Anda di halaman 1dari 54

Click icon to add picture

PEMERIKSAAN TUBERKULOSIS
Nirmawati Angria
PENDAHULUAN
 Definisi penyakit tuberkulosis :

 Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


kuman Mycobacterium tuberculosis tipe Humanus. Kuman
tuberkulosis pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun
1882.
 Jenis kuman tersebut adalah Mycobacterium tuberculosis,
Mycobacterium africanum dan Mycobacterium bovis. Basil
tuberkulosis termasuk dalam genus Mycobacterium, suatu anggota
dari family dan termasuk ke dalam ordo Actinomycetales.
 Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah penyakit berat
pada manusia dan juga penyebab terjadinya infeksi tersering
LANJUTAN......
 Basil–basil di dalam jaringan tampak sebagai mikroorganisme
berbentuk batang, dengan panjang bervariasi antara 1 – 4 mikron
dan diameter 0,3– 0,6 mikron. Bentuknya sering agak melengkung
dan kelihatan seperti manik –manik atau bersegmen. Basil
tuberkulosis dapat bertahan hidup selama beberapa minggu dalam
sputum kering, dan mempunyai resistensi tinggi terhadap antiseptik
 Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru
melalui saluran napas ( droplet infection ) sampai alveoli, terjadilah
infeksi primer. Selanjutnya menyebar ke getah bening setempat
dan terbentuklah primer kompleks. Infeksi primer dan primer
kompleks dinamakan TB primer, yang dalam perjalanan lebih lanjut
sebagian besar akan mengalami penyembuhan.
Klasifikasi Penyakit :
 Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak
termasuk pleura (selaput paru).
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi dalam :
a. Tuberkulosis Paru BTA positif
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. 1
spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan
gambaran tuberkulosis aktif.
b. Tuberkulosis Paru BTA negatif
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif. TB Paru BTA negatif Rontgen Positif
dibagi berdasarkan tingkat keparahaan TB Paru
BTA Negatif Rontgen Positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya,
yaitu bentuk berat dan ringan.
Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan gambaran
kerusakan paru yang luas (misalnya proses “far advanced” atau milier; dan atau
keadaan umum penderita buruk.
LANJUTAN.....
 Tuberkulosis Ekstra Paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura,
selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang,
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. TB
ekstra paru dibagi berdasrkan pada tingkat keparahan penyakitnya yaitu :
a. TB Ekstra Paru Ringan
Misalnya : TB kelenjar limphe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang
(kecuali tulang belakang) sendi, dan kelenjar adrenal.
b. TB Ekstra Paru Berat
Misalnya : meningitis, milier, perikarditis, perionitis, pleuritis eksudativa
duplex, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat
kelamin.
Tipe Penderita
 Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT
atau sudah pernah
menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
 Kambuh (Relaps)
Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian
kembali lagi berobat
dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
LANJUTAN .....
 Pindahan (Transfer in)
Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di
suatu kabupaten lain dan kemudian pinah berobat ke
kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus
membawa surat rujukan/pindah.
 Setelah lalai (Pengobatan setelah default/drop out)
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1
bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian atang
kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali
dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
LANJUTAN....
 Lain-lain
a. Gagal
Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan atau lebih.
Adalah penderita dengan hasil BTA negatif Rontgen positif mmenjadi
BTA
positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan.

b. Kasus kronis
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah
selesai pengobatan ulang .
Diagnosis Tuberkulosis Paru :
 Diagnosis Tuberkulosis Paru Pada Orang Dewasa
- Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan
ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
- Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua tiga
spesimen SPS BTA hasilnya positif.
- Bila hanya 1 yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut
yaitu foto rontgen dada atau pemeriksan dahak SPS diulang.
1. Kalau hasil rontgen mendukung TB Paru, maka penderita
didiagnosis sebagai penderita TB Paru BTA positif.
2. Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB Paru. Maka pemeriksaan
dahak SPS diulangi . Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat
dilakukan pemeriksaan lain, misalnya biakan.
LANJUTAN.....
- Bila ketiga spesimen dahak hasilnya negatif, diberikan antibiotik
spektrum luas (misalnya kotrimoksasol atau Amoksisilin) selama 1 – 2
minggu. Bila tidak ada perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan
TB Paru, ulangi pemeriksaan dahak SPS.
1. Kalau hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB Paru BTA positif.
2. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada, untuk
mendukung diagnosis TB Paru.
a. Bila hasil rontgen mendukung TB Paru, didiagnosis sebagai penderita
TB Paru BTA negatif Rontgen positif.
b. Bila hasil rontgen tidak mendukung TB Paru, penderita tersebut bukan
TB Paru.
UPK yang tidak memiliki fasilitas rontgen, penderita dapat dirujuk untuk foto
rontgen dada.
LANJUTAN.....
 Diagnosis Tuberkulosis pada anak
Diagnasis paling tepat adalah dengan ditemukan kuman TBC dari bahan yang
diambil dari penderita misalnya dahak, bilasan lambung biopsi dll. Tetapi
pada anak hal ini sulit dan jarang didapat sehingga sebagian besar diagnasis
TBC anak didasarkan atas gambar klinis gambar foto rontgen dada dan uji
tuberkulin. Untuk itu penting memikirkan adanya TBc
pada anak kalau terdapat tanda tanda yang mencurigakan atau gejala gejala
seperti dibawah ini :
1) Seorang anak harus dicurugai menderita tuberkulosis kalau
 Mempunyai sejarah kontak erat ( serumah ) dengan penderita TBC BTA
positif
 Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG ( dalam 3–7 hari )
 Terdapat gejala umum TBC
LANJUTAN.....
 2) Gejala umum TBC pada anak
 Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik
dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive).
 Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik
(failure to thrive) dengan adekuat.
 Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi
saluran nafas akut) dapat disertai keringat malam.
 Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit biasanya multipel paling
sering didaerah leher ketiak dan lipatan paha (inguinal).
 Gejala –gejala dari saluran nafas misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah
disingkirkan sebab lain dari batuk)
 tanda cairan didada dan nyeri dada.
 Gejala-gejala dari saluran cerna misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan
pengobatan diare
 benjolan(masa) di abdomen dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.
LANJUTAN....
 3) Gejala spesifik
 Gejala-gejala ini biasanya tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang misalnya :
• TBC Kulit/skrofuloderma
• TBC tulang dan sendi
• TBC Otak dan Saraf
 4) Uji Tuberkulin ( Mantoux )
Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux ( pernyuntikan intrakutan ) dengan semprit
tuberkulin 1 cc jarum nomor 26.
Tuberkulin yang dipakai adalah tuberkulin PPD RT 23 kekuatan 2 TU. Pembacaandilakukan 48-72
jam setelah penyuntikan.
Diukur diameter transveral dari indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan dalam milimeter, uji
tuberkulin positif bila indurasi
>10 mm ( pada gizi baik ), atau >5 mm pada gizi buruk.
Bila uji tuberkulin positif, menunjukkan adanya infeksi TBC dan kemungkinan ada TBC aktif pada
anak. Namun uji
tuberkulin dapat negatif pada anak TBC dengan anergi ( malnutrisi , penyakit sangat berat
pemberian imunosupresif, dll ).
Jika uji tuberkulin meragukan dilakukan uji ulang.
LANJUTAN.....
 5) Reaksi Cepat BcG
Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat ( dalam 3-7 hari ) berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm,
maka anak
tersebut dicurigai telah terinfeksi Mycobacterium tubercolosis
 6) Foto Rontgen dada
Gambar rontgen TBC paru pada anak tidak khas dan interpretasi foto biasanya sulit, harus hati-hati
kemungkinan bisa
overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling mungkin kalau ditemukan infiltrat dengan pembesar kelenjar hilu
atau kelenjar
paratrakeal.
 7) Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi
Pemeriksaan BTA secara mikroskopis langsung pada anak biasanya dilakukan dari bilasan lambung karena
dahak sulit
didapat pada anak. Pemeriksaan BTA secara biakan ( kultur ) memerlukan waktu yang lama cara baru untuk
mendeteksi
kuman TBC dengan cara PCR ( Polymery chain Reaction ) atau Bactec masih belum dapat dipakai dalam
klinis praktis.
Demikian juga pemeriksaan serologis seperti Elisa, Pap, Mycodot dan lain-lain masih memerlukan penelitian
lebih lanjut untuk pemakaian dalam klinik praktis.
LANJUTAN....
 8) Respons terhadap pengobatan dengan OAT
Kalau dalam 2 bulan menggunakan OAT terdapat perbaikan klinis akan menunjang
atau memperkuat diagnosis TBC,
Bila dijumpai 3 atau lebih dari hal-hal yang mencurugakan atau gejala-gejala klinis
umum tersebut diatas, maka anak
tersebut harus dianggap TBC dan diberikan pengobatan dengan OAT sambil di
observasi selama 2 bulan . bila menunjukan
perbaikan, maka diagnosis TBC dapat dipastikan dan OAT diteruskan sampai penderita
tersebut sembuh. Bila dalam
observasi dengan pemberian OAT selama 2 bulan tersebut diatas, keadaan anak
memburuk atau tetap, maka anak
tersebut bukan TBC atau mungkin TBC tapi kekebalan obat ganda aatau Multiple Drug
Resistent ( MDR ), Anak yang
tersangka MDR perlu dirujuk ke rumah Sakit untuk mendapat penatalaksanaan
spesialistik lebih jelas
LANJUTAN....
Penting diperhatikan bahwa bila pada anak dijumpai
gejala-gejala berupa kejang kesadaran menurun, kaku
kuduk, benjolan dipunggung maka ini merupakan
tanda-tanda bahaya,Anak tersebut harus segera dirujuk
ke Rumash Sakit untuk penatalaksanaan selanjutnya.
Penjaringan Tersangka Penderita TBC . Anak bisa
berasal dari keluarga penderita BTA positif
( Kontak serumah ), masyarakat ( kunjungan posyandu )
, atau dari penderita –penderita yang berkunjung ke
Puskesmas maupun yang langsung ke Rumah Sakit
Persiapan Tindakan
 Cucilah kedua tangan
 Siapkan 3 buah pot per sputum ideal
 Berilah label identitas pasien yang jelas pada
dinding (jangan pada tutup) pot sputum yaitu nama,
jenis kelamin,umur.
Persiapan Pasien
 Sapa pasien dengan ramah dan perkenalkan diru pada pasien
 Persilahkan pasien untuk duduk
 Beri informasi kepada pasien tentang tindakan yang
dilakukan dan minta persetujuan atas tidakan yang akan
dilakukan.
 Jelaskan pada pasien bahwa sampel diambil sebanyak 3 kali
(SPS) sesuai dengan jumlah tabung yang disiapakan
 Jelaskan kepada pasien untuk tidak makan ., minum atau
merokok sebelum sputum besok pagi (P) dibatukkan.
 Jelaskan tentang kemungkinan hasil yang akan diperoleh.
PENGUMPULAN SPUTUM
 Waktu pengumpulan
Dibutuhkan 3 specimen sputum (S-P-S)
 Spesimen paling baik = diambil dipagi hari selama 3 hari berturut-turut (pagi-pagi-

pagi), tetapi untuk kenyamanan penderita pengumpulan sputum dilakukan (Sewaktu-


Pagi-sewaktu) dalam jangka 2 hari.
- Sewaktu hari 1 (Sputum Sewaktu pertama =A)
>Kumpulkan sputum pada saat pasien pertama berkunjung ke UPK (PKM, RS,
BP,Klinik)
>Beri Pot sputum pada saat pasien pulang untuk keperluan pengumpulan sputum
pada hari keduanya.
- Pagi hari 2 (Sputum Pagi = B)
> Pasien mengeluarkan sputum specimen kedua pada pagi hari kedua setelah bangun
tidur dan membawa specimen ke laboratorium.
- Sewaktu hari ke 2(Sputum Sewaktu kedua=C)
> Kumpulkan spesimen sputum ketiga di laboratorium pada saat pasien kembali ke
laboraorium pada hari kedua saat membawa sputum pagi.
Lanjutan...............
 Tempat Pengumpulan Sputum
Pengumpulan sampel dilakukan diruang terbuka dan mendapat sinar matahari langsung atau
diruangan dengan ventilasi yang baik, untuk mengurangi kemungkinan penularan percikan
sputum yang infeksius.
Jangan mengambil sputum di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk misalnya (kamar
kecil/toilet,Ruang kerja, ruang tunggu dll)
 Syarat Pot Sputum yang Ideal
- Sekali pakai
- Bahan kuat, tidak bocor dan tidak mudah pecah
- Tutup berulir dan menutup rapat
- Plastik jernih/tembus pandang
- Mulut lebar diameter 6 cm
- Dapat ditulisis dengan pena
 Pot Sputum yang tidak dianjurkan
- Tidak tembus pandang
- Terlalu kecil
- Tutup tidak berulir
Cara Pengumpulan Sputum
 Berkumur dengan air (jangan ditelan) sebelum sputum dikumpulkan untuk meminimalisir
kontaminasi specimen oleh sisa makanan atau kotoran lain di dalam mulut.
 Bila pasien memakai gigi palsu, minta pasien untuk melepaskannya.
 Menarik nafas panjang dan dalam sebanyak 2-3 kali dan setiap kali hembuskan nafas
dengan kuat.
 Membuka penutup pot sputum lalu dekatkan pada mulut.
 Batuk secara dalam untuk mengeluarkan sputum (bukan air liur) dari dalam dada ke dalam
pot sputum.
 Mengulangi sampai mendapatkan sputum yang beerkualitas baik dan volume yang cukup
(3-5 ml/1 sendok teh)
 Segera tutup rapat tabung dengan cara memutar tutupnya, kemudian masukkan ke dalam
pembungkus atau kantong plastik.
 Jika sputum sulit dikeluarkan pasien diberi petunjuk untuk : melakukan olahraga ringan
kemudian menarik nafas dalam beberapa kali. Apabila pasien merasa akan batuk, nafas
ditahan selama mungkin lalu meminta pasien untuk batuk.
 Apabila specimen jelek, pemeriksaan tetap dilakukan dengan
:
 Mengambil bagian yang paling mukopirulen/kental kuning

kehijauan
 Memberi catatan bahwa specimen tidak memenuhi syarat/air

liur
 Mengulang pengumpulan specimen jelas air liur.

 Minta pasien untuk meminum air putih secukupnya pada

malam hari sebelum tidur sebagai persiapan untuk


epengumpulan sputum ke 2 besok pagi. Jika dahak sulit
dikeluarkan , meminta pasien menelan tablet gliseril
guaikolat 200 mg pada malam hari sebelum tidur.
Pengiriman Sputum
 Pastikan pot sputum sudah memiliki label nama
 Pastikan putum segera dikirim setelah pengumpulan sputum
(sebaiknya tidak lebih dari 24 jam). Selama pengiriman
sputum disimpan dicool box.
 Beri paraffin (selotip) pada pinggir tutup pot untuk mencegah
cairan dahak keluar dari celah-celah tutup liur.
 Masukkan ke dalam plastik (kotak)
 Masukkan ke dalam cool box yang sudah berisi ice gel atau es
batu
 Pastikan specimen dalam posisi tegak tidak terbalik kemudian
menutup cool box.
PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIK
 Pemeriksaan mikroskopik BTA
 Prinsip : Dengan pengecatan Ziehl Neelsen, basil tahan
asam akan tampak merah dengan latar belakang biru.
 Peralatan :
• Obyek glass Lampu bunsen
• Ose Pipet tetes
• Mikroskop Rak pewarnaan
• Tusuk gigi
• Pasir alkohol
 Bahan :
• Carbol fuchsin 0,3 %
• Hcl Alcohol 3 %
• Methilen blue 0,3 %
 Cara Penanganan Dahak yang Bercampur Darah:
1. Dahak dengan darah sedikit :pilih bagian dahak yang tidak
mengandung darah, dan buat sediaan seperti biasa.
2. Dahak dengan darah sedang, buat sediaan kemudian fiksasi ,
genangi dengan air bersih/aquadest lalu digoyang-goyang
sampai warna darah hilang. Lalu buang dan bilas lagi dengan
air kemudian warnai ziehl neelzen.
Dekontaminasi Sputum
 Siapkan sputum yang akan didekontaminasi
 Tambahkan larutan dekontaminasi (NaOH 4 %+2,9 %
na sitrat) sebanyak 500 ul ke dalam tabung sentrifuge
yang telah berisi sputum sebanyak 500 ul.
 Sentrifuge lartutan homogenisasi selama 15 menit
pada kecepatan 3000 rpm.
 Buang supernatant
 Tambahkan sedimen dengan larutan HCl sebanyak 100
ul kemudian dihomogenisasikan dengan vortex shaker.
Cara Pembuatan Apusan

1. Ambil spesimen dengan menggunakan ose yang


berdiameter 3 mm untuk sputum pilih bagian
yang purulen.
2. Buat sediaan dengan ukuran 2x3 cm, ratakan
dengan tusuk gigi
3. Tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis
4. Biarkan kering di udara.
Sediaan Apus yang Baik
 Berasal dari dahak mukopurulen, bukan air liur
 Berbentuk spiral-spiral kecil berulang (coil type)
yang tersebar merata ukuran 2 x 3 cm.
 Setelah dikeringkan sebelum diwarnai, tulisan pada
surat kabar 4-5 cm di bawah sediaan apus masih
terbaca.
Cara Pewarnan Ziehl Neelsen

1. Sediaan difiksasi dengan cara melewatkan sediaan di atas api nyala sebanyak 3
kali
2. Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan
3. Tuang carbol fuchsin diatasnya sampai menutupi seluruh permukaan kaca obyek
glass
4. Panasi dari bawah sampai keluar uap (jangan sampai mendidih selama 5 menit)
5. Biarkan dingin selama 5 menit
6. Cuci dengan air mengalir untuk menghilangkan carbol fuchsin
7. Lakukan dekolorisasi dengan menuangkan Hcl alkohol 3 % sampai sediaan
menjadi pucat
8. Cuci dengan air mengalir
9. Lakukan pulasan tanding dengan menuangkan Methylen blue o,3 % selama 30
detik
10. Cuci dengan air mengalir dan biarkan kering
LANJUTAN.....
 Pemeriksaan kultur BTA/ Mycobacteria
 Prinsip : Basil tahan asam /Mycobacteria akan
tumbuh dan membentuk koloni pada perbenihan LJ
setelah diinkubasi selama 4 sampai 6 minggu
 Peralatan :
• Biosafety cabinet Inkubator
• Tabung reaksi Pipet ukur
• Sentrifuge
• Vortex mixer
 Bahan :
• NaOH 4% steril
• Aqua dest. Steril
• Medium LJ (Lowensten Jensen)
• Ose steril 10 mikro liter
 Prosedur pelaksanaan :
1. Dicampur sputum dan NaOH 4% steril dengan perbandingan 1: 4, dikocok dengan menggunakan
vortex mixer sampai homogen
2. Dibiarkan selama 10 menit
3. Sentrifuge dengan kecepatan 3500 rpm selama 15 menit, kemudian dibuang supernatannya
4. Tambahkan 10 ml aqua dest. Steril kedalam endapan,campur sampai homogen,sentrifuge dengan
kecepatan 3500 rpm selama 15 menit, kemudian supernatan di buang
5. Dengan menggunakan ose steril 10 mikro liter,endapan diambil kemudian diinokulasikan kedalam
medium LJ secara merata
6. Inkubasi dalam posisi miring pada suhu 37oC selama 4 pekan (pertumbuhan diamati setiap pekan)
 Pembacaan hasil
Pembacaan hasil pemeriksaan kultur BTA dilaporkan
sebagai berikut :
 Negatif : Tidak ada pertumbuhan koloni

 1-5 koloni : Laporkan jumlah koloni yang terhitung

 6-24 koloni : 1+

 25-100 koloni : 2+

 > 100 koloni : 3+

 Koloni menyeluruh : 4+
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai