Disusun oleh :
NAMA : dr. JEANETTE MICHELLE CHOUKROSIMON
NDH : 07
INSTANSI : DINAS KESEHATAN
UNIT KERJA : PUSKESMAS AMPANA BARAT
JABATAN : DOKTER UMUM AHLI PERTAMA
KEPALA PUSKESMAS
Nurlan M. Abd. Djabar, SKM
KTU
FUNGSIONAL Nasruddin, SKM
UKM UKP
Susanti DK dr. Jeanette M. C
1.3.1 Visi
Menjadi pusat layanan kesehatan masyarakat yang profesional dan
berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
1.3.2 Misi
1. Memberikan layanan kesehatan yang bermutu secara merata dan terjangkau oleh
masyarakat secara berkesinambungan
2. Meningkatkan peran aktif masyarakat melalui pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan dengan pendekatan keluarga
3. Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan manajemen
secara profesional, efektif, efisien, transparan dan akuntabel
4. Menjalin kerjasama semua lini dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat
melalui peran lintas program dan lintas sektor.
1.3.3 Motto
Kepuasan dan kesembuhan anda adalah kebanggaan kami
2.1.1 AKUNTABILITAS
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai
publik tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan Aparatur Sipil Negara dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut
seorang Aparatur Sipil Negara harus memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan
setiap tugasnya.
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri
dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas personal;
2. Akuntabilitas individu;
3. Akuntabilitas kelompok;
4. Akuntabilitas organisasi;
5. Akuntabilitas stakeholder.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Tanggung Jawab : Menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugas secara tuntas dan
dengan hasil yang terbaik serta mampu mempertanggung jawabkan;
2. Jujur : Memberikan laporan kinerja dengan memberikan bukti nyata dari hasil
dan proses yang dilakukan;
3. Kejelasan Target : Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan dengan melalui identifikasi program atas kebijakan yang perlu
dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, kapan akan dilaksanakan dan biaya
yang dibutuhkan;
4. Netral : Menunjukan sikap netralitas PNS dari kepentingan tertentu;
5. Orientasi Publik : Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
6. Adil : Melayani masyarakat tanpa diskriminasi dan ketidak jujuran;
7. Transparansi : Keterbukaan dalam melakukan kegiatan organisasi;
8. Konsisten : Melakukan tindakan yang telah disepakati dan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku dari waktu ke waktu;
9. Partisipatif : Ikut terlibat secara mental dan emosi kepada pencapaian tujuan dan
ikut bertanggung jawab di dalamnya.
2.1.2 NASIONALISME
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai dalam diri
seorang Aparatur Sipil Negara. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap Aparatur Sipil Negara memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan
publik, Bangsa, dan Negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik
menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap Aparatur Sipil Negara. Disamping
itu, Aparatur Sipil Negara dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila
dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai Bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan Bangsa yang lain.
Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap Bangsa
dan Negara, dan sekaligus menghormati Bangsa lain. Nasionalisme dalam tataran
sebagai warga Negara Indonesia, diharapkan bahwa seluruh Aparatur Sipil Negara
mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta
dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai rohnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, dinyatakan bahwa salah satu fungsi dari Aparatur Sipil Negara adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan secara
profesional dan berintegritas sehingga bermuara pada pelayanan yang memuaskan.
Sosok pegawai Aparatur Sipil Negara merupakan pelaksana yang menjalankan segala
peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Aparatur Sipil Negara sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang
bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai pelayan publik seorang Aparatur Sipil Negara dituntut menjadi profesional
untuk menciptakan pelayanan prima (service of excellent).
Selain profesional dan melayani, Aparatur Sipil Negara juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode perilaku
yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Etika-etika dalam kode etik
tersebut harus diarahkan pada pilihan yang mengutamakan kepentingan masyarakat
luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.
Beberapa indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Ketuhanan
Menghadirkan Tuhan pada setiap aktivitas
Menghormati kemerdekaan beragama
Membina kerukunan hidup antar umat beragama
2. Kemanusiaan
Mencintai sesama manusia
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat martabat
Membela kebenaran dan keadilan
3. Persatuan
Mengutamakan keutuhan Bangsa
Rela berkorban
Mengembangkan rasa bangga Berbangsa dan Bernegara Tanah Air
Indonesia baik dalam pikiran, ucapan dan perbuatan
Memajukan pergaulan antar sesama manusia
Menjaga persatuan dalam keberagaman
4. Kerakyatan
Menghormati kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
Mendahulukan kepentingan bersama
Tidak memaksakan kehendak
Melaksanakan hasil musyawarah mufakat
Bertanggung jawab atas keputusan bersama
Membangun rasa persaudaraan dengan berbagai suku dan budaya
5. Keadilan sosial
Membangun semangat kekeluargaan dan kegotong royongan
Mendahulukan kewajiban daripada hak
Gemar menolong orang lain
Menghormati hak orang lain dalam pelayanan publik
Mengembangkan pola hidup sederhana
Mengakui dan menghargai kesempatan berkarya
2. Efisien
Menjalankan tugas dengan tepat dan cermat
Bekerja berdaya guna dan bertepat guna
Bekerja tanpa kesalahan dan tanpa pemborosan
3. Inovasi
Berpikir kreatif dan inovatif
4. Berorientasi pada mutu
Bekerja dengan komitmen bagi kepuasan masyarakat
Bekerja cepat, tepat dan ramah
Melayani dengan hati
Melindungi dan mengayomi
Melakukan perbaikan dan berkelanjutan
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
Nasionalisme (Kemanusiaan) Etika
Publik (Tulus, Sopan, Bersikap Hormat,
1. Melakukan anamnesa
Tidak Diskriminatif dan Adil)
Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Anti Korupsi (Adil dan Kerja Keras)
Misi ke 1 : Memberikan
layanan kesehatan yang
Melakukan
Rekam medis pasien bermutu secara merata
3 pelayanan
lansia dan terjangkau oleh
kesehatan Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
masyarakat secara
Nasionalisme (Kemanusiaan) Etika
berkesinambungan
2. Melakukan pemeriksaan Publik (Tulus, Sopan, Bersikap Hormat,
fisik Tidak Diskriminatif dan Adil)
Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Anti Korupsi (Adil dan Kerja Keras)
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Transparan dan
1. Menyampaikan hasil Partisipatif)
diagnosa ke keluarga Etika Publik (Jujur, Sopan, Tidak Misi ke 1 : Memberikan
pasien Diskriminatif dan Adil) layanan kesehatan yang
Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Banner edukasi lansia bermutu secara merata
4 Edukasi
BAHAGIA dan terjangkau oleh
masyarakat secara
Akuntabilitas (Partisipatif)
berkesinambungan
Nasionalisme (Kemanusiaan) Etika
2. Edukasi ke keluarga Publik (Sopan, Tulus, Tidak
pasien Diskriminatif dan Adil) Komitmen
Mutu (Orientasi Mutu)
Anti Korupsi (Sederhana)
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Kejelasan target)
1. Konsultasi dan Etika Publik ( Sopan, Jujur, Transparan
membahas rencana dan Terbuka)
kegiatan Komitmen Mutu (Inovatif) Misi ke 1 : Memberikan
layanan kesehatan yang
Konsultasi dan Anti Korupsi (Disiplin)
bermutu secara merata
koordinasi Akuntabilitas (Tanggung jawab) dan terjangkau oleh
Surat persetujuan
1 dengan Kepala 2. Memohon izin Etika Publik (Sopan) masyarakat secara
pelaksanaan aktualisasi
Puskesmas pelaksanaan kegiatan Komitmen Mutu (Efisien) berkesinambungan
Ampana Barat Anti Korupsi (Disiplin)
3. Meminta arahan, Etika Publik ( Sopan dan Bersikap
petunjuk dan masukan dari Hormat)
Kepala Puskesmas Ampana Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Barat Anti Korupsi (Disiplin)
Akuntabilitas (Tanggung jawab)
Misi ke 3 :
1. Membuat alur pelayanan
Komitmen Mutu (Efisien dan Inovatif) Meningkatkan tata
loket lansia
kelola puskesmas yang
Anti Korupsi (Sederhana)
Mendesain baik melalui perbaikan
2 SOP loket lansia
Loket Lansia manajemen secara
Akuntabilitas (Kejelasan target) profesional, efektif,
Etika Publik ( Sopan) efisien, transparan dan
2. Membuat SOP loket
lansia Komitmen Mutu (Efisien, Efektif, Inovatif akuntabel
dan Orientasi Mutu)
Kontribusi kegiatan Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Terhadap Visi, Misi Nilai
Pelatihan ANEKA
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Tanggung jawab)
Misi ke 3 :
3. Membuat buku register Komitmen Mutu (Inovatif dan
Buku register lansia, Meningkatkan tata
dan kartu antrian khusus Orientasi Mutu)
nomor antrian lansia kelola puskesmas yang
lansia Anti Korupsi (Sederhana dan Kerja
Merancang manual, antrian poli baik melalui perbaikan
2 Keras)
Loket Lansia lansia, struk antrian, manajemen secara
banner alur pelayanan profesional, efektif,
lansia efisien, transparan dan
Etika Publik (Terbuka, Jujur dan
akuntabel
4. Membuat banner alur Transparansi)
pelayanan loket lansia Komitmen Mutu (Inovatif)
Anti Korupsi (Sederhana)
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Kejelasan target)
1. Konsultasi dan Etika Publik ( Sopan, Jujur,
membahas rencana Transparan dan Terbuka)
kegiatan Komitmen Mutu (Inovatif) Misi ke 1 : Memberikan
Konsultasi dan Anti Korupsi (Disiplin) layanan kesehatan yang
bermutu secara merata dan
koordinasi Akuntabilitas (Tanggung jawab) terjangkau oleh
Surat persetujuan
1 dengan Kepala 2. Memohon izin Etika Publik (Sopan) masyarakat secara
pelaksanaan aktualisasi
Puskesmas pelaksanaan kegiatan Komitmen Mutu (Efisien) berkesinambungan
Ampana Barat Anti Korupsi (Disiplin)
3. Meminta arahan, Etika Publik ( Sopan dan Bersikap
petunjuk dan masukan dari Hormat)
Kepala Puskesmas Ampana Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Barat Anti Korupsi (Disiplin)
1. Mendata seluruh kursi Akuntabilitas (Kejelasan Target)
tunggu yang ada di Komitmen Mutu ( Efisien dan Misi ke 3 :
puskesmas Inovatif ) Meningkatkan tata
Denah kursi tunggu, denah Akuntabilitas (Kejelasan Target) kelola puskesmas yang
Membuat 2. Memilih kursi yang akan
kursi prioritas lansia Komitmen Mutu ( Efisien dan Inovatif baik melalui perbaikan
2 denah kursi menjadi kursi prioritas
) manajemen secara
lansia lansia
Anti Korupsi ( Sederhana ) profesional, efektif,
1 2 3 4 5 6 7
4. Edukasi
Setelah melaksanakan pelayanan kesehatan, setelah itu saya
akan memberikan edukasi bagi pasien dan keluarga terdekat, dengan
terlebih dahulu mengajak keluarga untuk berperan aktif (Akuntabilitas
: Partisipatif) dalam menjaga lansia. Keluarga pun harus diberitahu
tentang kondisi kesehatan dan penyakit yang diderita oleh lansia
tersebut tanpa lupa memberi senyum, salam, sapa dan ramah (Etika
Publik : Sopan) dan memberi informasi secara benar (Etika Publik :
Transparan). Keluarga pun harus diberi edukasi mengenai BAHAGIA
dan memberikan waktu untuk keluarga agar dapat bertanya tentang
apapun itu sehingga pasien dan keluarga merasa puas (Komitmen Mutu
: Orientasi Mutu), dengan tidak membeda-bedakan berdasarkan ras,
suku dan agama (Etika Publik : Tidak Diskriminatif dan Adil).
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
edukasi bagi keluarga pasien lansia, maka dampaknya keluarga
tidak akan paham mengenai kondisi kesehatan dan penyakit pasien
dan bagaimana cara membuat lansia sehat dan bahagia di masa
tuanya.
5. Evaluasi
Setelah menyelesaikan seluruh tahapan kegiatan di atas, langkah
selanjutnya yang harus dibuat dengan penuh rasa Tanggung Jawab
(Akuntabilitas) adalah membuat daftar lansia yang sudah dikunjungi
dalam kegiatan home care lansia dan membuat laporan permasalahan
kesehatan dan penanganan yang diberikan pada saat home care lansia
secara Jujur, Transparan dan Orientasi Publik (Akuntabilitas).
Laporan pun harus dibuat dengan Efisien (Komitmen Mutu), Kerja
Keras dan Adil (Anti Korupsi) agar dapat terlihat hasil capaian apakah
sudah sesuai dan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan home care lansia yang dilaksanakan (Komitmen Mutu :
Orientasi Mutu).
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
evaluasi kegiatan home care lansia, maka dampaknya tidak akan
didapatkan hasil capaian home care lansia dan tidak ada evaluasi
tentang program home care lansia sehingga kita tidak akan
mengetahui apa yang perlu dikembangkan dan diperbaiki dalam
proses kegiatan home care lansia ini.
B. LOKET LANSIA
1. Konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat
Sebelum melaksanakan kegiatan, terlebih dahulu kita harus
melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas
Ampana Barat yang dibagi lagi dalam beberapa tahapan kegiatan.
Awalnya kita harus menyampaikan tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga ada Kejelasan Target (Akuntabilitas),
memohon izin untuk pelaksanaan kegiatan dengan sikap penuh
Tanggung Jawab (Akuntabilitas), dan meminta arahan, petunjuk dan
nasehat dari Kepala Puskesmas Ampana Barat dengan sikap selalu
Bersikap Hormat (Etika Publik). Saat melakukan keseluruhan
kegiatan tersebut harus didahului dengan senyum, salam, sapa dan
santun (Etika Publik : Sopan). Kita juga harus bersikap Jujur,
Terbuka dan Transparan (Etika Publik) agar seluruh kegiatan dapat
diselesaikan dengan baik, dilaksanakan dengan Efisien (Komitmen
Mutu), mengutamakan kepuasaan pasien yang dilayani (Komitmen
Mutu : Orientasi Mutu) dan Disiplin (Anti Korupsi). Sebagai ASN
yang baik kita melaksanakan koordinasi (WOG) dan untuk kepentingan
Pelayanan Publik.
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat, maka dampaknya kegiatan ini tidak akan dapat
dilaksanakan.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahapan ini, awalnya saya akan membuat stiker yang akan
ditempel pada kursi yang sudah ditentukan. Setelah dicetak, stiker
langsung ditempel di kursi prioritas lansia dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat (Akuntabilitas : Orientasi Publik).
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat, maka dampaknya tidak akan ada kursi prioritas lansia dan
tidak ada laporan tentang kegiatan kursi prioritas lansia ini,
2.3.3. JADWAL KEGIATAN
A. HOME CARE LANSIA
Juli 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Konsultasi dan membahas
rencana kegiatan
Konsultasi dan koordinasi 2. Memohon izin pelaksanaan
dengan Kepala Puskesmas kegiatan
1
Ampana Barat 3. Meminta arahan, petunjuk dan
masukan dari atasan
1. Mengambil data penduduk dan
data lansia di Kecamatan Ampana
Kota
Pendataan Lansia yang 2. Melakukan konsultasi dengan
akan dilakukan pelayanan Penanggung Jawab Lansia
2
Home Care 3. Memilih data lansia yang akan
dikunjungi
1. Melakukan anamnesa
2. Melakukan pemeriksaan fisik
Melakukan pelayanan 3. Memberikan penanganan pada
3 kesehatan lansia yang memiliki masalah
kesehatan
1. Menyampaikan hasil diagnosa ke
keluarga pasien
4 Edukasi
2. Edukasi ke keluarga pasien
1. Membuat daftar lansia yang
dikunjungi
2. Membuat laporan atas
permasalahan kesehatan yang
5 Evaluasi ditemukan dan penanganan yang
diberikan
Agustus 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1. Konsultasi dan membahas
rencana kegiatan
Konsultasi dan koordinasi
1 dengan Kepala Puskesmas 2. Memohon izin pelaksanaan
Ampana Barat kegiatan
3. Meminta arahan, petunjuk dan
masukan dari atasan
1. Mengambil data penduduk dan data
lansia di Kecamatan Ampana
Pendataan Lansia yang akan Kota
2 dilakukan pelayanan Home
Care 2. Melakukan konsultasi dengan
Penanggung Jawab Lansia
3. Memilih data lansia yang akan
dikunjungi
1. Melakukan anamnesa
Melakukan pelayanan 2. Melakukan pemeriksaan fisik
3 3. Memberikan penanganan pada
kesehatan
lansia yang memiliki masalah
kesehatan
1. Menyampaikan hasil diagnosa ke
4 Edukasi keluarga pasien
2. Edukasi ke keluarga pasien
1. Membuat daftar lansia yang
dikunjungi
5 Evaluasi 2. Membuat laporan atas
permasalahan kesehatan yang
ditemukan dan penanganan yang
diberikan
B. LOKET LANSIA
Juli 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Konsultasi dan membahas
rencana kegiatan
Konsultasi dan koordinasi
1 dengan Kepala Puskesmas
Ampana Barat 2. Memohon izin pelaksanaan
kegiatan
3 Pelaksanaan Kegiatan
2. Pemasangan stiker kursi prioritas
lansia
Agustus 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
3 Pelaksanaan Kegiatan
2. Pemasangan stiker kursi prioritas
lansia