Anda di halaman 1dari 16

Dokter Muda THT- KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

Clinical Science Session (CSS)

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dengan Kolesteatoma

Makalah Clinical Science Session (CSS)


Diajukan ke Bagian Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, dan Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai
Pemenuhan Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik

Oleh :
Devin Mahendika 2040312030
Kaharudin 1840312770
Dian Herdianti 1840312718

Preseptor :
dr. Rossy Rosalinda, Sp. THT-KL (K), FICS
dr. Fachzi Fitri, Sp. THT-KL (K), MARS

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL


RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
Dokter Muda THT- KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, Segala puji hanyalah milik Allah S.W.T, Rabb semesta alam
yang menguasai seluruh isi langit dan bumi, memiliki semua ilmu pengetahuan dan senantiasa
memberi nikmat, rahmat, karunia serta petunjuknya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Clinical Science Session (CSS) dengan judul “Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dengan
Kolesteatoma” sebagai syarat memenuhi tugas di kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, dan Leher (THT-KL) RSUP DR. M. Djamil Padang. Selain
itu, besar harapan penulis dengan adanya makalah clinical science session ini dapat menambah
pengetahuan para pembaca mengenai otitis media supuratif kronik (OMSK) dengan kolesteatoma.
Salawat beserta salam untuk Nabi Muhammad S.A.W yang telah mengajarkan kita menjadi manusia
yang bermartabat dengan amal dan ilmu.
Penulis menyadari keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Yuliandri, S.H, M.H selaku Rektor Universitas Andalas, Prof. Dr. Mansyurdin, M.S
selaku Wakil Rektor 1, Dr. dr. Wirsma Arif Harahap, Sp.B(K)-Onk selaku Wakil Rektor II, Ir.
Insannul Kamil, M.Eng, PhD. selaku Wakil Rektor III, dan Dr. Hefrizal Handra, M.Soc. selaku
Wakil Rektor IV yang telah menjadikan Universitas Andalas sebagai Universitas berkarakter dan
bermartabat sebagai tempat untuk menuntut ilmu.
2. Dr. dr. Rika Susanti, Sp.F selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Dr. dr. Efrida,
Sp.PK(K), M.Kes selaku Wakil Dekan I, Dr. Adrial, M.Kes selaku Wakil Dekan II, dan Dr. dr.
Hj. Netti Suharti, M.Kes selaku Wakil Dekan III yang telah menjadikan Fakultas Kedokteran
menjadi fakultas bertitel kesehatan sebagai garda terdepan yang mampu melaksanakan Tridharma
Perguruan Tinggi.
3. dr. Rossy Rosalinda, Sp.THT-KL(K), FICS dan dr. Fachzi Fitri, Sp.THT-KL(K), MARS selaku
preseptor yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam proses penyusunan makalah
clinical science session ini.
4. Rekan-rekan dokter muda bagian Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala, dan
Leher (THT-KL) yang juga turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah clinical science
session ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi, susunan bahasa maupun
sistematika penulisan clinical science session ini. Kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis berharap kiranya clinical science session ini dapat menjadi masukan bagi penulis
dan dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi tenaga medis dan profesi lain yang
terkait dengan masalah kesehatan khususnya mengenai otitis media supuratif kronik dengan
kolesteatoma.

Padang, 04 Oktober 2020

Penulis
Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 1
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

Clinical Science Session (CSS)

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dengan Kolesteatoma


1 1 1
Devin Mahendika , Kaharudin , Dian Herdianti

Affiliasi penulis : 1. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Manfaat Penulisan


Tenggorokan, Kepala, dan Leher (THT-KL), Fakultas Kedokteran
Manfaat penulisan clinical science session
Universitas Andalas, Rumah Sakit Dr. M. Djamil, Padang, Indonesia.
Korespondensi : Devin Mahendika, email: dmahendika@gmail.com (CSS) ini adalah menambah wawasan, pengetahuan,
Telp: 082382897564. dan sumber referensi mengenai otitis media supuratif
Preseptor Pembimbing : kronik (OMSK).
1. dr. Rossy Rosalinda. Sp.THT-KL(K), FICS.
2. dr. Fachzi Fitri, Sp.THT-KL(K), MARS.
Metode Penulisan
PENDAHULUAN Penulisan makalah ini menggunakan metode
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah tinjauan pustaka dengan merujuk ke berbagai literatur
peradangan pada mukosa telinga tengah dan ruang ilmiah, majalah ilmiah, artikel ilmiah, case report dan
mastoid yang berlangsung selama lebih dari dua bulan text-book.
yang ditandai dengan adanya perforasi pada membran
timpani dan keluarnya cairan secara terus menerus TINJAUAN PUSTAKA
1,2
atau hilang timbul dari liang telinga. Otitis media Anatomi Telinga
supuratif kronik merupakan salah satu penyakit 1. Telinga Luar
terbanyak di dunia terutama di negara berkembang Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang
dengan angka kejadian OMSK di Indonesia sekitar telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri
2
3,1%. dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga
Otitis media supuratif kronik (OMSK) berbentuk huruf S dengan panjang kira-kira 2,5-3 cm,
diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu tipe bahaya bagian sepertiga luar terdiri dari tulang rawan
(dengan kolesteatom) dan tipe aman (tanpa sedangkan dua pertiga dalam terdiri dari tulang. Pada
kolesteatom). OMSK juga bisa diklasifikasikan menjadi 1/3 luar liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen
fase tenang dan fase aktif dengan menilai sekret yang (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjer keringat
keluar dari perforasi membran timpani. Diagnosa pasti terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada 2/3
3
OMSK baru dapat ditegakkan di kamar operasi dengan dalam kelenjar serumen hanya sedikit dijumpai.
3
menemukan ada atau tidaknya kolesteatom. Membran timpani apabila dilihat dari liang
Keterlambatan dalam menegakkan diagnosis telinga berbentuk bundar dan cekung serta tampak
dan penatalaksanaan berakibat munculnya komplikasi oblik terhadap sumbu liang telinga. Pars flaksida
2,3,4
yang dapat meningkatkan angka kematian. (membran Shrapnell) merupakan bagian atas membran
Komplikasi dapat terjadi di ekstrakranial maupun timpani, sedangkan pars tensa (membran propria)
3
intrakranial. merupakan bagian bawahnya. Pars flaksida hanya
terdiri dari dua lapis sedangkan pars tensa terdiri dari
Batasan Masalah tiga lapis. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pada membran timpani disebut sebagai umbo. Suatu
anatomi dan fisiologi telinga, epidemiologi, etiologi dan reflek cahaya bermula dari umbo kearah bawah yaitu
faktor risiko, patofisiologi, diagnosis, pemeriksaan untuk membran timpani kiri searah pukul 7 sedangkan
penunjang, tatalaksana otitis media supuratif kronik pukul 5 untuk membran timpani kanan. Reflek cahaya
(OMSK) yang bersifat holistik dan komprehensif, disebabkan timbul karena serabut radier dan sirkuler
pada membran timpani. Apabila letak dari reflek cahaya
Tujuan Penulisan ini mendatar berarti terdapat gangguan pada tuba
3
Tujuan penulisan clinical science session eustachius.
(CSS) ini adalah untuk mengetahui anatomi dan
fisiologi telinga serta epidemiologi, etiologi, faktor risiko,
patogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis, diagnosis,
diagnosis banding,penatalaksanaan, komplikasi serta
prognosis otitis media supuratif kronik (OMSK). Selain
itu, sebagai pemenuhan tugas di kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala,
dan Leher.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

3
Batas-batas telinga tengah :
1. Luar : Membran timpani
2. Depan : Tuba eustachius
3. Bawah : Vena jugularis
4. Belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialis
pars vertikalis
5. Atas : Tegmen timpani
6. Dalam : Dari atas yaitu kanalis semi
sirkularis horizontal, kanalis fasialis,
oval window, round window, dan
promontorium.

3. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea dan vestibuler
yang terdiri dari tiga kanalis semisirkularis. Ujung dan
puncak koklea disebut helikotrema, yang
menghubungkan perilimfa skala timpani dan skala
vestibuli. Pada irisan melintang koklea tampak skala
3
Gambar 1. Anatomi Telinga. vestibuli sebelah atas, skala timpani dibawah,
keduanya berisi perilimfa. Diantara skala vestibuli dan
timpani terdapat skala media yang berisi endolimfa.
Dasar skala vestibuli disebut membran Reissner’s.
sedangan dasar skala media adalah membara basalis.
Pada membran basalis terdapat organ corti. Pada skala
media terdapat membran tektoria yang berbentuk lidah,
pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri
dari sel rambut dalam, sel rambut dalam, sela rambut
3
luar dan kanalis corti yang membentuk organ corti.

3
Gambar 2. Membran Timpani.

2. Telinga Tengah
Telinga tengah terdiri dari tulang pendengaran
yang saling berhubungan. Prosesus longus maleus
melekat pada membran timpani, maleus melekat pada
inkus dan stapes melekat pada inkus. Stapes
berhubungan dengan koklea terletak pada tingkap
lonjong (oval window). Pada pars flaksida membran
timpani terdapat suatu daerah yang disebut atik,
dimana disini terdapat aditus ad antrum, yaitu lubang
3
yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum Gambar 4. Anatomi Telinga Dalam.
mastoid. Tuba eustachius termasuk telinga tengah yang
berfungsi sebagai penghubung daerah nasofaring dan Fisiologi Telinga
3
telinga tengah. Proses mendengar diawali dengan bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang
menuju koklea. Getaran tersebut akan menggetarkan
membran timpani dan diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran. Energi getar
yang telah di amplifikasi akan diteruskan ke stapes
yang akan menggetarkan tingkap lonjong sehingga
perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran akan
diteruskan melalui membrane Reissner yang
mendorong endolimfa sehingga akan menimbulkan
gerak relatif antara membran basilaris dan membran
tektoria dan menyebabkan terjadinya defleksi
stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka
sehingga terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari
badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
Gambar 3. Anatomi Telinga Tengah.
3 depolarisasi sel rambut sehingga menimbulkan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

potensial aksi pada saraf auditorius sampai ke korteks seperti: mandi di kolam dan sungai yang terkontaminasi
3 9,10
pendengaran area 39-40 di lobus temporalis. dan membersihkan telinga dengan cotton buds.

Definisi Klasifikasi
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah Letak perforasi di membran timpani penting
kondisi penyakit yang terkait dengan peradangan kronis untuk menentukan tipe atau jenis OMSK. Perforasi
telinga tengah yang ditandai dengan perforasi membran membran timpani dapat ditemukan di daerah sentral,
timpani yang persisten dengan otore mukopurulen yang marginal, atau atik. Sehingga berdasarkan lokasi
berulang atau persisten yang sudah berlangsung lebih terjadinya perforasi, OMSK dapat dibagi menjadi tiga
3,5
dari 2 bulan. yaitu perforasi sentral, perforasi marginal, atau perforasi
3
atik.
Epidemiologi Pada perforasi sentral, perforasi terdapat di
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi masih
merupakan penyebab utama gangguan pendengaran ada sisa membran timpani. Pada perforasi marginal
yang didapat, terutama di negara-negara berkembang. sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan
OMSK seringkali memerlukan perawatan mahal dan anulus atau sulkus timpanikum. Perforasi atik ialah
3
operasi telinga, serta dapat menyebabkan komplikasi perforasi yang terletak di pars flaksida.
parah atau fatal seperti mastoiditis, kelumpuhan saraf
wajah, labirinitis, petrositis, abses otak, meningitis, dan
tromboflebitis. Otitis media supuratif kronis (OMSK)
juga dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Otitis
media supuratif kronis (OMSK) menyerang 65 hingga
330 juta orang di seluruh dunia, dan lebih dari setengah
pasien ini memiliki gangguan pendengaran yang
signifikan. Di seluruh dunia, OMSK bertanggung jawab
atas sekitar 28.000 kematian setiap tahun, dan penyakit
6
ini melibatkan lebih dari 2 juta orang setiap hari.

Etiologi
Etiologi otitis media supuratif kronis (OMSK)
secara umum baik yang bersifat benigna maupun
bersifat maligna yang lebih dikenal dengan OMSK Gambar 5. Lokasi Perforasi pada Membran Timpani.
3

dengan kolesteatoma adalah infeksi campuran bakteri


patogen aerob dan anaerob yang menghasilkan sekret
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dapat
purulen yang berbau busuk. Bakteri patogen aerob
dibagi menjadi OMSK tipe aman (benigna) dan tipe
diantaranya Psedomonas aeruginosa, Staphylococcus
bahaya (maligna). Pada OMSK tipe aman, peradangan
aureus dan Staphylococcus epidermidis, Proteus. sp,
yang terjadi hanya terbatas pada mukosa saja dan
Klebsiella pneumoniae, dan Eschericia coli. Bakteri
biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi membran
patogen anaerob diantaranya Bacterioides fragilis,
timpani terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman
Peptococcus.sp, dan organisme Veillonella.sp.
jarang menumbulkan komplikasi yang berbahaya,
Penyebab OMSK terbanyak adalah Staphylococcus
karena pada tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.
aureus (41,25%), Pseudomonas sp.(37,5%), Coagulase
Sedangkan pada OMSK tipe bahaya, biasanya sudah
negative staphylococcus (11,25%), Klebsiella
disertai dengan adanya kolesteatoma. Perdangan
pneumoniae (7,5%), Escherichia coli (5%), dan Proteus
7,8 sudah mengenai tulang dengan perforasi membran
sp. (5%).
timpani biasanya ditemukan di daerah atik dan
Kejadian OMSK hampir selalu dimulai dengan
marginal. OMSK tipe bahaya ini sering menimbulkan
otitis media berulang pada anak, jarang yang dimulai 3
komplikasi yang berbahaya atau fatal.
setelah dewasa. Faktor yang menyebabkan otitis media
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) juga dapat
akut menjadi kronik antara lain pemberian terapi yang
dibedakan berdasarkan aktivitas sekret yang keluar
terlambat, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman
menjadi OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif
yang kuat, daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang),
adalah OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum
dan higienis yang jelek. Faktor risiko kejadian OMSK
timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang adalah
sering berkaitan dengan rendahnya sosial-ekonomi,
OMSK dengan keadaan kavum timpaninya terlihat
rendah zink, selenium, kalsium, dan vitamin A, riwayat 3
basah atau kering.
dilakukan tindakan timpanostomi, sering infeksi saluran
nafas atas dan nasofaring, penyakit infeksi dan kronis, Patofisiologi
kondisi komorbid lainnya, seperti: celah bibir/ langit-
Pada OMSK terdapat perforasi membran
langit, down syndrome, atresia koana, dan mikrosefali,
timpani yang menetap baik di daerah sentral, marginal,
kurang higiene-nya dalam kehidupan sehari-hari,
atau atik. Perforasi yang terjadi merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya infeksi berulang, karena

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

selain terjadi perubahan pada tuba Eustachius dan metaplasia, mengatakan bahwa mukosa telinga tengah
3,10
kavum timpani, telinga tengah tidak terlindungi dari luar. mengalami metaplasia karena infeksi berulang.
Perubahan mukosa yang dapat terjadi pada OMSK
3,10
yaitu granulasi dan kolesteatoma.
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) tipe
aman dapat terjadi oleh karena proses patologi pada
telinga tengah yang didahului dengan kelainan fungsi
tuba. Fokus infeksi biasanya berasal dari nasofaring
(adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis) yang mencapai
telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fokus infeksi
juga dapat berasal dari telinga luar yang masuk ke
telinga tengah melalui perforasi membran timpani. Jika
dilakukan pengobatan yang cepat dan adekuat serta
perbaikan fungsi ventilasi telinga tengah, biasanya
proses patologi akan berhenti dan kelainan mukosa
3,10
akan kembali normal.
Mukosa telinga tengah memiliki kemampuan
10
yang besar untuk kembali normal. Namun, jika telah Gambar 7. Patogenesis Kolesteatoma.
terjadi perforasi membran timpani yang permanen,
mukosa telinga tengah akan terpapar oleh dunia luar Kolesteatom adalah suatu kista epitelial yang
sehingga memungkinkan terjadinya infeksi berulang berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi
3,10 terbentuk terus menumpuk sehingga kolesteatoma
setiap waktu dan berisiko terjadinya OMSK.
bertambah besar. Kolesteatoma terbagi atas dua jenis:
 Kolesteatoma kongenital, terbentuk pada
masa embriogenik dan ditemukan pada telinga
dengan membran timpani utuh tanpa tanda
infeksi. Biasanya terdapat pada kavum
timpani, petrosus mastoid, atau di
cerebellopontine angle.
 Kolesteatoma akuisital sekunder, proses
terbentuknya sesuai dengan teori imigrasi dan
metaplasi.
Kolesteatom merupakan media yang baik untuk tempat
pertumbuhan kuman, yang tersering adalah bakteri
Proteus.sp dan Pseudomonas aeruginosa. Kolesteatom
akan menekan dan mendesak organ di sekitarnya
sehingga, menimbulkan nekrosis terhadap tulang.
Terjadinya proses nekrosis pada tulang diperhebat
karena adanya proses pembentukan reaksi asam oleh
Gambar 6. Perbedaan Lapisan Mukosa pada Telinga pembusukan bakteri. Proses ini dapat menimbulkan
10
Normal, Otitis Media Efusi (OME), dan Otitis Medua terjadinya komplikasi.
10
Supuratif Kronik (OMSK). Berdasarkan derajat kerusakannya,
kolesteatom dibagi menjadi :
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) tipe  Tingkat 1 : Kolesteatoma terdapat di telinga
bahaya ditandai dengan terdapatnya kolesteatom. tengah tanpa adanya erosi tulang
Patogenesis dari kolesteatom masih menjadi pendengaran.
perdebatan, namun ada empat teori dasar patogenesis  Tingkat 2 : Terdapat erosi di satu atau lebih
kolesteatoma akuisital yaitu (1) teori invaginasi tulang pendengaran.
(Wittmaack’s theory), (2) teori hiperplasia (Ruedi’s  Tingkat 3 : Terdapat kolesteatoma di telinga
theory), (3) teori Invasi (Habermann’s theory), dan (4) tengah dan sel-sel mastoid tanpa adanya erosi
3,10
teori metaplasia (Sade’s theory). tulang pendengaran.
Teori invaginasi menyatakan bahwa terjadi  Tingkat 4 : sama dengan tingkat 3 tetapi
retraksi pada membran timpani pars flaksida oleh dengan erosi satu atau lebih tulang
karena tekanan negatif di telinga tengah menyebabkan pendengaran.
deskuamasi keratin tidak dapat dibersihkan. Teori  Tingkat 5 : Terdapat kolesteatoma di telinga
hiperplasia sel basal menyatakan bahwa sel basal pada tengah, mastoid, dan bagian lain dari tulang
lapisan germinal kulit berproliferasi karena adanya temporal, serta terdapat erosi pada satu atau
infeksi dan membentuk epitel skuamosa keratinisasi. lebih tulang pendengaran.
Teori invasi mengatakan epitel dari liang telinga/ 
Tingkat 6 : Kolesteatoma meluas di luar tulang
membran timpani luar tumbuh ke telinga tengah melalui temporal.
10

perforasi yang sudah ada sebelumnya. Teori

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

Manifestasi Klinis Mukosa telinga tengah dapat terlihat ketika


Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) akan perforasi berukuran besar. Biasanya, warnanya merah
menunjukkan gejala yang berbeda tergantung dari tipe muda pucat dan lembab; bila meradang akan tampak
nya. Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) tipe aman merah, edema dan bengkak. Kadang-kadang, polip
10
akan munjukkan gejala yang lebih ringan sedangkan dapat terlihat.
11
pada OMSK tipe bahaya akan menunjukkan gejala a. Anamnesis.
10
yang lebih berat.  Riwayat keluar cairan telinga ilang timbul atau
Tabel 1. Perbedaan Gejala OMSK Tipe Aman dan terus menerus lebih dari 2 bulan, sekret yang
10 keluar iasanya tidak berbau.
Tipe Bahaya.
 Gangguan pendengaran.
Tipe Aman Tipe Bahaya
 Dapat disertai gangguan keseimbangan.
Banyak, mukoid, tidak Sedikit, purulen,
Sekret
berbau berbau busuk  Nyeri telinga.
Perforasi Sentral Atik atau marginal  Tinitus
11
Granulasi Jarang Sering b. Pemeriksaan Fisik.
Polip Pucat Merah dan berair Pemeriksaan otoskopi ditemukan :
Kolesteatom Tidak ada Ada  Perforasi membran timpani berupa perforasi
Komplikasi Jarang Sering sentral, atau subtotal tanpa ada kolesteatoma.
Audiogram
Tuli konduktif ringan Tuli konduktif dan/  Dapat disertai atau tanpa sekret.
hingga sedang atau tuli sensorineural
Bila terdapat sekret dapat berupa :
 Warna: jernih, mukopurulen atau bercampur
1. Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) Tipe
darah.
Benigna
 Jumlah: sedikit (tidak mengalir keluar liang
Sekret telinga pada OMSK tipe aman bersifat
telinga) atau banyak (mengalir atau menempel
mukoid atau mukopurulen, dapat keluar secara konstan
pada bantal saat tidur).
atau intermiten. Keluarnya cairan sebagian besar
 Bau: tidak berbau atau berbau (karena adanya
muncul saat infeksi saluran pernapasan bagian atas
10 kuman anaerob)
atau saat air masuk secara tidak sengaja ke telinga. 11
c. Pemeriksaan Penunjang.
Gangguan pendengaran juga dapat terjadi
 Dapat dilakukan pemeriksaan otomikroskopik/
pada OMSK, dan berupa tuli konduktif dengan
otoendoskopi.
keparahan bervariasi tetapi jarang melebihi 50 dB.
Kadang-kadang, pasien melaporkan adanya efek  Pemeriksaan penala.
paradoks, yaitu mendengar lebih baik saat ada kotoran  Audiometri nada murni.
daripada saat telinga kering. Hal ini disebabkan oleh  Audiometri tutur dapat dilakukakan terutama
"efek pelindung oval window" karena adanya sekret. untuk pemilihan sisi telinga yang dioperasi
Pada telinga kering dengan perforasi, gelombang suara pada kasus bilateral dengan perbedaan
mengenai oval window dan round window secara ambang dengar kurang 10 dB.
bersamaan, sehingga mengacaukan proses  Brainstem Evoked Response Audiometry
pendengaran. Dalam kasus yang berlangsung lama, (BERA) bila diperlukan.
koklea dapat mengalami kerusakan akibat terserapnya  Dianjurkan High Resolution Computer
toksin dari oval window dan round window sehingga Tomography (HRCT) mastoid potongan aksial
10
gangguan pendengaran menjadi tipe campuran. koronal tanpa kontras ketebalan 0.6 mm. Foto
Perforasi pada OMSK tipe aman selalu polos mastoid Schuller masih dapat dilakukan
terletak di daerah sentral, mungkin terletak di anterior, bila fasilitas computed tomoghraphy (CT)-scan
posterior atau inferior dari maleus. Perforasi bisa kecil, tidak tersedia.
sedang, atau besar hingga meluas ke annulus  Dapat dilakukan kultur dan resistensi sekret
10
(subtotal). telinga, yang diambil di poliklinik dengan
bahan sekret liang telinga dan saat operasi :
dengan bahan sekret rongga mastoid.
 Dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tuba
Eustachius.
 Pemeriksaan fungsi keseimbangan.
 Pemeriksaan fungsi saraf fasialis.
 Dapat dilakukan paper patch test.
 Dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi
jaringan saat operasi.
 Persiapan operasi : disesuaikan dengan PPK
Tindakan operasi yang dilakukan.

Gambar 8. Perforasi Subtotal pada Membran


10
Timpani.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

11
d. Kriteria Diagnosis.
 Riwayat keluar cairan dari telinga terus
menerus atau hilang timbul lebih dari dua
bulan dengan atau tanpa gejala lain, adanya
perforasi membran timpani dan tidak
ditemukan kolesteatoma pada pemeriksaan
fisik atau tidak ada kecurigaan adanya
kolesteatoma pada pemeriksaan patologi
anatomi atau pemeriksaan radiologi.
11
e. Diagnosis.
 Chronic tubotympanic suppurative otitis media
(ICD 10: H66.1)
 Central perforation of tympanic membrane
(ICD 10:H72.0)
11
f. Diagnosis Banding.
 Acute suppurative otitis media (ICD 10: H66.0)
 Otitis Media Supuratif Kronik tipe Bahaya

2. Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) Tipe


Maligna
Pada OMSK tipe bahaya, sekret biasanya
Gambar 9. Jaringan Granulasi yang Sering Ditemukan
sedikit, tetapi selalu berbau busuk karena kerusakan 10
(panah).
tulang. Jumlah sekret mungkin sangat sedikit sehingga
pasien bahkan mungkin tidak menyadarinya. Sekret
yang tiba-tiba berhenti sepenuhnya harus diperhatikan
dengan serius, karena ada kemungkinan perforasi
tertutup oleh sekret yang sudah mengering, mukosa
yang meradang atau polip, yang menghalangi aliran
keluar cairan. Nanah, dalam kasus ini, mungkin
menemukan jalannya secara internal dan
10
menyebabkan komplikasi.
Pendengaran pada OMSK tipe bahaya dapat
normal jika osikel masih utuh atau ketika kolesteatoma
yang telah menghancurkan osikel, menjembatani celah
yang disebabkan oleh tulang tulang yang rusak
(pendengaran kolesteatoma). Gangguan pendengaran
sebagian besar bersifat konduktif tetapi tuli
10
sensorineural dapat terjadi.
Perdarahan dapat terjadi dari granulasi atau
polip saat membersihkan telinga. Perforasi membran
timpani pada OMSK tipe bahaya cenderung di daerah
atik atau marginal posterosuperior. Perforasi atik yang
kecil mungkin terlewatkan karena adanya sekret yang
mengering. Terkadang, area perforasi tertutup oleh
10
granuloma kecil.
Kantong retraksi juga dapat terlihat pada
Gambar 10. Debris Keratin Dalam Kantong Retraksi
OMSK tipe bahaya. Invaginasi membran timpani terlihat 10
Atik.
di daerah atik atau daerah posterosuperior pars tensa.
Derajat retraksi dan invaginasi bervariasi. Pada tahap
Kolesteatoma adalah hal yang membedakan
awal, kantung masih dangkal dan dapat membersihkan
OMSK tipe aman dan tipe bahaya. Pada OMSK tipe
diri sendiri tetapi kemudian saat kantung menjadi
10 bahaya, serpihan kolesteatoma berwarna putih mutiara
dalam, massa keratin terakumulasi dan terinfeksi.
dapat dihisap dari kantong retraksi. Pembersihan
dengan suction dan pemeriksaan di bawah mikroskop
merupakan bagian penting dari pemeriksaan klinis dan
10
penilaian semua jenis OMSK.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe


Bahaya biasanya didapat tuli konduktif berat karena
putusnya rantai tulang pendengaran. Penurunan fungsi
koklea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan
berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui
foramen rotundum atau fistula labirin tanpa terjadinya
labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif
9,13
akan terjadi tuli sensorineural berat.

c. Nyeri Telinga (Otalgia)


Pada OMSK, keluhan nyeri dapat karena
terbendungnya drainase sekret. Nyeri dapat
menandakan adanya ancaman komplikasi akibat
hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter
atau dinding sinus lateralis, atau ancaman
pembentukan abses otak. Nyeri telinga dapat juga
berupa manifestasi dari otitis eksterna sekunder. Nyeri
merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK
Gambar 11. Kolesteatoma Akuisital Sekunder Akibat seperti petrositis, subperiosteal abses atau trombosis
10 10,14
Pertumbuhan Epitel Keratin pada Tepi Perforasi. sinus lateralis.

a. Telinga berair (otorrhoea) d. Vertigo


Sekret bersifat purulen atau mukoid Vertigo pada penderita OMSK merupakan
tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus gejala yang serius. Keluhan vertigo merupakan tanda
dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin
tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan oleh kolesteatoma. Vertigo yang timbul biasanya akibat
yang keluar mukopurulen yang tidak berbau busuk perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada
yang sering kali sebagai reaksi inflamasi mukosa panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi
telinga tengah oleh perforasi membran timpani. hanya karena perforasi besar membran timpani yang
Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Meningkatnya akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang
jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam
atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Fistula
mandi atau berenang. OMSK stadium inaktif tidak merupakan temuan yang serius pada OMSK, karena
dijumpai adannya sekret telinga. Sekret yang sangat infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan
bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan
10,13
kolesteatoma dan produk degenerasi kolesteatoma bisa berlanjut menjadi meningitis.
yang terlihat keping-keping kecil, berwarna putih,
11
mengkilap. Pada OMSK tipe bahaya unsur mukoid dan a. Anamnesis.
sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena  Riwayat sering keluar cairan dari telinga atau
rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang terus menerus dan berbau, dapat disertai
bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan darah lebih dari 2 bulan.
granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda  Gangguan pendengaran.
adanya kolesteatoma. Sekret yang encer berair tanpa  Tinitus.
12,13,14
nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.  Nyeri telinga.
 Gejala komplikasi :
b. Gangguan Pendengaran  Intra temporal : vertigo, muka
Gangguan pendengaran tergantung dari mencong, ketulian total.
derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran.  Ekstra temporal : bisul di belakang
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun ada juga daun telinga, mual, muntah, nyeri
bersifat tuli campuran. Gangguan pendengaran kepala hebat, penurunan kesadaran,
mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, demam tinggi.
karena daerah yang sakit ataupun kolesteatoma dapat
11
menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. b. Pemeriksaan Fisik.
Bila tidak dijumpai kolesteatoma, tuli konduktif kurang  Terdapat kolesteatoma.
dari 20 dB ditandai bahwa rantai tulang pendengaran  Perforasi membran timpani atik, marginal atau
masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang- total.
tulang pendengaran menghasilkan penurunan  Liang telinga bisa lapang atau sempit bila
pendengaran lebih dari 30 dB. Berat ringan ketulian terjadi shagging akibat destruksi liang telinga
tergantung dari besar dan letak perforasi membran posterior.
timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem  Sekret mukopurulen/purulen yang berbau.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

 Dapat disertai jaringan granulasi di telinga  Malignant neoplasm of middle ear (ICD 10:
tengah. C30.1).
 Bila terdapat komplikasi dapat ditemukan
abses retroaurikular, fistel retroaurikular, Diagnosis
paresis fasialis perifer, atau ditemukan tanda Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala
tanda peningkatan tekanan intrakranial. klinik dan pemeriksaan THT terutama pemeriksaan
otoskopi, Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan
11
c. Pemeriksaan Penunjang. sederhana untuk mengetahui adanya gangguan
 Dapat dilakukan pemeriksaan otomikroskopik/ pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat
otoendoskopi. gangguan pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan
 Dapat dilakukan pemeriksaan kultur dan audiometri nada murni, audiometri tutur (speech
resistensi sekret liang telinga di poliklinik audiometry) dan pemeriksaan braintsem evoked
dengan bahan sekret liang telinga dan saat response audiometry (BERA) bagi pasien/anak yang
operasi dengan bahan sekret rongga mastoid. tidak kooperatif dengan pemeriksaan audiometri nada
 Dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi murni. Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen
sebelum atau durante operasi. mastoid serta kultur dan uji resitensi kuman dari sekret
9
 Dianjurkan HRCT mastoid potongan aksial telinga.
koronal tanpa kontras ketebalan 0.6 mm. Foto
polos mastoid Schuller masih dapat dilakukan a. Anamnesis
bila fasilitas CT-scan tidak tersedia. Anamnesis harus dilakukan untuk mengetahui
 CT scan kepala dengan dan tanpa kontras bila gejala sakit telinga, kotoran telinga, telinga ditarik-tarik
curiga adanya komplikasi intrakranial. atau menangis saat telinga disentuh, yang semuanya
 Pemeriksaan penala. menunjukkan adanya masalah telinga. Riwayat kotoran
telinga sebelumnya, terutama bila disertai dengan
 Audiometri nada murni.
episode pilek, sakit tenggorokan, batuk atau gejala
 Dapat dilakukan BERA.
infeksi saluran pernapasan atas lainnya, harus
 Pemeriksaan fungsi keseimbangan. 9
meningkatkan kecurigaan OMSK.
 Pemeriksaan fungsi saraf fasialis.
Riwayat pembersihan telinga yang parah,
 Untuk persiapan operasi : disesuaikan dengan
gatal-gatal, atau berenang yang dapat menimbulkan
PPK Tindakan operasi yang dilakukan.
trauma pada saluran telinga luar menunjukkan otitis
11 eksterna akut, dan biasanya bukan OMSK. Riwayat
d. Kriteria Diagnosis.
nyeri telinga menunjukkan otitis eksterna akut (OEA)
 Riwayat keluar cairan dari telinga terus atau otitis media akut (OMA), biasanya bukan OMSK.
menerus atau hilang timbul lebih dari dua Dalam kasus OMA, telinga hanya akan terasa sakit
bulan dengan atau tanpa gejala lain, adanya sampai gendang telinga mengalami perforasi. Jadi, jika
perforasi membran timpani dan ditemukan gejala utamanya adalah otore tanpa rasa sakit, durasi
kolesteatoma pada pemeriksaan fisik atau otore akan membantu membedakan OMA dan OMSK.
9

kecurigaan adanya kolesteatoma pada Anamnesis yang dapat diandalkan bergantung


pemeriksaan patologi anatomi atau pada ingatan yang baik dari pihak pasien atau
pemeriksaan radiologi. pengasuh, suatu sifat yang jarang terjadi karena baik
11 orang tua maupun guru anak-anak dengan otitis media
e. Diagnosis. telah terbukti dapat memperkirakan dengan andal
Otitis Media Supuratif Kronik tipe Bahaya: jumlah episode otitis media, tingkat gangguan
 Chronic atticoantral suppurative otitis media pendengaran, atau kemungkinan dampak dari kondisi
(ICD 10:H66.2). tersebut. Di negara berkembang, otore sering dilihat
 Cholesteatoma of middle ear (ICD 10:H7.1). sebagai bagian "normal" dari masa kanak-kanak.
9

 Attic perforation of tympanic membrane (ICD Penting untuk mempertimbangkan bahwa


10:H72.1). seringkali, anak-anak dapat menjadi asimtomatik atau
 Other marginal perforations of tympanic memiliki presentasi yang sangat kritis dengan
membrane (ICD 10:H72.2). komplikasi intrakranial. Sangat penting untuk
 Total and multiple perforations of tympanic menyelidiki apakah pasien pernah mengalami vertigo
membrane (ICD 10: H72.8). dan hubungannya dengan keluhan telinga. Semua
 Polyp of middle ear (ICD 10: H 74.4). pasien harus ditanyai tentang riwayat infeksi telinga,
pengobatan antibiotik terkini, dan pembedahan.
11
f. Diagnosis Banding. Masalah medis lainnya seperti rinitis alergi dan refluks
 Basal cell carcinoma skin of ear and external gastroesofagus harus diperhatikan serta paparan
16
auricular canal (ICD 10: C44.21). asap.
 Squamous cell carcinoma of skin of ear and Diagnosis OMSK dapat ditegakkan bila
external canal (ICD 10: C44.22). ditemukan perforasi membran timpani dengan riwayat
keluar cairan dari telinga (otore) menetap atau berulang

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

selama lebih dari dua bulan. Diagnosis OMSK dibuat merupakan kelanjutan dari otitis media akut (OMA),
berdasarkan gejala klinik dan berdasarkan hasil bakteri yang ditemukan pada sekret OMSK berbeda
17,18
pemeriksaan THT terutama otoskopi. dengan yang ditemukan pada OMA stadium supuratif.
Pada anamnesis, gejala yang paling sering Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah
dijumpai adalah telinga berair (otore), adanya sekret di Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan
liang telinga yang pada tipe aman sekretnya lebih Proteus sp. Sedangkan bakteri pada OMA stadium
banyak dan mukoid serta tidak berbau busuk. supuratif adalah Streptococcus pneumonie dan
18
Sedangkan pada tipe bahaya, sekret nya lebih sedikit, Haemophilus influenza.
berbau busuk, kadangkala disertai pembentukan
jaringan granulasi atau polip, sehingga sekret yang 3. Pemeriksaan Audiogram.
keluar dapat bercampur darah. Pasien terkadang Evaluasi audiometri dan pembuatan
datang dengan keluhan penurunan pendengaran audiogram nada murni untuk menilai hantaran tulang
17,18
ataupun darah yang keluar dari telinga. dan udara penting untuk mengetahui jenis dan derajat
Pada anamnesis juga perlu dicari tahu gangguan pendengaran serta untuk menentukan gap
mengenai gejala-gejala yang menunjukkan sudah udara dan tulang. Audiometri tutur berguna untuk
terjadinya komplikasi pada OMSK tipe bahaya. Gejala menilai „speech reception threshold„ pada kasus
yang timbul umumnya berupa rasa nyeri, vertigo, sakit dengan tujuan untuk memperbaiki pendengaran.
kepala yang persisten, kelemahan pada wajah, demam, Pemeriksaan brainstem evoked response audiometry
mual dan muntah, kaku kuduk, diplopia, ataksia, dan (BERA) dapat dilakukan bagi pasien yang tidak
17,18 17
abses retroaurikular. kooperatif dengan audiometri nada murni.

b. Pemeriksaan Fisik 4. Pemeriksaan Fungsi Saraf Fasialis.


Pemeriksaan otoskopi dapat menunjukan letak Pemeriksaan fungsi saraf fasialis dapat
perforasi, ada atau tidaknya kolesteatoma, serta dilakukan untuk melihat apakah sudah terjadi erosi dari
kemungkinan adanya polip atau jaringan granulasi. Dari kanalis fasialis sehingga terjadi kelumpuhan nervus
5
perforasi dapat dinilai kondisi mukosa telinga tengah. fasialis perifer. Pemeriksaan fungsi saraf fasialis yang
Pada pemeriksaan juga dapat dilakukan suction dapat dilakukan berupa pemeriksaan fungsi motorik,
microscopy yang berguna untuk menghisap cairan yang tonus, sinkinesis, hemispasme, gustometri, schirmer
17
ada didalam telinga. Temuan ini selanjutnya akan test, dan pemeriksaan refleks stapedius.
18
dilakukan kultur dan uji sensitivitas antibiotik.
Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan Diagnosis Banding
sederhana yang dapat dilakukan untuk mengetahui Penting untuk mempertimbangkan keadaan
17
adanya gangguan pendengaran. patologis lain yang dapat muncul dengan gambaran
Selain itu, dua jenis otoskop dapat digunakan klinis yang mirip dengan otitis media supuratif kronis.
untuk mengevaluasi telinga: bedah atau operasi, dan Karena otorrhea adalah salah satu tanda yang paling
diagnostik atau pneumatik. Dengan memeriksa telinga, umum ditemui pada penyakit ini dan usia yang paling
derajat mobilitas membran timpani sebagai respon sering muncul biasanya kurang dari lima tahun,
terhadap tekanan negatif atau positif dapat dievaluasi keberadaan benda asing di saluran telinga perlu
untuk menilai adanya cairan di telinga tengah, ciri dari disingkirkan. Adanya bau busuk yang berasal dari
otitis media. Kelainan lain pada membran timpani yang telinga dapat membantu membedakan otorrhea yang
ditemukan adalah eritema, menggembung atau penuh, disebabkan oleh benda asing atau OMSK. Kondisi lain
atau retraksi ekstrem. Perawatan otitis media supuratif yang dapat disalah-artikan sebagai otitis media kronis
kronis perlu dipandu oleh investigasi mikrobiologis adalah miringitis dan otitis eksterna (keduanya memiliki
dengan penargetan mikroorganisme sesuai hasil. gejala otorrhea), tetapi dengan pemeriksaan fisik,
kedua hal tersebut dapat disingkirkan. Kondisi yang
c. Pemeriksaan Penunjang lebih serius yang juga harus disingkirkan adalah
1. Pemeriksaan Radiologi. mastoiditis, abses, dan meningitis. Dalam kasus ini,
Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada gejala klinis akan lebih parah, dan juga disertai dengan
13
penyakit telinga kronik memiliki nilai diagnostik yang gejala sistemik. Diagnosis banding dari OMSK dapat
13
terbatas bila dibandingkan dengan manfaat otoskopi berupa:
dan audiometri. Pemeriksaan radiologi biasanya  Neoplasma (jinak dan ganas).
memperlihatkan mastoid yang tampak sklerotik  Kolesteatoma.
dibandingkan mastoid yang satunya atau yang normal.  Petrositis.
Erosi tulang yang berada di daerah atik memberi kesan  Langerhans cell histiocytosis.
18
adanya kolesteatom.  Benda asing pada telinga.
2. Pemeriksaan Bakteriologis.  Trombosis sinus sigmoid.
Dapat dilakukan pemeriksaan kultur dan  Otitic hydrocephalus.
resistensi antibiotik dari sekret liang telinga untuk
 Abses ekstradural.
mengetahui penggunaan antibiotik yang cocok pada
17,18  Meningitis dan abses otak.
pasien. Meskipun perkembangan OMSK
 Labirinitis.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

Tatalaksana - Toilet telinga secara kering (dry mopping).


Pada waktu pengobatan haruslah dievaluasi Telinga dibersihkan dengan kapas lidi
faktor-faktor yang menyebabkan penyakit menjadi steril, setelah dibersihkan dapat di beri
kronis, perubahan-perubahan anatomi yang antibiotik berbentuk serbuk. Cara ini sebaiknya
menghalangi penyembuhan serta menganggu fungsi, dilakukan di klinik atau dapat juga dilakukan
dan proses infeksi yang terdapat di telinga. Bila oleh anggota keluarga. Pembersihan liang
didiagnosis kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan telinga dapat dilakukan setiap hari sampai
operasi, tetapi obat -obatan dapat digunakan untuk telinga kering.
3,19
mengontrol infeksi sebelum operasi. - Toilet telinga secara basah (syringing).
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis Telinga disemprot dengan cairan
penyakit dan luas infeksi, yang dapat dibagi atas: untuk membuang debris dan nanah, kemudian
konservatif dan operasi dibersihkan dengan kapas lidi steril dan diberi
A. Otitis Media Supuratif Kronik Benigna/Aman serbuk antibiotik. Meskipun cara ini sangat
a. Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Tenang efektif untuk membersihkan telinga tengah,
- Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, tetapi dapat mengakibatkan penyebaran
dan dinasehatkan untuk jangan mengorek infeksi ke bagian lain dan ke mastoid.
telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu Pemberian serbuk antibiotik dalam jangka
mandi, dilarang berenang dan segera berobat panjang dapat menimbulkan reaksi sensitivitas
bila menderita infeksi saluran nafas atas. pada kulit. Dalam hal ini dapat diganti dengan
- Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya serbuk antiseptik, misalnya asam borik dengan
dilakukan operasi rekonstruksi (miringoplasti, iodine.
timpanoplasti) untuk mencegah infeksi - Toilet telinga dengan pengisapan (suction
berulang serta gangguan pendengaran. toilet)
- Konservatif dua bulan atau miringoplasti Pembersihan dengan suction pada
dengan menggunakan amnion (dalam nanah dengan bantuan mikroskopis operasi
anestesi lokal): adalah metode yang paling populer saat ini.
- Bila perforasi menetap : Setelah itu dilakukan pengangkatan mukosa
 Diameter < 5 mm yang berproliferasi dan polipoid sehingga
Evaluasi 1 bulan, jika perforasi (+), dilakukan sumber infeksi dapat dihilangkan. Akibatnya
timpanoplasti dengan atau tanpa terjadi drainase yang baik dan resorbsi
mastoidektomi. mukosa. Pada orang dewasa yang kooperatif
 Diameter > 5mm cara ini dilakukan tanpa anastesi tetapi pada
Timpanoplasti dengan atau tanpa anak-anak diperlukan anestesi. Pencucian
mastoidektomi. telinga dengan H2O2 3% akan mencapai
b. Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Aktif sasarannya bila dilakukan dengan
Prinsip pengobatan OMSK adalah : “displacement method” seperti yang dianjurkan
- Bila sekret keluar terus menerus, liang telinga oleh Mawson dan Ludmann.
19,20
dibersihkan dari sekret dan diberi H2O2 3 %, 2. Pemberian Antibiotika :
- Obat tetes telinga yang mengandung - Antibiotik topikal
antibiotika (seperti: Ofloksasin tetes telinga, Pemberian antibiotik secara topikal pada
tidak ototoksik). telinga dan sekret yang banyak tanpa
- Antibiotika oral lini pertama: golongan dibersihkan dulu adalah tidak efektif. Bila
ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi sekret berkurang atau tidak progresif lagi
terhadap penisilin), sebelum hasil tes diberikan obat tetes yang mengandung
resistensi diterima. Bila dicurigai penyebabnya antibiotik dan kortikosteroid. Irigasi dianjurkan
telah resisten, atau dari tes resistensi terbukti dengan garam faal agar lingkungan bersifat
resisten diberikan antibiotika lini kedua atau asam yang merupakan media yang buruk
sesuai hasil kultur dan tes sensitivitas: untuk tumbuhnya kuman. Mengingat
amoksisilin-asam klavulanat, siprofloksasin, pemberian obat topikal dimaksudkan agar
levofloksasin, sefiksim, klindamisin, masuk sampai telinga tengah, maka tidak
sefadroksil. dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya
- Terapi fokal infeksi: dekongestan, mukolitik neomisin dan lamanya tidak lebih dari satu
1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling
(toilet telinga). baik dengan berdasarkan kultur kuman
Tujuan toilet telinga adalah membuat penyebab dan uji resistensi.
lingkungan yang tidak sesuai untuk Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada
perkembangan mikroorganisme, karena otitis media kronik adalah :
sekret telinga merupakan media yang baik - Polimiksin B atau polimiksin E
bagi perkembangan mikroorganisme. Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman
20
Cara pembersihan liang telinga (toilet telinga): gram negatif.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

- Neomisin 2. Mastoidektomi radikal


Obat bakterisid pada kuman gram positif dan Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe bahaya
negatif. Toksik terhadap ginjal dan telinga. dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas. Pada
- Kloramfenikol operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan
Obat ini bersifat bakterisid terhadap basil gram dari semua jaringan patolgik. Dinding batas antara liang
positif dan negatif kecuali Pseudomonas telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid
aeruginosa. diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut
menjadi satu ruangan. Tujuan operasi ini ialah untuk
19,20
- Antibiotik sistemik. membuang semua jaringan patologik dan mencegah
Pemilihan antibiotik sistemik untuk komplikasi intrakranial, sementara fungsi pendengaran tidak
OMSK juga sebaiknya berdasarkan kultur diperbaiki. Kerugian operasi ini ialah pasien tidak boleh
kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak berenang seumur hidupnya dan harus kontrol teraut ke
lebih dari satu minggu dan harus disertai dokter.Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur
pembersihan sekret profus. Bila terjadi pada rongga operasi serta membuat meatoplasti yang lebar
kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat
faktor penyebab kegagalan yang ada pada cacat anatomi, yaitu meatus liang telinga luar menjadi lebar.
penderita tersebut. 3. Mastoidektomi Radikal dengan Modifikasi (Operasi
Dengan melihat konsentrasi obat dan Bondy)
daya bunuhnya terhadap mikroba, antimikroba Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan
dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak kavum
pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding
Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ini
terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida adalah untuk membuang semua jaringan patologik dari
dan kuinolon. Golongan kedua adalah rongga mastoid dan mempertahankan pendengaran yang
antimikroba yang pada konsentrasi tertentu masih ada.
daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis 4. Miringoplasti
tidak menambah daya bunuh antimikroba Operasi ini merupakan operasi timpanoplasti yang
golongan ini, misalnya golongan beta laktam. paling ringan, dikenal juga dengan timpanoplasti tipe I.
Untuk bakteri aerob dapat digunakan golongan Rekonstruksi hanya dilakukan di membran timpani. Tujuan
kuinolon (siprofloksasin dan ofloksasin) atau operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga
golongan sefalosforin generasi III (sefotaksim, tengah pada OMSK tipe aman dengan perforasi yang
seftazidin, dan seftriakson) yang juga efektif menetap. Operasi ini dilakukan pada OMSK tanpa
untuk Pseudomonas, tetapi harus diberikan kolesteatoma dengan kerusakan yang lebih berat atau tidak
secara parenteral. sembuh dengan medikamentosa dan OMSK tipe aman fase
Untuk bakteri anaerob dapat tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh
digunakan metronidazol yang bersifat perforasi membran timpani.
bakterisid. Pada OMSK aktif dapat diberikan 5. Timpanoplasti
dengan dosis 400 mg per 8 jam selama 2 Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe aman
minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe aman
minggu. yang tidak bisa ditenagkan dengan pengobatan
medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan
19,20,21
Otitis Media Supuratif Kronik Maligna/Bahaya. penyakit serta memperbaiki pendengaran.
Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna Pada operasi ini selain rekonstruksi membran
adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang
medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang
sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses pendengaran yang dilakukan maka dikenal istilah
subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan timpanoplasti tipe II, III, IV, dan V. Sebelum rekonstruksi
tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi. dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani
Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan
yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis jaringan patologis. Tidak jarang operasi ini harus dilakukan
3
kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain : dua tahap dengan jarak waktu 6 sampai 12 bulan.

1. Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)


Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang
dengan pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan
tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid
dari jaringan patologik. Tujuannya adalah supaya infeksi
tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi
pendengaran tidak diperbaiki.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

10
Tabel 2. Jenis Timpanoplasti. Komplikasi
Komplikasi pada otitis media supuratif dibagi
atas komplikasi intratemporal (ekstrakranial) dan
intrakranial. Komplikasi intratemporal meliputi
mastoiditis, petrositis, labirintitis, paresis nervus fasialis
dan fistula labirin. Komplikasi intrakranial terdiri dari
abses atau jaringan granulasi ekstradural, tromboflebitis
sinus sigmoid, abses otak, hidrosefalus otik, meningitis
4,11,22,23
dan abses subdural.
Saat terjadi komplikasi, gejala biasanya
berkembang dengan cepat. Demam menandakan
terjadinya proses infeksi intrakranial atau selulitis
ekstrakranial. Edema dan kemerahan di belakang
6. Pendekatan ganda timpanoplasti (combined
telinga menandakan terjadinya mastoiditis yang
approach tympanoplasty)
berhubungan dengan abses subperiosteal. Nyeri retro
Operasi ini merupakan teknik operasi
orbita berhubungan dengan petrositis. Vertigo dan
timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK tipe
nystagmus mengindikasikan terjadinya labirintitis atau
aman atau OMSK dengan atau tanpa kolesteatoma
fistula labirin. Paresis nervus fasialis perifer biasanya
dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi ini
ipsilateral dengan telinga yang terinfeksi yang
ialah untuk menyembuhkan penyakit dan memperbaiki
disebabkan oleh OMSK dengan kolesteatom. Papil
pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi
edema terjadi akibat adanya peningkatan tekanan
radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang
intrakranial. Sakit kepala dan letargi biasanya juga
telinga). Membersihkan kolesteatom dan jaringan
menyertai komplikasi intrakranial. Meningismus
granulasi di membran timpani, dikerjakan melalui dua
berkaitan dengan meningitis dan kejang biasanya
jalan (combine approach) yaitu melalui liang telinga dan 22,23
diakibatkan oleh abses otak.
rongga mastoid dengan melakukan timppanotomi
Komplikasi OMSK juga dapat dikelompokkan
posterior. Teknik operasi ini pada OMSK tipe bahaya 3
sebagai berikut :
belum disepakati oleh para ahli, oleh karena sering
a) Komplikasi di telinga tengah : perforasi membran
kambuhnya kolesteatom kembali. ,
timpani persisten, erosi tulang pendengaran
paralisis nervus fasialis.
b) Komplikasi di telinga dalam : fistula labirin, labirinitis
supuratif, tuli saraf (sensorineural).
c) Komplikasi ekstradural : abses ekstradural,
,
trombosis sinus lateralis petrositis.
,
d) Komplikasi ke susunan safar pusat : meningitis
abses otak, hidrosefalus.

Prognosis
Prognosis dengan pengobatan lokal adalah
otorea dapat mengering. Tetapi sisa perforasi sentral
yang berkepanjangan memudahkan infeksi dari
nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna
khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan
10
membrana timpani disarankan.
Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan
berkembang menjadi meningitis, abses otak, paresis
fasialis atau labirinitis supuratif yang semuanya fatal.
Sehingga OMSK tipe Bahaya harus diobati secara aktif
10
sampai proses erosi tulang berhenti.
Prognosis pada penyakit OMSK tergantung
pada cepat lambatnya pengobatan. Semakin cepa
penanganan, maka prognosis pasien lebih baik. Pada
pasien OMSK yang terlambat mendapat penanganan
akan memiliki prognosis yang lebih buruk, karena akan
10
memperbesar resiko timbulnya komplikasi. Prognosis
berdasarkan jenis OMSK :

Gambar 12. Pedoman Tatalaksana Otitis Media


10
Supuratif Kronis.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

10
OMSK Tipe Aman Terjemahan Hartanto H, Suryono J, Matahari,
-
Ad vitam : bonam Diani A, Kosasih AA, Mahanani DA (2011).
-
Ad sanationam : dubia ad bonam Ilmu THT esensial. Jakarta: EGC, pp: 632-647.
-
Ad fungsionam : dubia ad bonam 8. Levi J, O'Reilly RC. Chronic suppurative otitis
10
OMSK Tipe Bahaya media (CSOM) : Pathogenesis,clinical
Ad vitam : dubia ad bonam manifestations,anddiagnosis. 2013.
Ad sanationam : dubia ad bonam http://www.uptodate.com/contents/chronicsupp
Ad fungsionam : dubia ad malam urative-otitis-media-csom-pathogenesis-
clinicalmanifestations-and-diagnosis. Diakses
KESIMPULAN pada Oktober 2020.
Otitis media supuratif kronik adalah radang 9. Soepardi EA dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan
kronik telinga tengah dengan perforasi membran Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher,
timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga edisi 6. FKUI, Jakarta 2011.
(otorea) lebih dari dua bulan, terus-menerus atau hilang 10. Dhingra PL. Disease of Ear, Nose, Throat,
timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau Head and Neck Surgery 7th edition. New
berupa nanah. Delhi: Elsevier. 2018.
Terdapat dua jenis OMSK yaitu OMSK tipe 11. Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung
Aman dan tipe Bahaya. Diagnosis dapat dibuat Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia.
berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT Panduan Praktik Klinis Prosedur Tindakan
terutama pemeriksaan otoskopi serta pemeriksaan Clinical Pathways Di bidang Telinga Hidung
penunjang. Prinsip terapi OMSK tipe Aman adalah Tenggorok - Kepala Leher. Pengurus Pus
konservatif atau dengan medikamentosa, sedangkan Perhati-KL [Internet]. 2015;1:9–17. Available
prinsip terapi OMSK tipe Bahaya adalah pembedahan. from: http://perhati-kl.or.id/wp-
Penatalaksaan segera dan tepat pada OMSK dengan content/uploads/2017/05/ppk-perhati-vol1-
komplikasi dapat meningkatkan angka kesembuhan okt2015.pdf.
dan mencegah kematian. 12. Snell, Richard, S. Anatomi klinik untuk
mahasiswa kedokteran. Edisi VI. Jakarta:
ECG. 2006.
DAFTAR PUSTAKA
13. Tuli BS. Textbook of Ear, Nose, and Throat.
1. Ahmed Z, Khan TZ R DU. Otogenic
New Delhi: Jaypee Brothers Medical
complications of otitis media : experience at
Publishers. 2013.
tertiary care hospital. Pak J Surg.
14. Bansal M. Disease of Ear, Nose, and Throat.
2016;32(1):49–53.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Publishers. 2013.
Pedoman manajemen kesehatan indera
15. World Health Organization. http://www.who.int.
penglihatan dan pendengaran. Keputusan
[Online].; 2004. Available from:
Menteri Kesehat Republik Indones Nomor 428
http://www.who.int/pbd/publications/Chronicsu
Tahun 2006.
ppurativeotitis_media.pdf.
3. Djaafar ZA, Helmi, Ratna D R. Kelainan
16. Emmett SD, Kokesh J KD. Chronic Ear
Telinga Tengah. In: Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Disease. Nov; Med Clin North Am.
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher,
2018;102(6):1063–79.
Edisi Ketujuh. Jakarta: Fakultas Kedokteran
17. Sun J, Sun J. Intracranial complications of
Universitas Indonesia; 2016.
chronic otitis media. Eur Arch
4. Sharma N AA. Complications of Chronic
Otorhinolaryngol.013;271(11):2923–6.
Suppurative Otitis Media and Their
18. Tyagi S, Srivastava M, Singh V, Kumar L.
Management : A Single Institution 12 Years
Chronic Suppurative Otitis Media : Clinical
Experience. Indian J Otolaryngol Head Neck
Presentation of Intracranial Complication in a
Surg. 2015;67(4):353–60.
Rural Area. J Evidance Based Med Healthc.
5. Abraham ZS, Ntunaguzi D, Kahinga AA, et al.
2015;2(40):6639–44.
Prevalence and etiological agents for chronic
19. Meyer TA, Strunk CL, Lambert PR.
suppurative otitis media in a tertiary hospital in
Cholesteatoma. In : Newlands SD et.al
Tanzania. BMC Res Notes. 2019;12(1):429.
(editor). Head & neck surgery otolaryngology.
6. Park M, Lee JS, Lee JH, Oh SH, Park MK.
4th ed. 2006. Philadelphia : Lippincolt williams
Prevalence and risk factors of chronic otitis
& wilkins. h. 2081-91
media: the Korean National Health and
20. Aarhus L, Tambs K, Kvestad E dan Engdahl B.
Nutrition Examination Survey 2010-2012.
Childhood otitis media: a cohort study with 30-
PLoS One. 2015;10(5):e0125905.
year follow-up of hearing (The hunt study). Ear
7. Boruk M, Rosenfeld RM (2004). Terapi
hearing J. 2015; 36(3): 302-8.
antimikroba pada THT. In: Lucente FE, Har-El
21. Yorgancillar E, Akkus Z, Gun R, Yildirim M,
G (eds).Essensial of otolaryngology,5th ed,
Bakir S, Kinis V et al. Temporal bone erosion
USA: Lippincott William and Wilkins, Inc.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020


Dokter Muda Siklus THT-KL Periode 28 September - 10 Oktober 2020 14
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang

in patient with chronic suppurative otitis media.


B-ENT J. 2013; 9(1): 17-22.
22. Ahmed Z, Khan TZ, Rahim DU. Otogenic
complications of otitis media : experience at
tertiary care hospital. Pak J Surg.
2016;32(1):49–53.
23. Arts A, Adam M. Intratemporal and intracranial
complication of otitis media. In: Jonas J,
Rosen C, editors. Bailey‟s Head & Neck
Surgery Otolaryngology. fifth. Lippincott
Williams & Wlkins; 2014. p. 2399–408.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas - 2020

Anda mungkin juga menyukai