Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PEMERIKSAAN ANALISIS PENGAWET

Sampel : Minuman Mountea

I. Tujuan :
Mengetahui ada tidaknya pengawet benzoat dan salisilat dalam sampel dengan
metode kromatografi lapis tipis (KLT).

II. Prinsip :
Benzoat dan salisilat disari dengan eter lalu dipisahkan secara KLT. Bercak benzoate
dapat diliat dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm, sedangkan salisilat
tampak ungu setelah penambahan FeCl3.

III. Reaksi :-

IV. Alat-alat :
Alat :
− Corong − Mikropipet
− Corong Pisah − Gelas Ukur 50 ml
− Becker Glass 100 ml − Lempeng KLT
− Kertas Saring − Cawan Penguap
Bahan :
− 20 ml buffersitrat Ph 4
− Eter
− Eluen berisi : N-Heksan 9,6 ml +
CH3COOH pa 0,4 ml campur
dalam chamber, + eter 1-2 tetes.
Jenuhkan 1 jam.
V. Cara Kerja

25 ml sampel yang tercampur +


20 ml buffer sitrat Ph 4, Pengocokan dilakukan 3-4 kali
masukkan ke dalam corong pisah sampai didapat 2 lapisan, maka
, tambahkan 25 ml eter , kocok proses ekstrasksi selesai.
kemudian keluarkan gas.

Keluarkan sampel tampung dalam


becker glass, sehingga yang
tertinggal dalam corong pisah
hanya eter dan pengawet, Tempatkan corong pisah pada
tampung eter dan pengawet ke klem bulat, maka akan terlihat 2
dalam becker labu takar dengan lapisan eter pada bagian atas
menggunakan corong diberi dan sampel pada bagian bawah.
kertas saring, tutup becker glass
tersebut.

Ambil lempeng KLT, setelah itu


Tuang ½ eter dan pengawet yang ditandai dengan pensil. Totolkan
terdapat dalam labu takar ke 1-2 totol baku benzoate, 1-2
cawan penguap , Pekatkan. totol baku salisilat, dan 3-5 totol
sampel ( tergantung kepekatan ).

Ambil KLT, keringkan dengan Keringkan, setelah kering


hair dryer. lakukan elusi.

Pengawet benzoate positif jika Pengawet salisilat positif jika


terlihat bercak ungu yang sejajar ada warna ungu setelah cawan
dengan bakunya. penguap berisi sampel
ditambah dengan FeCl3.
VI. RUMUS

Rf = Jarak yang ditembuh substansi


Jarak yang ditempuh solven

VII. HASIL
• Uji kualitatif benzoate : (+) Terlihat bercak ungu yang sejajar pada baku
• Uji Kualitatif salisilat : (-) Tidak terbentuk warna ungu pada cawan penguap
setelah ditetesi FeCl3

VIII. GAMBAR
IX. PERHITUNGAN
Rf = Jarak yang ditembuh substansi
Jarak yang ditempuh solven

• Sampel = 1,8
7,1
= 0,2535
= 0,25

• Baku = 1,8
7,1
= 0,2535
= 0,25

X. KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan analisis pengawet, hasil yang didapatkan dapat
disimpulkan sampel minuman Mountea mengandung pengawet benzoate dan
tidak mengandung pengawet salisilat.

XI. PEMBAHASAN
Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau
menghambat peruraian terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Bahan tambahan makanan ini ditambahkan ke dalam makanan yang mudah rusak,
atau makanan yang disukai sebagai medium tumbuhnya bakteri atau jamur (Winarno
dan Titi, 1994). Apabila pemakaian bahan pegawet dan dosisnya tidak diatur dan
diawasi, kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi pemakainya, baik yang
bersifat langsung misalnya keracunan ataupun yang bersifat tidak langsung misalnya
apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik (Cahyadi, 2006).
Zat pengawet terdiri dari senyawa organik dan anorganik dalam bentuk
asam dan garamnya. Aktivitas-aktifitas bahan pengawet tidaklah sama, misalnya ada
yang efektif terhadap bakteri, khamir, ataupun kapang (Cahyadi, 2009).
Jenis pengawet yang sering digunakan pada makanan adalah asam benzoat.
Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri. Biasa
digunakan dalam bentuk garamnya (natrium benzoat). Benzoat dapat ditetapkan
kadarnya secara spektrofotometri, karena benzoat mempunyai kromofor yang dapat
menyerap sinar ultraviolet. Dalam air, natrium. benzoat akan mempunyai panjang
gelombang maksimal 225 nm. Benzoat yang umum digunakan adalah benzoat dalam
bentuk garamnya karena lebih mudah larut dibanding asamnya. Menurut persyaratan
SNI (Standar Nasional Indonesia) 01-0222-1995 batas maksimum penggunaan
natrium benzoat adalah 1 g/kg. Ambang penggunaan bahan pengawet yang diijinkan
adalah batasan dimana konsumen tidak menjadi keracunan dengan tambahan
pengawet tersebut. Penambahan pengawet memiliki resiko bagi kesehatan tubuh, jika
terakumulasi secara terus menerus dan dalam waktu yang lama (Afrianti, 2008).
Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitif
terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi
lambung (Cahyadi, 2009). Sampai saat ini asam benzoat tidak mempunyai efek
teratogenik (menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi melalui mulut dan juga
tidak mempunyai efek karsinogenik (Yuliarti, 2007).
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan
perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan suatu
komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan (Sanagi, 1998). Teknik
pemisahan campuran senyawa dalam suatu sampel berdasarkan perbedaan interaksi
sampel dengan fasa diam dan fasa gerak. Contoh fasa diam bisa berupa padatan atau
cairan yang diletakkan pada fasa pendukung, fasa gerak bisa berupa gas atau cairan.
Teknik-teknik kromatografi dibagi menjadi dua yaitu kromatografi gas dan
kromatografi cair. Pembagian kromatografi berdasarkan fase gerak cair adalah
kromatografi kertas, kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis (KLT), high
performance liquid chromatography (HPLC) (Dwiarso, 2016).
Adsorbent dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang
fase diam. Fase bergerak akan merayap sepanjang fase diam dan terbentuklah
kromatogram. Ini dikenal juga sebagai kromatografi kolom terbuka. Metode ini
sederhana, cepat dalam pemisahan dan sensitif. Kecepatan pemisahan tinggi dan
mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan (Khopkar,
2008).
Pengawasan produk harus dilakukan untuk menjamin mutu dan
keamanannya. Dalam Farmakope Indonesia, metode standart penetapan kadar asam
salisilat dalam serbuk adalah menggunakan Thin- Layer Chromatographic (TLC).
Selain itu asam salisilat juga dapat ditetapkan secara Colorimetri dan U.V,
Spectrophotometric (Vogel, 1994). Salah satu yang dilakukan jenis adalah menguji
stabilitas warna pada kadar senyawa aktif obat dalam pengendalian mutu bahan obat.
Penentuan kadar senyawa aktif melalui uji stabilitas warna pada pola penyimpanan
suhu ruangan, bahan obat ini memerlukan suatu metode analisis yang baik
(Wulandari, 2007). Pada uji stabilitas warna tersebut akan berpengaruh terhadap kadar
asam salisilat, dimana pada pengujian ini sediaan serbuk asam salisilat direaksikan
dengan FeCl3 larutan yang terbentuk adalah warna ungu. Pembentukan warna ini
dapat dipakai untuk menentukan adanya kadar asam salisilat setelah dilakukan
penyimpanan pada suhu ruangan dengan metode spektrofotometri Visibel (DepKes
RI, 1995).
Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih
murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian peralatan yang
digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih sederhana
dan dapat dikatakan bahwa hampir semua laboraturium dapat melaksanakan setiap
saat secara tepat.
Beberapa keuntungan lain kromatografi lapis tipis adalah:
1. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis
2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,
fluoresensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet
3. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), atau
dengan cara elusi 2 dimensi
4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak (Rohman, 2007).
XII. DAFTAR PUSTAKA.
Cahyadi, W. (2009). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 5-29.
Khopkar, S.M. (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarrta: UI-Press. Hal. 90 –
135.
Putri Chyntia, Petrus Darmawan. 2019. Analisis Pengawet Natrium benzoate pada
Selai Stroberi Curah di Pasar Tradisional. Universitas Setia Budi Surakarta.
Jurnal Biomedika :volume 12 no 2.
Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hal. 353-
362.
Yuliarti, N. (2007) Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: ANDI.
Hal. 71.

Surakarta, 5 Juli 2022

Praktikan Korektor Nilai

Anda mungkin juga menyukai