Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN BELAJAR MANDIRI PJBL 1

ANALISIS FARMASI 2

DISUSUN OLEH :
MUSTAINNA RAHMAN
70100120097
FARMASI B 2

Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin
2020/2021
SKENARIO 1

STEP 5 : TUJUAN BELAJAR


1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari KCKT. (Shofiyyah)
2. Untuk mengetahui prosedur dari metode validasi. (Aminah Rahmawati)
3. Untuk mengetahui perbedaan antara analisis kualitatif dan kuantitatif dengan KCKT. (Andi Ainul
Iswandi)
4. Untuk mengetahui kelebihan dari metode KCKT. (Quadratul Muallimah)

 Saos tomat merupakan bahan tambahan makanan yang digunakan masyarakat sebagai bahan
pendamping berbagai makanan selain itu digunakan juga sebagai jenis bumbu penyedap makanan
yang mempunyai cita rasa yang khas agak masam. Saos tomat diproduksi mulai dari produsen yang
mempunyai standar mutu yang tinggi dan produsen yang biasa atau umum. Produk saos tomat
menggunakan natrium benzoat sebagai bahan pengawet organik untuk mencegah terjadinya
kerusakan oleh aktivitas mikroba. Penggunaan pengawet sintetis harus dilakukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku karena dapat merugikan kesehatan.
Menurut Apriyantono (1989), penetapan natrium benzoat dilakukan dengan cara titrasi (titrimetri)
atau juga dikenal sebagai analisis volumetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi
dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan,
misalnya pada sampel yang terlebih dahulu sudah diekstrak dengan bahanbahan kimia yang
setelahnya dititrasi dengan NaOH yang sesudah dibakukan dengan asam oksalat. Titrasi adalah
pengukuran volume suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutukan untuk bereaksi sempurna dengan
sejumlah tertentu reaktan lainnya. Seringkali titrasi digunakan untuk mengukur volume larutan yang
ditambahkan pada suatu larutan yang telah di ketahui volumenya. 19 Biasanya konsentrasi dari salah
satu larutan, dikenal sebagai larutan standar, telah diketahui dengan tepat. Menurut Apriyantono
(1989). Penentuan kadar natrium benzoat dapat dilakukan uji kuantitaif , yaitu untuk mengetahui
berapa kadar pengawet benzoat yang terkandung dalam masing-masing sampel saos tomat setelah
pengujian dengan di titrasi pereaksi NaOH. Pada titrasi ini indikator yang digunakan adalah indikator
fenolftalein sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna sampai menjadi warna merah muda.
Selanjutnya, untuk mengetahui penetapan natrium benzoat dapat juga dilakukan dengan analisa
kualitatif yaitu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia yang tidak diketahui dalam
larutan. Menurut Apriyantono (1989), uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benzoat
pada saos tomat tersebut. Tujuan analisis kualitatif adalah mengidentifikasi komponen dalam zat
kimia seperti terbentuknya endapan warna dan gas. Pereaksi yang digunakan pada uji kualitatif ini
adalah FeCl3 yang dapat membentuk endapan berwarna kecolatan bila bereaksi dengan benzoat.
Endapan yang terbentuk tersebut adalah Besi (III) benzoat, [Fe(C6H5COOH)3].

 Asam Benzoat
Asam benzoat (C6H5COOH) adalah pengawet yang banyak digunakan, umumnya digunakan dalam
makanan asam. Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan ragi dan bakteri. Benzoat efektif
pada pH 2.5-4.0. Karena kelarutan yang tinggi dari garam, biasanya digunakan dalam bentuk natrium
benzoat. Dalam bahan tersebut, benzoat diurai menjadi bentuk yang efektif, yaitu bentuk asam
benzoat yang tidak terdisosiasi.
Sifat Fisika dan Kimia
Nama Resmi : Benzoate Acid
Nama Latin : Asam Benzoat
Pemerian : Hablur bentuk jarum atau sisik; putih; sedikit berbau; umumnya bau
benzaldehid atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat.
Mudah menguap dalamuap air.
RM/BM : C7H6O2 / 122,12
Kelarutan : Sukar laraut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan
dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. (Depkes RI, 2020)
Kegunaan
Bahan pengawet benzoat digunakan untuk mencegah pertumbuhan dan membunuh berbagai
mikroorganisme seperti kapang, khamir, dan bakteri. Pengawet ini sangat cocok digunakan untuk
bahan makanan yang bersifat asam seperti saus tomat. Mekanisme penghambatan mikroba oleh
benzoat yaitu mengganggu permeabilitas membran sel, struktur sistem genetik mikroba dan
mengganggu enzim intraseluler. Benzoat yang umumnya digunakan adalah benzoat dalam bentuk
garamnya karena lebih mudah larut dibanding dengan asamnya. Dalam bahan pangan, garam benzoat
terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tidak terdisosiasi
Dosis
Sesuai persyaratan yang di atur di PerBPOM (Peraturan Balai Pegawasan Obat dan Makanan) No. 11
Tahun 2019, tertulis bahwa pemakaian batas maksimum dari asam benzoat ialah 1000mg/kg untuk
produk saus dan sejenisnya.
Efek Samping
Penggunaan natrium benzoat sebagai pengawet pada minuman dan makanan harus mengikuti dosis
yang wajar. Penggunaan bahan pengawet yang diizinkan dan dosis yang tepat diharapkan dapat
memberikan perlindungan bagi konsumen dan kemungkinan zat berbahaya. Efek negatif dari
penggunaan natrium benzoat yang berlebihan pada tubuh manusia adalah sebagai berikut:
 Penggunaan pengawet natrium benzoat dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit Lupus
(Systemic Lupus Eritematosus/SLE). Menurut Peneliti Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) Nurhasan
menyatakan terdapat 350 pasien penderita penyakit lupus pada tahun 2009 yang berobat di rumah
sakit Hasan Sadikin, Bandung dan ditemukan 80% pasien lupus tersebut memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan dan minuman kemasan yang kaya akan pengawet.
 Efek samping lain yang bisa timbul adalah edema (bengkak) akibat dari retensi (tertahannya cairan di
dalam tubuh) dan bisa juga karena naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume
plasma akibat pengikatan air oleh natrium.

Identifikasi Asam Benzoat Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)


Hasil analisis pengawet dan pemanis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) lebih
tepat secara kompresi dibandingkan dengan spektrofotometri biasa. Hasil yang diperoleh dari
spektrofotometri bervariasi, terutama pada sampel yang diukur dua pengawet dan pemanis pada saat
yang bersamaan. Spektrofotometri tidak dapat mendeteksi benzoat, sorbat, dan sakarin pada satu
sampel di waktu yang sama dan tidak memberikan hasil yang akurat. Metode HPLC memisahkan
komponen sampel berdasarkan peak sehingga untuk penentuan kadar benzoat, sorbat, sakarin dalam
satu sampel dapat terukur secara tepat menggunakan metode ini (Rianto, dkk, 2019).

 PRINSIP KERJA KCKT

Prinsipnya yaitu suatu fase gerak cair dipompa di bawah tekanan melalui kolom baja yang
mengandung partikel-partikel fase diam dengan diameter 3-10 μm. Analit tersebut dimasukkan ke
dalam bagian atas kolom melalui katup lengkung dan pemisahan suatu campuran berlangsung sesuai
dengan lamanya waktu relatif yang dibutuhkan oleh komponennya di dalam fase diam. Perlu
diperhatikan bahwa semua komponen di dalam campuran membutuhkan waktu yang kurang lebih
sama dalam fase gerak agar dapat keluar dari kolom. Pemantauan eluen kolom dapat dilakukan
dengan berbagai detektor. (Watson, 2007)
KELEBIHAN KCKT
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. KCKT
termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik krom atografi dengan fasa gerak cairan
dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan
metode lainnya.
• mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
• mudah melaksanakannya
• kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
• dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
• Resolusi yang baik
• dapat digunakan bermacam-macam detektor
• Kolom dapat digunakan kembali
• mudah melakukan "sample recovery"

Keunggulan KCKT dibanding metoda pemisahan lainnya terletak pada ketepatan analisis dan
kepekaan yang tinggi serta cocok untuk memisahka senyawa-senyawa nonvolatile yang tidak
tahan pada pemanasan. Peningkatan kecepatan dan efisiensi pemisahannya terkait dengan
peningkatan performa kolomnya yang menggunakan kolom dengan ukuran dimensi dan
partikel yang jauh lebih kecil dari kolom yang dipakai pada kromatografi kolom
konvensional, sehingga agar fase gerak dapat mengalir pada kolom, fase gerak dipompa
dengan tekanan tinggi. Di samping itu, kinerja tingginya dalam analisis didukung dengan
adanya berbagai sistem deteksi dengan kepekaan tinggi yang dapat diintegrasikan dengan
sistem kromatografinya
MENYUSUN METODE VALIDASI

Pengambilan Sampel
Personil QC industri makanan menggunakan sampel saus tomat, untuk diidentifikasi kandungan Natrium
Benzoat yang terkandung dalam saus tomat tersebut.
Larutan Standar
Ditimbang saksama sejumlah lebih kurang 25 mg Natrium Benzoat di larutkan dalam labu tentukur 25 mL
menggunakan larutan campuran metanol - aqua (60 : 40) hingga tanda dan ditambahkan asetat asam
glasial PA hingga pH 3. Diperoleh larutan baku induk/larutan induk baku I dengan konsentrasi 1000
μg/mL. Dibuat larutan baku induk II dalam pelarut air dengan kadar 100 μg/mL. Dibuat larutan baku kerja
dalam pelarutair dengan rentang kadar 0,2 – 25 μg/mL (Larutan A)
Larutan Uji
Ditimbang saksama sejumlah lebih kurang 2 g contoh yang telah homogen, dimasukkan ke dalam labu
tentukur 50 mL, ditambah aquadest hingga tanda, dikocok beberapa menit, didiamkan hingga padatan
mengendap. Lapisan air dipisahkan dan disaring menggunakan kertas saring, filtrat dipipet 2 mL,
diencerkan dengan aquadest hingga 10 mL. Larutan uji disaring menggunakan penyaring membran
diameter pori 0,45 μm (Larutan B)

Penetapan
Ditetapkan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan kondisi sebagai berikut : Kolom :
C18
Fase gerak : Metanol pro HPCL : Aqua Pro Injection (60:40) Laju air : 1,0 mL per menit
Detektor : UV pada panjanggelombang 245nm

Interpretasi Hasil
Kadar Asam Benzoat dalam sampel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑚𝑔 Csp x
F
Keterangan : 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 ( )=
𝐾𝑔
W

Csp : kadarAsam Benzoatyang diperoleh dari perhitungan menggunakan Persamaan garis y = bx + a


(μg/mL)
F : Faktor pengenceran
W : Bobot Sampel (g)

Persyaratan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-0222-1995 yaitu batas maksimum penggunaan Natrium Benzoat
adalah 1 g/kg.

Uji Validasi
Validasi metode analisis yang digunakan dalam penetapan kadar natrium benzoat paa saus tomat
ditentukan parameter selektivitas, linearitas dan rentang, akurasi, presisi, limit of detection dan limit of
quantitation
Selektivitas
Selektivitas dinyatakan dengan mengukur kemampuan memisah antara peak natrium benzoat dengan
senyawa lain yang terkandung dalam saos tomat.
Linearitas dan rentang
Linearitas dilihat dari nilai kefisien korelasi ( r ) hasil pengukuran seri larutan baku natrium benzoat.
Suatu metode dikatakan memiliki linearitas yang baik jika nilai r > 0,99 atau r2 > 0,997 (Chan et al, 2004).
Rentang ditentukan dari kadar natrium benzoat yang digunakan dalam analisis, mulai dari kadar terendah
hingga tertinggi yang dapat diukur secara kuantitatif dan menghasilkan akurasi, presisi dan linearitas yang
baik.
Akurasi
Akurasi metode analisis dinyatakan dengan % perolehan kembali (recovery) yang dihitung dengan cara
sebagai berikut.
Metode analisis dikatakan memiliki akurasi yang baik apabila % perolehan kembali natrium benzoat baku

berada pada rentang 98-102% (Yuwono dan Indrayanto, 2005) dan % perolehan kembali sampel natrium
benzoat pada rentang 95-105%
Presisi
Presisi metode analisis dinilai berdasarkan Coefficient of Variation yang dihitung dengan cara sebagai
berikut :
Dengan SD adalah simpangan baku, metode analisis dikatakan baik jika nilai CV <
2% (Yuwanto dan Indrayanto, 2005)
LOD dan LDQ
LOD dan LOQ dapat dihitung menggunakan rumus :

Dimana Sy merupakan simpangan baku residual yang diperoleh melalui akar dari
jumlah (Y-Y’)2 dibagi (n-2), sedang b merupakan slope dari persamaan garis
regresi linear kurva baku.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Hlm 178, 200. Gandjar,
Mulja, M. dan Hanwar, D., 2003, Prinsip-prinsip Cara Berlaboratorium Yang
Baik, 71-76, Majalah Farmasi Airlangga, Suarabaya.

Rohman, A. (2020). Analisis Bahan Pangan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.


Watson, D.G. 2007. Analisis Farmasi. Buku Kedokteran
EGC. Jakarta

Yuwanto, M. and Indrayanto, G., 2005, Validation of Chromatographic


Methods of Analysis, Profile of Drugs Subtances, Exicipients
and Related Methodology, Vol 32, Elsevier Inc.

Anda mungkin juga menyukai