Anda di halaman 1dari 16

Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

Oleh:

Aurelia Agantha S 1910312028

Farhan Royan Permanahadi 1910311014

Widya Try Firma 1910312033

Preseptor:

dr. Novialdi, SpTHT-KL(K), FICS

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA DAN LEHER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
2023

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session


Otitis Media Supuratif Kronis
S Agantha A, Permanahadi FR, Firma WT
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas RSUP Dr. M Djamil Padang

1. PENDAHULUAN 1.2 Tujuan Penulisan


1.1 Latar Belakang Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui
Otitis media supuratif kronis (OMSK) merupakan anatomi, fisiologi, definisi, klasifikasi, epidemiologi,
salah satu kondisi otologis paling umum yang etiologi, patogenesis, diagnosis, tatalaksana,
dilaporkan dalam praktik otorinolaringologi yang komplikasi dan prognosis pada Otitis Media Supuratif
umumnya dikaitkan dengan gangguan pendengaran Kronis
1
yang dapat dicegah. Otitis media supuratif kronis, 1.3 Manfaat Penulisan
didefinisikan sebagai peradangan kronis pada telinga Manfaat penulisan ini adalah menambah
tengah yang disertai dengan pengeluaran sekret telinga wawasan dan pengetahuan mengenai Otitis Media
berulang atau otore melalui perforasi timpani yang Supuratif Kronis.
terjadi selama > 2 bulan. Penyakit ini biasanya dimulai 1.4 Metode Penulisan
pada masa kanak-kanak sebagai perforasi membran Metode penulisan ini adalah studi kepustakaan
timpani spontan akibat infeksi akut pada telinga tengah, dengan merujuk berbagai literatur.
yang dikenal sebagai otitis media akut (OMA), atau
sebagai sekuel dari bentuk otitis media sekretori 2. TINJAUAN PUSTAKA
(OMS). OMSK dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe 2.1 Anatomi Telinga
1
dengan atau tanpa kolesteatoma. Anatomi telinga secara umum dibagi menjadi tiga
Prevalensi otitis media supuratif kronis (OMSK) bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
masih tinggi di negara berkembang. Hal ini disebabkan dalam.
oleh faktor sosioekonomi, higiene buruk dan kepadatan
penduduk. Menurut World Health Organization (WHO),
prevalensi OMSK adalah 2-4%.2 OMSK masih menjadi
penyakit infeksi dengan prevalensi tinggi di Indonesia.
Prevalensi OMSK di Indonesia sebesar 3,8% dari
jumlah populasi.3
Gangguan pendengaran umum terjadi pada
pasien OMSK. Gangguan pendengaran konduktif
derajat sedang sampai berat dapat terjadi pada dua
pertiga pasien, sehingga memengaruhi kualitas hidup
pasien.1 Prinsip penatalaksanaan OMSK adalah Gambar 2.1 Anatomi Telinga4

mengeradikasi infeksi dan koleteatoma, serta menutup a. Telinga Luar

perforasi membran timpani. Penatalaksanaan yang Telinga luar terdiri atas daun telinga (pinna) dan

tidak tepat dapat menyebabkan komplikasi yang terjadi liang telinga (meatus acusticus externus) hingga

karena sawar (barier) pertahanan telinga tengah membran timpani. Pinna terdiri dari tulang rawan elastin

dilewati, akibatnya infeksi dapat menjalar ke struktur dan kulit, serta mempunyai otot intrinsik dan ekstrinsik

disekitarnya, yang apabila mengarah ke dalam ke arah yang disarafi oleh nervus fasialis. meatus acusticus

tulang temporal, menyebabkan paresis nervus fasialis externus berbentuk huruf S, dengan rangka tulang

atau labirinitis. Bukan hanya itu saja, apabila infeksi ke rawan pada sepertiga bagian luar dan duapertiga

arah kranial menyebabkan abses ekstradural, bagian dalam terdiri dari tulang. Meatus acusticus

tromboflebitis sinus lateralis, meningitis dan abses externus ang telinga dilapisi oleh kulit dan sepertiga

otak.3 bagian luarnya mempunyai rambut, kelenjar sebasea,


dan kelenjar seruminosa. Panjang Meatus acusticus

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

externus adalah sekitar 25 - 30 mm.5


Gendang telinga (membran timpani) dapat dilihat
pada pemeriksaan klinis dengan menggunakan
otoskop. Membran timpani berbentuk oval dan cekung
bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik
terhadap sumbu liang telinga. Membran timpani terdiri
dari pars flaksida (membran Shrapnell) di bagian
superior dan pars tensa (membran propria) di bagian
inferior. Pars flaksida terdiri dari dua lapisan, yaitu
lapisan luar yang merupakan lanjutan epitel kulit liang
telinga dan lapisan dalam yang terdiri dari sel kubus
bersilia, seperti epitel mukosa saluran nafas. Gambar 2.3 Zona Rongga Timpani8
Sedangkan pada pars tensa memiliki satu lapisan lagi c. Telinga Dalam
di tengah, terdiri dari serat kolagen dan serat elastin.4 Telinga dalam memiliki struktur spiral yang dikenal
sebagai koklea (rumah siput) yang merupakan dua
Membran timpani dibagi menjadi 4 kuadran
dengan menarik garis searah dengan prosesus longus setengah lingkaran vestibuler yang terdiri dari 3 buah
kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak dari koklea
maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di
disebut helikotrema yang merupakan penghubung
umboyaitu superior-anterior, superior-posterior,
perilimfe skala timpani dengan skala vestibuli. Tiga
inferior-anterior dan inferior-posterior. Kuadran ini
buah kanalis semisirkularis ini saling berhubungan
penting untuk menentukan letak perforasi pada
secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang
membran timpani. Bayangan penonjolan bagian bawah
tidaklengkap.5
maleus pada membran timpani disebut sebagai umbo.
Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light)
ke arah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran
timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani kanan.6

Gambar 2.4 Telinga Dalam4


Pada irisan melintang koklea tampak skala
vestibuli pada irisan sebelah superior koklea, skala
media atau duktus koklearis pada bagian tengah, dan
skala timpani pada bagian bawah. Perilimfe mengisi
Gambar 2.2 Membran Timpani4
dari skala vestibuli dan skala timpani, sedangkan
b. Telinga Tengah
endolimfe mengisi dari skala media.8 Ada perbedaan
Telinga tengah (rongga timpani) dipisahkan oleh
ion dan garam yang terdapat pada perilimfe dan
membran timpani dari telinga luar, fenestra ovalis dan
endolimfe yang berperan penting untuk pendengaran.
fenestra rotundum dari telinga dalam.7 Rongga timpani
Dasar dari skala vestibuli disebut dengan membran
dibagi menjadi tiga zona yaitu epitympanum,
vestibuli (Reissner’s membrane). Sedangkan dasar
mesotympanum, dan hypotympanum. Pada
skala media disebut membran basalis, yang merupakan
epitympanum, terdapat tulang-tulang pendengaran
letak dari organ Corti. Organ Corti terbentuk dari kanalis
(ossicles auditiva) yang tersusun dari luar ke dalam
Corti, sel rambut dalam dan sel rambut luar yang
yaitu maleus, incus, dan stapes. Pada zona
melekat pada membran basal. Pada skala media ini
hypotympanum terdapat sebuah saluran yang
juga terdapat bagian berbentuk lidah yang disebut
menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring,
membran tektoria.9
saluran ini dinamakan Tuba Eustachius.5

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

2.3 Fisiologi Tuba Eustachius


a. Fungsi Ventilasi
Pada keadaan normal, telinga tengah merupakan
ruang tertutup dan berisi udara. Mukosa telinga tengah
secara perlahan-lahan akan mengabsorbsi udara dan
nitrogen dari telinga tengah sehingga akhirnya tekanan
udara dalam telinga tengah akan menurun. Dengan
terbukanya tuba Eustachius secara periodik maka
udara akan masuk untuk menyeimbangkan tekanan di
telinga tengah.6
Pembukaan lumen tuba Eustachius dapat terjadi
baik secara aktif dan pasif. Pembukaan secara aktif
Gambar 2.5 Organ Corti8
terjadi oleh kontraksi muskulus tensor veli palatine pada
2.2 Fisiologi Pendengaran
saat menelan, menguap atau mengunyah. Pembukaan
Proses pendengaran diawali dengan
secara pasif terjadi jika tekanan didalam kavum timpani
ditangkapnya energi bunyi oleh pinna dalam bentuk
lebih tinggi dari pada tekanan atmosfir.7
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
b. Fungsi Drainase
koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran
Mukosa kavum timpani dan tuba Eustachius
timpani diteruskan ke telinga tengah melalui tulang
memiliki sel-sel yang yang menghasilakn sekret. Tuba
pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran.
Eustachius mengalirkan secret ini dari kavum timpani
Getaran ini diteruskan ke stapes yang menggerakkan
kearah nasofaring dengan suatu transpor mukosiliar.
fenestra ovalis sehingga perilimfa pada skala vestibuli
Fungsi drainase secret oleh tuba Eustachius
bergerak.6
dipengaruhi oleh aktifitas sel-sel bersilia, grafitasi,
Getaran diteruskan melalui membrana Reissner
gradasi tekanan udara sepanjang tuba Eustachius dan
yang mendorong endolimfa, sehingga akan
viskositas secret itu sendiri.6,7
menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris
c. Fungsi Proteksi
dan membran tektorium. Proses ini merupakan
Pada keadaan normal tuba eustachius selalu
rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya
dalam keadaan tertutup sewaktu istirahat.Dengan
defleksi stereosilia sel-sel rambut sehingga kanal ion
demikian dapat menghalangi sekret dan kuman dari
terbuka dan teriadi pelepasan ion bermuatan listrik dari
nasofaring masuk kedalam kavum timpani. Bluestone1
badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
menganalogikan fungsi proteksi dari tuba Eustachius,
depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan
kavum timpani dan sel-sel mastoid sebagai labu
neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan
Erlenmeyer dengan leher yang panjang dan sempit.
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu
Mulut labu diumpamakan sebagai orifisium nasofaring,
dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks
leher labu sebagai ismus tuba Eustachius, dan bulbus
pendengaran (area 39– 40) di lobus temporalis.6
labu sebagai kavum timpani dan mastoid.6,7

Gambar 2.6 Fisiologi Mendengar5


Gambar 2.7 Fisiologi Tuba Eustachius7

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

2.4 Definisi dan Klasifikasi kondisi sosial ekonomi, kebersihan, dan nutrisi yang
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah suatu buruk sering dikaitkan dengan perkembangan OMSK.
peradangan kronis pada telinga tengah dan mukosa Berdasarkan data pada tahun 2018, prevalensi OMSK
mastoid dengan membran timpani yang tidak intak di Indonesia mengenai sebesar 3,1% orang. Data lain
(perforasi) serta keluarnya cairan (otorrhea). Gejala menyebutkan bahwa di Jakarta prevalensi OMSK pada
utama OMSK berupa keluarnya cairan dari telinga dan tahun 2012 sebesar 3,4%. Menurut data RISKESDAS
gangguan pendengaran. Cairan yang keluar bisa terjadi tahun 2013, prevalensi gangguan pendengaran secara
10,11
terus-menerus atau hilang timbul. nasional adalah 2,6%, dengan prevalensi tertinggi di
Otitis media supuratif kronis terdiri dari dua jenis, provinsi NTT (3,6%) sedangkan terendah di provinsi
yaitu OMSK tipe aman (benigna) dan OMSK tipe Banten (1,6%).14,15,16,17
bahaya (maligna). Berdasarkan aktivitas sekret, OMSK 2.6 Etiologi dan Faktor Risiko
dibagi menjadi OMSK aktif dan OMSK tenang. Otitis a. Etiologi
media supuratif kronis aktif ialah OMSK dengan sekret OMSK umumnya diawali dengan otitis media
yang keluar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan berulang pada anak, hanya sedikit yang dimulai setelah
OMSK tenang, keadaan kavum timpaninya terlihat dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari
6
basah atau kering. peradangan nasofaring, mencapai telinga tengah
Proses peradangan pada OMSK tipe aman hanya melalui tuba eustakhius. Faktor-faktor yang
terjadi pada mukosa dan biasanya tidak mengenai menyebabkan otitis media supuratif menjadi kronik
tulang. Perforasi pada OMSK tipe aman terletak di 18
sangat majemuk, beberapa diantaranya:
sentral dengan tanpa kolesteatoma. Umumnya, OMSK
1. Gangguan fungsi tuba eustakhius yang kronik
tipe ini jarang menimbulkan komplikasi yang
akibat:
berbahaya. Otitis media supuratif maligna merupakan
a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronik
OMSK yang disertai dengan kolesteatoma.
atau berulang.
Perforasinya terletak di marginal atau atik. Sebagian
b. Obstruksi anatomik tuba eustakhius parsial
besar OMSK tipe ini dapat menimbulkan komplikasi
atau total.
yang berbahaya.6
2. Perforasi membrana timpani yang menetap.
2.5 Epidemiologi
3. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan
Otitis media supuratif kronis merupakan salah satu
patologis menetap pada telinga tengah.
penyakit yang sering ditemukan di negara-negara
4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah
berkembang dengan insidensi sekitar 65 – 330 juta
atau rongga mastoid.
orang di seluruh dunia menderita OMSK. Penyakit ini
5. Terdapat daerah-daerah dengan skuesterisasi
sering menyerang anak-anak dan terjadi setelah
atau osteomielitis persisten di mastoid.
terkena otitis media akut (OMA), sebuah penyakit
6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi,
infeksi telinga tengah.12,13
kelemahan umum atau perubahan mekanisme
Menurut World Health Organization (WHO),
pertahanan tubuh.
sebanyak 65 – 330 juta orang memiliki keluhan berupa
Otitis media akut dimulai oleh adanya infeksi virus
keluarnya cairan dari liang telinga dengan 60% di
yang merusak mukosa siliar pada saluran nafas atas
antaranya mengalami gangguan pendengaran.
sehingga bakteri patogen masuk dari nasofaring ke
Negara-negara Pasifik memiliki prevalensi OMSK
telinga tengah melalui tuba eustachius dengan gerakan
tertinggi yaitu sekitar 43%, disusul oleh Asia Tenggara
mundur. Bakteri-bakteri ini memperoleh respon
7,8%, Afrika 4,2%, Amerika Selatan dan Tengah 3%,
inflamasi yang kuat dari mukosa telinga tengah sama
Mediterania Timur 1,4%, dan terakhir Eropa sekitar
seperti infiltrasi leukosit. Posisi tuba eustachius yang
0,4%.13
relatif horizontal pada anak juga meningkatkan
Sekitar 164 juta kasus gangguan pendengaran
kerentanan anak untuk terjadinya refluks sekresi dari
disebabkan oleh OMSK, 90% terjadi di negara
nasofaring ke telinga tengah.19
berkembang. Infeksi saluran napas atas yang berulang,

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

OMSK dapat dibedakan dengan OMA (Otitis Selain itu, terdapat faktor sosiodemografi yang
Media Akut) menurut jenis bakterinya. Pada OMA, menyebabkan seseorang menderita OMSK, di
19
bakteri yang ditemukan di telinga tengah adalah antaranya:
Streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, 1. Usia
Haemophilus Influenza dan Micrococcus Catarrhalis. Dua puncak insiden otitis media terjadi pada usia
Patogen ini mungkin berasal dari traktus respiratorius 6 bulan-2 tahun yaitu pada saat anak mulai
yang menginsuflasi dan nasofaring ke telinga tengah disapih dan mulai terekspos dengan kondisi
melalui tuba eustachius pada saat terjadi infeksi saluran lingkungan dan usia 4-5 tahun pada saat anak
pernapasan atas. Pada OMSK, bakteri yang ditemukan mulai masuk sekolah. Faktor usia juga
mungkin bakteri aerob yaitu Streptococcus Pyogenes, berpengaruh pada bentuk dan ukuran tuba
Proteus Mirabilis, Klebsiella sp. ataupun bakteri-bakteri eustachius.22
anaerob yaitu Bacterioides, Peptostreptococcus, 2. Jenis kelamin
Proprinibacterium. Bakteri ini sering ditemukan di kulit Penelitian yang dilakukan di Bangladesh
liang telinga, tetapi ini dapat menyebar jika terjadi menunjukkan bahwa anak perempuan lebih
trauma, peradangan, laserasi atau kelembapan tinggi. cenderung lebih banyak menderita OMSK jika
Bakteri ini masuk ke telinga melalui perforasi membran dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian lain
20
telinga kronis. menunjukkan insiden lebih tinggi pada jenis
b. Faktor Risiko kelamin perempuan dengan alasan yang belum
Faktor-faktor risiko yang penting dalam OMSK diketahui.22
adalah alergi, riwayat infeksi saluran pernapasan atas 3. Suku
(ISPA), riwayat otitis media akut (OMA), mengorek Di Australia, etnis asli secara signifikan meningkat
telinga dengan alat yang terkontaminasi, adanya risikonya penyakit telinga tengah di pemukiman
kelainan dari craniofacial, seperti bibir sumbung, celah perkotaan, pedesaan, dan daerah terpencil. Hal
di palatum, down’s syndrome, cri du chat syndrome, ini juga terjadi untuk kelompok etnis lainnya,
atresia coana dan mikrosefal. Selain itu paparan asap termasuk penduduk asli Amerika, Suku Maori, dan
rokok dan rendahnya status sosial juga menjadi faktor Suku Inuit.22
risiko terjadinya OMSK. Faktor-faktor risiko yang lain 2.7 Patogenesis
belum dapat diidentifikasi dan harus melalui penelitian OMSK merupakan penyakit dengan multifaktorial
21
lebih lanjut dengan kajian yang teliti. yang merupakan interaksi antara mikroorganisme
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan (bakteri), lingkungan, faktor imun tubuh, faktor genetik
perforasi membran timpani menetap pada OMSK dan faktor anatomi. OMSK secara umum berawal dari
adalah infeksi menetap pada telinga tengah mastoid Otitis Media Akut yang tidak terdiagnosa secara tepat
yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulent dan tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat.
berlanjut, obstruksi tuba eustachius yang mengurangi Selain itu, OMSK juga dapat terjadi akibat kegagalan
penutupan spontan pada perforasi, beberapa perforasi pemasangan pipa timpanostomi (gromet tube) pada
yang besar mengalami penutupan spontan melalui kasus otitis media efusi (OME).2 Secara umum OMSK
mekanisme migrasi epitel, pada pinggir perforasi dari dicetuskan oleh gangguan mekanisme ventilasi dan
epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang inflamasi pada mukosa telinga tengah. Gangguan
cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ventilasi sering disebabkan oleh adanya disfungsi tuba
ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi. eustachius. Gangguan ventilasi akan menyebabkan
Sedangkan beberapa faktor yang menyebabkan OMA terbentuknya tekanan negatif yang akan menyebabkan
menjadi OMSK adalah bisa karena terapi yang lambat terjadinya transudasi cairan dan edema pada mukosa
diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang telinga tengah. Beberapa hal yang memicu hal tersebut
tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah dan hygiene adalah:1
yang buruk.6 a. Stenosis dari lumen tuba karena inflamasi
(misal karena ISPA). Udara pada telinga

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

tengah akan terabsorbsi dan menciptakan mengakibatkan komplikasi seperti kerusakan pada
tekanan negatif yang akan menganggu fungsi tulang pendengaran maupun struktur lain disekitarnya
tuba hingga infeksi intra-kranial.1
b. Tekanan negatif yang dicetus oleh perbedaan
tekanan udara mendadak seperti saat take off
atau landing pesawat.
c. Obstruksi secara langsung misal karena tumor
Inflamasi dapat disebabkan oleh faktor infeksi
maupun non infeksi. Beberapa penyebab inflamasi
adalah:1,4
a. Adenoiditis : adenoiditis kronik dapat menjadi
sumber patogen yang dapat menyebar ke
telinga tengah serta menyebabkan hiperplasia
adenoid yang menganggu pernapasan dan
fungsi tuba eustachius.
Gambar 2. Patogenesis OMSK1
b. Infeksi Mukosa telinga tengah : ISPA terutama
2.8 Diagnosis dan Diagnosis Banding
pada anak dapat dengan mudah menyebar ke a. Diagnosis
telinga tengah melalui tuba eustachius
1. Anamnesis
(tubogenic infection) karena tuba eustachius
Penyakit telinga kronis ini biasanya terjadi
yang pendek dan melebar. Jika membran
perlahan-lahan dan penderita seringkali datang
timpani perforasi maka bakteri yang terdapat
dengan gejala-gejala penyakit yang sudah
di liang telinga dapat masuk ke telinga tengah,
lengkap. Pasien dapat datang dengan
menyebabkan infeksi akut yang menyebabkan gangguan pendengaran atau tidak. Gejala yang
parahnya inflamasi kronis yang sudah ada.
paling sering dijumpai adalah keluarnya cairan
c. Inflamasi non infeksi : Allergi atau inflamasi
dari telinga disertai bau atau tidak.23
karena toxic atau refluk asam lambung dapat
2. Pemeriksaan Otoskopi
menyebabkan adenoiditis yang akan
Pemeriksaan otoskopi akan menunjukan
menyebabkan obstruksi hidung.
keadaan membrane timpani. Perforasi
Otitis media supuratif kronik pada tahap awalnya
membrane timpani dan letaknya dapat dilihat
yaitu infeksi akut yang berulang pada telinga tengah.
saat pemeriksaan otoskopi.23
Pada awalnya berupa iritasi dan radang pada mukosa
3. Pemeriksaan Audiologi
telinga tengah. Respon peradangan membentuk suatu Evaluasi audiometri dan pembuatan audiogram
edema pada mukosa. Peradangan yang berulang atau
nada murni untuk menilai hantaran tulang dan
berlanjut akan menimbulkan efek ulserasi pada mukosa
udara. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi
ataupun hancurnya lapisan-lapisan epitel setempat.5
tingkat penurunan pendengaran dan
Selama fase aktif, epitel mukosa mengalami menentukan gap udara dan tulang. Audiometri
perubahan menjadi mukosa sekretorik yang memiliki
tutur berguna untuk menilai “speech reception
sel goblet yang mengekskresi sekret mukoid atau
threshold” pada kasus dengan tujuan untuk
mukopurulen. Adanya infeksi aktif dan sekret persisten
memperbaiki pendengaran.23
yang berlangsung lama menyebabkan mukosa
4. Pemeriksaan Radiologi
mengalami proses pembentukan jaringan granulasi dan
Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada
atau polip. Jaringan patologis dapat menutup membran
penyakit telinga kronis memiliki nilai diagnostik
timpani, sehingga menghalangi drainase. Keadaan
yang terbatas bila dibandingkan dengan
seperti ini menyebabkan OMSK menjadi penyakit
manfaat otoskopi dan audiometri. Pemeriksaan
persisten.5 Proses peradangan yang terjadi membentuk radiologi biasanya memperlihatkan mastoid
suatu siklus, dimana proses yang terus-menerus akan
yang tampak sklerotik dibandingkan mastoid

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

yang satunya atau yang normal. Erosi tulang menggunakan air steril, asam asetat, normal
yang berada di daerah atik memberi kesan salin, hidrogen peroksida, maupun povidon
23
adanya kolesteatoma. iodin. Pastikan cairan irigasi sudah
5. Pemeriksaan Bakteriologi dihangatkan hingga setara dengan suhu
Walaupun perkembangan dari OMSK merupakan tubuh.
kelanjutan dari mulainya infeksi akut, bakteri yang Aural toilet tidak direkomendasikan sebagai
ditemukan pada sekret yang kronis berbeda dengan monoterapi pada OMSK karena efikasi yang rendah jika
yang ditemukan pada otitis media supuratif akut. digunakan tanpa antibiotik.
Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah 2. Terapi medikamentosa, diberikan untuk tipe
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, jinak atau benigna
23
dan Proteus sp. a. Antibiotik topikal
b. Diagnosis Banding Tipe benigna stadium akhir diberikan antibiotika.
Terdapat beberapa kondisi yang dapat muncul Antibiotika oral adalah golongan ampisilin, amoksisilin,
dengan gambaran klinis mirip dengan OMSK. Otorrhea dan eritromisin. Antibiotika dapat juga diberikan dalam
adalah salah satu tanda paling sering ditemui dengan bentuk tetes telinga, tetapi perlu diperhatikan
usia yang paling sering muncul biasanya kurang dari bahayanya bila diberikan terlalu lama karena
lima tahun. Adanya benda asing di liang telinga (corpus mengakibatkan tuli saraf. Sebelum menggunakan tetes
alienum) perlu disingkirkan. Adanya bau busuk yang telinga terlebih dahulu harus dibersihkan dengan kapas
keluar dari telinga dapat membedakan otorrhea yang lidi, kertas tisu atau dengan menggunakan larutan
disebabkan oleh benda asing atau OMSK. Kondisi lain perhidrol (H2O2) 3%. Pemberian tetes telinga
yang dapat disalah artikan sebagai OMSK adalah sebaiknya jangan lebih dari 2 minggu. Hal lain yang
miringitis dan otitis eksterna (keduanya memilikitanda- tidak boleh dilupakan adalah mencari faktor-faktor
tanda otorrhea), namun dengan pemeriksaan fisik, penyebab kekambuhan (rinogen, eksogen) dan bila
diagnosis dapat ditegakkan. Kondisi lain yang juga perlu rujukan ke dokter spesialis. 3
harus disingkirkan adalah mastoiditis, abses, dan b. Kortikosteroid topikal
24
meningitis. Steroid tetes telinga sering digunakan sebagai
2.9 Tatalaksana kombinasi dengan antibiotik topikal untuk mendapatkan
Prinsip tatalaksana OMSK berdasarkan pedoman efek anti-inflamasi. Pertimbangkan untuk memberikan
WHO adalah mengeradikasi infeksi dan kolesteatoma, kombinasi steroid pada pasien dengan peradangan
serta menutup perforasi membran timpani. 3 pada liang telinga atau mukosa telinga tengah disertai
Penatalaksanaan yang bisa dilakukan pada pasien jaringan granulasi. Kombinasi yang sering digunakan
dengan Otitis Media Supuratif Kronik adalah: 3 yaitu tetes telinga siprofloksasin 0,3% dengan
1. Tatalaksana Non – Bedah deksametason 0,1%. Steroid topikal lainnya yang dapat
Aural Toilet digunakan sebagai kombinasi yaitu hidrokortison,
Prosedur aural toilet atau cuci telinga dilakukan fluocinolon, dan triamsinolon.3
untuk tetap menjaga telinga dalam kondisi bersih dan c. Antibiotik sistemik
kering. Antibiotik sistemik bisa saja kurang efektif
Prosedur cuci telinga ini diantaranya termasuk: dibandingkan terapi topikal karena faktor akses dimana
a. Suction sulitnya antibiotik sistemik untuk mencapai konsentrasi
b. Swab kapas efektif pada area telinga tengah. Dibandingkan
c. Menggunakan ujung suction kecil, forseps, antibiotik topikal, antibiotik sistemik kurang efektif untuk
ataupun kuret untuk mengangkat granula mengatasi otorea setelah 1-2 minggu terapi. Antibiotik
mukosa kecil oral merupakan pilihan lini kedua pada pasien OMSK,
d. Cuci telinga dengan larutan irigasi dan atau dimana dipertimbangkan untuk diberikan dalam kondisi
menggunakan swab kapas dapat dilakukan otorea persisten setelah 3 minggu diberikan
dirumah 4x/hari oleh pasien. rigasi dapat manajemen lini pertama dan atau terjadi komplikasi

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

intrakranial. Efikasinya dipengaruhi oleh bioavailibilitas, epitimpanum dan di dalam aditus antara epitimpanum
resistensi bakteri, adanya fibrosis pada telinga tengah, dengan antrum mastoid menghambat jalur aerasi
3
serta vaskularisasi mukosa. normal dan mengurangi oksigenasi dan vaskularisasi.
2. Miringoplasti atau timpanoplasi Pada saat yang sama hambatan tersebut juga berlaku
Pada stadium tenang (telinga dapat dipertahankan untuk antibiotik dan anti inflamasi untuk mencapai
kering selama 2 bulan, penderita dianjurkan untuk sumber infeksi. Lingkungan seperti ini menjadi
operasi miringoplasti (menutup perforasi membran lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan
timpani) atau timpanoplasi untuk mencegah agar tidak organisme anaerob dan proses destruksi tulang.26,27
terjadi infeksi berulang.3 Variasi anatomi juga penting dalam
3. Mastoidekstomi perkembangan komplikasi. Tuba eustachius tidak
Prinsip pengobatan OMSK tipe maligna adalah hanya berperan penting dalam patogenesis penyakit
operasi mastoidekstomi. Bertujuan untuk namun juga berpengaruh terhadap komplikasi. Edema
menghilangkan jaringan granulasi, nanah, polip, atau mukosa tuba merusak fungsi tuba dan menghambat
tulang-tulang yang nekrosis. Indikasi mastoidektomi resolusi infeksi. Faktor-faktor lain seperti integritas
yaitu pada kondisi OMSK rekuren, terdapat tulang di atas nervus fasialis atau dura mempengaruhi
kolesteatoma, dan adanya komplikasi yang akses infeksi ke struktur nervus dan ruang intrakranial.
mengancam nyawa seperti mastoiditis, petrositis, Keberadaan kolesteatom sering berkaitan dengan
abses subperiosteal, labirintitis, meningitis, abses destruksi tulang yang mengekspos dura atau nervus
3
ekstradural, abses subdural, atau abses otak. fasialis.26,27
4. Konseling dan edukasi25 Komplikasi pada OMSK berhubungan erat
a. Menjaga kebersihan telinga, telinga jangan dengan kombinasi dari destruksi tulang, jaringan
dikorek-korek, jangan sampai kemasukan air. granulasi dan kolesteatom.3,5,9 Bakteri dapat
b. Bila membersihkan telinga harus gunakan mencapai struktur yang terlibat terutama melalui jalur
peralatan yang bersih dan tidak tajam. langsung dari mastoid atau melalui vena dari mastoid
c. Menghilangkan rasa malu terhadap keluarga ke struktur di sekitarnya. Jalur langsung dapat
maupun lingkungannya. terbentuk akibat osteitis karena kolesteatom, tindakan
d. Tidak menganggap bahwa OMSK adalah bedah mastoid sebelumnya, fraktur tulang temporal,
penyakit bawaan, tetapi suatu infeksi yang dapat atau dehisen kongenital. 26,27
disembuhkan. Penyakit ini bila dibiarkan Cara penyebaran infeksi:
mengakibatkan komplikasi yang sangat
• Penyebaran hematogen
merugikan.
• Penyebaran melalui erosi tulang
e. Tidak boleh berenang
• Penyebaran melalui jalan yang sudah ada.
2.10 Komplikasi dan Prognosis
Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke
a. Komplikasi
intra kranial harus melewati 3 macam lintasan :28,29
Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya
a. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
komplikasi pada OMSK. Sangat penting sekali untuk
Melalui jalan yang sudah ada, seperti garis fraktur
mengetahui anatomi dimana terjadinya infeksi, rute
tulang temporal, bagian tulang yang lemah atau
penyebaran dan karakteristik dari penyakit itu sendiri.
defek karena pembedahan, dapat memudahkan
Patogenesis primer terjadinya komplikasi adalah
masuknya infeksi.
interaksi antara mikroorganisme penyebab dengan
b. Menembus selaput otak.
host. Host akan berespon dengan membentuk edema
Dimulai begitu penyakit mencapai dura,
jaringan dan jaringan granulasi.26 Saat infeksi di telinga
menyebabkan meningitis. Dura sangat resisten
tengah dan mastoid tidak teratasi, edema mukosa terus
terhadap penyebaran infeksi, akan menebal,
berlangsung, eksudat meningkat, serta terjadi
hiperemi, dan lebih melekat ketulang. Jaringan
proliferasi kelenjer mukus. Edema mukosa di tempat
granulasi terbentuk pada dura yang terbuka dan
yang sempit antara mesotimpanum dengan
ruang subdura yang berdekatan.

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

c. Masuk ke jaringan otak. berkaitan dengan meningitis dan kejang biasanya


Pembentukan abses biasanya terjadi pada daerah diakibatkan oleh abses otak.26,32
diantara ventrikel dan permukaan korteks atau tengah Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada
lobus serebelum. Cara penyebaran infeksi ke jaringan pasien OMSK yang dicurigai mengalami komplikasi.
otak ini dapat terjadi baik akibat tromboflebitis atau Diantaranya pemeriksaan laboratorium darah dan
perluasan infeksi ke ruang Virchow Robin yang tomografi komputer. Tomografi komputer dapat
berakhir di daerah vaskular subkortek. dilakukan dengan cepat dan sangat terpercaya dalam
Pengenalan yang baik terhadap perkembangan menilai telinga tengah, pneumatisasi air sel mastoid
prasyarat untuk mengetahui timbulnya komplikasi. Bila dan adanya komplikasi ke intrakranial. Pemeriksaan
dengan pengobatan medikamentosa tidak berhasil penunjang lain yang biasa dilakukan adalah pungsi
mengurangi gejala klinik dengan tidak berhentinya lumbal, untuk menilai adanya meningitis. Pungsi lumbal
otore dan pada pemeriksaan otoskopik tidak biasanya dilakukan setelah pemeriksaan laboratorium
menunjukkan berkurangnya reaksi inflamasi dan darah dan tomografi komputer yang menggambarkan
pengumpulan cairan maka harus diwaspadai adanya komplikasi ke intrakranial. Pungsi lumbal ini
kemungkinan adanya komplikasi. Pada stadium akut, menjadi kontraindikasi pada pasien dengan abses otak
naiknya suhu tubuh, nyeri kepala atau adanya tanda- dan empiema subdural.26,27
tanda toksisitas seperti malaise, perasaan mengantuk, Komplikasi OMSK antara lain:30
somnolen atau gelisah yang menetap dapat - Komplikasi Telinga Tengah
merupakan tanda bahaya. Timbulnya nyeri kepala di a. Perforasi membran timpani persisten
daerah parietal atau oksipital dan adanya keluhan b. Erosi tulang pendengaran
mual, muntah proyektil serta kenaikan suhu badan c. Paresis nervus facialis
yang menetap selama terapi diberikan merupakan d. Tuli konduktif
tanda kenaikan tekanan intrakranial.30
- Komplikasi Telinga Dalam
Komplikasi pada otitis media supuratif kronik
a. Labirinitis
terbagi dua yaitu komplikasi intratemporal
b. Tuli sensorineural
(ekstrakranial) dan intrakranial. Komplikasi
- Komplikasi Ekstradural
intratemporal meliputi mastoiditis, petrositis, labirintitis,
a. Abses ekstradural
paresis nervus fasialis dan fistula labirin. Komplikasi
b. Petrositis
intrakranial terdiri dari abses atau jaringan granulasi
ekstradural, tromboflebitis sinus sigmoid, abses otak, c. Trombosis sinus lateralis
31 - Komplikasi Susunan Saraf Pusat
hidrosefalus otik, meningitis dan abses subdural.
Saat terjadi komplikasi, gejala biasanya a. Abses epidural

berkembang dengan cepat. Demam menandakan b. Trombosis sinus lateralis

terjadinya proses infeksi intrakranial atau selulitis c. Meningitis


ekstrakranial. Edema dan kemerahan di belakang d. Abses otak
telinga menandakan terjadinya mastoiditis yang e. Abses subdural
berhubungan dengan abses subperiosteal. Nyeri b. Prognosis
retroorbita berhubungan dengan petrositis. Vertigo dan Secara keseluruhan, prognosis untuk otitis media
nistagmus mengindikasikan terjadinya labirintitis atau supuratif kronis adalah baik jika pengobatan diberikan
fistula labirin. Paresis nervus fasialis perifer biasanya dan komplikasi dapat dihindari. Beberapa kasus yang
ipsilateral dengan telinga yang terinfeksi yang refrakter dapat ditemukan, dan ini memerlukan evaluasi
disebabkan oleh OMSK dengan kolesteatom. Papil dan pengobatan yang lebih ekstensif. Karena otitis
edema terjadi akibat adanya peningkatan tekanan media supuratif kronis sering kali diikuti oleh otitis
intrakranial. Sakit kepala dan letargi biasanya juga media akut, maka penting untuk mendiagnosis dan
menyertai komplikasi intrakranial. Meningismus mengobati bakteri penyebab otitis media akut untuk
mencegah otitis media supuratif kronis. Pengenalan

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

vaksin Pneumococcus telah menunjukkan efek positif • Riwayat asma, alergi makanan, gatal-gatal
dalam mengurangi kejadian otitis media akut, yang tidak ada.
mengarah pada pengurangan kasus yang muncul • Riwayat diabetes melitus tidak ada.
dengan otitis media supuratif kronis.33 • Riwayat hipertensi tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga :
3. LAPORAN KASUS
• Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan
Identitas Pasien
serupa dengan pasien
Nama : Ny. Sutarti
• Riwayat keluarga yang menderita alergi
Jenis Kelamin : Perempuan
makanan, asma, gatal-gatal tidak ada
Usia : 48 tahun
Riwayat Kebiasaan, Sosial, Ekonomi:
Alamat : Pinang Raya, Bengkulu Utara
• Pasien adalah seorang petani dengan aktifitas
Suku Bangsa : Jawa
sedang-berat.
• Pasien tidak merokok.
Anamnesis
Riwayat Pengobatan:
Seorang pasien perempuan berusia 48 tahun datang ke
• Berobat di Bengkulu → diberikan obat tetes
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 22 Agustus
telinga, pasien tidak mengetahui obat tetes
2023, dengan:
yang diberikan
Keluhan Utama :
Pemeriksaan Fisik
Keluar cairan dari telinga kiri sejak 3 bulan yang lalu.
Status Generalisata
Riwayat Penyakit Sekarang:
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
• Keluar cairan dari telinga kiri sejak 3 bulan
Kesadaran : composmentis cooperatif
yang lalu. Hilang timbul. Cairan berwarna
Tekanan darah : 116/86 mmHg
bening bercampur sedikit darah. Cairan sedikit
Frekuensi nadi : 80x/menit
kental dan tidak berbau.
Suhu : 36,5
• Keluar cairan sudah berulang sejak 8 bulan
Pernapasan : 18x/menit
yang lalu. Cairan berwarna bening namun 3
Anemis : Tidak ada
bulan yang lalu bercampur sedikit darah.
Ikterus : Tidak ada
• Riwayat telinga terasa nyeri dan gatal ada
sejak 1 tahun yang lalu.
Pemeriksaan Sistemik
• Riwayat mengorek-ngorek telinga ada 1 tahun
Kepala : Normocepal
yang lalu.
Mata
• Riwayat telinga terasa penuh ada sejak 8
• Konjungtiva : tidak anemis
bulan yang lalu.
• Sklera : tidak ikterik
• Telinga terasa berdenyut ada sejak 8 bulan
Thoraks : dalam batas normal
yang lalu.
Abdomen : dalam batas normal
• Penurunan pendengaran ada sejak 8 bulan
Ekstremitas : akral hangat, udem (-), crt < 5s
yang lalu.
• Telinga berdenging tidak ada.
Status Lokalis THT-KL
• Demam tidak ada.
Telinga
• Batuk dan pilek tidak ada.
Pemerik- Kelainan Dextra Sinistra
• Pusing berputar tidak ada.
saan
• Wajah mencong tidak ada.
Daun Kelainan - -
• Sakit kepala tidak ada.
Telinga Kongenital
• Mual muntah tidak ada.
Trauma - -
• Kurang rasa pengecapan tidak ada. Radang - -
Riwayat Penyakit Dahulu :
Kelainan - -

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Metabolik - - Garpu Weber Lateralisasi ke kiri


Nyeri Tarik - - Tala Schwabach Sama
Nyeri Tekan dengan Memanjang
Tragus penguji
Liang Cukup + + Kesimpulan Tuli
Normal
dan Lapang - - konduktif
Dinding Sempit - - Audiometri Tidak dilakukan
Telinga Hiperemis - - Timpanometri Tidak dilakukan
Edema - -
Massa Hidung
Sekret/ Bau - - Pemerik- Kelainan Dextra Sinistra
Serumen Warna - - saan
Jumlah - - Hidung Deformitas - -
Jenis Luar Kelainan - -
Kongenital
Membran Timpani
Trauma - -
Utuh Warna Putih Putih Radang - -
Refleks mutiara - Massa - -
Cahaya (+), arah Sinus Deformitas - -
Bulging jam 5 - Paranasal Nyeri Tekan - -
Retraksi - Nyeri Ketok
Atrofi - - - -
- Rinoskopi Anterior
- Vestibulum Vibrise + +
Perforasi Jumlah - Satu Radang Tidak ada Tidak ada
perforasi Kavum Normal/ Cukup Cukup
Jenis - Atik, Nasi Cukup lapang lapang
Subtotal Lapang
Kuadran - Posterior Sempit - -
superior Lapang - -
Pinggir Utuh Utuh Sekret Lokasi - -
Jenis - -
Jumlah - -
Bau - -

Konka Ukuran Eutrofi Eutrofi


Inferior Warna Merah Merah
muda muda

Membran Timpani AD Membran Timpani AS Permukaan Licin Licin

Mastoid Tanda - - Edema - -

Radang - - Konka Ukuran Eutrofi Eutrofi

Fistel - - Media Warna Merah Merah

Sikatrik - - muda muda

Nyeri Tekan - - Permukaan Licin Licin

Nyeri Ketok Edema - -

Tes Rinne + -

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Septum Cukup Lurus/ Tidak ada Tidak ada Massa Lokasi - -


Deviasi deviasi deviasi Ukuran - -
Bentuk - -
Permukaan Licin Licin Permukaan - -
Warna Merah Merah Post Nasal Ada/Tidak - -
muda muda Drip Jenis - -
Spina - -
Krista - - Oral Cavity dan Orofaring
Abses - - Pemerik- Kelainan Dextra Sinistra
Perforasi - - saan
Massa Lokasi - - Trismus -
Bentuk - - Uvula Edema - -
Ukuran - - Bifida - -
Permukaan - - Palatum Simetris/ Tidak Simetris
Warna - - Mole dan Warna
Konsistensi - - Arkus Edema Merah muda
Mudah - - Faring Bercak/ -
digoyang Eksudat -
Pengaruh - - Dinding Warna Merah Merah
vasokonstrik Faring muda muda
si Permukaan Licin Licin
Tonsil Ukuran T1 T1
Rinoskopi Posterior Warna Merah Merah
Koana Cukup Cukup lapang muda muda
Lapang/ Permukaan Licin Licin
Normal Muara kripti Tidak Tidak
Sempit - melebar melebar
Massa - Detritus - -
Mukosa Warna Merah Merah Eksudat - -
muda muda Peritonsil Warna Merah Merah
Edema - muda muda
Jaringan - - Edema - -
Granulasi - - Abses - -
- Perlengketan - -
Konka Warna Merah Massa Lokasi
Merah
Inferior muda Bentuk
muda Tidak
Permukaan Ukuran Tidak ada
licin ada
Edema licin Permukaan
Konsistensi
-
- Gigi Karies/radiks -
Adenoid Ada/tidak - - Kesan Oral hygiene sedang
Muara Tertutup + + Lidah Warna Merah Merah
Tuba Sekret - - muda muda
Eustachius Edema - - Bentuk Normo- Normo-
Mukosa Merah Merah glossus glossus
muda muda Deviasi - -

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 14
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Massa - - pasien OMSK umumnya juga mengalami tuli


konduktif.20
Sepuluh tahun sebelumnya pasien mengeluhkan
keluar cairan hilang timbul dari telinga kanan berwarna
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher
putih kekuningan yang tidak berbau dan tidak
Inspeksi
bercampur darah. Terdapatnya cairan yang keluar dari
1) Lokasi : Tidak ada pembesaran KGB
telinga (otorea) merupakan manifestasi umum dari
2) Bentuk : Tidak ada pembesaran KGB
penyakit telinga, biasanya terjadi pada kelainan dari
3) Soliter / Multiple: Tidak ada pembesaran KGB
telinga tengah salah satunya OMA pada masa kecil.
Palpasi
Cairan yang keluar dari telinga dapat berupa serosa,
1) Bentuk : Tidak ada pembesaran KGB
mukoid ataupun mukopurulen. Cairan telinga yang
2) Ukuran : Tidak ada pembesaran KGB
purulen biasanya menandakan suatu proses bone
3) Konsistensi : Tidak ada pembesaran KGB
erosing pada telinga tengah.19 Keluarnya sekret
4) Mobilitas : Tidak ada pembesaran KGB
biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret
dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau
Diagnosis Utama :
kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) AS susp.
berenang. Sekret yang bercampur darah berhubungan
tipe kolesteatoma
dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan
Diagnosis Tambahan :-
merupakan tanda adanya kolesteatom yang
Pemeriksaan Anjuran :
mendasarinya. OMSK dapat dibedakan berdasarkan
- Cek labor lengkap
letak perforasi, yaitu sentral (subtotal atau total),
- CT Scan
marginal, dan atik. Pada pasien ini perforasi berada di
Tindakan : Timpanoplasti
sentral (subtotal) yang lebih mengarahkan diagnosis
Prognosis :
kepada OMSK tipe aman.18 Pada pasien ini sekret
- Quo ad vitam : Bonam
telinga yang dikeluarkan tidak berbau dan tidak
- Quo ad sanam : Dubia ad Bonam
bercampur darah.
4. DISKUSI
OMSK dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Seorang pasien perempuan usia 15 tahun dirawat
Pada anamnesis, pasien tidak mengeluhkan adanya
di bangsal THT-KL RSUP Dr. Mjamil dengan diagnosis
wajah mencong, sakit kepala hebat, penurunan
kerja OMSK AS tipe tanpa kolesteatom fase tenang.
kesadaran, dan muntah menyemprot, yang merupakan
Diagnosis kerja ditegakkan berdasarkan anamnesis
tanda dari munculnya komplikasi OMSK. OMSK dapat
dan pemeriksaan fisik. Keluhan utama pasien yaitu
menimbulkan komplikasi berupa paresis nervus fasialis,
penurunan pendengaran sejak 5 bulan ini. Keluhan
fistula labirin dan labirinitis, meningitis, dan abses
tidak disertai dengan telinga berdenging, tidak disertai
subdural.19 Hal ini dapat disebabkan oleh pasien ini
nyeri, dan tidak ada keluhan telinga terasa penuh.
diduga mengalami OMSK tipe tanpa kolesteatoma/tipe
Gangguan pendengaran dapat dibedakan menjadi tuli
jinak dimana proses peradangan terbatas di telinga
konduktif dan tuli sensorineural. Hal ini dapat
tengah saja dan jarang menimbulkan erosi tulang,
disebabkan oleh berbagai sebab, salah satunya OMSK.
sehingga jarang menimbulkan komplikasi.
Gangguan pendengaran pada pasien OMSK terjadi
Tatalaksana OMSK disesuaikan dengan tipenya,
akibat infeksi yang terjadi di telinga tengah. Infeksi ini
pada tipe aman dilihat apakah termasuk fase tenang
menyebabkan peningkatan cairan, sehingga hantaran
atau aktif. Pada OMSK tipe aman fase tenang, maka
suara/udara yang diterima menurun. Selain itu, pada
bisa dilakukan stimulasi epitelisasi tepi gendang telinga
pasien OMSK sering sekali ditemukan jaringan
yang robek dengan harapan gendang telinga yang
granulasi, putusnya rantai tulang pendengaran, hal ini
mengalami perforasi dapat menutup sendiri. Bila
tentunya berhubungan dengan gangguan transmisi
membran timpani tetap berlubang maka indikasi untuk
gelombang suara yang bermanifestasi sebagai
dilakukan operasi timpanoplasti. Pada OMSK tipe aman
penurunan derajat gangguan pendengaran. Sehingga,

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 15
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

fase aktif maka dilakukan pemberian obat antibiotik 10. Monique V, Erwin L, Maroeska M, Eisabeth A, Anne
topikal yang dapat dikombinasikan dengan antibiotik G. Chronic Suppurative Otitis Media: A Review.
sistemik dan pencucian telinga secara periodik. Bila International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology.
otore berhenti maka bisa diperlakukan seperti OMSK 2006;70:1-2
tipe aman fase tenang, sedangkan bila otore menetap
11. Head K, Chong LY, Bhutta MF, Morris PS,
> 1 minggu perlu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi
Vijayasekaran S, Burton MJ, et al. Topical antiseptics
sekret telinga untuk menentukan jenis antibiotik yang
for chronic suppurative otitis media. Cochrane
tepat. Bila otore masih terjadi > 2 bulan maka indikasi
Database Syst Rev. Jan, 2020.
untuk dilakukan operasi mastoidektomi dan/atau
timpanoplasti.1 Pasien direncakan untuk tindakan 12. Aboubakar A, Mahamat S, Yusra A. Prevalence
timpanoplasti. Timpanoplasti merupakan prosedur and Clinico-Bacteriological Aspects of Chronic
pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki Suppurative Otitis Media at the Renaissance University
membran timpani yang mengalami perforasi. Prosedur Hospital in N’Djamena, Chad. The Egyptian Journal of
ini juga bisa dilakukan guna memperbaiki tulangtulang Otolaryngology. 2023;39:72
pendengaran yang terletak dibelakang membran
13. Salem M, Ian M, Brian F, Bernard B. Prevalence of
timpani sehingga dapat memperbaiki fungsi
Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM) and
pendengaran. Timpanoplasti dianjurkan ketika terdapat
Associated Hearing Impairment Among School-aged
perforasi membran timpani yang tidak bisa menutup
Children in Yemen. Oman Medical Journal.
sendiri.19
2015;30(5):358-365
DAFTAR PUSTAKA
14. Chronic suppurative otitis media: Burden of illness
1. Arsyad Efiati, Kelainan telinga tengah. Buku Ajar Ilmu and management options. World Health Organization.
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 2014. Diunduh dari:
Ed 7. Jakarta: FK UI; 2020.p. 62-7 https://www.who.int/pbd/publications/Chronicsuppurati
veotitis_media.pdf. Accessed on 22 Agustus 2023.
2. World Health Organization. Deafness and Hearing
Loss. Switzerland. WHO; 2017. 15. Morris P. Chronic Supurative otitis media. BMJ Clin
Evid. 2012.
3. Menkes I. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
16. Kemenkes RI. 2013. Riset kesehatan dasar.
Tata Laksana Otitis Media Supuratif Kronik. Keputusan
Diunduh dari
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2018;Nomor
:http://www.depkes.go.id/resources/download/general/
HK.0:1-130
Hasil%20Riskesdas%202013.pdfAccessed on 22
4. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically oriented Agustus 2023.
anatomy. 7th ed. Taylor C, editor. Philadelphia: 17. Setiawan E, Meregawa M. Quality of Life Score
Lippincott Williams & Wilkins, Wolters Kluwer; 2014. p. Difference Based on Chronic Otitis Media Outcome
985–8. Test-15 (COMOT-15) Questionnaire on Chronic
Supurative Otitis Media Patients with and without
5. Adams, G.L., Boies, L.R., Hilger, P.A., (2013), Boies: Cholesteatoma at Sanglah General Hospital. European
Buku Ajar Penyakit THT Ed 6. EGC, Jakarta. Journal of Clinical Medicine. 2021;2(5)
6. Soepardi E. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga 18. Özcan N, Saat N, Yildirim Baylan M, Akpolat N,
Hidung Tenggorok Kepala Dan Leher. 7th ed. Badan
Atmaca S, Gül K. Three cases of Chronic Suppurative
Penerbit FKUI; 2017.
Otitis Media (CSOM) caused by Kerstersia gyiorum and
7. Bluestone, CD. Eustachian Tube: Structure,
a review of the literature. Infez Med. 2018 Dec
Function, Role in Otitis Media. University of Pittsburgh
School of Medicine; 2005. 01;26(4):364-368.

8. Dhingra P, Dhingra S. Disease of ear, nose, and 19.Chole RA, Nasun, R. 2009. Chronic Otitis
throat and head and neck surgery. 7th ed. New Delhi: Media with Cholesteatoma in Ballengers
Elsevier; 2018. p. 297–303. Otorhinolaryngology head and neck. Surgery
9. Ghada M. Ear Anatomy. Glab J Otolaryngol. BC Decker Inc. hal: 27- 217.
2017;4(1)

2023
Dokter Muda THT-KL Periode Agustus - September 2023 16
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

20. Sari, J. T. Y., Edward, Y. and Rosalinda, 31. Ahmed Z, Khan TZ, Rahim DU. Otogenic
complications of otitis media : experience at tertiary
R. (2018) ‘Otitis Media Supuratif Kronis care hospital. Pak J Surg. 2016;32(1):49– 53.
Tipe Kolesteatom dengan Komplikasi
32. Sharma N, Ashok A. Complications of Chronic
Meningitis dan Paresis Nervus Fasialis Suppurative Otitis Media and Their Management : A
Perifer’, Jurnal Kesehatan Andalas, 7, p. 88. Single Institution 12 Years Experience. Indian J
Otolaryngol Head Neck Surg. 2015;67(4):353–60.
doi: 10.25077/jka.v7i0.931.
33. Uddén F, Filipe M, Reimer Å, Paul M, Matuschek E,
21. Zhang Y, Min X, Jin Z, et al. 2014. Risk factors
Thegerström J, Hammerschmidt S, Pelkonen T,
for chronic and recurrent otitis media – A meta
Riesbeck K. Aerobic bacteria associated with chronic
Analysis. Plosone ; 1 : p. 1-7
suppurative otitis media in Angola. Infect Dis
22. Kong K, Coates HLC. 2009. History , Poverty. 2018 May 03;7(1):42.
definitions, risk factors and burden of otitis
media. MJA. Australia. 191(9). p S39-S43.

23. Bader Alkatiri, F. Kriteria Diagnosis dan


Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif
Kronis. Intisari Sains Medis. Publishing 2018.
24. Rosario DC, Mendez MD. Chronic
Suppurative Otitis. StatPearls. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing. Jan 2022.
25. Lahdji, A., and Primasari, A. 2017. Buku
Ajar Sistem Telinga, Hidung, Tenggorokan.
Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.

26. Arts A, Adam M. Intratemporal and intracranial


complication of otitis media. In: Jonas J, Rosen C,
editors. Bailey’s Head & Neck Surgery Otolaryngology.
fifth. Lippincott Williams & Wlkins; 2014. p. 2399–408.
27. Harker L. Cranial and Intracranial Complications
of Acute and Chronic Otitis Media. In: Snow JB,
Ballenger JJ, editors. Ballenger’s Otorhinolaryngology
Head and Neck Surgery. sixteenth. Ontario: BC
Decker Inc; 2013. p. 294– 316.

28. Nursiah S. Pola Kuman Aerob Penyebab OMSK


dan Kepekaan Terhadap Beberapa Antibiotika di
Bagian THT FK USU/RSUP. H. Adam Malik Medan.
Medan : FK USU. 2003.

29. Aboet A. Radang Telinga Tengah Menahun. Pidato


Pengukuhan Guru Besar Tetap Bagian Ilmu Kesehatan
Hidung Telinga Tenggorok Bedah Kepala Leher.
Kampus USU. 2007.

30.Djaafar ZA. Buku Ajar Ilmu Kesehatan


Telinga Hidung Tenggorok Kepala leher.
Edisi 6. Jakarta : FKUI.2007.

2023

Anda mungkin juga menyukai