Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB .Sebagian besar
kuman TB menyerang paru,tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainya (Panduan Nasional
Pelayanan Keperawatan Tuberculosisi, 2014).
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit mikobakterial.TB merupakan infeksi melalui
udara dan umumnya didapatkan dengan inhalasi partikel kecil (diameter 1-5 mm) yang mencapai
alveolus (Joyce M Black, 2014).
Etiologi
Penampang
TB merupakan penyakit menular yang diseba
bkan oleh M.Tuberculosisi,suatu
bakteri aerob yang tahan asam (acid-fast ba
cillus [AFB]) dengan diameter 1-5 mm
(Joyce M Black, 2014).
Etiologi
lanjutan
Bakteri ini mempunyai sifat istimewa yaitu dapat bertahan terhadap pencucian
warna dengan asam dan alkohol, sehingga sering disebut basil tahan asam
(BTA), serta tahan terhadap zat kimia dan fisik.
Etiologi
Lanjutan
Kuman tuberkulosis juga tahan dalam keadaan kering dan dingin, bersifat dor
man dan aerob. Bakteri tuberkulosis ini mati pada pemanasan 100ᵒC selama
5-10 menit atau pada pemanasan 60ᵒC selama 30 menit, dan dengan alkohol
70-95% selama 15-30 detik.
Bakteri ini tahan selama 1-2 jam diudara terutama ditempat yang lembab da
n gelap (bisa berbulan-bulan), namun tidak tahan terhadap sinar atau aliran
udara.
Sumber dan Cara Penularan
1. Dispnea
2. Batuk nonproduktif dan produktif
3. Hemoptisis
4. Nyeri dada yang berupa pleuritik atau nyeri dada tumpul
5. Sesak di dada
6. Crakles dapat ditemukan pada auskultasi.
Manifestasi
Gejala Umum
1. Rasa lelah
2. Anoreksia (hilang nafsu makan)
3. Malaise
4. Kehilangan berat badan,
5. Demam rendah diikuti menggigil
6. Berkeringat sering pada malam hari (Joyce M Black, 2014).
Klasifiksi
1. Kasus baru adalah pasien yang belum pernah mendapat OAT sebelumnya
atau riwayat mendapatkan OAT kurang dari 1 bulan.
2. Kasus kambuh (relaps) adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya
pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembu
h
atau pengobatan lengkap, didiagnosa kembali dengan BTA positif (apusa
n
atau kultur).
3. Kasus setelah putus obat (default) adalah pasien yang telah berobat dan
putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
4. Kasus setelah gagal (failure) adalah pasien yang hasil pemeriksaan
dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima
atau lebih selama pengobatan.
Klasifikasi
Lanjutan...
5. Kasus Kronik adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif set
e
lah selesai pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2 dengan peng
awasan yang baik.
6. Kasus Bekas TB adalah hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif
bila ada) dan gambaran radiologis menunjukan lesi TB yang tidak aktif,atau
foto serial menunjukan gambaran yang menetap. Riwayat pengobatan OAT
adekuat akan lebih mendukung. Pada kasus dengan gambaran radiologis
meragukan dan telah mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta pada foto
thoraks ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi.
ALUR KUMAN TB
Kuman dibatukkan (Droplet)
Kompleks primer
Alur Kuman TB
Lanjutan
Infeksi TB primer biasanya menyerang apeks dari paru-paru atau dekat pleura
dari lobus bawah. infeksi primer,dapat berupa mikroskopik (sehingga tidak
muncul pada rongten dada).
Muncul suatu bagian kecil yang terserang bronkopneumonia pada jaringan pa
ru.TB banyak menginfeksi secara fagositosis (di pencernaan) oleh makrofag
yang beredar.
Sebelum berkembangnya hipersensitivitas dan imunitas, banyak basilus yang
bertahan hidup dalam sel-sel darah tersebut dan terbawa ke
bronkopulmonalis (hilus) kelenjar getah bening melalui sistem limfatik.
Patofisologi
Lanjutan
Bacilus dapat menyebar ke seluruh tubuh. Walaupun infeksi kecil, tapi penye
barannya sangat cepat.
Lokasi infeksi primer dapat atau dapt tidak mengalami proses degenerasi nekr
otik, yang disebut kaseasi, karena menghasilkan rongga yang terisi masa sep
erti keju yang berisi basil tuberkel,sel darah putih mati,dan jaringan paru
nekrotik.
Patofisiolgi
Lanjutan
Seiring waktu, material ini mencair, dan keluar kedalam saluran trakeobronkial,
dan dapat dibatukan keluar.
Kebanyakan TB primer dapat sembuh dalam periode beberapa bulan dengan
membentuk jaringan parut dan kemudian lesi disebut sebagai
kompleks Ghon.
Lesi-lesi tersebut dapat mengandung basilus hidup yang dapt mengalami rea
ktivasi, terutama jika klien mengalami masalah imunitas, bahkan setelah berta
hun-tahun, dan menyebabkan infeksi sekunder.
Patway
Pemeriksaan Penunjang
Keterangan:
2 HRZ = Tiap hari selama 2 bulan
4 RH = tiap hari selama 4 bulan
4 H3R3 = 3 kali seminggu selama 4 bulan
Ket: Etambutol tidak dianjurkan un
tuk anak-anak usia kurang
6 tahun, karena gangguan
penglihatan sulit dipantau
(kecuali bila kuman penyebabnya
resisten terhadap obat TB lainnya
Tabel Obat Paru
Lanjutan..(Fixed Dose Combination)
Penatalaksanaan Medis
Melalui Bedah
Indikasi Mutlak
a. Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetapi sputum tetap positif
b. Pasien batuk darah masif tidak dapat diatasi dengan cara konservatif
c. Pasien dengan fistula bronkopleura dan empisema yang tidak dapat diatasi se
cara konservatif
Penatalaksanaan Medis
Melalui Bedah
Indikasi Relatif
1. Pasien dengan sputum negatif dan batuk-batuk darah berulang
2. Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
3. Sisa kavitas yang menetap
Komplikasi
1. Pleuritis Tuberkulosis
2. Efusi Pleura
3. Tuberkulosisi milier
4. Meningitis Tuberkulosis
5. Perdarahan dari saluran napas bawah
6. Atelektasis (kolaps).
7. Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis.
8. Pneumotorak (adanya udara didalam rongga pleura).
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi
Masalah Keperawatan