ANALISIS SENYAWA BENZOAT PADA KECAP MANIS PRODUKSI LOKAL KOTA MANADO
kibo akdakskd
ANALISIS PENGAWET NAT RIUM BENZOAT DAN PEWARNA RHODAMIN B PADA SAUS T OMAT J DARI PA…
Mai Dini Lest ari
ANALISIS RHODAMIN B PADA SAOS SECARA KUANT ITAF DAN KUALITAT IF (KLT )
Lubabah Put ri Dhuha
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT
PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI
PASARAN KOTA MANADO
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang identifikasi dan penetapan kadar pengawet benzoat pada
saus tomat produksi lokal yang beredar di pasaran kota Manado. Benzoat diekstraksi dengan
pelarut dietil eter dan untuk mengetahui kadarnya dianalisis menggunakan spektrofotometri
UV-Vis. Secara kualitatif ditemukan bahwa semua saus tomat mengandung bahan pengawet
benzoat. Secara kuantitatif, ditemukan dua dari empat sampel mengandung benzoat melebihi
ambang batas yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/MENKES/Per/IX/1988 (1g/kg).
ABSTRACT
This paper reports the identification and determination of benzoate preservative level in
tomato sauce on the market in Manado. Extraction of the benzoate with diethylether and
determination of the preservative (benzoic acid) was determined using UV-Vis
spectrophotometer. Qualitatively, it was found that the sauce samples contained benzoate.
Quantitatively, it was found that four samples of tomato sauce used benzoate as a
preservative. two of them used benzoic above the threshold set uot in Decree No. Permenkes.
722/Menkes/Per/IX/88.
25
PENDAHULUAN Saus tomat adalah cairan kental
(pasta) yang terbuat dari bubur buah tomat.
Makanan dan minuman yang Saus tomat dibuat dari campuran bubur
dihasilkan oleh industri makanan sebagai buah tomat dan bumbu-bumbu, berwarna
produsen bahan makanan diolah merah sesuai dengan warna tomat yang
sedemikian rupa sehingga makanan dan digunakan (Anonim, 2007).
minuman dapat disukai oleh konsumen, Penggunaan utama
salah satunya yaitu dengan menambahkan spektrofotometri UV-Vis adalah dalam
bahan kimia sebagai bahan tambahan analisis kuantitatif. Spektrofotometri UV-
makanan (Wilga, 2001). Bahan Tambahan Vis digunakan dalam penentuan kadar
Makanan (BTM) atau sering pula disebut senyawa organik yang mempunyai struktur
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah kromofor atau mengandung gugus
bahan yang ditambahkan ke dalam kromofor. Penentuan kadar dilakukan
makanan untuk mempengaruhi sifat dengan mengukur absorbansi pada panjang
ataupun bentuk makanan (Yuliarti, 2007). gelombang maksimum (puncak kurva),
Penambahan bahan tambahan pada agar dapat memberikan absorbansi
makanan memiliki dosis tertentu karena tertinggi untuk setiap konsentrasi
bahan tambahan makanan dapat (Cahyadi, 2006).
menyebabkan bahaya kesehatan.
26
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas selanjutnya disaring dengan kertas saring.
Sam Ratulangi. Filtrat yang diperoleh kemudian
3.2 Bahan-bahan diekstraksi (Apriyantono dkk dalam Siaka,
Bahan-bahan yang digunakan 2009).
adalah Saus tomat, Akuades, Dietil b. Ekstraksi sampel
eter (C2H5OC2H5), Asam Klorida Filtrat yang diperoleh pada
(HCl), Natrium Hidroksida (NaOH), penyiapan sampel, dipipet 100 mL dan
Amonium Hidroksida (NH4OH), dimasukkan ke dalam corong pisah,
Natrium Klorida (NaCl), Asam Sulfat kemudian dinetralkan dengan penambahan
(H2SO4) , Besi III Klorida (FeCl3) dan HCl 5% dan ditambahkan lagi 5 mL HCl
Amoniak (NH3) sesudah keadaan netral tercapai.
Alat-alat Selanjutnya diektraksi 3 kali dengan
pelarut dietil eter dengan volume masing-
Alat-alat yang digunakan adalah
masing 30 mL (Modifikasi prosedur
seperangkat instrumen spektrofotometer
Apriyantono dalam Siaka, 2009). Untuk
UV-Vis, neraca analitik, desikator, vakum
mencegah emulsi, digoyang-goyang secara
rotari evaporator, kertas lakmus, kertas
kontinyu setiap kali ekstraksi dengan
saring, corong pisah, pemanas listrik, dan
gerakan memutar/rotasi. Lapisan dietil eter
alat-alat gelas.
ditampung dari setiap ektraksi dengan
volume pelarut tersebut. Kemudian semua
Prosedur Kerja
lapisan dietil eter setiap ekstraksi
Pengambilan Sampel dikumpulkan dan didestilasi dengan
Sampel saus tomat adalah saus vakum rotary evaporator, pada suhu 30-
tomat produksi lokal dari pasaran di Kota 50oC hingga ekstrak menjadi pekat.
Manado dengan merek yang berbeda-beda. Ekstrak tersebut kemudian dikeringkan
Total sampel yang diambil adalah 4 jenis diatas penangas air, lalu dibiarkan
saus tomat produksi lokal. semalam di dalam desikator yang berisi
H2SO4 pekat. Selanjutnya ekstrak kering
Perlakuan sampel tersebut dilarutkan dalam labu takar 50 mL
dengan akuades sampai tanda batas
a. Penyiapan sampel (Apriyantono, dkk dalam Siaka 2009).
Masing-masing sampel saus tomat
Analisis Kualitatif
ditimbang dengan neraca analitik sekitar
100 g dan ditambahkan dengan 15 g NaCl, Larutan asam benzoat hasil
lalu dimasukkan ke dalam labu takar 500 ekstraksi dipipet sebanyak 10 mL dan
mL. Selanjutnya ke dalam labu takar ditambahkan larutan NH3sampai larutan
tersebut ditambahkan 150 mL larutan tersebut menjadi basa. Larutan tersebut
NaCl jenuh dan NaOH 10% hingga kemudian diuapkan diatas penangas air.
memperoleh larutan yang bersifat alkalis. Residu yang diperoleh, dilarutkan dengan
Kemudian larutan tersebut diencerkan air panas dan disaring. Selanjutnya,
dengan larutan NaCl jenuh sampai tanda ditambahkan 3-4 tetes FeCl3 0,5%.
batas dan dibiarkan selama 2 jam. Larutan Terbentuknya endapan berwarna
kemudian dikocok setiap 30 menit dan kecoklatan menandakan adanya asam
27
benzoat (Apriyantono, dkk dalam Siaka masing 30 mL, kemudian dikocok dengan
2009). baik. Pisahkan emulsi dengan
disentrifugasi untuk membuang fase air.
Analisis Kuantitatif Cuci campuran eter dan ekstrak dengan
a. Kurva Standar HCL (1:1000) sebanyak 3 kali masing-
masing dengan 30 mL, buang hasil cucian
Larutkan asam benzoat dalam eter 50
HCl. Larutan ekstrak eter ditambahkan
mg/L . Deteksi absorbansi larutan ini
dengan 30 mL; 30 mL dan 30 mL NH4OH
dengan menggunakan spektrofotometer
0,1% dan buang larutan eter hasil cucian.
UV-Vis antara panjang gelombang 265-
Netralisasi campuran ekstrak dari NH4OH
280 nm dengan interval 1 nm (Helrich,
dengan HCl dengan menambahkan 1 mL
1990).
atau lebih sampai larutan bersifat asam.
Larutan baku asam benzoat dalam
Larutan ekstrak asam ditambahkan dengan
eter pada konsentrasi 20, 40, 60, 80, 100,
eter 30 mL; 30 mL; dan 30 mL, kemudian
120 mg/L. Deteksi absorbansi larutan ini
encerkan larutan ekstrak eter sampai 100
dengan spektrofotometer kemudian plot
mL. Larutan hasil ekstraksi dibaca
perbedaaan terhadap konsentrasi (Helrich,
absorbansinya dengan spektrofotometer
1990).
pada panjang gelombang 280 nm
b. Persiapan Sampel kemudian diinterpolasikan ke kurva
Sebanyak 10 g sampel dipindahkan standar (modifikasi dari prosedur Helrich,
ke dalam erlenmeyer, kemudian sampel 1990).
dilarutkan dalam 100 mL larutan NaCl
jenuh. Tambahkan beberapa tetes HCl
HASIL DAN PEMBAHASAN
sampai larutan bersifat asam (kertas
lakmus biru menjadi merah) kemudian Analisis kualitatif
dicampur dengan baik (Helrich, 1990). Hasil pengamatan secara kualitatif asam
c. Penentuan Kadar benzoat dalam sampel saus tomat dapat
Larutkan ekstrak sampel sebanyak dilihat dalam Tabel 1.
3 kali dengan konsentrasi eter masing-
Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif Senyawa Benzoat Dalam Sampel Saus Tomat.
3 C + Coklat muda
4 D + Coklat muda
28
Data yang ditunjukkan oleh Tabel 1 panjang gelombang maksimum yang
menunjukkan bahwa semua sampel saus digunakan dalam pengukuran absorbansi
tomat menggunakan benzoat sebagai larutan standar maupun larutan sampel
bahan pengawet. Uji positif ditunjukkan ditentukan dengan mengukur nilai
dengan terbentuknya endapan feri benzoat absorbansi maksimum konsentrasi larutan
berwarna coklat kemerahan setelah standar yaitu 50 ppm. Untuk memperoleh
direaksikan dengan pereaksi FeCl3. panjang gelombang maksimum
Endapan yang terbentuk adalah Besi (III) pengukuran absorbansi dilakukan pada
benzoat [Fe(C6H5COOH)3] (Vogel dalam rentang panjang gelombang 265-280 nm.
Tumalun, 2007). Hasil pengamatan untuk absorbansi
maksimum adalah pada panjang
Analisis Kuantitatif gelombang 280 nm kemudian dilakukan
Analisis kuantitatif dapat penentuan nilai absorbansi pada enam
diketahui dengan menggunakan larutan standar, dapat dilihat pada Gambar
spektrofotometer UV-Vis. Penentuan 2.
0.7
y = 0.005x - 0.005
0.6 R² = 0.990
0.5
Absorbansi
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 50 100 150
Konsentrasi
Gambar 1. Kurva Standar
Dari kurva yang dihasilkan, dapat dilihat asam benzoat dalam sampel dilakukan
bahwa terdapat korelasi antara konsentrasi dengan cara mensubtitusikan nilai
dan absorbansi dimana semakin tinggi absorbansi larutan sampel terhadap (y)
konsentrasi maka akan semakin tinggi pula pada persamaan y = 0,005x – 0,005.
nilai absorbansi sehingga diperoleh Absorbansi dan konsentrasi asam benzoat
persamaan garis yang merupakan hasil analisis kuantitatif sampel saus tomat
hubungan antara absorbansi (y) dengan A, B, C dan D dalam 100 ml eter, dapat
konsentrasi (x) larutan standar y = 0,005 x dilihat pada Tabel 2 dan 3.
– 0,005 dengan harga rata-rata (r2) sebesar
0,990.
Untuk menentukan kadar asam
benzoat dalam sampel saus tomat
dilakukan pengukuran larutan absorbansi
dalam larutan sampel. Konsentrasi (x)
29
Tabel 2. Absorbansi ekstrak sampel dalam 100 ml eter
SAUS
ULANGAN ABSORBANSI
TOMAT
1 0,104
A
2 0,105
1 0,508
B
2 0,511
1 0,592
C
2 0,596
1 0,339
D
2 0,341
Tabel 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Asam Benzoat Ekstrak Sampel Saus Tomat
30
2. Dari keempat sampel saus tomat yang melebihi ambang batas yang
(A, B, C dan D) yang dianalisis ditetapkan dalam Peraturan Menteri
diperoleh konsentrasi asam benzoat Kesehatan Republik Indonesia
berturut-turut yaitu 0,219 g/kg, Nomor : 722/MENKES/PER/IX/88
1,028 g/kg, 1,197 g/kg, 0,690 g/kg. yaitu konsentrasi asam benzoat
Terdapat dua sampel (B dan C) dalam saus tomat sebesar 1 g/kg.
DAFTAR PUSTAKA
Siaka, I M. 2009. Analisis Bahan
Anonim, 2007. Pengawet Benzoat Pada Saus
http://www.wikipedia.org/Saustom Tomat yang Beredar Di Wilayah
atdanpembuatannya.svg [2 agustus Kota Denpasar. FMIPA
2011] Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran.
Cahyadi, W. 2006. Kajian dan Analisis Tumalun, D. J. 2007. Analisis Konsentrasi
Bahan Tambahan Pangan.Edisi Asam Benzoat Sebagai Bahan
Pertama. Bumi Aksara : Jakarta. Pengawet Pada Saus Tomat Secara
Jakarta. Wilga.2001.http;//www.indomedia.com/int
USA. Yogyakarta.
31