Anda di halaman 1dari 13

Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

Otitis Media Supuratif Kronik

Oleh:
Putri Rahmawati 1740312215

Preseptor :
dr. Rossy Rosalinda, Sp. THT-KL, FICS

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMILPADANG
2019

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Case Report Session

Otitis Media Supuratif Kronis


Putri Rahmawati

mastoid dan sel-sel mastoid.1


Pendahuluan
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah Kavum timpani berbentuk kubus yang didalamnya
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi terdiri atas:1
membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga a. Tulang-tulang pendengaran, terbagi atas: malleus
tengah yang terjadi terus-menerus atau hilang timbul (hammer/martil), inkus (anvil/landasan), stapes
dengan rentang waktu lebih dari 2 bulan. 1 Otitis media (stirrup/pelana)
supuratif kronis (OMSK) dapat menyebabkan b. Otot, terdiri atas: otot tensor timpani (muskulus
gangguan pendengaran. Prevalensi gangguan tensor timpani) dan otot stapedius (muskulus
pendengaran di dunia adalah sebesar 5%, atau stapedius).
sekitar 360 juta jiwa (328 juta penderita dewasa dan c. Saraf korda timpani
32 juta penderita anak-anak). Angka gangguan d. Saraf pleksus timpanikus
pendengaran dan ketulian di Indonesia merupakan
angka tertinggi di Asia Tenggara sekitar 16,8%. Angka Batas-batas kavum timpani yaitu :
gangguan pendengaran di Indonesia terjadi paling - Batas luar : membran timpani
banyak pada usia produktif dewasa (30-54 tahun) - Batas depan : tubaeustachius
sekitar 28%.2 - Batas bawah : vena jugularis
(bulbusjugularis)
Otitis media supuratif kronis (OMSK) - Batas belakang : aditus adantrum,
merupakan penyakit yang penyebabnya multifaktorial, Kanalis fasialis pars
mencakup faktor lingkungan, bakteri, host, dan risiko vertikalis
genetik.3,4 Negara berkembang memiliki angka - Batas atas : tegmen timpani
kejadian OMSK yang lebih besar dibandingkan negara (meningen/otak)
maju. Pada negara berkembang, OMSK biasanya - Batas dalam : berturut-turut dari atas ke
terjadi pada sosial ekonomi rendah, area pedesaan bawah kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis
dengan kebersihan dan faktor nutrisi yang kurang.5 fasialis, tingkap lonjong, (oval window), tingkap
bundar (round window) dan promontorium. 1
Penyakit ini dapat dikelompokkan menjadi 2 tipe,
Tuba eustachius adalah saluran yang
yakni OMSK tipe aman dan OMSK tipe bahaya, yang
menghubungkan kavum timpani dan nasofaring. Pada
memiliki kolesteatoma. Komplikasi berat dan bahkan
orang dewasa panjang tuba sekitar 37,5 mm
mengancam jiwa biasanya terjadi pada OMSK tipe
sedangkan pada anak dibawah usia 9 bulan sekitar
bahaya. Adapun komplikasi yang terjadi dapat berupa
17,5 mm. Pada anak-anak tuba lebih pendek, lebar
kehilangan pendengaran, meningitis, abses serebri,
dan letaknya mendatar sehingga infeksi dari
mastoiditis, parese nervus fasial, kolesteatoma,
nasofaring mudah menjalar ketelinga tengah. Tuba
jaringan granulasi dan empiema subdural.1,6
terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tulang yang terletak
TINJAUAN PUSTAKA dibagian belakang dan pendek sedangkan bagian
tulang rawan terletak dibagian depan dan panjang.
Anatomi Telinga Tengah Fungsi tuba eustachius yaitu menyeimbangkan
Telinga tengah terdiri atas kavum timpani tekanan telinga tengah dan dunia luar, dranase sekret
yang berbentuk kubus dengan tulang-tulang dari kavum timpani ke nasofaring dan proteksi
pendengaran didalamnya, tuba Eustachius, antrum terhadap telinga tengah dari sekret di nasofaring. 1,7
Antrum mastoid adalah ruangan pertama dan
yang terbesar yang terdiri dari sel-sel mastoid. Sel-sel
ini berhubungan satu dengan lain. Sel-sel mastoid ini
berisi udara dan berada disepanjang pars mastoideus
dari tulang temporal, termasuk bagian prossessus
mastoideus. Antrum mastoid berhubungan dengan
resessus epitimpanika pada bagian posterior melalui
aditus. Membran mukosa yang melapisi sel udara
mastoid bersambungan dengan membran mukosa
yang melapisi telinga tengah.7,8

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

bahwa S. aureus merupakan patogen predominan,


Peradangan pada telinga tengah dapat dilihat diikuti oleh P. aeruginosa.
dari membran timpani. Membran timpani merupakan
sebuah kerucut yang tidak teratur, puncaknya dibentuk Faktor risiko
oleh umbo. Membran timpani orang dewasa Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)
berdiameter sekitar 9 mm dan membentuk sudut dianggap sebagai sebuah penyakit multifaktorial, yang
lancip yang berhubungan dengan dinding inferior liang diakibatkan oleh interaksi yang rumit dan
telinga luar. Anulus fibrosus dari membran timpani berkesinambungan antara faktor lingkungan, bakteri,
mengaitkannya pada sulkus timpanikus. Selain itu, host, dan risiko genetik.3,4 Beberapa faktor risiko
membran timpani melekat erat pada maleus yaitu terjadinya OMSK diantaranya:1
pada prosesus lateral dan umbo.9 - Terapi otitis media akut (OMA) yang terlambat
diberikan
Otitis Media Supuratif Kronis - Virulensi kuman tinggi
1. Definisi - Daya tahan tubuh pasien rendah (gizi buruk)
Otitis media adalah peradangan sebagian - Higiene pasien buruk
atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius,
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis media Selain itu, gangguan organ penghidu, seperti
terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non- rhinitis, juga merupakan salah satu risiko OMSK.
supuratif (otitis media serosa, otitis media sekretoria, Sebuah penelitian mengenai hubungan antara rinitis
otitis media musinosa, otitis media efusi/OME). alergi dan OMSK di RSUP H. Adam Malik Medan
Masing-masing golongan memiliki bentuk akut dan menunjukkan bahwa pasien rinitis alergi memiliki risiko
kronis, seperti otitis media supuratif akut (otitis media 13 kali lebih besar menderita OMSK dibanding dengan
akut=OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK).1 pasien tanpa rinitis alergi. Probabilitas pasien yang
Otitis media supuratif kronis (OMSK) ialah mengalami rinitis alergi untuk menderita OMSK
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi sebesar 92,9%.11
membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga
tengah yang terjadi terus-menerus atau hilang timbul 4.Patogenesis
dengan rentang waktu lebih dari 2 bulan.1 OMSK dimulai dari episode infeksi akut.
Patofisiologi dari OMSK dimulai dengan terdapat iritasi
2. Epidemiologi dan inflamasi dari mukosa telinga tengah yang
Penderita OMSK di dunia berkisar antara 65- disebabkan oleh multifaktorial, diantaranya infeksi
330 juta orang, dengan jumlah penderita paling yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri,
banyak terdapat di negara berkembang. Kasus baru gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh turun,
OMSK diperikan sebesar 31 juta kasus per tahun lingkungan adanya penyakit telinga waktu kecil dan
dengan 22,6% persen kasus merupakan anak-anak sosial ekonomi. Pada anak dengan infeksi saluran
usia kurang dari 5 tahun.10 Prevalensi OMSK di napas atas, bakteri dapat menyebar dari nasofaring ke
Indonesia antara 3-5,2% atau kira-kira kurang lebih tuba Eustachius ke telinga tengah sehingga terjaadi
6,6 juta penduduk.6 infeksi. Kemungkinan penyebabnya adalah struktur
Penelitian menunjukkan bahwa dari subjek tuba pada anak yang berbeda dengan dewasa. Tuba
yang menderita OMSK lebih banyak perempuan yang pendek, penampang relative besar, dan posisi
dibandingkan laki-laki.11,12 Kelompok usia yang paling tuba yang datar menjelaskan mengapa hal tersebut
banyak dijumpai 10–19 tahun dengan rata-rata usia dapat terjadi. Kekebalan tubuh yang belum
35,9 ± 19,327 tahun.11 Namun terdapat penelitian lain
yang melaporkan bahwa pasien OMSK banyak
dijumpai pada kelompok usia 1–10 tahun.13

3. Etiologi dan Faktor Risiko


Etiologi
Otitis media supuratif kronis (OMSK)
merupakan sebuah perjalanan penyakit dari OMA.
Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus
merupakan bakteri aerob yang paling sering di isolasi
dari pasien dengan OMSK, diikuti dengan Proteus
vulgaris dan Klebsiella pneumoniae. Beberapa
penelitian di negara berbeda meliputi India, Nepal, dan
Singapura melaporkan bahwa P. aeruginosa
merupakan patogen tersering yang menyebabkan
OMSK, diikuti oleh S. aureus. Akan tetapi, penelitian
dari Pakistan (Gilgit), Iran, dan Saudi menunjukkan

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

berkembang sempurna juga menjadi alasan anak lebih matrik kolesteatom adalah interleukin-1,
mudah terkena infeksi telinga tengah berupa Otitis interleukin-6, tumor necrosis factor-α, dan
Media Akut (OMA).14 transforming growth factor. Zat-zat ini dapat
menstimulasi sel-sel keratinosit matriks
Respon inflamasi yang timbul adalah berupa kolesteatom yang bersifat hiperproliferatif,
udem mukosa. Jika proses inflamasi ini tetap berjalan, destruktif, dan mampu berangiogenesis. Massa
pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya ulkus kolesteatom ini dapat menekan dan mendesak
dan merusak epitel. Mekanisme pertahanan tubuh organ sekitarnya serta menimbulkan nekrosis
penderita dalam menghentikan infeksi biasanya terhadap tulang. Terjadinya proses nekrosis
menyebabkan terdapatnya jaringan granulasi yang terhadap tulang diperhebat oleh reaksi asam oleh
pada akhirnya dapat berkembang menjadi polip di pembusukan bakteri.14,15
ruang telinga tengah. Jika lingkaran antara proses Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu:
inflamasi, ulserasi, infeksi dan terbentuknya jaringan 1. Kongenital1
granulasi berlanjut, hal ini akan dapat merusak Kolestatom kongenital terbentuk pada
jaringan sekitarnya. masa embrionik. Patogenesis kolesteatom
kongenital tidak sepenuhnya dimengerti. Pada
5.Klasifikasi kolesteatom kongenital ditemukan membran
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe, yaitu :14,15 timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi, lokasi
a. Tipe aman kolesteatom biasanya di kavum timpani, daerah
Proses peradangan pada OMSK tipe petrosus mastoid atau di serebelopontin angle.
aman hanya terbatas pada mukosa saja dan
biasanya tidak mengenai tulang. Tipe aman
ditandai dengan adanya perforasi sentral atau
pars tensa dan gejala klinik yang bervariasi.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi
keadaan ini terutama patensi tuba eustakhius,
infeksi saluran nafas atas, pertahanan mukosa
terhadap infeksi yang gagal pada pasien dengan
daya tahan tubuh yang rendah. Disamping itu
campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan
derajat perubahan mukosa, serta migrasi
sekunder dari epitel skuamosa juga berperan
dalam perkembangan tipe ini. Sekret mukoid
kronis berhubungan dengan hiperplasia goblet
sel, metaplasia dari mukosa telinga tengah pada
tipe respirasi dan mukosiliar yang jelek.
Secara klinis terbagi atas penyakit aktif
dan penyakit tidak aktif. Pada penyakit aktif
terdapat sekret pada telinga. Sekret bervariasi
mulai dari mukoid sampai mukopurulen. Ukuran
perforasi sebesar jarum sampai perforasi subtotal.
Pada penyakit tidak aktif maka ditemukan
perforasi dengan tidak adanya sekret.
b. Tipe bahaya
Pada tipe ini ditemukan adanya
kolesteatom. Perforasi tipe ini letaknya marginal
atau di atik yang lebih sering mengenai pars Kolesteatom kongenital
flaksida. Karakteristik utama dari tipe ini adalah
terbentuknya kantong retraksi yang berisi 2. Didapat1
tumpukan keratin sampai menghasilkan Kolesteatom yang terbentuk setelah anak
kolesteatom. lahir, dapat dibagi atas:
Kolesteatom adalah suatu massa amorf,  Primary acquired cholesteatoma.
konsistensi seperti mentega, berwarna putih, Kolesteatom yang terjadi tanpa didahului oleh
terdiri dari lapisan epitel bertatah yang telah perforasi membran timpani pada daerah atik atau
mengalami nekrotik. Kolesteatom merupakan pars flasida, timbul akibat adanya proses
media yang baik untuk pertumbuhan kuman, yang invaginasi dari membrane timpani pars flaksida
paling sering adalah proteus dan pseudomonas. karena adanya tekanan negatif di telinga tengah
Hal ini akan memicu respon imun lokal sehingga akibat gangguan tuba (teori invaginasi).
akan mencetuskan pelepasan mediator inflamasi
dan sitokin. Sitokin yang dapat ditemui dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

ovalis. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat


tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang
pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom
bertindak sebagai penghantar suara sehingga
ambang pendengaran yang didapat harus
diinterpretasikan secara hati-hati.
Penurunan fungsi koklea biasanya terjadi
perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi
karena penetrasi toksin melalui jendela bulat
(foramen rotundum) atau fistel labirin tanpa
terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya
labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat.
Hantaran tulang dapat menggambarkan sisa
Gambar 6. Kolesteatom didapat fungsi koklea.15
3. Otalgia (nyeri telinga)
 Secondary acquired cholesteatoma. Adanya nyeri tidak lazim dikeluhkan
Kolesteatom yang terbentuk setelah terjadi penderita OMSK dan bila ada merupakan suatu
perforasi membran timpani. Kolesteatom terbentuk tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri
sebagai akibat dari masuknya epitel kulit dari liang dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri
telinga atau dari pinggir perforasi membran timpani dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat
ke telinga tengah (teori migrasi) atau terjadi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya
metaplasia mukosa kavum timpani karena iritasi durameter atau dinding sinus lateralis, atau
infeksi yang berlansung lama (teori metaplasia). ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga
mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis
Teori implantasi dikatakan bahwa eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda
kolesteatom terjadi akibat implantasi epitel kulit secara berkembang komplikasi OMSK seperti petrositis,
iatrogenik ke dalam telinga tengah sewaktu operasi, subperiosteal abses, atau trombosis sinus
setelah blust injury, pemasangan pipa ventilasi, atau lateralis.15
setelah miringotomi. 4. Vertigo
Kolesteatom merupakan media yang baik Vertigo pada penderita OMSK merupakan
untuk tempat pertumbuhan kuman (infeksi), yang gejala yang serius lainnya. Keluhan vertigo
paling sering adalah Proteus dan Pseudomonas seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel
aeruginosa. Sebaliknya infeksi dapat memicu respon labirin akibat erosi dinding labirin oleh
imun local yang mengakibatkan produksi berbagai kolesteatom. Vertigo dapat terjadi karena
mediator inflamasi dan berbagai sitokin. Sitokin yang perforasi besar membran timpani yang akan
diidentifikasi terdapat pada matrix kolesteatom adalah menyebabkan labirin lebih mudah terangsang
interleukin-1 ( IL-1), interleukin-6, tumor necrosis factor oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke
alpha, dan transforming growth factor. Zat- zat ini dalam labirin juga akan menyebabkan keluhan
dapat menstimulasi sel-sel kolesteatom bersifat vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi
hiperproliferatif, destruktif dan mampu serebelum. Fistula merupakan temuan yang
berangiogenesis.1 serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut
dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam
6.Gejala Klinis sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin
1. Telinga berair (otore) berlanjut menjadi meningitis. Uji fistula perlu
Sekret bersifat purulen (kental, putih) atau dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat
mukoid (seperti air dan encer) tergantung stadium vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan
peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh positif dan negatif pada membran timpani.15
aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan Tanda klinis dari OMSK tipe aman adalah :1
mastoid. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid - Peradangan terbatas mukosa
dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang - Perforasi terletak di sentral
karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. - Jarang menimbulkan komplikasi
Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri bahaya
mengarah kemungkinan tuberkulosis.15 - Tidak terdapat kolesteatoma
2. Gangguan pendengaran
Ini tergantung dari derajat kerusakan 7.Diagnosis
tulang-tulang pendengaran. Biasanya dijumpai tuli Diagnosis OMSK ditegakan dengan:14,15
konduktif namun dapat pula bersifat campuran. 1. Anamnesis
Gangguan pendengaran mungkin ringan Otitis Media Supuratif Kronis biasanya
sekalipun proses patologi sangat hebat, karena terjadi perlahan-lahan dan penderita seringkali
daerah yang sakit ataupun kolesteatom dapat datang dengan gejala-gejala penyakit yang
menghantar bunyi dengan efektif ke fenestra

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

sudah lengkap. Gejala yang paling sering biasanya adalah pneumokokus, streptokokus atau
dijumpai adalah telinga berair. Pada tipe aman H. influenza.
sekretnya lebih banyak dan seperti benang,
tidak berbau bususk, dan intermiten. 8. Penatalaksanaan
Sedangkan pada tipe bahaya sekretnya lebih Pada waktu pengobatan harus dievaluasi
sedikit, berbau busuk, kadangkala disertai faktor-faktor yang bisa menyebabkan penyakit menjadi
pembentukan jaringan granulasi atau polip, dan kronis, perubahan-perubahan anatomi yang
sekret yang keluar dapat bercampur darah. Ada menghambat penyembuhan, menganggu fungsi, dan
kalanya penderita datang dengan keluhan proses infeksi yang terjadi di telinga. Bila terdapat
kurang pendengaran atau telinga keluar darah. kolesteatom, maka harus dilakukan operasi, obat -
obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi
2. Pemeriksaan otoskopi sebelum operasi.1,14,15
Pemeriksaan otoskopi akan Prinsip pengobatan tergantung dari jenis
memperlihatkan adanya dan dimana letak penyakit dan luas infeksi, yang dapat dibagi atas:
perforasi. Dari perforasi dapat dinilai kondisi konservatif dan operasi
mukosa telinga tengah. A. Otitis media supuratif kronik benigna
a. Otitis media supuratif kronik benigna tenang
3. Pemeriksaan audiologi Keadaan ini tidak memerlukan
Evaluasi audiometri dan pembuatan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan
audiogram nada murni untuk menilai hantaran mengorek telinga, air jangan masuk ke
tulang dan udara penting untuk mengevaluasi telinga sewaktu mandi, dilarang berenang
tingkat penurunan pendengaran dan untuk dan segera berobat bila menderita infeksi
menentukan gap udara dan tulang. Audiometri saluran nafas atas. Bila fasilitas tersedia
tutur berguna untuk menilai ‘speech reception sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi
threshold’ pada kasus dengan tujuan untuk (miringoplasti, timpanoplasti) untuk
memperbaiki pendengaran. mencegah infeksi berulang serta gangguan
pendengaran.
4. Pemeriksaan radiologi b. Otitis media supuratif kronik benigna aktif
Pemeriksaan radiografi daerah mastoid Prinsip pengobatan OMSK adalah :
pada penyakit telinga kronis memiliki nilai 1. Membersihkan liang telinga dan kavum
diagnostik yang terbatas bila dibandingkan timpani (toilet telinga)
dengan manfaat otoskopi dan audiometri. Tujuan toilet telinga adalah
Pemeriksaan radiologi biasanya memperlihatkan membuat lingkungan yang tidak dapat
mastoid yang tampak sklerotik dibandingkan menjadi media perkembangan
mastoid yang satunya atau yang normal. Erosi mikroorganisme,karena sekret telinga
tulang yang berada di daerah atik memberi kesan merupakan media yang baik bagi
adanya kolesteatom. Proyeksi radiografi yang perkembangan mikroorganisme.
biasa digunakan adalah proyeksi schuller dimana Cara pembersihan liang telinga (toilet
pada proyeksi ini akan memperlihatkan luasnya telinga):15
pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas.
Pada CT scan akan terlihat gambaran a) Toilet telinga secara kering (dry
kerusakan tulang oleh kolesteatom, ada atau mopping).
tidaknya tulang–tulang pendengaran dan Telinga dibersihkan dengan kapas lidi steril,
beberapa kasus terlihat fistula pada kanalis setelah dibersihkan dapat di beri antibiotik
semisirkularis horizontal. berbentuk serbuk. Cara ini sebaiknya
dilakukan di klinik atau dapat juga dilakukan
5. Pemeriksaan bakteriologi oleh anggota keluarga. Pembersihan liang
Walaupun perkembangan dari OMSK telinga dapat dilakukan setiap hari sampai
merupakan kelanjuan dari mulainya infeksi akut, telinga kering.
bakteri yang ditemukan pada sekret yang kronis
berbeda dengan yang ditemukan pada otitis b) Toilet telinga secara basah (syringing).
media supuratif akut. Bakteri yang sering dijumpai Telinga disemprot dengan cairan untuk
pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa, membuang debris dan nanah, kemudian
Staphylococcus aureus, dan Proteus sp. dibersihkan dengan kapas lidi steril dan diberi
Sedangkan bakteri pada otitis media supuratif serbuk antibiotik. Meskipun cara ini sangat
akut adalah Streptococcus pneumonie dan H. efektif untuk membersihkan telinga tengah,
influenza. tetapi dapat mengakibatkan penyebaran
Infeksi telinga biasanya masuk melalui tuba infeksi ke bagian lain dan ke mastoid.
dan berasal dari hidung, sinus paranasal, Pemberian serbuk antibiotik dalam jangka
adenoid, atau faring. Dalam hal ini penyebab panjang dapat menimbulkan reaksi

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

sensitifitas pada kulit. Dalam hal ini dapat diperhatikan faktor penyebab kegagalan
diganti dengan serbuk antiseptik, misalnya yang ada pada penderita tersebut.
asam boric dengan iodine. Dengan melihat konsentrasi obat dan daya
c) Toilet telinga dengan pengisapan bunuhnya terhadap mikroba, antimikroba
(suction toilet) dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan
Pembersihan dengan suction pada nanah pertama daya bunuhnya tergantung
dengan bantuan mikroskopis operasi adalah kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin
metode yang sering dipakai saat ini. Setelah banyak kuman terbunuh, misalnya golongan
itu dilakukan pengangkatan mukosa yang aminoglikosida dan kuinolon. Golongan
berproliferasi dan polipoid sehingga sumber kedua adalah antimikroba yang pada
infeksi dapat dihilangkan. Akibatnya terjadi konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling
drainase yang baik dan resorbsi mukosa. baik. Peninggian dosis tidak menambah daya
Pada orang dewasa yang kooperatif cara ini bunuh antimikroba golongan ini, misalnya
dilakukan tanpa anastesi tetapi pada anak- golongan beta laktam.
anak diperlukan anestesi. Pencucian telinga Untuk bakteri aerob dapat digunakan golongan
dengan H2O2 3% akan mencapai sasarannya kuinolon (siprofloksasin dan ofloksasin) atau
bila dilakukan dengan “displacement golongan sefalosforin generasi III (sefotaksim,
methode” seperti yang dianjurkan oleh seftazidin, dan seftriakson) yang juga efektif
Mawson dan Ludmann. untuk Pseudomonas, tetapi harus diberikan
2. Pemberian antibiotika :14,15 secara parenteral.
a) Antibiotik topikal Untuk bakteri anaerob dapat digunakan
Pemberian antibiotik secara topikal metronidazol yang bersifat bakterisid. Pada
pada telinga dan sekret yang banyak OMSK aktif dapat diberikan dengan dosis 400 mg
tanpa dibersihkan dulu sangat tidak per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8
efektif. Bila sekret berkurang atau tidak jam selama 2-4 minggu.
progresif lagi diberikan obat tetes yang B. Otitis media supuratif kronik maligna.1,14,15
mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna
Irigasi dianjurkan dengan larutan garam adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan
fisiologis karena lingkungan bersifat asam medikamentosa hanyalah merupakan terapi
yang merupakan media yang buruk untuk sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila
tumbuhnya kuman. terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses
Mengingat pemberian obat topikal sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian
bertujuan agar obat masuk sampai telinga dilakukan mastoidektomi. Ada beberapa jenis
tengah, maka tidak dianjurkan pembedahan atau teknik operasi yang dapat
memberikan antibiotik yang ototoksik dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis,
misalnya neomisin dan lamanya tidak baik tipe benigna atau maligna, antara lain :1
lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan 1. Mastoidektomi sederhana (simple
antibiotik yang paling baik dengan mastoidectomy)
berdasarkan kultur kuman penyebab dan Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe
uji resistensi. aman yang dengan pengobatan konservatif
Antibiotika topikal yang dapat tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini
dipakai pada otitis media kronik adalah : dilakukan pembersihan ruang mastoid dari
1. Polimiksin B atau polimiksin E jaringan patologik. Tujuannya adalah supaya
Obat ini bersifat bakterisid terhadap infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.
kuman gram negatif. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak
2. Neomisin diperbaiki.
Obat bakterisid pada kuman gram positif 2. Mastoidektomi radikal
dan negatif. Toksik terhadap ginjal dan Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe
telinga. bahaya dengan infeksi atau kolesteatom
3. Kloramfenikol yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga
Obat ini bersifat bakterisid terhadap basil mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari
gram positif dan negatif kecuali semua jaringan patolgik. Dinding batas
Pseudomonas aeruginosa. antara liang telinga luar dan telinga tengah
b) Antibiotik sistemik.14,15 dengan rongga mastoid diruntuhkan,
Pemilihan antibiotik sistemik untuk sehingga ketiga daerah anatomi tersebut
OMSK sebaiknya berdasarkan kultur menjadi satu ruangan. Tujuan operasi ini
kuman penyebab. Pemberian antibiotika ialah untuk membuang semua jaringan
tidak lebih dari 1 minggu dan harus patologik dan mencegah komplikasi
disertai pembersihan sekret profus. Bila intrakranial, sementara fungsi pendengaran
terjadi kegagalan pengobatan, perlu tidak diperbaiki. Kerugian operasi ini ialah

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

pasien tidak boleh berenang seumur Membersihkan kolesteatom dan jaringan


hidupnya dan harus kontrol teraut ke dokter. granulasi di membran timpani, dikerjakan
Modifikasi operasi ini ialah dengan melalui 2 jalan (combine approach) yaitu
memasang tandur pada rongga operasi serta melalui liang telinga dan rongga mastoid
membuat meatoplasti yang lebar sehingga dengan melakukan timppanotomi posterior.
rongga operasi kering permanen, tetapi Teknik operasi ini pada OMSK tipe bahaya
terdapat cacat anatomi, yaitu meatus liang belum disepakati oleh para ahli, oleh karena
telinga luar menjadi lebar. sering kambuhnya kolesteatom kembali.

3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi


Operasi ini dilakukan pada OMSK 9. Komplikasi
dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi Cara penyebaran infeksi :
belum merusak kavum timpani. Seluruh 1. Penyebaran hematogen
rongga mastoid dibersihkan dan dinding 2. Penyebaran melalui erosi tulang
posterior liang telinga direndahkan. Tujuan 3. Penyebaran melalui jalur yang sudah ada.
operasi ini adalah untuk membuang semua Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra
jaringan patologik dari rongga mastoid dan kranial harus melewati 3 macam jalur :14,15
mempertahankan pendengaran yang masih 1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
ada. Melalui jalur yang sudah ada, seperti garis
4. Miringoplasti fraktur tulang temporal, bagian tulang yang lemah atau
Operasi ini merupakan operasi defek karena pembedahan, dapat memudahkan
timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga masuknya infeksi.
dengan timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi 2. Menembus selaput otak.
hanya dilakukan di membran timpani. Tujuan Dimulai begitu penyakit mencapai duramater,
operasi ialah untuk mencegah berulangnya menyebabkan pakimeningitis. Duramater sangat
infeksi telinga tengah pada OMSK tipe aman resisten terhadap penyebaran infeksi, akan menebal,
dengan perforasi yang menetap. Operasi ini hiperemi, dan lebih melekat ketulang. Jaringan
dilakukan pada AMSK tipe aman fase tenang granulasi terbentuk pada duramater yang terbuka
dengan ketulian ringan yang hanya pada ruang subdura yang berdekatan.
disebabkan oleh perforasi membran timpani. 3. Masuk ke jaringan otak.
5. Timpanoplasti Pembentukan abses biasanya terjadi pada
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe daerah diantara ventrikel dan permukaan korteks atau
aman dengan kerusakan yang lebih berat tengah lobus serebelum. Cara penyebaran infeksi ke
atau OMSK tipe aman yang tidak bisa jaringan otak ini dapat terjadi baik akibat tromboflebitis
ditenagkan dengan pengobatan atau perluasan infeksi ke ruang Virchow Robin yang
medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk berakhir di daerah vaskular subkortek.
menyembuhkan penyakit serta memperbaiki
pendengaran. Komplikasi OMSK dibagi atas 2 yaitu :14,15
Pada operasi ini selain rekonstruksi A. Komplikasi otologik
membran timpani sering kali harus dilakukan 1. Mastoiditis koalesen
juga rekonstruksi tulang pendengaran. 2. Petrositis
Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang 3. Paresis fasialis
pendengaran yang dilakukan maka dikenal 4. Labirinitis
istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, dan V. B. Komplikasi intrakranial
Sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih dahulu 1. Abses ekstradural
dilakukan eksplorasi kavum timpani dengan 2. Trombosis sinus lateralis
atau tanpa mastoidektomi, untuk 3. Abses subdural
membersihkan jaringan patologis. Tidak 4. Meningitis
jarang operasi ini harus dilakukan 2 tahap 5. Abses otak
dengan jarak waktu 6 s/d 12 bulan. 6. Hidrosefalus otitis
6. Pendekatan ganda timpanoplasti (combined
approach tympanoplasty) 10. Prognosis
Operasi ini merupakan teknik operasi Pasien dengan OMSK memiliki prognosis yang
timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus baik apabila dapat dilakukan kontrol yang baik
OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi terhadap proses infeksinya. Pemulihan dari fungsi
yang luas.Tujuan operasi ini ialah untuk pendengaran hasilnya dapat bervariasi dan tergantung
menyembuhkan penyakit dan memperbaiki dari penyebab. Hilangnya fungsi pendengaran oleh
pendengaran tanpa melakukan teknik gangguan konduksi dapat dipulihkan melalui prosedur
mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan pembedahan, walaupun hasilnya tidak sempurna.14,15
dinding posterior liang telinga).

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Keterlambatan dalam penanganan karena sifat tersebut dikurangi (-1) sampai (-2) pada setiap
tidak patuh dari pasien dapat menimbulkan kematian tingkatan. Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan
yang merupakan komplikasi lanjut OMSK yang tidak adalah pemeriksaan sinkinesis untuk menentukan
ditangani dengan segera. Kematian akibat OMSK komplikasi dari paresis nervus fasialis, hemispasme,
terjadi pada 18,6% pasien yang telah mengalami gustometri, schirmer test dengan cara meletakkan
komplikasi intrakranial seperti meningitis.14,15 kertas hisap atau lakmus selebar 0,5cm panjang 5-
10cm pada dasar konjungtiva, menurut Freyss jika
11. Parese Nervus Facialis terdapat perbedaan antara kanan dan kiri lebih atau
Kelumpuhan nervus fasialis ( N VII ) merupakan sama dengan 50% dianggap patologis dan
kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien tidak dapat pemeriksaan refleks stapedius juga bisa dilakukan.16,17
atau kurang dapat menggerakkan otot wajah, Penyebaran infeksi OMSK dapat melalui
sehingga tampak wajah pasien tidak simetris, penjalaran infeksi langsung atau melalui tulang yang
terutama saat menggerakkan otot ketika mengalami erosi akibat kolesteatoma. Bangunan yang
menggembungkan pipi dan mengerutkan dahi. dierosi dan diinvasi kolesteatom. Bangunan yang
Keleumpuhan nervus facialis merupakan gejala, dierosi dan diinvasi kolesteatom termasuk telinga
sehingga harus dicari penyebabnya dan ditentukan tengah, rantai tulang pendengaran, antrum mastioid,
derajat kelumpuhannya dengan pemeriksaan tertentu resesus pada telinga, sinus timpanikus, kanalis
guna menentukan terapi dan prognosisnya. semisirkularis, nervus fasialis dan duramater. Erosi
Penanganan pasien dengan kelumpuhan nervus pada tulang pendengaran merupakan komplikasi
facialis secara dini, baik operatif maupun secara tersering. Kolesteatom pada apek petrosa dapat
konservatif akan menentukan keberhasilan dan menyebabkan paralisis nervus fasialis yang akut
pengobatan.16 progresif yang disertai penurunan pendengaran
N. facialis merupakan saraf cranialis terpanjang sensorineural progresif karena destruksi otic kapsul
yang berjalan di dalam tulang, sehingga sebagian atau kompresi n. cochlearis, ekspansi ke kavum
besar kelainan n. facialis terletak di dalam tulang timpani dan tuba menyebabkan penurunan
temporal. Nervus facialis mempunya dua inti yaitu inti pendengaran konduksi.17
superior dan inti inferior. Dalam perjalanan di dalam
tulang temporal, nervus facialis di bagi dalam 3
segmen, yaitu segmen labirin, segmen timpani dan Laporan Kasus
segmen mastoid.16
Identitas Pasien:
Parese nervus fasialis merupakan salah satu
Nama : Tn. JN
komplikasi ekstrakranial pada otitis media supuratif
Jenis Kelamin : Laki-laki
kronik tipe bahaya yaitu proses peradangan saraf
Umur : 78 tahun
fasialis yang disebabkan karena infeksi masuk kanalis
Tanggal Masuk : 6 Maret 2018
fasialis atau erosi tulang atau penekanan oleh
No. MR : 01.03.75.39
kolesteatom atau jaringan granulasi. Kelemahan
nervus dapat diamati pada cabang-cabangnya yang
Anamnesis
mensyarafi otot-otot wajah yaitu ramus temoralis,
Keluhan Utama :
zigomaticus, buccal, mandibula dan cervicalis,
Keluar cairan dari telinga kanan sejak 3 bulan sebelum
biasanya derajat kelemahannnya akan menentukan
masuk rumah sakit.
reversibilitas kelumpuhan tersebut. Pemeriksaan
Riwayat Penyakit Sekarang:
nervus fasialis dapat dilakukan dengan menggunakan
- Keluar cairan dari telinga kanan sejak 3
gradasi menurut House-Brackmann dan menurut
bulan sebelum masuk rumah sakit dan
Freyss.16,17
semakin memberat sejak 11 hari ini. Cairan
Penetuan derajat kelumpuhan dilakukan
bewarna putih kadang kadang berbau. Keluar
dengan menilai fungsi motorik dan tonus dari otot
darah dari telinga ada. Riwayat keluar cairan
musculus frontalis dengan cara mengerutkan dahi, m.
dari telinga sudah dirasakan sejak 10 tahun
orbikularis okuli dengan cara memejamkan mata, m.
yang lalu, hilang timbul.
piramidalis dengan cara mengangkat dan
- Awalnya 11 hari sebelum masuk rumah sakit
mengerutkan hidung, m. orbikularis oris dengan cara
pasien mengeluhkan nyeri kepala hebat
bersiul, m. zigomatikus dengan cara tertawa lebar
disertai penurunan nafsu makan, sehingga
sampai gigi terlihat dan m. triangularis dengan cara
keluarga membawa pasien berobat ke RS
meringis. Bila penderita tidak bisa maka maka dinilai
Yos Sudarso dan dirawat selama 11 hari.
0, sedikit bisa dinilai 1 lebih bisa dinilai 2 dan norrmal
Pasien didiagnosis dengan OMSK AD +
dinilai 3, sedangkan penilaian tonus dalam keadaan
Diabetes Mellitust ipe II tidak terkontrol +
istirahat tanpa kontraksi , maka tonus otot menentukan
Parese nervus fasialis kanan.
terhadap kesempurnaan mimik atau ekspresi muka.
- Penurunan pendengaran dirasakan
Penilaian tonus seluruhnya berjumlah 15 yaitu
berkurang sejak ± 15 tahun yang lalu pada
seluruhnya terdapat loma tindakan dikalikan tiga untuk
telinga kanan. Pasien biasanya
setiap tingkatan. Apabila terdapat hipotonus maka nilai

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

menggunakan alat bantu pendengaran, - Thorax :Suara napas vesikuler,


namun sekarang sedang rusak. rhonki +/+, wheeing -/-
- Nyeri pada telinga ada sejak 3 bulan yang - Jantung : Bunyi jantung reguler,
lalu. murmur (-)
- Telinga berdenging ada sejak 3 bulan yang - Abdomen : Supel, bising usus (+)
lalu, hilang timbul. normal, hepar dan lien tidak teraba
- Wajah mencong sejak 3 bulan yang lalu.
- Riwayat benjolan di belakang telinga tidak
ada. Status Lokalis THT
- Riwayat keluar nanah dari belakang telinga Telinga
tidak ada.
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
- Demam tidak ada.
- Pusing berputar tidak ada. Kl.kongental Tidak ada Tidak ada
- Batuk ada hilang timbul sejak 2 minggu yang Daun telinga Trauma Tidak ada Tidakada
lalu, berdahak bewarna putih, namun pasien Radang Tidak ada Tidakada
Kl.Metabolik Tidak ada Tidak ada
kesulitan untuk mengeluarkan dahaknya.
Nyeri tarik Tidak ada Tidak ada
- Riwayat penurunan kesadaran, kejang, Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
muntah menyemprot tidak ada. tragus
- Lemah anggota gerak tidak ada. Cukup Cukup Cukup lapang
Dinding liang lapang (N) lapang
- Riwayat Diabetes Mellitus tipe 2 ada sejak
telinga Sempit - -
2012, tidak terkontrol. Hiperemis Tidak ada Tidak ada
- Riwayat hipertensi ada sejak 2012, tidak Edema Tidak ada Tidak ada
berobat teratur. Massa Tidak ada Tidak ada
Ada / Tidak Ada Tidak ada
Sekret/ Bau Tidak -
Riwayat penyakit dahulu : serumen berbau
- Riwayat keluar cairan dari telinga Warna Kuning -
kanan 10 tahun yang lalu, kemudian kehijauan
pasien berobat ke dokter spesialis THT Jumlah Sedikit -
Jenis Mukoid -
dan sudah dinyatakan sembuh.
- Pasien riwayat terjatuh dan terbentur Membran timpani
kepala kanan ± 50 tahun yang lalu. Warna - Putih Mutiara
- Pasien riwayat menderita stroke pada Utuh Refleks - Ada (+)
cahaya
tahun 2013. Bulging - Tidak ada
Retraksi - Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga : Atrofi - Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan Jumlah Satu Tidak ada
perforasi
dengan keluhan pasien tidak ada.
Perforasi Jenis Sentral -
Kwadran - -
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi dan Pinggir - -
Kebiasaan Mastoid Tanda Tidakada Tidakada
radang
Pasien seorang atletik, pasien merokok
Fistel Tidakada Tidakada
semenjak remaja, namun semenjak sakit sudah Sikatrik Tidakada Tidakada
berhenti. Nyeritekan Tidakada Tidakada
Nyeriketok Tidakada Tidakada
Pemeriksaan Fisik Rinne - -
Tes garpu tala Schwabach - -
Tanda Vital Weber -
Keadaan Umum : Buruk Kesimpulan Sulit dinilai karena pasien
Kesadaran : Komposmentis kurang kooperatif dan tidak
Tekanan darah : 140/80 mmHg mendengar sama sekali bunyi
penala.
Frekuensi nadi : 86 x/menit Audiometri Belum dilakukan
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 37,20 C Hidung
Pemeriks Kelainan Dektra Sinistra
aan
Status Generalis Deformitas Tidak ada Tidak ada
- Kepala :Normocepal Kelainan Tidak ada Tidak ada
- Kulit :Tidak ada kelainan Hidung kongenital
- Rambut :Tidak ada kelainan luar Trauma Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
- Mata :Konjungtiva anemis +/+,
Massa Tidak ada Tidak ada
sklera ikterik -/-
Sinus paranasal

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Pemeriksaan Dekstra Sinistra Bentuk Normal


Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Lidah Deviasi Ada ke kanan
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada Massa Tidak ada
Rinoskopi Anterior
Pemerik Kelainan Dekstra Sinistra Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher
saan Pemerik Dekstra Sinistra
Cavum Sempit - Sulit dinilai saan
nasi karena pasien
menggunakan Inspeksi Tidak terlihat tidak terlihat
NGT pembesaran KGB pembesaran KGB
Lapang Lapang - leher, tanda radang (- leher, tanda radang (-
Lokasi - - ). ).
Sekret Jenis - -
Jumlah - - Palpasi Tidak teraba tidakterabapembesara
Bau - - pembesaran KGB n KGB leher, nyeri
Konka Ukuran Eutrofi - leher, nyeri tekan (-) tekan (-)
inferior Warna merah muda -
Permukaan Licin -
Edema - -
Konka Ukuran Eutrofi -
Pemeriksaan Fungsi Nervus Facialis
media Warna Merah muda -
Permukaan Licin - 1. Pemeriksaan fungsi saraf motorik
Edema Tidak ada - Otot-otot wajah Nilai
Cukup lurus/ - M. Frontalis 2
deviasi M. Sourcilier 1
Permukaan - M. Piramidalis 1
Septum Warna - M. Orbikularis Okuli 2
Spina -
M. Zigomatikus 1
Krista -
Abses - M. Relever Komunis 1
Perforasi - M. Businator 1
Lokasi Tidak ada - M. Orbukularis Oris 1
Bentuk Tidak ada - M. Triangularis 1
Ukuran Tidak ada - M. Mentalis 1
Permukaan - - Jumlah: 12
Massa Warna - -
Konsistensi - -
2. Pemeriksaan Tonus Otot
Mudah - - Penilaian terhadap tingkatan kelompok otot wajah (7).
digoyang
Pengaruh - - 3. Pemeriksaan Sinkinesis
vasokonstrikt
or a. Pasien diminta memejamkan mata kuat-
kuat,tampak pergerakan pada sudut bibir atas yang
paresis lebih hiper dibandingkan sisi yang normal (1).
Orofaring dan mulut b. Pasien diminta untuk tertawa sambil menampakkan
Pemeriks Kelainan Dekstra Sinistra gigi, tampak pergerakan hiper pada otot-otot mata
aan bawah pada sisi yang paresis (1).
Simetris/tidak Simetris
Palatum Warna Merah muda
c. Pergerakan otot-otot disekitar mulut (gerakan
mole + Edem Tidak ada emosi), tidak dapat dinilai (0).
Arkus Bercak/eksud
Faring Tidak ada
at 4. Pemeriksaan Schirmer test
Dinding Warna Merah muda
faring Permukaan Tenang
Perbedaan kanan dan kiri <50% (5)
Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah muda Berdasarkan metode Freyes, 21x2= 42. Kekuatan
Permukaan Rata Rata motorik terbaik adalah 42%
Muara kripti Tidak
Tonsil Tidak melebar
melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada Diagnosis Kerja
Eksudat Tidak ada Tidakada - Otitis media supuratif kronik Auris
Perlengketan dekstra suspect tipe bahaya dengan
Tidak ada Tidak ada
dengan pilar
parese nervus fasialis (N VII) tipe perifer
Warna Merah muda Merah muda
Peritonsil Edema Tidak ada Tidakada dengan HB IV setinggi infragenikulatum
Abses Tidak ada Tidakada ganglion.
Lokasi Tidak ada - DM tipe II tidak terkontrol
Bentuk - - Hipertensi stage II
Tumor Ukuran -
Permukaan -
Konsistensi - Pemeriksaan Anjuran :
Gigi Karies /Radiks Tidakada Tidakada - CT Scan mastoid
Kesan - - Pemeriksaan BERA
Warna Merah muda

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Tatalaksana : disebabkan oleh trauma ataupun berasal dari otitis


Non-medikamentosa : eksterna difus.
- Membersihkan dan mengeringkan saluran Pada anamnesis, pasien menyatakan
telinga dengan kapas lidi atau cotton bud terdapat riwayat keluar cairan dari telinga 10 tahun
Medikamentosa: yang lalu, namun sudah berobat dan dinyatakan
- IVFD NaCl 0,9% 8jam /kolf sembuh. Otitis media akut dapat menjadi otitis media
- H2O2 3% ear drop 2x 5 tetes AD supuratif kronis disebabkan oleh terdapat beberapa
- Ofloxacin ear drop 2x5 tetes AD faktor, seperti terapi yang terlambat diberikan, terapi
- Inj Ceftriaxon 2x1 gram (IV) yang tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya
- N asetil systein 3x200mg (PO) tahan tubuh pasien yang rendah (gizi kurang), dan
- Erdostein 3x cth II (PO) higiene yang buruk.
- Metil Prednisolon tablet 2x32 mg (PO) (H-III) OMSK dimulai dari episode infeksi akut.
- Vitamin B kompleks 2x1 tablet (PO) Patofisiologi dari OMSK dimulai dengan terdapat iritasi
- Amlodipin 1x10 mg (PO) dan inflamasi dari mukosa telinga tengah yang
- Candesartan 1x8mg (PO) disebabkan oleh multifaktorial, diantaranya infeksi
- Inj Insulin yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri,
Operatif: Timpanomastoidektomi AD gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh turun,
Edukasi: lingkungan adanya penyakit telinga waktu kecil dan
- Istirahat cukup sosial ekonomi. Pada pemeriksaan fisik status lokalis
- Menjaga kebersihan telinga dan tidak telinga didapatkan membran timpani telah mengalami
mengorek-ngorek telinga dengan benda perforasi sentral. Apabila terdapat riwayat keluar
tajam cairan yang berlangsung kronis (> 2 bulan) dengan
- Menjaga agar telinga tidak kemasukan air membran timpani perforasi maka diganosa mengarah
- Membatukkan dahak ke otitis media supuratif kronis. Penegakkan diagnosa
OMSK diikuti dengan penentuan tipe OMSK yaitu tipe
Prognosis : aman atau tipe bahaya.
Quo ad vitam : Dubia ad bonam Perbedaan utama antara tipe aman dan tipe
Quo ad functionam : Dubia ad malam bahaya ialah kolesteatoma. Kolesteatoma merupakan
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam patognomonik pada OMSK tipe bahaya. Pada pasien
dengan adanya keluhan keluar cairan berupa darah
DISKUSI dan sudah adanya komplikasi berupa wajah mencong
Pasien seorang laki-laki berusia 78 tahun sehingga bisa dicurigai tipe bahaya, namun perlu
dirawat di bangsal THT-KL RSUP DR. M. Djamil dilakukan pemeriksaan CT Scan mastotoid untuk
Padang ditegakkan diagnosis kerja dengan Otitis melihat ada atau tidaknya kolesteatom. Kolesteatom
Media Supuratif Kronik Auris Dekstra suspect tipe adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti
bahaya dengan parese nervus fasialis (N VII) tipe mentega, berwarna putih, terdiri dari lapisan epitel
perifer dengan HB IV setinggi infragenikulatum bertatah yang telah mengalami nekrotik. Pemeriksaan
ganglion berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dianjurkan untuk menegakkan diagnosa ialah
fisik. Keluhan utama pasien yaitu keluar cairan dari dengan CT scan mastoid. Dari CT scan dapat dilihat
telinga kanan sejak 3 bulan sebelum masuk rumah ada tidaknya kolesteatom yang tersembunyi (tidak
sakit. Keluar cairan dari telinga kanan sejak 3 bulan terlihat melalui otoskop). Pemeriksaan audiometri juga
sebelum masuk rumah sakit dan semakin memberat dianjurkan untuk mengetahui gangguan pendengaran
sejak 11 hari ini. Cairan bewarna putih kadang-kadang secara kuantitatif.
berbau dan riwayat keluar darah dari telinga ada. Prinsip tatalaksana OMSK pada tipe bahaya
Terdapatnya cairan yang keluar dari telinga adalah pembedahan yaitu mastoidektomi. Jika
(otorea) merupakan manifestasi umum dari penyakit terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat
telinga. Biasanya terjadi pada kelainan di telinga ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau
tengah, namun dapat juga terjadi apabila terdapat tanpa timpaniplasti. Terapi konservatif dengan
infeksi dari kanalis auditori eksterna. Cairan yang medikamentosa hanyalah terapi sementara sebelum
keluar dapat berupa cairan serosa, mukoid, dilakukan pembedahan. Pada pasien ini diberikan
mukopurulen, purulen, darah, ataupun sekedar seperti terapi H2O2 3% ear drop 2x 5 tetes AD yang
air. Cairan serosa terjadi apabila terdapat alergi, merupakan obat pencuci telinga yang biasanya
cairan mukopurulen biasanya pada otitis media diberikan karena sekret yang keluar terus menerus.
supuratif kronik. Cairan telinga yang purulen biasanya Selain itu juga diberikan Ofloxacin ear drop 2x5 tetes
menandakan sedang terjadinya proses bone eroding AD sebagai antibiotik.
pada telinga tengah seperti kolesteatom. Cairan yang Komplikasi yang mungkin terjadi berupa
keluar pada keadaan ini biasanya berbau. Apabila komplikasi otologik dan komplikasi intrakranial.
darah, maka dapat dicurgai adanya suatu keganasan, Komplikasi otologik berupa mastoiditis koalesen,
dan apabila yang keluar berupa air, maka dapat petrositis, paresis fasialis, dan labirinitis. Komplikasi
intrakranial berupa abses ekstradural, trombosis sinus

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019


Dokter Muda THT-KL Periode Maret– April 2019 13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

lateralis, abses subdural, meningitis, abses otak, dan 4. Li JD, Hermansson A, Ryan AF, Bakaletz LO,
hidrosefalus otitis. Pada pasien ini ditemukan keluhan Brown SD, Cheeseman MT, Juhn SK, Jung TT,
wajah mencong sejak 3 bulan yang lalu, kemungkinan Lim DJ, other authors. Panel 4: Recent advances
disebabkan oleh kelumpuhan nervus fasialis ( N VII ) in otitis media in molecular biology, biochemistry,
yang merupakan kelumpuhan otot-otot wajah, genetics, and animal models. Otolaryngol Head
sehingga tampak wajah pasien tidak simetris. Nervus Neck Surg. 2013; 148:E52–E63
fasialis dapat terkena oleh penyebaran infeksi 5. Mahidiqbal, Adnan, Ihsanullah, Sharafat, Rehman ,
Hussain G. Frequency of Complication in Chronic
langsung ke kanalis fasialis pada otitis media akut.
Suppurative Otitis Media. Journal of Saidu Medical
Pada otitis media kronik kerusakan terjadi oleh erosi
College. 2013; 3(2):328-30.
tulang oleh kolesteatom atau oleh jaringan granulasi,
6. Oktaria D, Nasution SD. Laki-laki 28 tahun dengan
disusul oleh infeksi ke dalam kanalis fasialis tersebut. otitis media supuratif kronis maligna dan parese
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lumpuh pada nervus fasialis perifer. Fakultas Kedokteran
semua otot seisi wajah, pada pemeriksaan menurut Universitas Lampung. J Agromed Unila. 2017; 66-
gradasi Freyss dengan menilai fungsi motorik, tonus, 70.
sinkinesis dan hemispasme didapatkan kekuatan 7. Burrows HL. Guidelines for clinical care
motorik terbaik adalah 42%, sedangkan menurut ambulatory: Otitis media. UMHS: Otitis Media
gradasi House Brackman tampak kelemahan yang Guideline. 2013
jelas dan asimetris, mata tidak menutup sempurna, 8. Rettig E, Tunkel DE. Contemporary concepts in
dan mulut asimetris dengan usaha maksimal, management of acute otitis media in children.
sehingga bisa dikategorikan ke dalam House Otolaryngol Clin North Am. 2014. 47(5):1-26
Brackman IV. Pemeriksaan Schirmer test didapatkan 9. Gulya AJ. Anatomy of the ear and temporal bone.
hasil perbedaan kanan dan kiri <50%. In: Glasscock III ME, Gulya AJ, editors.
GlasscokcShambaugh, surgery of the ear. Fifth
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, dapat di
edition. Ontario:BC Decker Inc.,2003.p.44.
diagnosis dengan parese nervus fasialis tipe perifer
10. Monasta L, Ronfani L, Marchetti F, Montico M,
dengan HB IV setinggi infragenikulatum ganglion.
Vecchi Brumatti L, Bavcar A, Grasso D, Barbiero
Tindakan dekompresi harus segera dilakukan tanpa C, Tamburlini G. Burden of disease caused by
harus menunggu pemeriksaan elektrodiagnostik. Pada otitis media: systematic review and global
pasien diberikan Metil Prednisolon tablet 2x32 m (PO) estimates. PLoS One. 2012; 7.
dan Vitamin B kompleks 2x1 tablet (PO) yang 11. Diana F, Haryuna TSH. Hubungan rhinitis alergi
diharapkan dapat mengurangi reaksi radang yang dengan kejadian otitis media supuratif kronik. MKB.
terjadi pada kanalis fasialis. 2017; 49(2):79-85.
12. Tarigan J. Pengaruh faktor predisposisi
Kesimpulan masyarakat Tionghoa terhadap pemanfaatan
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau pelayanan kesehatan di Puskesmas Panipahan
yang biasa disebut “congek” adalah radang kronis Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan
Hilir, Provinsi Riau [tesis]. Medan: Universitas
telinga tengah dengan adanya perforasi pada
Sumatera Utara; 2010.
membran timpani dan terdapat riwayat keluarnya
13. Yousuf M, Majumder KA, Kamal A, Shumon AM,
cairan dari telinga (otore) lebih dari 2 bulan, baik terus
Zaman Y. Clinical study on chronic suppurative
menerus atau hilang timbul. Sekret dapat serous, otitis media with cholesteatoma. Bangladesh J
mukous, atau purulen. Tipe OMSK terbagi menjadi Otorhinolaryngol. 2011;17(1): 42–7.
tipe aman dan tipe bahaya. Berdasarkan aktivitas 14. Aboet A. Radang Telinga Tengah Menahun. Pidato
secret dikenal juga dengan OMSK fase tenang dan Pengukuhan Guru Besar Tetap Bagian Ilmu
fase aktif. Penentuan tipe OMSK penting untuk Kesehatan Hidung Telinga Tenggorok Bedah
menentukan penatalaksanaan pada pasien. Diagnosa Kepala Leher. Kampus USU. 2007.
yang ditegakkan secara dini dan terapi yang tepat 15. Nursiah S. Pola Kuman Aerob Penyebab OMSK
dan Kepekaan Terhadap Beberapa Antibiotika di
dapat menurunkan komplikasi yang dapat terjadi dan
Bagian THT FK USU/RSUP. H. Adam Malik
meningkatkan prognosis kesembuhan. Medan. Medan : FK USU. 2003.
16. Sjarifuddin, Bashiruddin J, Bramantyo B.
DAFTAR PUSTAKA Kelumpuhan Nervus Fasialis Perifer. Dalam :
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti
1. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tengah. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Ketujuh. Jakarta :
Tenggorok Kepala leher. Edisi 7. Jakarta : FKUI; Badan Penerbit FK-UI, 2015. hlm 92-95.
2015. Hlm. 57-69. 17. Widuri A. Paresis Nervus Fasialis pada Otitis
2. World Health Organization (WHO). Deaffness and Media supuratif Kronik Tipe Unsafe Paresis Nervus
hearing loos [internet]. Switzerland: WHO; 2017. Facialis on Malignant Type hronic Suppurative
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/e Otitis Media. Mutiara Medika. 2005; 5(2): 133-37.
n/ ```
3. Rye MS, Blackwell JM, Jamieson SE. Genetic
susceptibility to otitis media in childhood
Laryngoscope.2012; 122: 665–675

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2019

Anda mungkin juga menyukai