Anda di halaman 1dari 4

laporan kadar kafein spektrofotometer

shimadzu
Tujuan Percobaan :
1. Untuk menentukan kadar kafein dalam sampel
2. Dapat menggunakan spektrofotometer dengan benar
Teori Dasar :
Spektrofotometri UV-VIS adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet(200 350 nm)
dan sinar tampak (350 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahayaUV atau VIS (cahaya
tampak) mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital
keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih
tinggi.Panjang gelombang cahaya UV-VIS bergantung pada mudahnya promosielektron. Molekul-
molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosielektron, akan menyerap pada
panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yangmemerlukan energi lebih sedikit akan
menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang.Prinsip dari spektrofotometri UV-VIS
senyawa yang menyerap cahaya dalamdaerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron
yang lebih mudah dipromosikandari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang
lebih pendek. Jika radiasielektromagnetik dilewatkan pada suatu media yang homogen, maka
sebagian radiasi ituada yang dipantulkan, diabsorpsi, dan ada yang transmisikan. Radiasi yang
dipantulkandapat diabaikan, sedangkan radiasi yang dilewatkan sebagian diabsorpsi dan
sebagianlagi ditransmisikan.
Absorpsivitas hanya tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul dan panjanggelombang
atau frekuensi radiasi yang digunakan. Spektrum absorpsi (kurva absorpsi)adalah kurva yang
menggambarkan hubungan antara absorban atau transmitan suatularutan terhadap panjang
gelombang atau frekuensi radiasi.Pemilihan panjang gelombang untuk analisis kuantitatif
dilakukan berdasarkan pada spektrum absorpsi yang diperoleh pada percobaan. Pengukuran
absorpsi harusdilakukan pada panjang gelombang absorban maksimum maks karena :
1. Kepekaan maksimum dapat diperoleh jika larutan dengan konsentrasi tertentumemberikan signal
yang kuat pada panjang gelombang tersebut.
2. Perbedaan absorban sangat minimal dengan berubahnya panjang gelombangdisekitar panjang
gelombang absorban maksimum sehinggakesalahan pengukuran sangat kecil. Pelarut yang
digunakan untuk spektrofotometri harus memenuhi persyaratantertentu agar diperoleh hasil
pengukuran yang tepat. Pertama-tama, pelarut harus dipilihyang melarutkan komponen analat,
tetapi sesuai dengan bahan kuvet.
Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain yaitu kafein, tein, atau 1,3,7-
trimetilxantin. Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila tidak mengandung
air, kafein meleleh pada suhu 234 C 239 C dan menyublim pada suhu yang lebih rendah. Kafein
mudah larut dalam air panas dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin dan alkohol
(Abraham, 2010)
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun
mete, biji kola, biji coklat dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul
194,19 gram/mol. Dengan rumus kimia C H N O dan pH 6,9 (larutan kafein 1 % dalam air ).
Secara ilmiah, efek kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah
efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek
samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia) dan denyut jantung tak
PENCARIAN
FOLLOW KAMI
RT @elmusjnr: Dirgahayu @HIMKA_POLBAN
jaya selalu, tetap jadi kebanggaan KEMA
POLBAN! @POLBAN_news
4 hours ago
RT @riskapur: dirgahayu himka yang ke 5 !!!
@HIMKA_POLBAN semoga semakin jaya,
kompak dan hebat !!! :D
4 hours ago
Ikuti Ikuti @HIMKA_POLBAN @HIMKA_POLBAN
PENGUNJUNG
317,228 kali
LINK TERKAIT
Bema Kema Polban 2
Himpunan Provesi Analis Kimia Indonesia 0
Penelitian dan PKM Dikti 0
Politeknik Negeri Bandung 10
Web Jurusan Teknik Kimia Polban 0
KASIH JEMPOL DONG..
0 0
8 10 8 2
GO
BERANDA CHEMLIBRARY DIVISI DOWNLOAD FORUM GALLERY LAPORAN PRAKTIK PROFIL TOKOH
converted by Web2PDFConvert.com
beraturan (tachycardia). Kopi dan teh banyak mengandung kafein dibandingkan jenis tanaman
lain, karena tanaman kopi dan teh menghasilkan biji kopi dan daun teh yang sangat cepat,
sementara penghancurannya sangat lambat (Hermanto, 2007:1).
Langkah Kerja
1. Membuat larutan induk Caffein dalam HCl 0,1 N sebanyak 100 mL (100 ppm)
2. Membuat larutan standar dari larutan induk 2,4,8,dan 12 ppm dalam HCl 0,1 N masing-masing
sebanyak 50 mL
3. Mengukur serapan larutan Caffein 8 ppm untuk menentukan panjang gelombang maksimum 380-
200 nm
4. Mengukur serapan berbagai larutan standar Caffein pada panjang gelombang yang diperoleh
pada langkah 3
5. Membuat larutan sampel Caffein sebagai berikut:
1. Menimbang 2 gram serbuk kopi Kapal Api
2. Menambahkan 75 mL aquadest, dan memanaskannya hingga mendidih selama 10 menit
3. Menyaring larutan kopi tersebut dengan kertas saring kasar, menyaring filtrate yang
diperoleh dengan kertas saring whatman No. 42 kemudian mendinginkannya hingga suhu
kamar
4. Memindahkan filtrate ke dalam corong pisah dan mengekstraksi dengan 2 x 25 mL dengan
menggunakan dikloro metan
5. Mengekstrak kembali ekstrak yang diperoleh dengan 2 x 25 mL HCl 0,1 N
6. Mengukur serapan larutan sampel yang diperoleh pada panjang gelombang maksimum
Caffein yang diperoleh pada langkah 3
Pembahasan
Kafein merupakan senyawa bahan alam yang tersebar luas dan tergolong dalam senyawa
alkaloid, dengan rumus molekul C H N O , bersifat basa lemah berbentuk serbuk putih yaitu
kristal-kristal panjang, rasanya pahit dan memiliki titik leleh sebesar 234-239 C serta menyublin
pada temperature 180-200 C. Kafein memiliki berat molekul 194,19 g/mol. Larutan kafein 1%
dalam air memiliki pH 6,9. 1 gram kafein akan larut dalam 46 ml air (suhu kamar), 5,5 mL air
(80 C), 1,5 mL (100 C), 66 mL alcohol (suhu kamar), 22 mL alcohol (60 C), 50 mL aseton, 5,5
kloroform, 530 mL eter, 100 mL benzena, dan 22 mL benzene. Kafein merupakan turunan N-
metilxantin, turunan N-metilxantin.
Proses analisa kafein dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer, sampel yang dianalisa
dibandingkan dengan larutan baku yang sesuai dengan jenis pengujian yang dilakukan. Karena
jenis pengujian saat praktikum adalah kafein, maka standar yang dipakai adalah standar kafein
yang telah diketahui konsentrasinya. Sebelum proses pengukuran dilakukan, kuvet yang
dipergunakan dibilas terlebih dahulu dengan larutan yang akan diukur, proses pembilasan
dilakukan 2 kali setelah dibilas, larutan yang akan diukur dimasukan secukupnya dan kuvet
dilap dengan menggunakan tisu sampai tidak terdapat butiran air diluar permukaan kuvet,
terakhir kuvet dilap dengan menggunakan tisu khusus yang memiliki serat halus sehingga tidak
mengakibatkan permukaan luar dari kuvet tergores. Pengukuran deret standar dilakukan secara
bertahap dari larutan dengan konsentrasi rendah sampai yang tertinggi. Seperti halnya untuk
pengukuran deret standar, saat pengukuran sampel pun kuvet dibilas dengan menggunakan
larutan sampel yang akan diukur.
Pada praktikum spektrofotometri dibuat terlebih dahulu deret larutan standar 2, 4, 8 serta 12
ppm. Hal ini bertujuan untuk membuat kurva standar sehingga pada penentuan konsentrasi
sampel, dapat diketahui kadar sampel setelah dilakukan pengukuran absorbannya berdasarkan
kurva deret standar yang telah dibuat. Pada percobaan ini dibuat larutan standar kafein
berdasarkan pengenceran dari larutan baku standar 100 ppm. Larutan kafein yang diambil dari
larutan baku 100 ppm dilarutkan pada HCl 0,1 N untuk pembuatan larutan deret standar. Pelarut
yang digunakan adalah HCl selain HCl dapat melarutkan kafein, HCl juga bersifat asam sehingga
dapat membuat suasana kafein menjadi asam, kafein dibuat pada suasana asam karena pada
suasana asam panjang gelombang yang dihasilkan kafein maksimum. Panjang gelombang yang
maksimum memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling besar
serta pada panjang gelombang maksimum bentuk kurva absorbansi memenuhi hukum Lambert-
Beer Pada panjang gelombang maksimum pun apabila dilakukan pengukuran ulang maka
kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika
digunakan panjang gelombang maksimal (Rohman, Abdul, 2007). Panjang gelombang yang
mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi
dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu. Dalam
pembuatan larutan deret standar ini haruslah tepat dan teliti karena larutan deret standar akan
menjadi kurva standar pada penentuan sampel, jika pada pembuatan larutan standar tidak
dilakukan secara teliti dan tepat maka penentuan kadar sampel pun akan terjadi kesalahan.
Himka (himpunan mahasiswa
analis kimia)
429 orang menyukai Himka (himpunan mahasiswa analis
kimia).
Plugin sosial Facebook
Suka Suka
POS-POS TERAKHIR
Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan Bangsa
Indonesia dari Warga Gaza
100 lagi tewas di Gaza dalam serangan Israel
Ayo Tarawih !!!
Siapa Jagoanmu di Piala Dunia 2014
Sekilas Pandang Mengenai Puasa Ramadhan
KATEGORI
Pilih Kategori
DAFTAR ISI BLOG
Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan
Bangsa Indonesia dari Warga Gaza
100 lagi tewas di Gaza dalam
serangan Israel
Ayo Tarawih !!!
Siapa Jagoanmu di Piala Dunia 2014
Sekilas Pandang Mengenai
Puasa Ramadhan
Jadwal Sidang Tugas Akhir Mahasiswa
Analis Kimia 2011
Marhaban Ya Ramadhan
Kenali Calon Pemimpin
Indonesia #EdisiJokowi
Pengumuman Kelulusan PMDK
Polban 2014
PMDK Polban 2014 : Inilah 16 Calon
mahasiswa Analis Kimia 2014
Kenali Calon Pemimpin
Indonesia #EdisiPrabowo
7 Keutamaan Bulan Ramadhan
Sudah Luruskkah Orientasi Hidup Kita?
WAJIB, Test TOEIC Gratis Juli 2014
Datang, SAMANALIS di Ethnocolossal
UKM Music
Ilmuwan Membentuk Sel-sel Saraf Baru
Langsung di Dalam Otak
HIMPUNAN MAHASISWA ANALIS
KIMIA POLBAN
politeknik negeri bandung
8 10 4 2
0
0
0 0 0
GO
Report a map error
Map Map Satellite
Map Data Terms of Use
converted by Web2PDFConvert.com
Pada pembuatan larutan standar, larutan standar yang dibuat tidak berwarna/bening karena
pengukuran spektrofotometer yaitu spektometer UV yang panjang gelombangnya 190-380 nm.
Menurut litreratur panjang gelombang maksimum kafein adalah 210 nm (Oxford Higher
Education, 2005).
Tetapi pada saat pengukuran panjang gelombang maksimum menggunakan spektrofotometer
shimadzu panjang gelombang maksimum kafein yang terukur adalah pada panjang gelombang
205 nm. Untuk pengukuran pemilihan panjang gelombang maksimum maka dipilih larutan kafein
8 ppm. Larutan yang dipilih adalah larutan kafein 8 ppm karena pada konsentrasi tersebut
absorbansinya antara 0,2 0,8 , dikarenakan pada daerah absorbansi tersebut adalah daerah
absorbansi yang baik. Tidak samanya panjang gelombang maksimum kafein dari literatur dengan
yang didapat adalah karena tidak samanya konsentrasi yang dipilih untuk penentuan panjang
gelombang maksimum, akan tetapi nilai panjang gelombang maksimum yang didapat tidak
terlalu jauh dengan diliteratur. Dengan didapatnya panjang gelombang maksimum sebesar 205
nm, maka panjang gelombang 205 nm ini digunakan sebagai panjang gelombang untuk
pengukuran absorbansi larutan deret standar dan sampel. Pengukuran kurva larutan deret
standar yang digunakan pada panjang gelombang 205 nm menghasilkan kurva yang memiliki
regresi sebesar 0,9998 yang artinya kurva standar ini layak sebagai kurva standar untuk
penentuan konsentrasi/kadar sampel karena kurva yang linear. Kurva yang terbentuk adalah
linear sehingga absorbansi memiliki korelasi dengan konsentrasi dan merupakan suatu fungsi.
Penentuan kadar kafein dalam kopi, seperti pada percobaan yang dilaksanakan didasarkan pada
distribusi solut dalam hal ini kafein dalam kopi antara dua fasa yaitu fasa organic dan fasa air.
Untuk preparasi sampel, sampel yang digunakan adalah sampel kopi. Sampel kopi yang telah
ditimbang seberat 2,0051 gram tersebut dilarutkan dalam aquadest dan dididihkan. Pendidihan
ini dimaksudkan untuk melarutkan seluruh kafein dalam aquadest. Selanjutnya setelah
dipanaskan, campuran tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring biasa dan kertas
saring wathman no.42. Fungsi dari penyaringan dengan menggunakan kertas saring biasa adalah
agar kafein yang terdapat dalam campuran kopi tadi dapat terpisah dari filtrat atau ampas kopi,
sehingga yang didapat dalam larutan kopi adalah kafein. Dan fungsi penyaringan dengan
menggunakan kertas saring wathman adalah agar tidak terdapat molekul-molekul kecil dari
ampas kopi dan pengotor ikut masuk kedalam larutan kafein yang akan dianalisa. Setelah
didapatkan filtratnya saja, maka sampel diekstrak pertama sampel diekstrak dengan
diklorometan. Diklorometan ini akan mengikat kafein dalam sampel sehingga kafein dapat
terpisah dari sampel. Karena BJ dikolormetan >1 sehingga lapisan bawah yang mengandung
kafein juga diambil dan diekstrak kemabli. Ekstrak menggunakan diklorometan adalah sebanyak
2 kali. Setelah diekstrak dengan kloro metan, kemudian diekstrak kembali dengan HCl sehingga
kafein yang ada dapat terlarutkan dalam HCl, sehingga lapisan atas yang mengandung HCl dan
kafein diambil untuk diukur absorbansinya. Dikarenakan larutan standar pelarutnya adalah HCl
0,1 N maka sampel pun dilarutkan dengan HCl 0,1 N pula. Akan tetapi pada saat penyaringan
dan ekstraksi larutan yang dihasilkan masih berwarna kuning (akibat dari warna kopi), hal ini
menyebabkan absorbansinya tidak terbaca, bahkan setelah dilakukan pengenceran pun
absorbasinya masih tetap tak terbaca. Masih adanya warna kuning ini dikarenakan penyaringan
yang kurang sempurna serta ekstraksi yang kurang sempurna baik dari segi pengocokan maupun
frekuensi perlakuan ekstraksi. Seharusnya ekstraksi yang dihasilkan tidak berwarna sama
seperti larutan standar yang dibuat. Dikarenakan sampel yang tidak terbaca absorbansinya
sehingga sampel yang diukur adalah sampel yang diberikan oleh pembimbing. Sampel yang
diukur ini menghasilkan absorbansi sebesar 0,771, sehingga bila dihitung dengan persamaan
maupun digambarkan pada kurva standar, kadar sampel yang didapat adalah sebesar 6,70 ppm.

download file selengkapnya disini
Bagikan ini:
Twitter 2 Facebook 8
085624287549
Memuat...
TINGGALKAN KOMENTAR TRACKBACKS 1 COMMENTS 0
converted by Web2PDFConvert.com
1. Ping-balik: Laporan Penentuan kadar kafein dengan spektrofotometer shimadzu |
HIMKA POLBAN
Bales Dong
RSS - Pos
RSS - Komentar
RSS - Pos
RSS - Komentar
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. The Mystique Theme.
Tulis komentar di sini...
RSS Hubungkan
converted by Web2PDFConvert.com

Anda mungkin juga menyukai