NIS/KELOMPOK : 185818/B1.2
KELAS : 4.B
2021
LAPORAN LENGKAP
“Praktikum Analisis Instrumen”
Nama : Arif Budiman Suherman
Kelas : XIII.B
Nis/kelompok : 185818/B1.2
Tanggal mulai praktek : Selasa, 14 September 2021
Tanggal selesai praktek : Selasa, 14 September 2021
Landasan teori :
Perlu diperhatikan bahwa fasa gerak yang digunakan tidak mempunyai efek
terhadap fasa diam atau hanya sangat lemah diserap oleh fasa diam. Salah satu
jenis kromatrografi yang sering digunakan adalah HPLC. HPLC (High
Performance Liquid Chromatography) atau biasa juga disebut dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an
dan awal tahun 1970-an. Saat ini, HPLC merupakan teknik pemisahan yang
diterima secara luas untuk analisis bahan obat, baik dalam bulk atau dalam
sediaan farmasetik.
Salah satu cara untuk mencegah degradasi asam askorbat diantaranya adalah
dengan menambahkan gula. Hal ini sejalan dengan hasi penelitian Rojas &
Gerschenson (2001) yang mengemukakan bahwa penambahan fruktosa dan
glukosa dapat meningkatkan stabilitas dari vitamin C pada rentang temperatur 24-
45 °C dan berkurang pada rentang 70-90 °C. Selain faktor suhu, oksidasi dari
asam askorbat juga dipengaruhi oleh faktor derajat keasaman atau pH.
A. Alat :
B. Bahan :
Prosedur Kerja :
Data Pengamatan :
Perhitungan :
B. Deret standar
v 2. c 2 50 ml ∙ 100 ppm
Standar 100 ppm = v 1= = =5,02ml
c1 999,6 ppm
v 2. c 2 50 ml ∙ 250 ppm
Standar 2 = v 1= = =12,50 ml
c1 999,6 ppm
v 2. c 2 50 ml ∙ 5 00 ppm
Standar 3 = v 1= = =25,01ml
c1 999,6 ppm
Pembahasan :
absorbansi dari kalibrasi standar yang dibuat sebanyak 3 standar yaitu 100 ppm,
250 ppm dan 500 ppm. Dan diperoleh persamaan regresi linear Y=
yang didapatkan berdasarkan ketinggian puncak, walaupun nilai luas lebih presisi.
Namun dalam beberapa contoh luas area sangat kecil sehingga area puncak
digunakan untuk mengurangi kesalahan jika ada perubahan kecil pada variasi
penunjukan instrumen HPLC dikalikan dengan fp dari larutan baku yang dibuat
sehingga didapatkan 9171,90 mg/L dan hasil ini dihitung lagi untuk mendapatkan
jumlah sebenarnya dari asam askorbat yang terkandung dalam sebotol minuman
bervitamin sehingga didapatkan hasil akhir 1284,07 mg/ kemasan. Hasil tersebut.
tidak sesuai dengan Kadar vitamin C dengan tabel komposisi pada Botol
minuman bervitamin yaitu 1000 mg. Hal tersebut dikarenakan beberapa sifat khas
dari vitamin C atau Asam Askorbat seperti mudah menguap pada suhu tinggi,
Sifat asam askorbat adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika
merupakan kristal murni. Selain itu, asam askorbat mudah rusak oleh pH, cahaya
dan temperatur. Larutan encer vitamin C pada pH kurang dari 7.5 masih stabil
apabila tidak ada katalisator Oleh Karena itu pihak indsutri membuat
Kesimpulan :
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa kadar asam askorbat dalam
Hadi, Saeful. 2012 Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil)
Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena. Jurnal Bahs. an Alam
Terbarukan ISSN 2303-0623. Vol. 1 No. 2 Desember 2012)