Anda di halaman 1dari 9

I.

PUSTAKA DAN PROSEDUR


Clarke’s Analysis of Drug. Halaman 737 - 740.

II. ALAT DAN BAHAN


 ALAT
- HPLC
- Beaker glass
- Timbangan analitik
- Batang pengaduk kaca
- Labu ukur, corong kaca
- Pipet volume
- Botol timbang
- Vial
- Membrane filter holder
- Mortar dan stamper
- Kertas saring

 BAHAN
- Sampel Tablet yang mengandung Asetosal
- Fase gerak (sistem HZ pada Clarke’s), yaitu campuran 146 μL trietilamin dan 750
μL asam fosforat ke dalam 530 mL air. Adjust pH hingga 3,3 denga larutan KOH
10% dan ditambahkan 470 mL asetonitril.
- Pelarut
- Larutan uji/sampel

III. PRINSIP KERJA

1. Pembuatan fase gerak


2. Pembuatan baku induk dan baku kerja asetosal
3. Penetapan kadar sampel table yang mengandung asetosal

IV. CARA KERJA


1. Dibuat fase gerak dengan dicampurkan 146 μL trietilamin dan sekitar 750 μL
asam fosforat ke dalam 530 mL air.
2. Adjust pH hingga 3,3 denga larutan KOH 10% dan ditambahkan 470 mL
asetonitril.
3. Dibuat baku induk asetosal/aspirin dengan menimbang 100,0 mg aspirin
standard di botol timbang dengan menggunakan timbangan analitik, dimasukkan
serbuk ke dalam labu ukur 100,0 mL, dibilas botol timbang dengan fase gerak
sebanyak 3-5x, dimasukkan ke labu ukur, ditambahkan fase gerak pada labu
ukur ad 100,0 mL. Dikocok ad homogen.
4. Dari larutan baku induk no (3), dipipet 1,0 mL dengan menggunakan pipet
volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 mL baru, ditambahkan fase
gerak pada labu ukur ad 100,0 mL untuk mendapatkan baku antara serta baku
kerja konsentrasi 10 ppm. Dilakukan hal yang sama dengan volume terambil
10,0 mL untuk mendapatkan baku antara dengan konsentrasi 100 ppm.
5. Dari larutan baku antara 100 ppm, dipipet 4,0 mL larutan dengan menggunakan
pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50,0 mL, ditambahkan fase
gerak pada labu ukur ad 50,0 mL untuk mendapatkan baku kerja 8 ppm.
6. Dari larutan no (4), dipipet 1,0 mL dilarutkan dalam fase gerak di labu ukur 10,0
mL untuk mendapatkan baku kerja 1 ppm; dilakukan langkah yang sama dengan
dipipet 2,0 mL dilarutkan dalam fase gerak di labu ukur 10,0 mL untuk
mendapatkan baku kerja 2 ppm; dilakukan langkah yang sama dengan dipipet
5,0 mL dilarutkan dalam fase gerak di labu ukur 10,0 mL untuk mendapatkan
baku kerja 5 ppm.
7. Disaring masing-masing konsentrasi larutan baku kerja dengan menggunakan
kertas saring dan bantuan membran filter holder. Disaring dengan cara
diposisikan membran pada syringe filter holder secara tepat (membran berada di
antara saringan dan cincin putih). Setelah itu tuang larutan yang akan disaring.
8. Disuntikkan masing-masing konsentrasi larutan baku kerja dengan
menggunakan syringe ke injektor (system loop yang nantinya dari pompa
mengarah menuju kolom) yang merupakan tempat untuk memasukkan sampel
pada alat HPLC. Dibuka kenop pada injektor, lalu larutan baku kerja disuntikkan
dan ditutup kembali kenop injektor. Diamati luas area dan waktu retensi pada
grafik yang ditampilkan pada monitor. Dicatat hasil yang diamati.
9. Data yang diperoleh dari no (8) dibuat persamaan bakunya.
10. Digerus sampel tablet yang mengandung asetosal/aspirin dengan mortir dan
stamper ad halus.
11. Dilakukan penimbangan sampel secara tidak langsung sebanyak 100,4 mg di
timbangan mg, ditimbang botol timbang di timbangan analitik. Dimasukkan
sampel 100,4 mg ke dalam botol timbang, dicatat … mg. Dimasukkan sampel ke
dalam labu ukur 100,0 mL dan dilarutkan, lalu ditimbang kembali botol timbang
yang masih terdapat sisa, dicatat … mg, didapatkan berat sampel, yaitu (berat
botol timbang+sampel penuh – berat botol timbang+sisa). Botol timbang+sisa
dibilas 3-5x lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 mL. Digunakan
penimbangan secara tidak langsung karena apabila dilakukan penimbangan
secara langsung maka botol timbang akan basah dan perlu dikeringkan kembali
untuk menimbang sampel berikutnya.
12. Ditambahkan fase gerak ad 100,0 mL pada sampel dalam labu ukur 100,0 mL,
dikocok ad homogen.
13. Dilakukan kalibrasi 3 breaker glass 50,0 mL.
14. Dipipet larutan nomor (11) sebanyak 1,0 mL dengan menggunakan pipet volume,
dimasukkan ke dalam beaker glass 50,0 mL yang telah dikalibrasi dan
ditambahkan fase gerak ad batas tanda kalibrasi, diaduk ad homogen.
15. Dilakukan pengulangan langkah (10, 11, 12, dan 14) sebanyak 2x dengan berat
sampel masing-masing 105,6 mg dan 201,5 mg. kemuadian di saring.
16. Disuntikkan masing-masing konsentrasi larutan sampel dengan menggunakan
syringe ke injektor (system loop yang nantinya dari pompa mengarah menuju
kolom) yang merupakan tempat untuk memasukkan sampel pada alat HPLC.
Dibuka kenop pada injektor, lalu larutan baku kerja disuntikkan dan ditutup
kembali kenop injektor. Diamati luas puncak yang muncul pada waktu retensi
tertentu pada monitor. Dicatat hasil yang diamati.
17. Data luas area yang diperoleh dari no (16) pada replikasi I, II, dan III dimasukkan
ke dalam persamaan baku untuk mendapatkan kadar asetosal/aspirin.
18. Didapatkan 3 data kadar asetosal dalam sampel tablet. Dihitung x̄, SD, dan KV
untuk memastikan apakah ketiga replikasi sampel teserbut masuk rentang pada
persamaan baku (intrapolasi) atau diluar dari rentang persamaan baku
(ekstrapolasi).

V. PERHITUNGAN

C (ppm) Rt Area
1 2,705 998800
2 2,698 2011500
5 2,695 4897000
8 2,712 8001300
10 2,702 9991400

Sampel tablet mengandung Asetosal ditimbang (I) 100,4 mg dilarutkan pelarut tepat
100,0 ml. dipipet 1,0 ml ditambah pelarut tepat 50,0 ml. disaring dan disuntikkan ke
HPLC didapatkan data sebagai berikut :

Puncak 1

Replikasi Bobot Rt Area


I 100,4 2,715 7704500
II 105,6 2,698 1897600
III 201,5 2,708 2807600

Puncak 2

Replikasi Bobot Rt Area


I 100,4 4,199 5017500
II 105,6 4,205 5240300
III 201,5 4,218 10100500

Berapakah kadar Asetosal dalam sampel tablet ?

Pembuatan larutan baku induk asetosal/aspirin.


Berat botol timbang + baku induk =
Bertal botol timbang kosong =
_
Baku induk = 100 mg / 100,0 ml

x 10

Baku induk = 1000 mg / 1000,0 ml

Dipipet 1,0 mL ad 100,0 ml


Baku kerja = 1,0 ml / 100,0 ml x 1000 ppm = 10 ppm
Baku antara = 10,0 ml / 100,0 x 1000 ppm = 100 ppm

Baku kerja (ppm) Rt Area


1000,0 μL 2,705
x 10 ppm=1 ppm 998800
10000,0 μL
2000,0 μL 2,698
x 10 ppm=2 ppm 2011500
10000,0 μL
5000,0 μL 2,695
x 10 ppm=5 ppm 4897000
10000,0 μL
4000,0 μL 2,712
x 100 ppm=8 ppm 8001300
50000,0 μL
1000,0 μL 2,702
x 1000 ppm=10 ppm 9991400
100000,0 μL

Regresi baku kerja (konsentrasi (C) terhadap area)

a = -15684,35374 y = a + bx

b = 999170,068 y = (-15684,35374) + (999170,068)x

r = 0,9999252428

Replikasi 1

100,4 mg / + pelarut sampai 100,0 ml


X 10

1004 bpj
1,0 ml
x 1004 bpj = 20,08bpj  diketahui area = 7704500
50,0 ml

y = (-15684,35374) + (999170,068)x
7704500 = (-15684,35374) + (999170,068)x
x = 7,726596904 bpj
7,726596904 bpj
Kadar Asetosal = x 100 % = 38,47906825 %
20,08 bpj
= 38,48 %

Replikasi 2
105,6 mg / + pelarut sampai 100,0 ml

X 10
1056 bpj
1,0 ml
x 1056 bpj = 21,12 bpj  diketahui area 1897600
50,0 ml

y = (-15684,35374) + (999170,068)x
1897600 = (-15684,35374) + (999170,068)x
x = 1,914873569 bpj
1,914873569bpj
kadar Asetosal = x 100 % = 9,066636217 %
21,12bpj
= 9,07 %
Replikasi 3
201,5 mg / + pelarut sampai 100,0 ml

X 10
2015 bpj
1,0 ml
x 2015 bpj = 40,3 bpj  diketahui area 2807600
50,0 ml

y = (-15684,35374) + (999170,068)x
2807600 = (-15684,35374) + (999170,068)x
x = 2,825629434 bpj
2,825629434
kadar Asetosal = x 100 % = 7,011487429 %
40,3
= 7,01 %
38,47906825+ 9,066636217+7,011487429
 Rata-rata =
3
= 18,18573063
 SD = 17,60456114
SD
 KV = x 100 %
rata−rata
17,60456114
= x 100 %
18,18573063
= 96,80425548 %
= 96,80%
 Rata –rata + SD = 18,18573063 + 17,60456114
= 35,79029177
 Rata – rata – SD = 18,18573063 - 17,60456114
= 0,58116949
 Rentang = 0,58116949 – 35,79029177
 Kesimpulannya jadi sampel replikasi 2 dan 3 yang dapat digunakan pada proses
selanjutnya karena memenuhi rentang kadar

Anda mungkin juga menyukai