Seorang praktikan ebuah es lilin XYZ mengandung sakarin. Pada awalnya praktikan membuat baku kerja
sakarin dan memakai pelarut NaOH. Dalam pencarian data, praktikan menggunakan data pendukung dg
kategori a.
● Buatlah data simulasi konsentrasi baku kerja vs absorbansi dg r yang baik (r jangan
= 1) (buat dari penimbangan baku induk)
Pertama Es lilin XYZ dilelehkan ditimbang sejumlah tertentu ditambahkan HCl dan kloroform, dilakukan
ekstraksi cair cair 3 x10 mL (bandingkan jika ekstraksi dilakukan sekali 30 mL jelaskan dg perhitungan
menggunakan hukum ttt) fase kloroform tersebut diuapkan pada alamari asam dan direkristalisasi dg
aseton dan ditambahkan NaOH hingga volume 100,0 mL dan periksa pada lamda maksimal dan didapat
absorbansi sebagai berikut:
3 0,246
4 0,242
5 0,243
● Buatlah perencaanaan berapa mg larutan tersebut yang harus ditimbang jika es lilin
memenuhi persyaratan keamanan pangan (bj es lilin =1)
● Berdasarkan perencanaan penimbangan sampel sebelumnya. Buatlah simulasi
perhitungan 5 replikasi sampai ketemu kadar sakarin dan memenuhi persyaratan.
Buatlah perencanaan pengambilan alat dan bahan menggunakan prinsip efektif dan efisien
A. Nomor Kelompok : F8
B. Nama anggota kelompok:
1) Liliana Aurelia Pang / 110118176
2) Hamryadi / 110118178
3) Diana Putri Mandasari / 110118179
C. Tanggal praktikum : 27 April 2021
D. Judul Tugas : Penetapan Kadar Na Sakarin dalam sampel Es Lilin menggunakan metode
Spektrofotometri UV
E. Bentuk sediaan : Es Lilin
F. Pustaka Acuan :
1) EGC. Clarke. Clarke’s Isolation & identification of Drugs. Second ed. The
Pharmaceutical Perss. London 1981.p. 2038
1. EGC. Clarke. Clarke’s Isolation & identification of Drugs. Second ed. The
Pharmaceutical Perss. London 1981.p. 2038
I. Prosedur Asli
1. EGC. Clarke. Clarke’s Isolation & identification of Drugs. Second ed. The
Pharmaceutical Perss. London 1981.p. 2038
Saccharin Sodium
C7H4NNaO3S,2H2O= 241.2
Prinsip Reaksi
Prinsip Kerja
1. Pembuatan Baku Induk Na sakarin
1. Alat :
- Spektrofotometer UV
- kuvet
- kertas lensa
- beaker glass
- pengaduk kaca
- pipet tetes
- pipet volume (3,0mL, 4,0mL, 5,0mL dan 10,0mL)
- pipet volume 2,0 ml (1), 3,0 ml (1), 4,0 ml (1), 5,0 ml (1), 10,0 ml (1)
- timbangan analitik
- labu ukur (25,0 mL, 50,0 mL dan 100,0 mL)
- kertas lensa
- tissue
- pipet volume
- corong pisah
2. Bahan :
a. Na Sakarin BPFI 50 mg
λ = 268 nm
A = 0,2 – 0,8
A11 = 82
X 10
= 10.000 mg / 1000,0 ml
= 10.000 bpj
Baku induk :
Baku kerja :
V baku induk (ml) V akhir (ml) C baku kerja (bpj)
Prosedur kerja
1. Pembuatan Baku Induk Na Sakarin
a. ditimbang Na Sakarin dengan menggunakan timbangan analitik sebanyak
50,0 mg
b. dimasukkan Na Sakarin kedalam labu ukur 100,0 ml
c. ditambahkan larutan NaOH 0,1N kedalam labu ukur menggunakan corong
kaca, batang pengaduk dan kertas perkamen hingga mencapai batas tanda
pada labu ukur
d. dikocok ad homogen
Kadar Absorbansi
(Bpj)
30 0,246
40 0,323
50 0,408
60 0,492
75 0,619
80 0,658
y = 0,0083x - 0,0064
r= 0,9998
a = - 0,0064
b= 0,0083
Sampel
10 gram/ 100,0 ml = 100.000 bpj
1 0,249
2 0,246
3 0,246
4 0,242
5 0,243
Sampel 1
y = -0,0064 + 0,0083x
0,249 = 0,0064 + 0,0083x
x = 30,77108434 bpj
x = 30,77108434 bpj/ 100000 bpj x 100 % = 0,03077108434 % = 0,03 %
Sampel 2
y = -0,0064 + 0,0083x
0,246 = -0,0064 + 0,0083x
x = 30,40963855 bpj
x = 30,40963855 bpj/ 100000 bpj x 100 % = 0,03040963855 % = 0,03 %
Sampel 3
y = -0,0064 + 0,0083x
0,246 = -0,0064 + 0,0083x
x = 30,40963855 bpj
x = 30,40963855 bpj/ 100000 bpj x 100 % = 0,03040963855 % = 0,03 %
Sampel 4
y = -0,0064 + 0,0083x
0,242 = -0,0064 + 0,0083x
x = 29,92771084 bpj
x = 29,92771084 bpj/ 100000 bpj x 100 % = 0,02992771084 % = 0,03 %
Sampel 5
y = -0,0064 + 0,0083x
0,243 = -0,0064 + 0,0083x
x = 30,04819277 bpj
x = 30,04819277 bpj/ 100000 bpj x 100 % = 0,03004819277 % = 0,03 %
IV. Pembahasan
Pada penetapan kadar Na Sakarin dalam sampel es lilin, dilakukan pemipetan sampel
sebanyak 5,0 mL lalu ditambahkan dengan HCl pekat sebanyak 5 mL. Fungsi dari HCl pekat
tersebut adalah untuk merubah Na sakarin menjadi sakarin base yaitu dengan melepaskan Na
pada Na sakarin sehingga sakarin dapat larut dalam Kloroform kemudian dilakukan ekstraksi
cair-cair dengan menggunakan pelarut Kloroform. Prinsip dari ekstrasi ini adalah ekstrasi
cair-cair dengan memanfaatkan koefisien partisi dari bahan. Pelarut Kloroform tersebut
dipilih karena memiliki sifat non polar sama seperti sakarin, sehingga dapat menarik sakarin
karena mengikuti prinsip like dissolve like. Sehingga sakarin dapat terbersihkan dari
pengotor yang bersifat polar, karena sakarin larut kedalam fase Kloroform. Ekstraksi dengan
Kloroform ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan menggunakan corong pisah untuk
memisahkan fase air (lapisan atas) dan fase Kloroform (lapisan bawah ), dimana bagian yang
bawah ini yang akan digunakan karena fase Kloroform tersebut mengandung sakarin.
Dilakukan ekstraksi berkali-kali dengan volume kecil akan menghasilkan ekstrak yang lebih
baik (zat yang diambil lebih banyak) dibandingkan dengan satu kali ekstraksi dengan volume
yang besar.
Hal ini dibuktikan dengan hukum Distribusi Nerst dengan rumus :
Va
Xn = W [ DV 0+Va ]
n
Dimana Ekstraksi akan sempurna jika V0 ( Volume pelarut lain/ Organik) kecil dan n
(Jumlah Ekstraksi) besar
Setelah proses ekstraksi tersebut selesai, ditambahkan aseton unruk proses rekristalisasi lalu
diuapkan diatas waterbath dalam lemari asam.
Kristal sakarin lalu ditambahkan dengan pelarut NaOH 0,1 N sampai batas labu ukur lalu di
kocok hingga homogen, sehingga akan terbentuk Na sakarin kembali. Setelah itu diamati
serapannya pada spektrofotometer UV dengan menggunakan panjang gelombang 268 nm,
lalu catat hasil absorbansi dan dihitung kadar Na sakarin dengan menggunakan persamaan
kurva baku..
V. Kesimpulan
Menurut Standar SNI dimana persyaratan Sakarin/ Na Sakarin dalam Es lilin adalah 300 mg/
Kg maka Es Lilin XYZ memenuhi kriteria karena mengandung 300 mg/ kg Na Sakarin
sehingga Es Lilin XYZ layak edar
LAMPIRAN
Surabaya, 27 April 2021