Anda di halaman 1dari 8

Uji Tuberkulin (Mantoux test)

Jurnal Tuberkolosis Indonesia Vol 3 No. 2


Uji tuberkulin merupakan salah satu dasar kenyataan bahwa infeksi oleh
Mycobacterium Tubercolosis akan menyebabkan reaksi delayed-type hypersensitivity
terhadap komponen antigen yang berasal dari ekstrak Mycobacterium Tubercolosis
atau tuberkulin. PPD yang dipakai ada 2 jenis yaitu PPD-S dibuat oleh Siebert dan
Glenn tahun 1939 yang sampai sekarang digunakan sebagai standart Internasional.
Sebagai dosis standart adalah 5 Tuberkulin Unit (TU) PPD-S yang diartikan aktivitas uji
tuberkulin ini dapat mengekskresikan 0.1 mg/0.1 ml PPD-S. WHO merekomendasikan
penggunaan 1 TU PPD RT 23 Tween 80 untuk penegakan diagnosis TB guna
memisahkan terinfeksi TB dengan sakit TB.
Imunologi
Reaksi uji tuberkulin yang dilakukan secara intradermal akan menghasilkan
hipersensitiviti tipe IV atau delayed-type hypersensitivity (DTH). Masuknya protein TB
saat injeksi akan menyebabkan sel T tersensitisasi dan menggerakkan limfosit ke
tempat suntikan. Limfosit akan merangsang terbentuknya indurasi dan vasodilatasi
lokal, edema, deposit fibrin dan penarikan sel inflamasi ke tempat suntikan seperti
tampak pada gambar dibawah ini:

Reaksi tuberkulin merupakan reaksi DTH. Protein tuberkulin yang disuntikkan di


kulit, kemudian diproses dan dipresentasikan ke sel dendritik/Langerhans ke sel T
melalui molekul MHC-II. Sitokin yang diproduksi oleh sel T, akan membentuk molekul
adhesi endotel. Monosit keluar dari pembuluh darah dan masuk ke tempat suntikan
yang berkembang menjadi makrofag. Produk sel T dan makrofag menimbulkan edema
dan bengkak. Test kulit positif maka akan tampak edema lokal atau infiltrat maksimal
48-72 jam setelah suntikan
Cara Pemberian Dan Pembacaan
Uji tuberkulin dilakukan dengan injeksi 0,1 ml PPD secara intradermal (dengan metode
Mantoux) di volar/permukaan belakang lengan bawah. Injeksi tuberkulin
menggunakan jarum gauge 27 dan spuit tuberkulin, saat melakukan injeksi harus
membentuk sudut 30 antara kulit dan jarum. Penyuntikan dianggap berhasil jika pada
saat menyuntikkan didapatkan indurasi diameter 6-10 mm. Uji ini dibaca dalam waktu
48-72 jam setelah suntikan. Hasil uji tuberkulin dicatat sebagai diameter indurasi
bukan kemerahan dengan cara palpasi. Standarisasi digunakan diameter indurasi
diukur secara transversal dari panjang axis lengan bawah dicatat dalam milimeter
Interpretasi Uji Tuberkulin
Untuk menginterpretasikan uji tuberkulin dengan tepat, harus mengetahui

sensitifitas dan spesifisitas juga uji ramal positif dan uji ramal negatif. dimana
sensitifitas dan spesifisitas 100%. Uji tuberkulin dilaporkan mempunyai hasil negatif
10-25% maka uji tuberkulin dapat diulang 3 bulan setelah suntikan pertama. Hasil uji
tuberkulin yang positif dapat diartikan sebagai seseorang tersebut sedang terinfeksi
basil TB. Hasil yang dilaporkan adalah indurasi lokal (bukan kemerahan) dengan
palpasi, diameter transversal dan dicatat dalam millimeter. Interpretasi ukuran
diameter uji tuberkulin. Dengan dasar sensitifitas dan spesifisitas, prevalensi TB
masing-masing kelompok dapat dibedakan. Terdapat 3 cut-off point yang
direkomendasikan untuk mengartikan reaksi uji tuberkulin.
Indurasi 5mm
Close contac dgn
individu yang
diketahui/suspek TB
dalam waktu 2 tahun.
Suspek TB aktif dengan
bukti dari klinis dan
radiologis.
Terinfeksi HIV
Individu dengan
perubahan radiologis
berupa fibrotik, tanda TB
Individu yang
transplantasi organ dan
imuncompromised.

Indurasi 10mm
Datang dari daerah
dengan prevalensi tinggi
TB
Individu dengan HIV
negatip tetapi pengguna
napza
Konversi uji tuberkulin
menjadi 10 mm dalam 2
tahun
Individu dengan kondisi
klinis yang merupakan
resiko tinggi TB :
DM, malabsorbsi, crf,
tumor di leher dan
kepala, leukemia,
lymphoma, penurunan
bb > 10% dan silikosis

Indurasi 15mm
Bukan resiko tinggi
tertular TB
Konversi uji tuberkulin
menjadi > 15 mm
setelah 2 tahu

Vaksinasi BCG Terhadap Uji Tuberkulin


Imunisasi BCG secara luas digunakan untuk mencegah TB yang berat. Data
yang didapat menyatakan bahwa BCG dapat memproteksi TB secara luas dan
meningitis TB meskipun tidak dapat melawan TB pada anak dan dewasa. Imunisasi
BCG dapat menyebabkan reaksi uji tuberkulin menjdai positif tetapi keadaan ini
berlangsung selama beberapa tahun setelah BCG diberikan. Reaksi ini umumnya kecil
(< 6mm). Jika reaksi uji tuberkulin dengan ukuran yang lebih besar dapat
menggambarkan positif atau abnormal, yang diartikan sebagai seeorang tersebut
terpapar dengan basil TB, terdapat antibodi terhadap basil TB dan sewaktu-waktu
dapat menjadi akti
Sumber :
Kenyorini, Suradi, Eddy Surjanto
Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakar

Diagnosis TB
Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya M. Tuberculosis pada
pemeriksaan sputum atau bilasna lambung, cairan serebrospinal , cairan pleura
atau pada biopsi jaringan. Kesulitan menegakkan diagnosa pasti pada anak yaitu
sedikitnya jumlah kuman (paucibaciliary) dan sulitnya pengambilan sputum
Pertimbangkan tuberkolosis pada anak jika :
Anamnesis
Gejala sistemik/umum TB anak adalah sebagai berikut:
1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik
dengan adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya
perbaikan gizi yang baik.
2. Demam lama (>2 minggu) dan atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain).
Demam umumnya tidak tinggi.
3. batuk lama >3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda
atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah
dapat disingkirkan. dengan atau tanpa wheeze.
4. Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa
5. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh
(failure to thrive).
6. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
7. Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan
pengobatan baku diare.
Pemeriksaan Fisik
1. Pembesaran kelenjar limfe leher, aksila, dan inguinal
2. Pembengkan progresif atau deformitas tulang, sendi, lutut dan phalang
3. Uji Tuberkulin. Biasanya positif pada anak TB paru tetapi bisa negatif pada
anak dengan TB milier atau yang juga menderita HIV/AIDS, gizi buruk atau
baru menderita campak.
4. Pengukuran berat badan menurut umur atau lebih baik pengukuran berat
badan menurut panjang atau tinggi badan.
Sistem Skoring TB
Catatan
Diagnosis sitem skoring ditegakkan oleh dokter
Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit) pasien langsung
didiagnosis tuberkolosis
Berat badan dinilai saat pasien datang
Demam dan batuk tidak respon terhadap terapi sesuai baku puskesmas
Foto dada bukan alat diagnostik utama pada TB Anak
Semua anak dengan Reaksi cepat BCG (Reaksi lokal timbul <7 hari setelah
penyuntikan harus dievaluasi dengan sistem skoring Tb anak
Anak didiagnosis TB jika jumlah skor 6 (skor maksimal 13)
Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi
lebh lanjut.

Patofisiologi DHF

Patofisiologi DHF

Anda mungkin juga menyukai