZA (zwavelzur ammoniak) adalah pupuk kimia buatan yang mengandung amonium
sulfat yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman.

Ciri-ciri pupuk urea:

1. Mengandung unsur nitrogen (N) berkadar tinggi

2. Mempunyai rumus kimia yaitu (NH4)2SO4

3. Mengandung unsur hara Nitrogen minimal 20.8%

Manfaat:

1. Meningkatkan produksi hasil tebu dan hablur gula

2. Meningkatkan kelas mutu hasil panen dengan memperbaiki warna, aroma, rasa, dan
besar umbi serta lebih kesat

3. Membantu tanaman lebih hijau

4. Mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah anakan

5. Meningkatkan kandungan protein hasil panen

2
Perhitungan

V1 : volume H2SO4 0,1 N yang dipakai pada titrasi contoh

V2 : volume H2SO4 0,1 N yang dipakai pada titrasi blanko

N : normalitas H2SO4 0,1 N yang dipakai sebagai titran

W : bobot contoh

14,008 : berat atom nitrogen

f : faktor pengenceran

3
4
Kadar Belerang : Pengendapan sulfat oleh BaCl2 dalam HCl encer membentuk kristal
BaSO4. Endapan yang terbentuk diukur pada spektrofotometer sebagai SO4.

Pereaksi:

⋄ HCl 4M

⋄ Larutan standar induk 100ppm (10.41mL 0.0200 N H2SO4 dalam 100mL, atau
larutkan 147.9mg Na2SO4 anhidrat dengan akuades sampai 1 L)

⋄ Larutan deret standar belerang yang kepekatannya: 0ppm, 5ppm, 10ppm, 20ppm,
30ppm, 40ppm, dan 50ppm belerang

⋄ Larutan BaCl2 + Twen – 80 (3g BaCl2 + 4mL Twen-80, biarkan semalam, besoknya
dijadikan 100mL dengan air dan kocok sampai larut (pereaksi ini tidak dapat
digunakan lebih dari satu hari)

5
⋄ Larutan asam campur (125mL asam asetat glacial+50 mL asam fosfat pa dijadikan
500mL dengan air, perbandingan asam encer dengan air 1:4)

Cara Kerja

6
Analisis Proksimat Jamu
Jamu: Minuman Tradisional atau Jamu adalah produk bahan minuman yang dibuat dari
campuran rempah-rempah dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan
tambahan makanan yang diizinkan. Jamu memanfaatkan tanaman-tanaman herbal yang
memiliki khasiat dan berpotensi dalam proses pengobatan herbal/tradisional.

7
Analisa Proksimat: Analisa proksimat merupakan pengujian kimiawi untuk mengetahui
kandungan nutrien suatu bahan. Metode analisa proksimat pertama kali dikembangkan oleh
Henneberg dan Stohman pada tahun 1860 di sebuah laboratorium penelitian di Weende,
Jerman (Hartadi et al., 1997). McDonald et al. (1995) menjelaskan bahwa analisa proksimat
dibagi menjadi enam fraksi nutrien yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat
kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).

ANALISIS PROKSIMAT KADAR AIR PADA JAMU: Kualitas dan daya simpan jamu
sangat dipengaruhi oleh jumlah kadar airnya. Penentuan kadar air dari jamu sangat penting
agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang tepat.
Bila jumlah kadar air melebihi persyaratan maksimum maka akan menyebabkan kerusakan
pada jamu oleh fermentasi jamur dan adanya mikroba yang tumbuh mengakibatkan daya
tahan jamu serbuk dalam penyimpanan menurun.

Pengujian kadar air bertujuan untuk mengetahui apakah sediaan jamu memenuhi persyaratan
kadar air yang telah ditetapkan pada Materia Medika Jilid VI tahun 1995. Penetapan kadar air
pada sediaan jamu dilakukan dengan metode Gravimetri. Analisis Gravimetri adalah salah
satu metode analisis kuantitatif dengan penimbangan yang didasarkan pada pengukuran berat
melibatkan pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu endapan. Tahap awal
analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui dari komponen lain
yang terdapat dalam suatu sampel kemudian dilakukan pengendapan. 

8
Cara Uji Kadar Air (Metode Gravimetri):

ANALISIS PROKSIMAT KADAR ABU PADA JAMU: Abu adalah zat anorganik sisa hasil
pembakaran suatu bahan organik. Bahan makanan sebagian besar, yaitu sekitar 96% terdiri
dari bahan organik dan air, sisanya terdiri dari bahan anorganik atau unsur mineral seperti
kalsium, fosfor, dan zat besi. Dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik terbakar tetapi
zat anorganiknya tidak. Zat anorganik inilah yang disebut kadar abu.

Penentuan kadar abu total bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral
internal dan eksternal yang mana tiap-tiap ekstrak simplisia mempunyai kadar abu total yang
berbeda-beda. Tujuan penentuan abu total biasanya digunakan untuk beberapa hal, yaitu :

• Menentukan baik tidaknya proses pengolahan

• Mengetahui jenis bahan yang digunakan

• Menentukan parameter nilai gizi bahan makanan

• Kandungan atau komposisi abu tergantung pada macam bahan dan cara
pengabuannya. Menurut Fauzi (2006), kadar abu ada hubungannya dengan mineral
internal maupun eksternal suatu bahan. Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya
dalam bentuk aslinya akan sangat sulit. Oleh karenanya, biasanya dilakukan dengan
menentukan sisa pembakaran garam mineral tersebut yang dikenal dengan pengabuan.

• Parameter kadar abu merupakan pernyataan dari jumlah abu fisiologik bila
simplisia dipijar hingga seluruh unsur organik hilang. Abu fisiologik adalah abu yang
diperoleh dari sisa pemijaran (Depkes RI, 2000).

Prinsip uji kadar abu

Ekstrak/simplisia dipanaskan pada suhu tinggi (500-600˚C) hingga senyawa organik


dan turunannya terdestruksi dan menguap, kemudian zat yang tertinggal (unsur
mineralnya) ditimbang

CARA UJI KADAR ABU

9
Simplisia ditimbang sebanyak 2 -3 gram lalu dimasukkan dalam cawan/kurs porselen.
Kemudian dibakar dalam tanur listrik dengan menaikkan suhu secara bertahap hingga
makismum 550˚C, sekali-kali pintu tanur dibuka sedikit agar oksigen bisa masuk.
Pembakaran dilakukan selama kurang lebih 6 jam atau sampai bebas karbon (arang habis)
atau sampai berwarna abu-abu (pengabuan sempurna). Selanjutnya didinginkan dalam
desikator dan ditimbang hingga didapat berat abu konstan

Keterangan :

a= berat cawan + sampel sesudah diabukan (g)

b= berat cawan kosong (g)

c = berat sampel sebelum diabukan (g)

ANALISIS PROKSIMAT KADAR GULA SEBAGAI SUKROSA PADA JAMU

Gula merupakan faktor penting untuk sebuah produk pangan, dimana kandungan gula
pada produk pangan dapat memberi kesan bagus terhadap penilaian konsumen.Metode
pengujian yang dilakukan untuk menentukan berapa total kandungan gula suatu bahan
pangan, salah satunya adalah pengujian total gula metode Nelson-Somogyi
(Sudarmadji,dkk)

Sukrosa bukan gula reduksi, namun bila dihidrolisis dengan asam atau enzim invertase
akan menghasilkan gula invert (glukosa + fruktosa yang keduanya merupakan
monosakarida yang berarti bersifat reduktif), kemudian gula invert ditentukan dengan
metode Nelson-Somogyi

CARA UJI KADAR GULA SEBAGAI SUKROSA

Diambil sampel yang telah jernih sebanyak 1 ml lalu dimasukkan dalam tabung reaksi,
ditambahkan fenol 5% sebanyak 0,5 ml kemudian divortex ditambahkan H2SO4 pekat
sebanyak 2,5 ml,kemudian dibiarkan selama 10 menit, dipanaskan selama 15
menit,kemudian di dinginkan. Larutan sampel setelah ditambah reagen Nelson kemudian
diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm dan dari nilai absorbansinya
dihitung kadar gula menggunakan persamaan kurva standar.

KUNYIT
Tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan tanaman herba yang termasuk
dalam familia Zingiberaceae. Tanaman kunyit dapat tumbuh hingga 1 meter. Tanaman ini
tidak mempunyai bulu tetapi berwarna hijau, bunganya pucat dan pangkalnya berwarna

10
kuning. Daun pelindingnya berwarna putih dan daging rimpangnya berwarna kuning tua.
Tanaman ini banyak tumbuh di kebun dan hutan jati. (Tampubolon, 1995)

Obat tradisional banyak digunakan di masyarakat secara turun-temurun sehingga diyakini


khasiat dan keamanannya. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat
tradisional adalah kunyit. Pada umumnya bagian tanaman kunyit yang digunakan adalah
bagian rimpang. Rimpang kunyit berkhasiat untuk obat sakit perut, memperbaiki
pencernaan, anti diare, dan penenang (sedativa). (Rukmana, 1999)

KANDUNGAN KIMIA

Rimpang kunyit mengandung:

 Zat warna kurkuminoid 3-4% terdiri dari kurkumin, demetoksikurkumin dan


bidemetoksikurkumin

 Minyak atsiri 2-5% terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropan.

 Arabinosa

 Glukosa

 Pati

 Tanin

 Mineral seperti Mg, Mn, Fe, Cu, Ca, Na, K, Pb, Za dan Bi (Sudarsono,1996)

PERSYARATAN UMUM

 Rimpang induk utuh atau rimpang cabang utuh

 Tampilan segar

 Bebas dari hama dan penyakit

 Bebas dari kelembapan pada permukaan kecuali pengembunan

 Bebas dari rasa dan aroma asing

 Dipanen setelah memenuhi kriteria panen

PERSYARATAN KHUSUS

11
Syarat Mutu Serbuk Minuman Tradisional Menurut Standar Nasional Indonesia
01-4320-1996.

SKRINING FITOKIMIA: Dilakukan dengan tujuan unuk mengetahui informasi awal


golongan senyawa sehingga memudahkan proses pengisolasiannya. Selain itu, juga
bertujuan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan tersebut berpotensial untuk
dimanfaatkan

ANALISIS MENGGUNAKAN KLT

• Bertujuan untuk menganalisis kurkumin pada kunyit.

• Prinsipnya yaitu distribusi senyawa yang akan dipisahkan terhadap fase gerak dan
fase diamnya.

• Tahap preparasi dari uji KLT ini adalah penotolan sampel pada plat KLT. Sampel
yang diuji adalah ekstrak kurkumin dari kunyit serta kurkumin standar yang
digunakan sebagai pembanding

Uji Kadar Air (oven dan destilasi)

– Oven: Sampel dipanaskan pada oven pada suhu 100-110C hingga berat sampel
kosntan. Metode ini didasarkan pada jumlah air yang hilang

12
– Destilasi: Sampel dipanaskan, kemudian penentuan volume air yang hilang pada
sampel uap yang terkondensasi atau melalui pengurangan berat sampel

Uji Kadar Air (Titrasi Karl Fischer): Prinsipnya adalah reaksi bunsen antara iodium dan
sulfur oksida pada suatu medium yang mengandung air.

Uji Kadar Abu

– Pemanasan cawan pada tanur

– Pendinginan 10 menit pada desikator

– Penimbangan sampel

– Penimbangan cawan

– Pemanasan cawan+sampel pada suhu 600C selama perlahan

– Pendinginan pada desikator

– Penimbangan cawan+abu

– Perhitungan berat abu

a = berat cawan kosong (gram)

b = berat cawan + sampel (gram)

c = berat cawan + abu (gram)

Uji Sakarin dan Siklamat (Metode HPLC): Tahapan pengujian:

– Pembuatan larutan standar sakarin dan siklamat

– Pengukuran luas area dan waktu retensi

– Penentuan kondisi optimum HPLC

– Analisa hasil

Uji Organoleptik: Organoleptik dari kunyit yaitu kepingan ringan, rapuh, warna kuning
jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecokelatan, bau khas, rasa agak
pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal, bentuk hampir bundar sampai
bulat panjang, kadang-kadang bercabang. Cara kerja pengamatan organoleptik yaittu
sampel dibersihkan hingga kotorannya hilang. Sampel diamati bentuknya. Sampel diiris

13
untuk diamati warna rimpangnya. Sampel dicium baunya. Sampel dicicipi di seluruh
bagian lidah untuk mengetahui rasanya.

Uji Cemaran Logam

- Prosedur tersebut diawali dengan tahap dekomposisi sampel kunyit melalui proses digesti
basah (wet digestion) yang cocok untuk membebaskan logam dalam jumlah sekelumit dari
sampel kunyit disertai dengan pemanasan (Mester & Sturgeon, 2003). Digunakan Spektrofometri
AAS nyala untuk logam Cu, Zn, Sn dan Pb.

AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry)

Analisis yang didasarkan atas penyerapan energi radiasi oleh suatu atom logam pada
tingkat energi dasar dengan proses atomisasi dari tungku karbon dan digunakannya lampu
katoda dari suatu logam.

CARA KERJA dengan Metode AAS:

1. Sampel dicuci hingga bersih

2. Rajang sampel dengan stainless steel anti karat

3. Jemur sampel dibawah matahari langsung selama 3 hari

4. Sampel dibuat menjadi serbuk dan diayak

5. Analisa logam Hg, Pb, Cr, Cd dan As di uji dengan alat Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS).

Hasil uji bisa dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia Batas Maksimum
Cemaran Logam Berat dengan Pangan SNI 7378:2009

CARA KERJA Dengan Metode Destruksi Asam:

• Preparasi:

Serbuk kunyit diekstraksi dengan etanol 95% (metode maserasi, 24 jam) diulang
selama 2 kali, kemudian divakum dan dioven hingga kering.

• Perlakuan Sampel:

Sampel 3 gram dimasukkan ke beker 100 ml, ditambahkan dengan 5 ml asam nitrat
(HNO3) dan 2 ml asam perklorat (HClO4) pekat tetes demi tetes melalui dinding beker
dan dipanaskan pada penangas air hingga timbul asap putih dan larutan berwarna bening.
Pemanasan dilanjutkan selama 30 menit hingga volume sampel sisa 3-5 ml dan

14
dinginkan. selanjutnya ditambahkan aquades dan disaring, filtrat dimasukkan ke labu
ukur 25 ml dan ditambahkan aquades hingga tanda.

Uji Cemaran Mikroba

Angka Lempeng Total

Metode penyaringan membran dengan prinsip pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah
contoh diinkubasikan dalam pembenihan selama 24-48 jam pada suhu 35°C
menggunakan plate count agar (PCA). Caranya :

1. Homogenisasi sampel

2. Dilakukan pengenceran dalam NaCl 0,85 %

3. Setelah diencerkan, ditanam pada medium plate count agar dalam cawan petri.

4. Inkubasi dan hitung jumlah koloni yang terbentuk pada cawan yang menyatakan
angka lempeng total.

5. Perhitungan koloni yaitu suatu deretan koloni yang terlihat sebagai satu garis tebal
dihitung sebagai satu koloni

Coliform

Metode Analisis mikrobiologi dengan prinsip pertumbuhan bakteri E.Coli setelah contoh
diinkubasikan dalam pembenihan selama 24-48 jam pada suhu 35°C menggunakan Plate
TBX. Caranya :

1. Penyiapan dan homogenasi contoh

2. Pengkayaan, biakan pra pengkayaan ke dalam ECB dan inkubasi 35°C-37°C selama
24 jam.

3. Penanaman dan pembenihan selektif, pindahkan biakan pengkyaan dengancara streak


plate ke cawan petri TBX kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

15
Pupuk fosfor
• Fosfor atau Phospor merupakan salah satu unsur kimia yang sangat diperlukan bagi
tanaman untuk pertumbuhan, pupuk fosfor sendiri biasanya diberikan dengan cara
ditabur atau ditebarkan langsung kedalam tanah, pupuk fosfor ini yang sering kita
lihat atau jumpai adalah pupuk SP-36 karena pupuk ini memiliki kandungan fosfor
sebanyak 36%.

• Pemupukan Fosfor (P) pada tanaman padi biasanya diberikan oleh petani pada umur
tanaman seiktar 14-15 hari setelah tanam atau pada waktu pemupukan pertama.

Jika terjadi kekurangan fosfor, tanaman menunjukkan gejala pertumbuhan sebagai berikut :

• Lambat dan kerdil

• Perkembangan akar terhambat

• Gejala pada daun sangat beragam, beberapa tanaman menunjukkan warna hijau tua
mengkilap yang tidak normal.

• Pematangan buah terhambat

• Perkembangan bentuk dan warna buah buruk

• Biji berkembang secara tidak normal

Pupuk SP-36 PUPUK SUPER PHOSPAT-36: Merupakan pupuk fosfat buatan berbentuk
butiran (granular) yang dibuat dari batuan fosfat dengan campuran asam fosfat dengan asam
sulfat yang komponen utamanya mengandung unsur hara fosfor berupa mono kalsium fosfat,
Ca (H2PO4 ). SNI 02-3769-2005

Syarat Kandungan Pupuk SP-36: Kadar P2O5 total min. 36%, Kadar air maks. 5%, Kadar
P2O5 larut dalam air min. 30%, Kadar Asam Bebas sebagai H3PO4 maks. 6%, Kadar P2O5
larut Asam Sitrat min. 34%

Kegunaan Pupuk SP-36

• Berfungsi sebagai sumber unsur hara fosfor bagi tanaman

• Berguna untuk mempercepat pertumbuhan akar dan sistem akar yang baik

• Mempercepat pertumbuhan bunga dan pemasakan buah/biji

• Memperbaiki kualitas biji

• Membantu memperkuat batang tanaman

• Menambah daya tahan tanaman terhadap hama, penyakit dan kekeringan

Sifat Pupuk SP-36

16
• Tidak higroskopis/tidak mudah menghisap air

• Mudah larut dalam air

• Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman

• Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik

• Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji

• Mempercepat panen

Cara Penggunaan Pupuk SP 36

Pupuk SP 36 sangat mudah larut dalam air, jadi pupuk ini bisa dimanfaatkan sebagai pupuk
dasar untuk tanaman semusim dan ditaburkan secara merata. Sedangkan untuk yang bersifat
tahunan, bisa diberikan di awal atau akhir musim hujan atau bisa dilakukan juga setelah
musim panen. Bisa juga digunakan sebagai pupuk susulan dengan cara menaburkannya di
sekeliling tanaman dan ditimbun dengan tanah agar cepat terserap oleh tanaman.

Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Efektivitas Penggunaan SP-36

a. Tanah : sifat tanah yang berpengaruh adalah tekstur tanah, jenis liat, pH, dan kadar
hara P dalam tanah.

b. Air : berpengaruh terhadap serapan pupuk fosfat oleh tanaman

c. Cara Aplikasi : pupuk fosfat kelarutannya lebih lambat dibandingkan dengan pupuk
N dan K dan pergerakannya lambat. Karena itu pupuk fosfat akan lebih efektif jika diberikan
di sekitar perakaran.

d. Waktu Aplikasi : karena daya larutnya kurang, dan tidak mudah menguap maka pupuk
fosfat sebaiknya diberikan paling lambat 7-10 hari setelah tanam

e. Frekuensi : sebaiknya diberikan 1 kali selama pertumbuhan tanaman agar lebih


efektif

f. Mutu Pupuk : Bermutu sesuai label.

Proses Pembuatan Pupuk SP-36

17
STANDART PUPUK SP-36 (SNI)

Cara uji

1. Kadar unsur hara fosfor

• Kadar Fofor dihitung sebagai :

• Kadar P2O5 total

• Kadar P2O5 larut dalam asam sitrat 2 %

• Kadar P2O5 larut dalam air

2. Kadar belerang
• Kadar belerang dihitung sebagai S

• Kadar belerang dihitung dengan cara gravimetric

3. Kadar asam bebas


Kadar asam bebas dihitung sebagai H3PO4

18
Cara Uji Kadar asam bebas (sebagai H3PO4)

• Prinsip : penglarutan dengan aseton kemudian diencerkan 1:1 dengan akuades


dan dititar dengan NaOH

• Pereaksi : aseton 99,5 % p.a, NaOH (natrium hidroksida) 0,25 N, akuades,


asam oksalat, indikator fenolftalein (pp) 1%.

• Peralatan : neraca analitis, lumpang porselen penghalus contoh, ayakan mesh


80, erlenmeyer tutup asah 250 ml, pengaduk magnit, pipet gondok 50 ml, 100 ml,
corong, erlenmeyer 250 ml, buret 50 ml, kertas saring Whatman 40.

• Mekanisme Inti

 Larutkan 10 gram natrium hidroksida p.a tambah 1 liter dengan akuades , aduk
sampai homogen.

 Larutan natrium hidroksida distandardisasi dengan asam oksalat, dititar menggunakan


indikator fenolftalein.

Cara kerja

a) Timbang (3-5) gram contoh yang telah dihaluskan (lolos ayakan mesh 80) ke dalam
erlenmeyer yang kering.

b) Tambahkan 100 mL tepat aseton p.a, kemudian diaduk selama 30 menit menggunakan
pengaduk magnet.

c) Saring segera dengan kertas saring whatman 40 ke dalam tempat yang kering, hindari
kemungkinan penguapan.

d) Pipet 50 mL, saring dan masukan ke dalam erlenmeyer 250 mL yang kering (hindari
kemungkinan penguapan).

e) Tambahkan 50 mL akuades dengan 3 tetes sampai dengan 4 tetes indicator fenolftalein.

f) Titer dengan larutan NaOH 0,25 N sampai titik akhir, catat volume titran.

PUPUK KALIUM
Fungsi Kalium bagi Tanaman

• Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.

• Mempercepat metabolisme unsur nitrogen.


19
• Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.

• Sebagai aktivator enzim.

• Membantu penyerapan air dan unsur hara dari tanah oleh tanaman.

• Membantu transportasi hasil asimilasi dari daun ke jaringan tanaman.

• Membantu pembentukan pati dan protein.

• Pembukaan stomata (mengatur pernapasan dan penguapan).

• Proses fisiologis dalam tanaman dan proses metabolik dalam sel.

• Mempertinggi daya tahan terhadap kekeringan dan penyakit selain itu juga berperan
dalam perkembangan akar. 

Macam-macam pupuk kalium

• Pupuk kalium klorida atau potassium klorida (KCl). Ada 2 macam pupuk KCl yang
beredar di pasaran, yaitu KCl 80 (mengandung 50% K2O) dan KCl 90 (mengandung
53% K2O).

• Pupuk zk (zwavel kalium) atau kalium sulfat (K2SO4) yang baik digunakan pada
tanaman yang tidak tahan terhadap konsentrasi ion klorida tinggi. Ada 2 macam
pupuk ZK yang beredar di pasaran, yaitu ZK 90 (mengandung 50% K2O) dan ZK 96
(mengandung 53% K2O).

Pupuk Kalium Klorida

• Bahan pupuk kalium seperti: kalsium nitrat, gipsum, batuan posfat, super posfat, dan
ca-cyanamide. Selain itu,sisa tanaman dan pupuk kandang juga dapat menjadi sumber
kalium yang cukup penting.

• Kalium klorida diekstrak dari mineral silvit, karnalit, dan potas. Selain itu, senyawa


ini dapat diekstraksi pula dari air laut.

• Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit k) yang
kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan untuk
menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk
kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen
yang esensial bagi tanaman.

KCl

• Pupuk kalium tunggal dengan kandungan:

• Kalium (K2O) : 60%

• Uncoated KCl : 95-99.5%

20
• NaCl : 0.5-5%

• pH 7-10 (larut dalam air 10%)

• Bentuk : Kristal Padat

• Warna   : Putih Kemerahan

Analisis SNI SNI 02-2805-2005 Pupuk Kalium Klorida

Syarat Mutu Pupuk Kalium Klorida

1. Kadar kalium sebagai K2O


Kalium sebagai kalium oksida (K2O) dapat diuji menggunakan salah satu dari metode
berikut :
a. Metode fotometri nyala
b. Metode fotometri nyala otomatis
c. Metode volumetri
d. Metode gravimetri

2. Kadar air Metode penentuan kadar air sesuai dengan Official Methods of Analysis of
AOAC International, 17th edition, Volume 1, 2000, butir 2.2.01

Pupuk Kalium Sulfat (K2SO4)

• Pupuk ini terbuat dari campuran kalium oksida dan asam belerang. Hal ini
menyebabkan pupuk ini sering disebut sebagai pupuk ZK atau zwavelzure kali.

• Pupuk ZK berbentuk butiran-butiran kecil dengan warna putih. Pupuk ini bereaksi
asam saat diaplikasikan pada tanah dan tidak higroskopis.

• Pupuk kalium sulfat dipasaran dapat ditemui dalam 2 macam. Yang pertama adalah
ZK 90 dengan kandungan K2O sebesar 45% hingga 90% dan ZK 96 yang memiliki
kandungan K2O sebesar 52%.

21
Pembuatan Pupuk Kalium Sulfat

Blok diagram pembuatan pupuk kalium sulfat secara single stage

Analisis SNI SNI 02-2809-2005 Pupuk Kalium Sulfat

Syarat Mutu Pupuk Kalium Sulf

1. Kalium sebagai kalium oksida (K2O) Kalium sebagai kalium oksida dapat diuji
menggunakan salah satu metode berikut :

a. Metode fotometri nyala

b. Metode spektrofotometer serapan atom (SSA)

c. Metode volumetri

d. Metode gravimetri

2. Belerang (sebagai S) Dapat diuji menggunakan salah satu dari metode berikut :

a. Gravimetri

22
b. Turbidimetri : prinsipnya yakni sulfat diendapkan oleh BaCl2 dalam HCl encer
membentuk kristal BaSO4. BaSO4 yang terbentuk diukur pada spektrofotometer
sebagai SO4.

3. Asam bebas sebagai H2SO4


4. Klorida (Cl) Klorida dalam suasana netral direaksikan dengan perak nitrat.
Kadar klorida diuji menggunakan metode titrasi

5. Kadar air (H2O)


Metode penentuan kadar air sesuai dengan Official Methods of Analysis of AOAC
International, 17th edition, Volume 1, 2000, butir 2.2.01

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49

Anda mungkin juga menyukai