Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

TITRASI ASAM BASA

Dosen Pengampu :

Dewi Amrih, S.TP., M.Sc.

Nama : Ifan Adi Pratama

NPM : 23122300001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2023
PEMBUATAN LARUTAN,STANDARISASI HCl & TITRASI

BAB 1

TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan prosedur identifikasi keasaman bahan


kimia melalui metode titrasi asam dan basa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Analisis volumetri merupakan cara untuk menentukan jumlah (kuantitatif) suatu


zat. Hasil analisis ini bergantung pada pengukuran volume yang tepat dari dua macam
larutan yang bereaksi secara sempurna. Salah satu larutan yang telah diketahui
konsentrasinya dinamakan larutan standar. Sedangkan larutan yang lain akan diketahui
konsentrasinya menggunakan larutan standar. Proses penentuan konsentrasi ini disebut
dengan titrasi.
Zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut dengan titran. Sebaliknya, zat
yang telah diketahui konsentrasinya dinamakan titrat atau titer. Titran diletakkan dalam
labu erlenmeyer, sedangkan titrat atau titer dimasukkan ke dalam buret. Kedua zat
tersebut biasanya berbentuk larutan.
Titrasi dibedakan berdasarkan reaksi yang terlibat didalamnya. Misalnya, titrasi
asam basa melibatkan reaksi asam basa. Titrasi redoks melibatkan reaksi reduksi
oksidasi. Titrasi kompleksometri atau kelatometri membentuk reaksi kompleks
menggunakan indikator logam.
Materi yang dimaksud membahas tentang normalitas (N), volume (V), dan
molaritas (M). Persamaan matematis yang telah dipelajari merepresentasikan
kesetimbangan kimia yang ditunjukkan oleh nilai N kali V bahan asam sama dengan
nilai N kali V bahan basa. Selain itu, dapat juga ditulis n*M*V asam = n*M*V basa.
Secara praktis, melalui percobaan laboratorium, konsep kesetimbangan kimia
dapat dipelajari dengan melakukan titrasi asam basa yang dibantu dengan adanya
penambahan indikator kimia. Indikator kimia ini dipengaruhi oleh keasaman suatu
bahan kimia atau pH (potential of Hydrogen).
Perubahan yang terjadi pada larutan selama percobaan titrasi adalah warna yang
berbeda muncul ketika tercapai titik kesetimbangan. Indikator yang paling lazim
digunakan untuk mengamati percobaan titrasi asam basa adalah fenolftalein (PP atau
phenolphtalein). Indikator PP ini berubah warna menjadi merah muda jika selama
proses titrasi terjadi titik kesetimbangan.
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

Alat Bahan
• Buret • NaOH
• Statif • Aquades
• Erlenmeyer • Phenolpthalen
• Beaker glass 1%
• Pipet tetes • HCl 0,1N
• Propipet

Cara Kerja

1. Tuang larutan HCl 0,1 N dalam buret.


2. Siapkan 10 mL sampel ke dalam erlenmeyer.
3. Teteskan 5 tetes indikator PP dalam larutan sampel.
4. Titrasi dengn larutan HCl 0,1 N.
Diagram Alir Titrasi

Titrasi larutan asam basa

Ambil larutan sampel 10ml Tuang titrat kedalam buret

Masukkan kedalam erlenmeyer

Tambahkan 5 indikator
PPdalam larutan sampel

Lakukan titrasi dengan HCl 0,1


N

Lakukan pengamatan & catat


hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil
Sampel Basa

Pengulangan pH sampel Volume HCl 0,0134N


(ml)
pH meter Universal
1 11.50 10 15.6
2 11.50 10 19.9-15.6=4.3
3 11.50 10 24.4-19.9=4.5
4 - - -

4.3 Pembahasan

Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif untuk
menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan dalam
titrasi asam-basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu
menunjukkan titik akhir dari titrasi. Indikator merupakan suatu zat yang
ditambahkan ke dalam larutan sampel sebagai penanda yang menunjukkan telah
terjadinya titik akhir titrasi pada analisis volumetrik. Suatu zat dapat dikatakan
sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat memberikan perubahan warna sampel
seiring dengan terjadinya perubahan konsentrasi ion hidrogen atau perubahan pH
(Day & Underwood, 1986).
Indikator asam basa yang sering digunakan di laboratorium untuk titrasi
asam basa merupakan indikator sintetis contohnya fenolftalein (PP) dan metil jingga
(MJ). Setiap indikator sintetis memiliki harga yang cukup mahal, serta dapat
menyebabkan polusi lingkungan. Harga indikator titrasi asam basa yang mahal
membuat terbatasnya percobaan titrasi tersebut terutama di sekolah-sekolah yang
berada jauh dari perkotaan.(Khopkar,2003)
Dalam praktikum kali ini digunkan indikator PP dan juga kelompok kami
mengalami kegagalan pada titrasi asam dikarenakan beberapa faktor yang
berpengaruh,berikut diantaranya:

1. Konsentrasi Larutan Standar


Semakin tinggi konsentrasi larutan standar, semakin cepat titrasi akan
selesai. Namun, konsentrasi yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
ketidak akuratan hasil karena kesulitan dalam menentukan titik akhir titrasi.
2. Pilihan Indikator
Indikator adalah zat kimia yang digunakan untuk menunjukkan titik akhir
titrasi. Pemilihan indikator yang tepat sangat penting. Indikator harus dapat
memberikan perubahan warna yang jelas pada atau dekat dengan titik akhir
titrasi.pada praktikum kali ini kami menggunakan indikator PP
3. Kecepatan Pengadukan
Kecepatan pengadukan larutan selama titrasi dapat memengaruhi kecepatan
reaksi dan akurasi titrasi. Pengadukan yang terlalu keras dapat
menyebabkan kesalahan dalam menentukan titik akhir.(Khopkar,2008)
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Pengaruh indikator sangat berpengaruh dalam titrasi asam basa

2. Identifikasi titrasi paling mendasar bisa dilihat dari warnanya

3. Konsentrasi (N) NaOH sebagai titrat akan mempengaruhi hasil akhir titrasi

4. Pengukuran pH sampel maupun titrat sebelum dan sesudah titrasi penting


dilakukan untuk menjaga validasi data hasil praktikum

5.2 Saran

Mahasiswa diharapkan agar bisa melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh dan


tidak bercanda di dalam laboratorium
5.3 Daftar Pustaka

Day, R.A. & Underwood, A.L. (1986)


Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik,


Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Khopkar, S.M., 2008, Konsep Dasar Kimia Analitik,


UI Press, Jakarta.
5.3 Lampiran

Anda mungkin juga menyukai