Tuberkulosis Paru OLEH Widia Sari Syahrul C11.040.257 Diana El Shinta C11.0 Diagnosis Tuberkulosis
Pendekatan diagnosis Standar Internasional WHO,
ada 6 : 1. batuk produktif > 2- 3 minggu, harus dievaluasi. 2. pasien yang dicurigai menderita TB paru 2 – 3 X pemeriksaan sputum, S-P-S 3. pasien yang dicurigai menderita TB ekstra pulmonal pemeriksaan mikroskopis dari regio yang dicurigai terkena, jika fasilitas memadai kultur dan histopatologis. 4. Gambaran foto thoraks sugestif TB periksa sputum 5. Diagnosis TB negatif dari apus sputum : – 3 X periksa sputum (S-P-S) hasilnya negatif; – Gambaran foto thoraks sugestif TB; dan – Tidak ada perbaikan dengan pemakaian antibiotik berspektrum luas. (Catt: fluorokuinolon aktif thd kuman M. tuberculosis perbaikan sementara hindari penggunaan kuinolon). Diagnosis TB intra toraks (paru, pleura dan nodus mediastinal / hilus) pada anak yang simptomatis dgn pemeriksaan sputum (-) ditegakkan berdasarkan: • gambaran foto thoraks sugestif TB dan • riwayat kontak dengan penderita TB Pada pasien ini harus dilakukan kultur terhadap spesimen sputum. Evaluasi medis TB terdiri dari : • anamnesis riwayat medis dan pemeriksaan fisik • tes tuberkulin, • pemeriksaan mikrobiologis, • foto thoraks, • sputum • tes serologis dan kultur. • ALGORITME PENDEKATAN TB A. Anamnesis riwayat medis dan pemeriksaan fisik Kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi 12 • Paramedis di rumah sakit, laboratorium • Orang yang tinggal di daerah yang tinggi prevalensi TB • Masyarakat sosek rendah, dengan pelayanan kesehatan kurang memadai • Orang yang terinveksi HIV • Peminum alkohol; dan penyalahguna obat dengan memakai alat suntik. • Orang yang sering berhubungan dengan penderita TB • Orang yang tinggal di lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, rsj • Anak yang berusia <4tahun • Orang dengan kondisi medis tertentu (GGK, DM, keganasan, penurunan BB >10%, silicosis, gastrektomi, baypass jejunoileal, asma, pengguna kortikosteroid dalam jangka panjang Manifestasi Klinis • Batuk • Hemoptysis • Berat Badan Menurun • Demam • Anoreksia • Keringat malam • Nyeri dada • Dyspnea • Keluhan non respiratorius • Menggigil Gambaran klinis sugestif infeksi HIV pada penderita tuberkulosis • Riwayat sebelumnya • Infeksi menular seksual (IMS) • Herpes Zoosters • Pneumonia yang baru terjadi • Infeksi bakteri yang berat • Kasus TB dalam pengobatan (baru) • Penurunan BB >10 kg atau 20 % dari BB semula • Diare > 1 bulan • Nyeri menelan di retrosternal (curiga kandidiasis oesofagus) • Rasa terbakar (parestesi) di kaki (neuropati perifer) • Adanya skar Herpes zoster • Rash kulit berbentuk papul dan gatal • Sarkoma Kaposi • Limfadenopati generalisata yang simetris • Kandidiasis oral • Cheilitis oral • Leukoplakia • Ginggivitis nekrotikan • Ulkus aptosa • Ulkus genital yang nyeri dan persisten B. Tes Tuberkulin
• Uji tuberkulin dilakukan dengan cara
Mantoux (penyuntikan intra kutan) dengan semprit tuberkulin 1 cc jarum no 26. Tuberkulin yang dipakai adalah tuberkulin PPD RT 23 kekuatan 2 TU. • Pembacaan dilakukan 48 – 72 jam setelah penyuntikan. • Diukur diameter tranversal dari indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan dalam milimeter. • Uji tuberkulin (+) indurasi >10 mm (pada gizi baik), atau >5 mm pada gizi buruk. Uji tuberkulin positif infeki TB • uji tuberculin (-) pada penderita (anak) TB berat dengan anergi Jika uji tuberkulin meragukan uji ulang. • Vaksinasi BCG dan Tes Tuberkulin Reaktivitas kulit pada TT dpt berhub. vaksinasi BCG, strain M bovis yang telah dimodifikasi. Vaksinasi menurun fungsinya dalam 5 thn. TT (+) vaksinasi BCG > 5 tahun infeksi M. tuberculosis • Efek booster Tes tuberkulin tidak mensensitisasi orang yang belum terinfeksi sensitisasi orang yang sudah terinfeksi sebelumnya (efek booster) menyulitkan interpretasi • Satu minggu setelah tes kulit inisial (pertama) tes kulit kedua, jika (+) : telah terjadi infeksi sebelumnya. • Tes kulit ke-2 : Indurasi > 10 mm, usia < 35 tahun atau 15 mm usia > 35 thn infeksi. Isolasi Micobacterium
1. Sediaan batang tahan asam (AFB)
Pewarnaan Ziehl-Neelsen, kurang sensitif dibandingkan kultur, cepat, murah, dan sangat spesifik untuk mikobakterium. 2. Pewarnaan fluorokrom Laboratorium di Amerika : auramine-rhodamine. Micobacterium berfluorosensi warna orange terang mudah dilihat dengan mikroskop kekuatan rendah. Pemeriksaan Mikrobiologis sputum
3. Spesimen dahak SPS
(2 hari kunjungan) yang berurutan.
Interpretasi hasil pemeriksaan :
• Tidak ditemukan BTA / 100 lapang pandang : (-) • Ditemukan 1-9 BTA / 100 lapang pandang, tulis jumlah kuman • Ditemukan 10-99 BTA / 100 lapang pandang, disebut + atau (1+) • Ditemukan 1-10 BTA / 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+) • Ditemukan > 10 BTA / 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+) Foto Thoraks • TB primer : infiltrat segmental / lobar, khas adenopati hilar ipsilateral. Adenopati hilar pergeseren trakea dan pembuluh darah besar. • Resolusi fokus primer berhubungan dgn pembentukan nodul parenkimal / fokus Ghon. • Kalsifikasi F.Ghon kompleks Ranke • Infeksi M.tuberculosis primer efusi pleura, pneumonia kaseosa, bronkopneumonia ekstensif atau bersifat hematogenous yang menyebabkan penyakit diseminata. • Penelitian: infeksi primer M. tuberculosis jarang memberikan gambaran pada foto thoraks • Gambaran foto thoraks pada pasien dengan TB sekunder memberi gambaran fibronodular paling sering di lobus atas. • Adanya penyakit aktif dapat juga dicurigai walaupun ditemukan gambaran kalsifikasi. • Gambaran lain reaktivasi: infiltrat pada lobus bawah, adenopati, massa intrapulmonal, efusi pleura, pneumothoraks, sindrom distress respiratorius. Amplifikasi Asam Nukleat
Diagnosis TB ditegakkan dlm waktu singkat
(beberapa jam). Sensitifitasnya yang rendah (< kultur tapi > sediaan batang tahan asam) dan harganya mahal. Konfirmasi cepat pada pasien BTA (+) BTA negatif dan TB ekstrapulmonal