dan tatalaksana
Tuberkulosis PDPI
2021
YASMINE ULAYYA CHAIRUNISSA 2140312034
DIO JAINATA 2140312076
Preceptor :
Mikroskopis
Mikroskop biasa : Ziehl Nielsen, Mikroskop Fluoresens : auramin
rhodamin.
Skala IUATLD :
Tidak ada BTA dalam 100 lapangan pandang : negatif
Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapangan pandang : ditulis jumlah
basil
Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapangan pandang :1+
Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapangan pandang : 2+
Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapangan pandang : 3+
Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaanb
akteriologis?
Kultur : baku emas, lebih sensitif daripada
mikroskopis
- Media lowenstein jensen : sensitivitas dan spesifitas
tinggi, hasil keluar rata-rata 40 hari, dapat deteksi 10-
1000 Mtb/ml, media padat berbasis telur.
- Media Mycobacterium Growth Indicator Tube (MGIT) :
hasil keluar rata-rata 21,2 hari, terdapat sensor
fluoresen yang ditanam dalam bahan dasar silikon,
mengandung 4 ml kaldu 7H9 Middlebrook yang
ditambah 0,5 ml suplemen nutrisi dan 0,1 ml
campuran antibiotik.
Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaanb
akteriologis?
Tes Cepat Molekular (TCM) : untuk identifikasi Mtb dan uji
kepekaan obat
- PZA TB II :
• Metode probe line assay
• Mendeteksi mutasi gen pncA yaitu gen yang mengkode enzim
PZAse (yang berfungsi untuk mengaktifkan prodrug pirazinamid)
• Sensitivitas : 93,2% dan spesifitas 91,2%
- NTM-MDR-TB II :
• Mendeteksi mutasi gen rpoB (Rifampisin) dan katG (Isoniazid)
• Sensitivitas 96,5% dan spesifitas 97,5% untuk Rifampisin
• Sensitivitas 94.9% dan spesifitas 97,6% untuk Isoniazid
Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaanb
akteriologis?
MTBDRplus dan MTBDRsl
- MTBDRplus :
• Metode amplifikasi dan hibridisasi terbalik pada uji strip
• Mendeteksi mutasi gen top B, katG dan inhA (Rifampisin dan INH)
• Sensitivitas 92-100% untuk Rifampisin
• Sensitivitas 67-88% untuk Isoniazid
- MTBDRsl :
• Mendeteksi mutasi gen gyrA, gyrB, rrs, dan eis
Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaanb
akteriologis?
- Interferon-Gamma Release Assays (IGRAs) :
• Mendeteksi infeksi laten Mtb, tidak bisa pada infeksi aktif
• Spesimen dipajankan antigen dari Mtb
• Respon pasien yang terinfeksi menghasilkan
- MTBDRsl :
• Mendeteksi mutasi gen gyrA, gyrB, rrs, dan eis
• Respon pasien yang terinfeksi menghasilkan IFNγ
• Mengukur jumlah IFNγ atau sel yang menghasilkan IFNγ
- NAAT :
Dari telaah literatur sistematis NAAT memiliki akurasi tinggi
dibandingkan uji baku emas (biakan sputum) sehingga WHO
merekomendasi NAAT dalam tatalaksana TB dengan uji resisten
Pemeriksaan
Our Team Style •Cara pengambilan:
•Lesi aktif : •Analisis cairan
-Biopsi aspirasi dengan -Indurasi ≥ 5 mm
-Bayangan berawan pleura:
BJH KGB HIV, Riwayat kontak erat
-Kesan cairan eksudat,
nodular, -Biopsi pleura dengan pasien
-Kavitas, -Sel limfosit dominan, terkonfirmasi TB aktif,
(torakoskopi, jarum
-Bercak milier, -Jumlah glukosa gambaran khas TB pada
abram, Cope, dan Veen foto thoraks, imunosupresi,
-Efusi pleura unilateral rendah
Silverman) terapi KS jangka panjang,
-Biopsi jaringan paru gagal jantung stadium
•Lesi inaktif : •Uji Rivalta : akhir.
(Trans bronchial lung - Indurasi ≥ 10 mm
-Fibrotik Positif
biopsy/TBLB) : dengan Tinggal di tempat tinggal
-Kalsifikasi bronkoskopi, trans dengan kepadatan tinggi,
-Schwarte atau •Adenosine staf labor mikrobiologi,
torakal, needle
penebalan pleura. deaminase: pasien risiko tinggi (DM,
aspiration/TTNA, biopsi gagal ginjal, sindrom
-ADA meningkat pada
paru terbuka malabsorpsi kronik), dan
•Luluh paru : cairan eksudat yang -Biopsi atau aspirasi pada balita.
-Atelektasis, dihasilkan pada efusi - Indurasi ≥ 15 mm
kesi organ di luar paru
-Multikavitas, pleura TB Semua pasien
yang dicurigai TB
-Fibrosis -Otopsi
Histopatologi
Radiologi Cairan Pleura Uji Tuberkulin
Jaringan
Pengobatan
Tuberkulosis
Tujuan Pengobatan
Menyembuhkan, memperbaiki produktivitas dan kualitas
hidup, mencegah kematian atau kecacatan, mencegah
kekambuhan, menurunkan risiko penularan, mencegah
terjadinya resistensi OAT
Prinsip Pengobatan
Paduan obat dengan minimal 4 macam obat, tepat
dosis, ditelan secara teratur dan diawasinoleh PMO,
jangka waktu cukup (tahap inisiatif dan lanjutan)
Pengobatan Regimen Pengobatan TB-SO
Pembedahan TB ekstra
paru : hidrosefalus,
obstruksi uropati,
perkarditis konstriktif, Tindakan invasif : Bronkoskopi,
keterlibatan saraf, punksi pleura, WSD
drainase & aspirasi
pada limfadenitis TB
Evaluasi Pengobatan
Evaluasi klinis : minimal setiap bulan,
meliputi keluhan, berat badan, pemfis,
respon pengobatan, efek samping obat,
komplikasi
Evaluasi bakteriologis (0-2-3-6/8 bulan
pengobatan : u/ deteksi konversi dahak.
Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan bila
ada
Evaluasi radiologis (0-2-6/8 bulan
pengobatan)
Evaluasi pasien yang telah sembuh :
evaluasi pada bulan ke-3, ke-6, dan
ke-12 setelah pengobatan selesai
(evaluasi klinis, mikroskopis BTA
dahakm dan foto toraks (bila ada
gejala)
Evaluasi Pengobatan
Pengobatan Kondisi Khusus
Tugas PMO
Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur ,
mengisi kartu DOT, dan melaporkan efek samping sampai
selesai pengobatan.
Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat
teratur
Mengingatkan pasien periksa ulang dahak
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB
DOTS (Directly Observed
Treatment Short Course)
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dibakukan berdasarkan klasifikasi dan tipe
penderita serta menggunakan formulir yang baku (cara
Place Your Picture Here pengisian sesuai dengan buku pedoman penanggulangan
TB nasional/ P2TB)