1. PATOFISIOLOGIS TUBERKULOSIS
● Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Bakteri ini merupakan
bakteri tahan asam.
● Tuberkulosis sebagian besar menyerang parenkim paru (TB Paru) dan juga bisa menginfeksi
organ lain (TB Ekstra Paru).
● Tahapan:
1) Eliminasi (agak rancu sama skema ku, perlu konfirmasi Bu Fa)
- Sistem imun berhasil mengeluarkan infeksi
- Tidak sakit
- Jumlah kuman sedikit
- Sistem imun kuat
2) Retention (TB Latent/Asymptomatic tuberculosis)
- Jumlah kuman lumayan banyak
- Terbentuk granuloma
- Sistem imun melawan sehingga tidak sampai menunjukkan gejala sakit
3) Active Infection (TB aktif)
- Jumlah kuman banyak
- Sistem imun tidak kuat
2. PENEGAKAN DIAGNOSIS TUBERKULOSIS (PNPK TB 2021)
Penegakan Kriteria penegakan
diagnosis
Gejala tambahan:
- Batuk darah
- Sesak nafas
- Badan lemas
- Penurunan nafsu makan
Gejala klinis
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja
- Malaise: rasa kurang sehat yang disertai kelelahan, nyeri yang menyebar
atau kehilangan minat.
- Berkeringat dingin di malam hari tanpa kegiatan fisik
- Demam subfebris > 1 bulan
- Nyeri dada
Pemeriksaan
fisis
- Napas bronkial
- Amforik
- Suara nafas melemah
- Ronki basah kasar/halus
- Tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum
Pemeriksaa Bahan Dahak, cairan pleura, bilasan bronkus, bilasan lambung, liquor
n pemeriksaan: cerebrospinal, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar
bakteriologi lavage/BAL), urin, feses, dan jaringan biopsi (termasuk biopsi
s jarum halus/BJH)
b. Biakan
● Media padat: Lowenstein-Jensen
● Media cair: Mycobacteria Growth Indicator
Tube/MGIT
Hasil interpretasi:
Terjadi pertumbuhan koloni pada biakan 🡪 identifikasi spesies
M. tuberkulosis dengan Rapid Test TB Ag MPT64 🡪 Hasil
biakan positif 🡪 Uji resistensi terhadap OAT lini 1 dan 2.
c. Tes Cepat Molekuler (TCM)
- TCM dapat mengidentifikasi MTB dan secara bersamaan
melakukan uji kepekaan obat
- Uji TCM sering menggunakan GeneXpert MTB/RIF
- Metode ini bermanfaat untuk menyaring kasus suspek TB-
RO secara cepat
- Bahan pemeriksaan: Dahak
- Lama pengujian 1-2 jam
- Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas
sekitar 99%
4. PENGOBATAN TUBERKULOSIS
Dosis Harian
Nama Obat
Dosis (mg/kgBB) Dosis maksimum (mg)
Fase Intensif: Rifampisin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Piraizinamid 400 mg, Etambutol 275
mg
Berat badan (kg) Fase intensif (setiap hari) Fase lanjutan (setiap hari)
NOTE:
- Kasus TB PARU GAGAL pengobatan 🡪 rujuk ke dokter spesialis paru
- Kasus TB-RO 🡪 rujuk ke pusat rujuakan TB-RO
LINI PERTAMA
Kategori 1: 2HRZE/4HR3
Panduan OAT ini diberikan untuk
pasien baru Neuropati perifer, psikosis toksik,
Isoniazid (H) Bakterisidal
c. Pasien TB paru terkonfirmasi gangguan fungsi hepar, kejang
bakteriologis
d. Pasien TB paru terdiagnosis klinis
e. Pasien TB ekstra paru
Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5HR3E3
Etambutol
Kategori HIV dan TB : 2HRZE/4HR Bakteriostatik Gangguan pengelihatan, buta warna,
(E)
atau 2HRZE/4HRE neuritis perifer
b. Kategori 2
RINGAN
Diberikan antihiperurisemia :
- Allopurinol 🡪 WARNING!!
Pirazinamid Mild Hepatotoxic Karena dapat memperparah
(Z) (3) GOUT (Interaksi obat)
Hiperurisemia/Gout Arthritis - Benzbromaron 🡪 Tidak ada di
Indonesia
- Febuxostat 🡪 dapat diberikan
- Meningkat seiring
dengan peningkatan Dihentikan pemberiannya atau
Reaksi hipersensitivitas
(demam, sakit kepala, muntah
dan eritema pada kulit)
Kesemutan disekitar mulut
Jarang terjadi
dan telinga berdenging
6.1 Pendekatan berdasarkan gejala untuk penatalaksanaan efek samping OAT (PNPK 2021 Hal
40)
a. Mayor
b. Minor
7. MONITORING EFEKTIVITAS ATAU EVALUASI PENGOBATAN TUBERKULOSIS
Evaluasi pasien yang telah - Tetap dievaluasi pada bulan ke-3, ke-6, dan ke-12
sembuh setelah pengobatan selesai 🡪 untuk mengetahui
kekambuhan
- Yang dievaluasi:
a. Kondisi klinis
b. Mikroskopis BTA dahak
c. Foto toraks (sesuai indikasi/bila ada gejala TB)
TB Milier - 2HRZE/4HR
- Penambahan kortikosteroid pada kondisi berikut:
● Keadaan berat
● Dugaan meninges atau perikard
● Terdapat sesak nafas, tanda/gejala toksik, atau demam tinggi
- Dosis kortikosteroid:
● Dexamethasone iv 0.3-0.4 mg/kgBB/hari dosis tapering selama 4
minggu, dilanjutkan Dexamethasone 4 mg oral selama 4 minggu (dosis
tapering)
- Pada keadaan khusus (tergantung keadaan klinis, radiologi dan evaluasi), fase
lanjutan dapat diperpanjang sampai 12 bulan
Pleuritis 2HRZE/4RH
Eksudativa
(Efusi Pleura
TB)
Gangguan - 2HRZE/4RH
- Pemberian OAT 3x seminggu dengan dosis yang disesuaikan:
1. Etambutol : 15 mg/kg
Ginjal
2. Pirazinamid : 25 mg/kg
- Etambutol diekskresi di ginjal 🡪 perlu penyesuaian dosis atau interval
pemberian
- Metabolit Pirazinamid terjadi di ginjal 🡪 perlu penyesuaian dosis atau interval
pemberian
- Diberikan piridoksin/vitamin B6
1) 2 obat hepatotoksik:
- INH, rifampisin dan etambutol = 9 bulan (etambutol digunakan sampai terdapat
hasil uji kepekaan INH)
- Awal: INH, rifampisin, streptomisin dan etambutol = 2 bulan
Lanjutan: INH dan rifampisin = 6 bulan
- Rifampisin, pirazinamid, dan etambutol = 6-9 bulan
2) 1 obat hepatotoksik
- Awal: INH, etambutol, streptomisin = 2 bulan
Lanjutan: INH dan etambutol = 10 bulan
3) Tidak menggunakan obat hepatotoksik
- Etambutol, streptomisin dan ofloksasin atau levofloxacin = 18-24 bulan
TB pada Anak
(PNPK 2020)