Anda di halaman 1dari 45

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI


APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

LANSIA SEHAT DAN BAHAGIA


1. HOME CARE LANSIA
2. LOKET LANSIA
3. KURSI PRIORITAS LANSIA

Disusun oleh :
NAMA : dr. JEANETTE MICHELLE CHOUKROSIMON
NDH : 07
INSTANSI : DINAS KESEHATAN
UNIT KERJA : PUSKESMAS AMPANA BARAT
JABATAN : DOKTER UMUM AHLI PERTAMA

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XII
PEMERINTAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998


tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (Lansia)
adalah seseorang yang telah mencapai usai 60 tahun ke atas. Menurut WHO,
lanjut usia digolongkan menjadi 4, yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45-59
tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Keberhasilan pembangunan di
berbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan terjadinya
peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk dunia termasuk Indonesia.
Ditinjau dari aspek kesehatan, kelompok lansia akan mengalami
penurunan derajat kesehatan baik secara alamiah atau akibat penyakit. Oleh
karena itu, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia,
maka sejak sekarang kita sudah harus mempersiapkan dan merencanakan
berbagai program kesehatan yang ditujukan bagi kelompok lansia.
Dari data penduduk dan data lansia yang didapatkan dari Kantor
Kelurahan dan Kantor Desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ampana
Barat yaitu Kecamatan Ampana Kota memiliki jumlah penduduk sebanyak
18.393 orang, dengan jumlah lansia sebanyak 985 orang, dengan usia diatas 60
tahun. Berdasarkan data kunjugan lansia di Puskesmas, didapatkan sekitar <100
orang lansia per bulan yang datang berobat ke Puskesmas Ampana Barat.
Meningkatnya jumlah penduduk lansia di Indonesia, yang menyebabkan
beberapa masalah kompleks yang dapat terjadi. Salah satunya adalah kurangnya
jumlah lansia yang berobat di pusat pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas
Ampana Barat. Hal ini juga didasari oleh belum maksimalnya standar
pelayanan minimal lansia, akses berobat yang sulit dijangkau, mutu pelayanan
yang belum maksimal, dan kurangnya keterlibatan keluarga pasien itu sendiri
dalam meningkatkan kesejahteraan lansia
1.2 GAMBARAN SINGKAT ORGANISASI

Puskesmas Ampana Barat merupakan 1 dari 13 Puskesmas di


Kabupaten Tojo Una-Una dan satu Puskesmas di Kecamatan Ampana Kota.
Puskesmas Ampana Barat berdiri sejak tahun 1995, berada di Kelurahan Bailo
Baru, Kecamatan Ampana Kota dengan luas wilayah kerja adalah 328,58 Km2.
Jarak dari Puskesmas ke Ibu Kota Kecamatan ±3km, dapat ditempuh dalam
waktu ±8menit (kecepatan 40km/jam).
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Ampana Barat berada di
daerah pegunungan atau dataran tinggi, keadaan ini sangat menguntungkan
masyarakat, karena sulitnya sumber air bersih yang menjadi masalah disiasati
oleh sebagian besar penduduk dengan mengandalkan sumur gali, air artesis
sebagai sarana untuk keperluan air bersih sehari-hari.
Puskesmas Ampana Barat, memiliki wilayah 6 (enam) Kelurahan dan 4
(empat) Desa. Kelurahan dan Desa yang menjadi wilayah kerja Ampana Barat
antara lain: Kelurahan Malotong, Kelurahan Bonerato, Kelurahan Bailo,
Kelurahan Bailo Baru, Kelurahan Labiabae, Kelurahan Ampana, Desa
Sansarino, Desa Saluaba, Desa Buntongi, dan Desa Padang Tumbuo.
Tenaga kerja Puskesmas Ampana Barat adalah 54 orang yang terdiri
dari 2 Dokter PNS, 1 Dokter PTT, 2 Asisten Apoteker, 12 Sarjana Kesehatan
Masyarakat, 1 Tenaga Administrasi, 11 Perawat, 2 Perawat Gigi, 27 Bidan, 1
Nutrisionis, 3 Sanitarian, 2 Analis Kesehatan, 1 Operator Komputer, 1 Sopir, 2
Cleaning Servis, dan 1 Satpam.
Adapun struktur organisasi Puskesmas Ampana Barat adalah sebagai
berikut :
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS AMPANA BARAT

KEPALA PUSKESMAS
Nurlan M. Abd. Djabar, SKM

KTU
FUNGSIONAL Nasruddin, SKM

Data & Informasi Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan


Nurmaina Fadhlun AH. L Sutrisni Mildawati

UKM UKP
Susanti DK dr. Jeanette M. C

Pengembangan R. Tindakan Persalinan


Esensial Poli Umum Poli Gigi Poli KIA KB Adi Apotek
Elina
Dr. Rangga Yuliani Selvin Mardian Maimun

Promkes Kesling Jiwa UKS


Musripin Selvi Susan K Elmawati
Loket & Poli MTBS Lab
Gizi Kes. Tradisional Kes. Olahraga
KIA/KB RM Yuliyani Kasma
Ririn L Yuliani Selvi
Elina Normawati
Kes. Indra Kes. Lansia
P2 Keperawatan / Rosita
Jaringan dan & Jejaring
Abd. Rahman
Susan DK Kesmas Zahra Djafar
Kes. Kerja
Selvi

Pusling Poskesdes/Bidan Desa


Pustu Zahra DJ

MALOTONG BAILO SANSARINO BUNTONGI BAILO BARU


Bonerato Fairuz - Fira Devi Mersy & Imelda Hasnita Puput
Zahra DJ

Sansarino BONERATO LABIABAE SALUABA P. TUMBUO AMPANA


Nurhadist Mega Maryam Ningsih Wiwin & Indah Siti Fatmawati
1.3 VISI, MISI DAN MOTTO ORGANISASI

1.3.1 Visi
Menjadi pusat layanan kesehatan masyarakat yang profesional dan
berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

1.3.2 Misi
1. Memberikan layanan kesehatan yang bermutu secara merata dan terjangkau oleh
masyarakat secara berkesinambungan
2. Meningkatkan peran aktif masyarakat melalui pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan dengan pendekatan keluarga
3. Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan manajemen
secara profesional, efektif, efisien, transparan dan akuntabel
4. Menjalin kerjasama semua lini dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat
melalui peran lintas program dan lintas sektor.

1.3.3 Motto
Kepuasan dan kesembuhan anda adalah kebanggaan kami

1.4 TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PESERTA

1.4.1 Fungsi Jabatan


Fungsi pokok seorang Dokter Puskesmas adalah membantu kepala
Puskesmas dalam melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) di Wilayah kerja Puskesmas Ampana Barat.

1.4.2 Tugas Pokok


1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pasien
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas secara kolaborasi sesuai
dengan kondisi pasien
3. Melakukan tindakan medis
4. Memberikan pelayanan rujukan
5. Menerima konsultasi tentang pelayan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien dan
keluarga pasien
6. Memberikan pelayanan surat-surat yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan
kesehatan
7. Membina pengelolaan yang berkaitan dengan obat-obatan (farmasi) Puskesmas
8. Mengkoordinir pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
9. Berkoordinasi lintas program, lintas sektor
10. Menghadiri pertemuan atau rapat terkait dengan pelayanan kesehatan
11. Meningkatkan upaya kesehatan di lingkungan sekolah dengan punyuluh,
pembinaan, kader UKS
12. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) di Posyandu balita, Lansia
dan kelompok masyarakat

1.5 TUJUAN AKTUALISASI


Tujuan dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dalam rangka Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), antara lain :
 Memberikan pelayanan terpadu untuk lansia dengan pelayanan home care lansia
 Memberikan fasilitas khusus yaitu loket lansia dan kursi prioritas lansia untuk
lansia saat datang berobat ke Puskesmas
 Meningkatkan kesejahteraan lanjut usia

1.6 MANFAAT AKTUALISASI


Tujuan dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dalam rangka Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah untuk membuat lansia sehat dan bahagia
melalui program home care lansia, loket lansia dan kursi prioritas lansia.
BAB II
RANCANGAN
AKTUALISASI
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 NILAI-NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

2.1.1 AKUNTABILITAS
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai
publik tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan Aparatur Sipil Negara dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut
seorang Aparatur Sipil Negara harus memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan
setiap tugasnya.
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri
dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas personal;
2. Akuntabilitas individu;
3. Akuntabilitas kelompok;
4. Akuntabilitas organisasi;
5. Akuntabilitas stakeholder.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Tanggung Jawab : Menyelesaikan pekerjaan dan tugas-tugas secara tuntas dan
dengan hasil yang terbaik serta mampu mempertanggung jawabkan;
2. Jujur : Memberikan laporan kinerja dengan memberikan bukti nyata dari hasil
dan proses yang dilakukan;
3. Kejelasan Target : Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan dengan melalui identifikasi program atas kebijakan yang perlu
dilakukan, siapa yang bertanggung jawab, kapan akan dilaksanakan dan biaya
yang dibutuhkan;
4. Netral : Menunjukan sikap netralitas PNS dari kepentingan tertentu;
5. Orientasi Publik : Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
6. Adil : Melayani masyarakat tanpa diskriminasi dan ketidak jujuran;
7. Transparansi : Keterbukaan dalam melakukan kegiatan organisasi;
8. Konsisten : Melakukan tindakan yang telah disepakati dan sesuai peraturan
perundangan yang berlaku dari waktu ke waktu;
9. Partisipatif : Ikut terlibat secara mental dan emosi kepada pencapaian tujuan dan
ikut bertanggung jawab di dalamnya.

2.1.2 NASIONALISME
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai dalam diri
seorang Aparatur Sipil Negara. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap Aparatur Sipil Negara memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan
publik, Bangsa, dan Negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik
menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap Aparatur Sipil Negara. Disamping
itu, Aparatur Sipil Negara dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila
dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai Bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan Bangsa yang lain.
Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap Bangsa
dan Negara, dan sekaligus menghormati Bangsa lain. Nasionalisme dalam tataran
sebagai warga Negara Indonesia, diharapkan bahwa seluruh Aparatur Sipil Negara
mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta
dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai rohnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, dinyatakan bahwa salah satu fungsi dari Aparatur Sipil Negara adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan secara
profesional dan berintegritas sehingga bermuara pada pelayanan yang memuaskan.
Sosok pegawai Aparatur Sipil Negara merupakan pelaksana yang menjalankan segala
peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Aparatur Sipil Negara sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang
bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai pelayan publik seorang Aparatur Sipil Negara dituntut menjadi profesional
untuk menciptakan pelayanan prima (service of excellent).
Selain profesional dan melayani, Aparatur Sipil Negara juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode perilaku
yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Etika-etika dalam kode etik
tersebut harus diarahkan pada pilihan yang mengutamakan kepentingan masyarakat
luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.
Beberapa indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Ketuhanan
 Menghadirkan Tuhan pada setiap aktivitas
 Menghormati kemerdekaan beragama
 Membina kerukunan hidup antar umat beragama

2. Kemanusiaan
 Mencintai sesama manusia
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat martabat
 Membela kebenaran dan keadilan

3. Persatuan
 Mengutamakan keutuhan Bangsa
 Rela berkorban
 Mengembangkan rasa bangga Berbangsa dan Bernegara Tanah Air
Indonesia baik dalam pikiran, ucapan dan perbuatan
 Memajukan pergaulan antar sesama manusia
 Menjaga persatuan dalam keberagaman

4. Kerakyatan
 Menghormati kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
 Mendahulukan kepentingan bersama
 Tidak memaksakan kehendak
 Melaksanakan hasil musyawarah mufakat
 Bertanggung jawab atas keputusan bersama
 Membangun rasa persaudaraan dengan berbagai suku dan budaya

5. Keadilan sosial
 Membangun semangat kekeluargaan dan kegotong royongan
 Mendahulukan kewajiban daripada hak
 Gemar menolong orang lain
 Menghormati hak orang lain dalam pelayanan publik
 Mengembangkan pola hidup sederhana
 Mengakui dan menghargai kesempatan berkarya

2.1.3 ETIKA PUBLIK


Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam
institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar
atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau
benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik
untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara
penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, dinyatakan bahwa kode etik dan kode perilaku Aparatur Sipil Negara adalah
sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi interen negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar Aparatur Sipil Negara dan selalu menjaga reputasi
dan integritas Aparatur Sipil Negara;
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai Aparatur Sipil Negara.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi
modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi
tindakan integritas publik. Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat
menjadi pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami
etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat
cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif,
terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik
Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa menjadi
pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan publik adalah
amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga di
akhirat.
Beberapa indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Jujur
 Tidak berbohong, dapat dipercaya dalam memberikan pelayanan
 Tidak membebani masyarakat
 Menjalankan tugas sesuai dengan hati nurani yang bersih
2. Terbuka
 Menyampaikan sesuatu sesuai peraturan yang berlaku
 Siap menerima masukan dari pihak lain
 Tidak ada yang ditutup-tutupi dalam menjalankan tugas dan fungsinya
3. Tulus
 Ikhlas dalam memberikan pelayanan
 Memberikan pelayanan tanpa pamrih
4. Sopan
 Membiasakan/membudayakan senyum, sapa, santun dan ramah dalam
memberikan pelayanan
 Saling menghargai dan berkomunikasi yang baik
 Menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat
5. Transparansi
 Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
 Tidak menyalahgunakan informasi untuk mencari keuntungan pribadi atau
golongan
6. Bersikap hormat
 Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain
 Mengindahkan nasihat orang lain
 Membantu/meringankan setiap urusan orang lain
 Menjunjung tinggi harga diri dan martabat sesama manusia

7. Bertanggung jawab terhadap barang milik negara


 Menggunakan barang milik negara sesuai peruntukannya
 Tidak menjual barang milik negara
 Memelihara dan tidak merusak barang milik negara
8. Tidak diskriminatif dan adil
 Tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan
 Tidak membeda-bedakan ras, suku dan agama dalam memberikan pelayanan
 Berperilaku adil/proporsional dalam menjalankan tugas

2.1.4 KOMITMEN MUTU


Lembaga Administrasi Negara menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik
utama dalam menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efisiensi, dan inovasi. Dasar
yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja,
sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai
inovasi, Lembaga Administrasi Negara menyatakan bahwa proses inovasi dapat
terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat
(bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk
memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya 4
(empat) indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Efektif
 Memenuhi kebutuhan masyarakat
 Mencapai target
 Berhasil guna

2. Efisien
 Menjalankan tugas dengan tepat dan cermat
 Bekerja berdaya guna dan bertepat guna
 Bekerja tanpa kesalahan dan tanpa pemborosan
3. Inovasi
 Berpikir kreatif dan inovatif
4. Berorientasi pada mutu
 Bekerja dengan komitmen bagi kepuasan masyarakat
 Bekerja cepat, tepat dan ramah
 Melayani dengan hati
 Melindungi dan mengayomi
 Melakukan perbaikan dan berkelanjutan

2.1.5 ANTI KORUPSI


Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Jujur
 Tidak melakukan perbuatan curang pada saat melakukan pengadaan
 Tidak melakukan perbuatan curang pada saat melakukan pengawasan
proyek
 Tidak melakukan perbuatan curang pada saat melakukan inventarisasi
aset milik negara
2. Peduli
 Tidak membiarkan orang lain merusak atau menghilangkan barang
inventaris dan kekayaan instansi
 Bersedia memberi keterangan atas kasus penyalahgunaan wewenang dan
kerugian negara yang sedang dilakukan penanganan yang berwajib
3. Mandiri
 Tidak melakukan penyuapan untuk melancarkan urusannya
 Tidak memberikan hadiah/imbalan berupa apapun pada petugas/pejabat
yang telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
 Tidak tergantung dengan orang lain dalam melaksanakan tugas pokoknya
4. Disiplin
 Tidak melakukan tindakan melawan hokum
 Taat menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
peraturan yang berlaku
5. Tanggung jawab
 Tidak menyalah gunakan wewenang untuk menguntungkan diri
sendiri/orang lain dan korporasi, dan dapat merugikan keuangan negara
 Tidak menerima imbalan apapun atas pelaksanaan pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya
6. Kerja keras
 Bekerja dengan hasil terbaik dan tidak meminta imbalan apapun atas
pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
 Memiliki kemampuan dan kemauan bekerja sesuai aturan
 Memiliki ketekunan dalam bekerja untuk mendapatkan hasil terbaik
7. Sederhana
 Efisien dalam menggunakan sumber daya untuk mendapatkan hasil
terbaik
 Mensyukuri apapun hasil yang dicapainya setelah melakukan upaya
maksimal
 Memiliki gaya hidup sederhana yang akan mempengaruhi pelaksanaan
tugas pokoknya, menggunakan dan memelihara aset negara
8. Berani
 Berani menolak perintah yang berlawanan dengan hukum dan dapat
merugikan Negara
 Berani memberikan informasi sesuai fakta
9. Adil
 Memberikan layanan sesuai dengan aturan yang berlaku secara konsisten
pada semua orang
 Memberikan sesuai dengan apa yang menjadi haknya.
2.2 PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA DALAM NKRI
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara menyatakan bahwa : Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat
ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi.
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, Aparatur Sipil Negara diharuskan mempunyai fungsi sebagai :
 Pelaksana kebijakan publik
 Pelayan publik
 Perekat dan pemersatu bangsa
Berdasarkan pada pasal 13 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara mengatur bahwa jabatan ASN terdiri atas :
 Jabatan Administrasi
 Jabatan Fungsional
 Jabatan Pimpinan Tinggi
Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka
memahami manajemen ASN, pelayanan publik dan inovasi yang berkaitan dengan
Whole of Government (WOG).

2.2.1 MANAJEMEN ASN


Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada Instansi Pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri
Sipil adalah pengelolaan Pegawai Negeri Sipil untuk menghasilkan Pegawai Negeri
Sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam konsep manajemen
ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah
kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecacatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundangundangan sedangkan pegawai negeri sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi;
mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin;
pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.
Manajemen ASN berkaitan dengan mengatur SDM yaitu ASN untuk
menunjang pembangunan NKRI, berikut indikator nilai manajemen ASN
 Kepastian Hukum
 Profesionalitas
 Porporsionalitas
 Keterpaduan
 Delegasi
 Netralitas
 Kesejahtraan
 Akuntabilitas
 Efektif dan Efisien
 Keterbukaan
 Non Diskriminatif
 Persatuan dan Kesatuan

2.2.2 PELAYANAN PUBLIK


Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998)
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undagan
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif; dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengavaluasi hasilnya.
2. Transparan; dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara harus menyediakan akses bagi warga Negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan public.
3. Responsif; dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
4. Tidak dikriminatif; pelayanan publik yang diselenggarakan tidak boleh
dibedakan antara satu warga Negara dengan warga Negara yang lain atas dasar
perbedaan identitas warga.
5. Mudah dan murah; penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat
harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar biaya untuk memperoleh
layanan yang mereka butuhkan.
6. Efektif dan efisien; penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan cara mewujudkan tujuan
tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit
dan biaya yang murah
7. Aksesibel; pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga Negara yang membutuhkan
8. Akuntabel; pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah dilakukan
dengan menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh
warga Negara melalui pajak yang mereka bayar.
9. Berkeadilan; pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
memiliki berbagai tujuan, salah satu tujuan yang penting adalah melindungi
warga Negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga Negara lain.
Merupakan peran dan kedudukan PNS dalam NKRI yang mana berkomitmen
agar pelayanan publik semakin lebih baik, indikator nilai pelayanan publik adalah :
 Kesederhanaan
 Kejelasan
 Kepastian waktu
 Akurat
 Keamanan
 Kelengkapan Sarana dan Prasarana
 Kemudahan Akses
 Displin / Sapa / Ramah
 Kenyamanan
2.2.3 WHOLE OF GOVERNMENT
Whole Of Government (WOG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif pemerintahan dari seluruh sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan peleyenan publik. Dalam pengertian WOG
dipandang menunjukan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja
lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu.

Pendekatan WOG dapat beroperasi dalam tataran kelembagaan nasional


maupun daerah. Penataan kelembagaan menjadi suatu keharusan ketika WOG ini
diperkenalkan. Penataan ini tidak serta merta merubah kelembagaan, atau sebaliknya.

Upaya kolaborasi penyatuan kerjasama untuk menangani permasalahan atau


mempermudah layanan publik, berikut indikator nilai WOG:
 Koordinasi
 Sinkronisasi
 Kolaborasi
 Komunikasi
2.3. RANCANGAN AKTUALISASI
2.3.1. Tabel Rancangan Aktualisasi

A. HOME CARE LANSIA


Kontribusi kegiatan Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Terhadap Visi, Misi Nilai
ANEKA
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Kejelasan target)
1. Konsultasi dan Etika Publik ( Sopan, Jujur, Transparan
membahas rencana dan Terbuka)
kegiatan Komitmen Mutu (Inovatif)
Anti Korupsi (Disiplin) Misi ke 1 : Memberikan
Konsultasi dan
layanan kesehatan yang
koordinasi Akuntabilitas (Tanggung jawab)
2. Memohon izin Surat persetujuan bermutu secara merata
1 dengan Kepala Etika Publik (Sopan) Komitmen
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan aktualisasi dan terjangkau oleh
Puskesmas Mutu (Efisien)
Anti Korupsi (Disiplin) masyarakat secara
Ampana Barat
berkesinambungan
3. Meminta arahan, Etika Publik ( Sopan dan Bersikap
petunjuk dan masukan dari Hormat)
Kepala Puskesmas Ampana Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Barat Anti Korupsi (Disiplin)
Akuntabilitas (Tanggung Jawab dan
1. Mengambil data Kejelasan Target)
penduduk dan data lansia di
Pendataan Etika Publik (Sopan, Transparan dan Misi ke 4 : Menjalin
Kecamatan Ampana Kota
lansia yang Tulus) kerja sama semua lini
Rekapitulasi data Akuntabilitas (Kejelasan Target)
akan 2. Melakukan konsultasi dalam peningkatan
penduduk dan lansia, Etika Publik (Sopan, Tulus dan Terbuka)
2 dilakukan dengan penanggung jawab derajat kesehatan
Data lansia yang akan Komitmen Mutu (Inovatif)
pelayanan program lansia masyarakat melalui
dikunjungi
Home Care peran lintas program
Lansia Etika Publik (Tidak Diskriminatif dan dan lintas sektor
3. Memilih data lansia yang Adil)
akan dikunjungi Komitmen Mutu (Efisien dan Efektif)
Anti Korupsi (Adil)
Kontribusi kegiatan Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Terhadap Visi, Misi Nilai
ANEKA
Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
Nasionalisme (Kemanusiaan) Etika
Publik (Tulus, Sopan, Bersikap Hormat,
1. Melakukan anamnesa
Tidak Diskriminatif dan Adil)
Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Anti Korupsi (Adil dan Kerja Keras)
Misi ke 1 : Memberikan
layanan kesehatan yang
Melakukan
Rekam medis pasien bermutu secara merata
3 pelayanan
lansia dan terjangkau oleh
kesehatan Akuntabilitas (Tanggung Jawab)
masyarakat secara
Nasionalisme (Kemanusiaan) Etika
berkesinambungan
2. Melakukan pemeriksaan Publik (Tulus, Sopan, Bersikap Hormat,
fisik Tidak Diskriminatif dan Adil)
Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Anti Korupsi (Adil dan Kerja Keras)

Akuntabilitas (Tanggung Jawab)


Nasionalisme (Kemanusiaan) Etika
3. Memberikan penanganan
Publik (Tulus, Sopan, Bersikap Hormat,
pada lansia yang memiliki
Tidak Diskriminatif dan Adil)
masalah kesehatan
Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Anti Korupsi (Adil dan Kerja Keras)
Kontribusi kegiatan Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Terhadap Visi, Misi Nilai
ANEKA
Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Transparan dan
1. Menyampaikan hasil Partisipatif)
diagnosa ke keluarga Etika Publik (Jujur, Sopan, Tidak Misi ke 1 : Memberikan
pasien Diskriminatif dan Adil) layanan kesehatan yang
Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Banner edukasi lansia bermutu secara merata
4 Edukasi
BAHAGIA dan terjangkau oleh
masyarakat secara
Akuntabilitas (Partisipatif)
berkesinambungan
Nasionalisme (Kemanusiaan) Etika
2. Edukasi ke keluarga Publik (Sopan, Tulus, Tidak
pasien Diskriminatif dan Adil) Komitmen
Mutu (Orientasi Mutu)
Anti Korupsi (Sederhana)

Akuntabilitas (Tanggung Jawab)


1. Membuat daftar lansia
Komitmen Mutu (Efisien) Misi ke 1 : Memberikan
yang telah dikunjungi
Anti Korupsi (Kerja Keras dan Adil) layanan kesehatan yang
Laporan Home Care bermutu secara merata
5 Evaluasi Akuntabilitas (Transparan, Jujur dan
Lansia dan terjangkau oleh
2. Membuat laporan atas Orientasi Publik) masyarakat secara
permasalahan kesehatan Komitmen Mutu (Efisien) berkesinambungan
yang ditemukan dan
Anti Korupsi (Kerja Keras, Sederhana dan
penanganan yang diberikan
Adil)

Pelayanan Publik dan WOG


B. LOKET LANSIA
Kontribusi kegiatan Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Terhadap Visi, Misi Nilai
Pelatihan ANEKA
Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Kejelasan target)
1. Konsultasi dan Etika Publik ( Sopan, Jujur, Transparan
membahas rencana dan Terbuka)
kegiatan Komitmen Mutu (Inovatif) Misi ke 1 : Memberikan
layanan kesehatan yang
Konsultasi dan Anti Korupsi (Disiplin)
bermutu secara merata
koordinasi Akuntabilitas (Tanggung jawab) dan terjangkau oleh
Surat persetujuan
1 dengan Kepala 2. Memohon izin Etika Publik (Sopan) masyarakat secara
pelaksanaan aktualisasi
Puskesmas pelaksanaan kegiatan Komitmen Mutu (Efisien) berkesinambungan
Ampana Barat Anti Korupsi (Disiplin)
3. Meminta arahan, Etika Publik ( Sopan dan Bersikap
petunjuk dan masukan dari Hormat)
Kepala Puskesmas Ampana Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Barat Anti Korupsi (Disiplin)
Akuntabilitas (Tanggung jawab)
Misi ke 3 :
1. Membuat alur pelayanan
Komitmen Mutu (Efisien dan Inovatif) Meningkatkan tata
loket lansia
kelola puskesmas yang
Anti Korupsi (Sederhana)
Mendesain baik melalui perbaikan
2 SOP loket lansia
Loket Lansia manajemen secara
Akuntabilitas (Kejelasan target) profesional, efektif,
Etika Publik ( Sopan) efisien, transparan dan
2. Membuat SOP loket
lansia Komitmen Mutu (Efisien, Efektif, Inovatif akuntabel
dan Orientasi Mutu)
Kontribusi kegiatan Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Terhadap Visi, Misi Nilai
Pelatihan ANEKA
Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Tanggung jawab)
Misi ke 3 :
3. Membuat buku register Komitmen Mutu (Inovatif dan
Buku register lansia, Meningkatkan tata
dan kartu antrian khusus Orientasi Mutu)
nomor antrian lansia kelola puskesmas yang
lansia Anti Korupsi (Sederhana dan Kerja
Merancang manual, antrian poli baik melalui perbaikan
2 Keras)
Loket Lansia lansia, struk antrian, manajemen secara
banner alur pelayanan profesional, efektif,
lansia efisien, transparan dan
Etika Publik (Terbuka, Jujur dan
akuntabel
4. Membuat banner alur Transparansi)
pelayanan loket lansia Komitmen Mutu (Inovatif)
Anti Korupsi (Sederhana)

1. Menyiapkan bahan Komitmen Mutu (Inovatif)


sosialisasi Anti Korupsi (Sederhana) Misi ke 1 : Memberikan
layanan kesehatan yang
Sosialisasi Akuntabilitas (Orientasi Publik) bermutu secara merata
3. Daftar hadir sosialisasi Nasionalisme (Kemanusiaan) Etika
loket lansia dan terjangkau oleh
2. Sosialisasi kepada Publik (Sopan, Tulus, Tidak masyarakat secara
pengunjung puskesmas Diskriminatif dan Adil) Komitmen berkesinambungan
Mutu (Orientasi Mutu)
Anti Korupsi (Kerja Keras)

Pelayanan Publik dan WOG


C. KURSI PRIORITAS LANSIA
Kontribusi kegiatan Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Terhadap Visi, Misi Nilai
Pelatihan ANEKA
Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
Akuntabilitas (Kejelasan target)
1. Konsultasi dan Etika Publik ( Sopan, Jujur,
membahas rencana Transparan dan Terbuka)
kegiatan Komitmen Mutu (Inovatif) Misi ke 1 : Memberikan
Konsultasi dan Anti Korupsi (Disiplin) layanan kesehatan yang
bermutu secara merata dan
koordinasi Akuntabilitas (Tanggung jawab) terjangkau oleh
Surat persetujuan
1 dengan Kepala 2. Memohon izin Etika Publik (Sopan) masyarakat secara
pelaksanaan aktualisasi
Puskesmas pelaksanaan kegiatan Komitmen Mutu (Efisien) berkesinambungan
Ampana Barat Anti Korupsi (Disiplin)
3. Meminta arahan, Etika Publik ( Sopan dan Bersikap
petunjuk dan masukan dari Hormat)
Kepala Puskesmas Ampana Komitmen Mutu (Orientasi Mutu)
Barat Anti Korupsi (Disiplin)
1. Mendata seluruh kursi Akuntabilitas (Kejelasan Target)
tunggu yang ada di Komitmen Mutu ( Efisien dan Misi ke 3 :
puskesmas Inovatif ) Meningkatkan tata
Denah kursi tunggu, denah Akuntabilitas (Kejelasan Target) kelola puskesmas yang
Membuat 2. Memilih kursi yang akan
kursi prioritas lansia Komitmen Mutu ( Efisien dan Inovatif baik melalui perbaikan
2 denah kursi menjadi kursi prioritas
) manajemen secara
lansia lansia
Anti Korupsi ( Sederhana ) profesional, efektif,

3. Membuat denah kursi Akuntabilitas (Tanggung jawab) efisien, transparan dan


tunggu dan kursi prioritas Komitmen Mutu (Inovatif) akuntabel
lansia Anti Korupsi (Sederhana)
Kontribusi kegiatan Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Terhadap Visi, Misi Nilai
Pelatihan ANEKA
Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

Komitmen Mutu (Inovatif)


1. Membuat stiker kursi Misi ke 1 : Memberikan
prioritas lansia Etika Publik (Terbuka) layanan kesehatan yang
Pelaksanaan bermutu secara merata dan
3 Stiker kursi pioritas lansia
kegiatan terjangkau oleh
masyarakat secara
berkesinambungan

Komitmen Mutu (Efisien)


2. Pemasangan stiker kursi
prioritas lansia
Anti Korupsi (Kerja Keras)

Pelayanan Publik dan WOG


2.3.2. NARASI RANCANGAN AKTUALISASI

A. HOME CARE LANSIA


1. Konsultasi Dan Koordinasi Dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat
Sebelum melaksanakan kegiatan, terlebih dahulu harus
melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas
Ampana Barat yang dibagi lagi dalam beberapa tahapan kegiatan.
Awalnya harus disampaikan tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga ada Kejelasan Target (Akuntabilitas),
memohon izin untuk pelaksanaan kegiatan dengan sikap penuh
Tanggung Jawab (Akuntabilitas), dan meminta arahan, petunjuk dan
nasehat dari Kepala Puskesmas Ampana Barat dengan sikap selalu
Bersikap Hormat (Etika Publik). Saat melakukan keseluruhan
kegiatan tersebut harus didahului dengan senyum, salam, sapa dan
santun (Etika Publik : Sopan). Kita juga harus bersikap Jujur,
Terbuka dan Transparan (Etika Publik) agar seluruh kegiatan dapat
diselesaikan dengan baik, secara kreatif dan inovatif (Komitmen Mutu
: Inovatif), dilaksanakan dengan Efisien (Komitmen Mutu), dengan
selalu mengutamakan kepuasaan pasien yang dilayani (Komitmen
Mutu : Orientasi Mutu) dan Disiplin (Anti Korupsi). Sebagai ASN
yang baik kita melaksanakan koordinasi (WOG) dan untuk kepentingan
Pelayanan Publik.
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat, maka dampaknya kegiatan ini tidak akan dapat
dilaksanakan.
2. Pendataan Lansia Yang Akan Dilakukan Pelayanan Home Care
Lansia
Proses pendataan lansia diawali dengan pengambilan data
penduduk dan data lansia di Kecamatan Ampana Kota yang terdiri dari
6 Kelurahan dan 4 Desa. Saat masuk di setiap kantor dan berkonsultasi
dengan Penanggung Jawab Program Lansia harus selalu senyum, salam,
sapa dan ramah (Etika Publik : Sopan), menjelaskan tujuan kegiatan
Home Care Lansia yang dilaksanakan (Akuntablilitas : Kejelasan
Target), saat pengambilan data harus dengan penuh Tanggung Jawab
(Akuntabilitas), dan saat pemilihan data lansia harus dengan Efisien,
Efektif (Komitmen Mutu), Tidak Diskriminatif dan Adil (Etika
Publik), dan Adil (Anti Korupsi). Sebagai ASN yang baik kita
melaksanakan koordinasi (WOG) dan untuk kepentingan Pelayanan
Publik.
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
pendataan lansia yang akan dilakukan pelayanan home care, maka
dampaknya tidak akan ada data lansia dan tidak dapat memilih
lansia yang akan dikunjungi untuk pelayanan home care lansia.

3. Melakukan Pelayanan Kesehatan


Tahapan kegiatan pelayanan kesehatan ini dilakukan mulai dari
anamnesa, pemeriksaan fisik dan memberi penanganan pada lansia
sesuai dengan kebutuhan lansia dengan rasa penuh Tanggung Jawab
dan Adil (Akuntabilitas), dimana kegiatan ini merupakan kegiatan
Kemanusiaan (Nasionalisme). Saat melakukan pelayanan kesehatan,
saya selalu memberikan senyum, salam, sapa dan ramah kepada semua
pasien (Etika Publik : Sopan), memberi pelayanan dengan ikhlas dan
tanpa pamrih (Etika Publik : Tulus), dan Bersikap Hormat kepada
seluruh pasien (Etika Publik). Itu semua dilakukan untuk memberikan
layanan terbaik bagi seluruh pasien (Anti Korupsi : Kerja Keras),
tanpa membeda-bedakan suku, ras dan agama (Etika Publik : Tidak
Diskriminatif dan Adil), demi terciptanya kepuasaan bagi pasien
(Komitmen Mutu : Orientasi Publik).
Analisis Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
pelayanan kesehatan di home care lansia, maka dampaknya pasien
tidak akan mendapatkan pelayanan dengan maksimal dan pasien
akan merasa tidak puas dengan pelayanan kesehatan yang
dilakukan pada home care lansia.

4. Edukasi
Setelah melaksanakan pelayanan kesehatan, setelah itu saya
akan memberikan edukasi bagi pasien dan keluarga terdekat, dengan
terlebih dahulu mengajak keluarga untuk berperan aktif (Akuntabilitas
: Partisipatif) dalam menjaga lansia. Keluarga pun harus diberitahu
tentang kondisi kesehatan dan penyakit yang diderita oleh lansia
tersebut tanpa lupa memberi senyum, salam, sapa dan ramah (Etika
Publik : Sopan) dan memberi informasi secara benar (Etika Publik :
Transparan). Keluarga pun harus diberi edukasi mengenai BAHAGIA
dan memberikan waktu untuk keluarga agar dapat bertanya tentang
apapun itu sehingga pasien dan keluarga merasa puas (Komitmen Mutu
: Orientasi Mutu), dengan tidak membeda-bedakan berdasarkan ras,
suku dan agama (Etika Publik : Tidak Diskriminatif dan Adil).
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
edukasi bagi keluarga pasien lansia, maka dampaknya keluarga
tidak akan paham mengenai kondisi kesehatan dan penyakit pasien
dan bagaimana cara membuat lansia sehat dan bahagia di masa
tuanya.
5. Evaluasi
Setelah menyelesaikan seluruh tahapan kegiatan di atas, langkah
selanjutnya yang harus dibuat dengan penuh rasa Tanggung Jawab
(Akuntabilitas) adalah membuat daftar lansia yang sudah dikunjungi
dalam kegiatan home care lansia dan membuat laporan permasalahan
kesehatan dan penanganan yang diberikan pada saat home care lansia
secara Jujur, Transparan dan Orientasi Publik (Akuntabilitas).
Laporan pun harus dibuat dengan Efisien (Komitmen Mutu), Kerja
Keras dan Adil (Anti Korupsi) agar dapat terlihat hasil capaian apakah
sudah sesuai dan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan home care lansia yang dilaksanakan (Komitmen Mutu :
Orientasi Mutu).
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
evaluasi kegiatan home care lansia, maka dampaknya tidak akan
didapatkan hasil capaian home care lansia dan tidak ada evaluasi
tentang program home care lansia sehingga kita tidak akan
mengetahui apa yang perlu dikembangkan dan diperbaiki dalam
proses kegiatan home care lansia ini.

B. LOKET LANSIA
1. Konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat
Sebelum melaksanakan kegiatan, terlebih dahulu kita harus
melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas
Ampana Barat yang dibagi lagi dalam beberapa tahapan kegiatan.
Awalnya kita harus menyampaikan tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga ada Kejelasan Target (Akuntabilitas),
memohon izin untuk pelaksanaan kegiatan dengan sikap penuh
Tanggung Jawab (Akuntabilitas), dan meminta arahan, petunjuk dan
nasehat dari Kepala Puskesmas Ampana Barat dengan sikap selalu
Bersikap Hormat (Etika Publik). Saat melakukan keseluruhan
kegiatan tersebut harus didahului dengan senyum, salam, sapa dan
santun (Etika Publik : Sopan). Kita juga harus bersikap Jujur,
Terbuka dan Transparan (Etika Publik) agar seluruh kegiatan dapat
diselesaikan dengan baik, dilaksanakan dengan Efisien (Komitmen
Mutu), mengutamakan kepuasaan pasien yang dilayani (Komitmen
Mutu : Orientasi Mutu) dan Disiplin (Anti Korupsi). Sebagai ASN
yang baik kita melaksanakan koordinasi (WOG) dan untuk kepentingan
Pelayanan Publik.
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat, maka dampaknya kegiatan ini tidak akan dapat
dilaksanakan.

2. Merancang Loket Lansia


Dalam mendesain loket lansia, pertama-tama saya akan
membuat alur pelayanan lansia dengan berkoordinasi dengan Kepala
Tata Usaha (KTU) Puskesmas Ampana Barat dengan sikap Sopan
(Etika Publik) dengan memberi Kejelasan Target (Akuntablilitas)
secara Efektif dan Efisien (Komitmen Mutu), setelah itu SOP alur
pelayanan lansia dibuat Bersama dengan KTU Puskesmas Ampana
Barat, dimana program ini merupakan suatu program Inovasi
(Komitmen Mutu) yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
terbaik untuk lansia demi meningkatkan kepuasan pasien (Komitmen
Mutu : Orientasi Mutu). Lalu membuat buku register dan nomor
antrian pelayanan lansia secara manual dan online secara Sederhana
(Anti Korupsi), dan Bertanggung Jawab (Akuntablilitas). Setelah itu
membuat banner untuk alur pelayanan lansia dengan sikap Terbuka,
Transparan dan Jujur (Etika Publik).
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat mendesain
loket lansia, maka dampaknya tidak akan ada alur pelayanan
lansia, dan SOP alur pelayanan Lansia, sehingga tidak akan
terlaksana program loket lansia ini.

3. Sosialisasi Loket Lansia


Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan di atas, kita
harus melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada pasien dan
keluarga pasien yang datang ke Puskesmas Ampana Barat, dengan
menggunakan banner yang sudah dicetak pada tahap sebelumnya
dengan selalu menerapkan senyum, salam, sapa dan ramah (Etika
Publik : Sopan), secara ikhlas dan tanpa pamrih (Etika Publik : Tulus),
dan tidak membeda-bedakan ras, suku dan agama dalam memberi
pelayanan (Etika Publik : Tidak Diskriminatif dan Adil). Sosialisasi
ini dilaksanakan untuk memberikan kepuasan bagi pasien dan keluarga
yang datang berobat ke puskesmas ampana barat (Komitmen Mutu :
Orientasi Mutu), dilakukan secara Efisien (Komitmen Mutu) dan
Kerja Keras (Anti Korupsi).
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat sosialisasi
loket lansia, maka dampaknya tidak akan ada pasien dan keluarga
yang paham tentang loket lansia, dan lansia tetap akan menunggu
sesuai antrian normal dan menyebabkan program loket lansia tidak
berjalan dengan maksimal.
C. KURSI PRIORITAS LANSIA
1. Konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat
Sebelum melaksanakan kegiatan, terlebih dahulu kita harus
melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas
Ampana Barat yang dibagi lagi dalam beberapa tahapan kegiatan.
Awalnya kita harus menyampaikan tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga ada Kejelasan Target (Akuntabilitas),
memohon izin untuk pelaksanaan kegiatan dengan sikap penuh
Tanggung Jawab (Akuntabilitas), dan meminta arahan, petunjuk dan
nasehat dari Kepala Puskesmas Ampana Barat dengan sikap selalu
Bersikap Hormat (Etika Publik). Saat melakukan keseluruhan
kegiatan tersebut harus didahului dengan senyum, salam, sapa dan
santun (Etika Publik : Sopan). Kita juga harus bersikap Jujur,
Terbuka dan Transparan (Etika Publik) agar seluruh kegiatan dapat
diselesaikan dengan baik, dilaksanakan dengan Efisien (Komitmen
Mutu), mengutamakan kepuasaan pasien yang dilayani (Komitmen
Mutu : Orientasi Mutu) dan Disiplin (Anti Korupsi). Sebagai ASN
yang baik kita melaksanakan koordinasi (WOG) dan untuk kepentingan
Pelayanan Publik.
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat, maka dampaknya tidak akan ada kursi prioritas lansia.

2. Membuat denah kursi prioritas lansia


Setelah mendapat ijin untuk pelaksanaan kegiatan Kursi
Prioritas Lansia, saya akan mulai mendata seluruh kursi tunggu yang
ada di Puskesmas Ampana Barat, dimana pendataan kursi ini untuk
menentukan kursi mana yang akan dijadikan kursi prioritas lansia untuk
menentukan Kejelasan Target (Akuntabilitas). Program ini
merupakan suatu Inovasi (Komitmen Mutu) di Puskesmas Ampana
Barat, untuk memberikan pelayanan terbaik demi kepuasan pasien
(Komitmen Mutu : Orientasi Mutu). Dalam tahapan pembuatan
denah kursi tunggu dan denah kursi prioritas lansia harus secara Efisien
(Komitmen Mutu) dan Sederhana (Anti Korupsi).
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat, maka dampaknya tidak akan ada denah kursi prioritas
lansia dan tidak akan ada kursi prioritas lansia.

3. Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahapan ini, awalnya saya akan membuat stiker yang akan
ditempel pada kursi yang sudah ditentukan. Setelah dicetak, stiker
langsung ditempel di kursi prioritas lansia dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat (Akuntabilitas : Orientasi Publik).
Analisa Dampak :
Jika nilai-nilai tersebut saya tidak terapkan pada saat melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Puskesmas Ampana
Barat, maka dampaknya tidak akan ada kursi prioritas lansia dan
tidak ada laporan tentang kegiatan kursi prioritas lansia ini,
2.3.3. JADWAL KEGIATAN
A. HOME CARE LANSIA
Juli 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Konsultasi dan membahas
rencana kegiatan
Konsultasi dan koordinasi 2. Memohon izin pelaksanaan
dengan Kepala Puskesmas kegiatan
1
Ampana Barat 3. Meminta arahan, petunjuk dan
masukan dari atasan
1. Mengambil data penduduk dan
data lansia di Kecamatan Ampana
Kota
Pendataan Lansia yang 2. Melakukan konsultasi dengan
akan dilakukan pelayanan Penanggung Jawab Lansia
2
Home Care 3. Memilih data lansia yang akan
dikunjungi
1. Melakukan anamnesa
2. Melakukan pemeriksaan fisik
Melakukan pelayanan 3. Memberikan penanganan pada
3 kesehatan lansia yang memiliki masalah
kesehatan
1. Menyampaikan hasil diagnosa ke
keluarga pasien
4 Edukasi
2. Edukasi ke keluarga pasien
1. Membuat daftar lansia yang
dikunjungi
2. Membuat laporan atas
permasalahan kesehatan yang
5 Evaluasi ditemukan dan penanganan yang
diberikan
Agustus 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1. Konsultasi dan membahas
rencana kegiatan
Konsultasi dan koordinasi
1 dengan Kepala Puskesmas 2. Memohon izin pelaksanaan
Ampana Barat kegiatan
3. Meminta arahan, petunjuk dan
masukan dari atasan
1. Mengambil data penduduk dan data
lansia di Kecamatan Ampana
Pendataan Lansia yang akan Kota
2 dilakukan pelayanan Home
Care 2. Melakukan konsultasi dengan
Penanggung Jawab Lansia
3. Memilih data lansia yang akan
dikunjungi
1. Melakukan anamnesa
Melakukan pelayanan 2. Melakukan pemeriksaan fisik
3 3. Memberikan penanganan pada
kesehatan
lansia yang memiliki masalah
kesehatan
1. Menyampaikan hasil diagnosa ke
4 Edukasi keluarga pasien
2. Edukasi ke keluarga pasien
1. Membuat daftar lansia yang
dikunjungi
5 Evaluasi 2. Membuat laporan atas
permasalahan kesehatan yang
ditemukan dan penanganan yang
diberikan
B. LOKET LANSIA
Juli 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Konsultasi dan membahas
rencana kegiatan
Konsultasi dan koordinasi
1 dengan Kepala Puskesmas
Ampana Barat 2. Memohon izin pelaksanaan
kegiatan

3. Meminta arahan, petunjuk dan


masukan dari atasan

1. Membuat alur pelayanan lansia

2 Merancang Loket Lansia 2. Membuat SOP Alur Pelayanan


Lansia

3. Membuat buku register dan kartu


antrian lansia

4. Membuat banner alur pelayanan


lansia

1. Menyiapkan bahan sosialisasi


Sosialisasi Alur Pelayanan
3
Lansia 2. Sosialisasi kepada pengunjung
puskesmas
1 2 3 4 5 6 7 Agustus 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1. Konsultasi dan membahas


rencana kegiatan
Konsultasi dan koordinasi
1 dengan Kepala Puskesmas
Ampana Barat 2. Memohon izin pelaksanaan
kegiatan

3. Meminta arahan, petunjuk dan


masukan dari atasan

1. Membuat alur pelayanan lansia

2 Merancang Loket Lansia


2. Membuat SOP Alur Pelayanan
Lansia

3. Membuat buku register dan kartu


antrian lansia

4. Membuat banner alur pelayanan


lansia

1. Menyiapkan bahan sosialisasi


Sosialisasi Alur Pelayanan
3
Lansia 2. Sosialisasi kepada pengunjung
puskesmas
C. KURSI PRIORITAS LANSIA
Juli 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1. Konsultasi dan membahas


rencana kegiatan

Konsultasi dan koordinasi


dengan Kepala Puskesmas 2. Memohon izin pelaksanaan kegiatan
1 Ampana Barat

3. Meminta arahan, petunjuk dan


masukan dari atasan

1. Mendata seluruh kursi tunggu


yang ada di Puskesmas

2. Memilih kursi yang akan


Membuat denah kursi prioritas menjadi kursi prioritas lansia
2 lansia
3. Membuat denah kursi tunggu dan
kursi prioritas lansia

1. Membuat stiker kursi prioritas


lansia

3 Pelaksanaan Kegiatan
2. Pemasangan stiker kursi prioritas
lansia
Agustus 2019
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1. Konsultasi dan membahas


rencana kegiatan

Konsultasi dan koordinasi 2. Memohon izin pelaksanaan


dengan Kepala Puskesmas kegiatan
1
Ampana Barat
3. Meminta arahan, petunjuk dan
masukan dari atasan

1. Mendata seluruh kursi tunggu


yang ada di Puskesmas

2. Memilih kursi yang akan


Membuat denah kursi menjadi kursi prioritas lansia
2 prioritas lansia

3. Membuat denah kursi tunggu dan


kursi prioritas lansia

1. Membuat stiker kursi prioritas


lansia

3 Pelaksanaan Kegiatan
2. Pemasangan stiker kursi prioritas
lansia

Anda mungkin juga menyukai