Oleh:
Putri Rahmawati 1740312215
Preseptor :
dr. Rossy Rosalinda, Sp. THT-KL, FICS
berkembang sempurna juga menjadi alasan anak lebih matrik kolesteatom adalah interleukin-1,
mudah terkena infeksi telinga tengah berupa Otitis interleukin-6, tumor necrosis factor-α, dan
Media Akut (OMA).14 transforming growth factor. Zat-zat ini dapat
menstimulasi sel-sel keratinosit matriks
Respon inflamasi yang timbul adalah berupa kolesteatom yang bersifat hiperproliferatif,
udem mukosa. Jika proses inflamasi ini tetap berjalan, destruktif, dan mampu berangiogenesis. Massa
pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya ulkus kolesteatom ini dapat menekan dan mendesak
dan merusak epitel. Mekanisme pertahanan tubuh organ sekitarnya serta menimbulkan nekrosis
penderita dalam menghentikan infeksi biasanya terhadap tulang. Terjadinya proses nekrosis
menyebabkan terdapatnya jaringan granulasi yang terhadap tulang diperhebat oleh reaksi asam oleh
pada akhirnya dapat berkembang menjadi polip di pembusukan bakteri.14,15
ruang telinga tengah. Jika lingkaran antara proses Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipe yaitu:
inflamasi, ulserasi, infeksi dan terbentuknya jaringan 1. Kongenital1
granulasi berlanjut, hal ini akan dapat merusak Kolestatom kongenital terbentuk pada
jaringan sekitarnya. masa embrionik. Patogenesis kolesteatom
kongenital tidak sepenuhnya dimengerti. Pada
5.Klasifikasi kolesteatom kongenital ditemukan membran
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe, yaitu :14,15 timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi, lokasi
a. Tipe aman kolesteatom biasanya di kavum timpani, daerah
Proses peradangan pada OMSK tipe petrosus mastoid atau di serebelopontin angle.
aman hanya terbatas pada mukosa saja dan
biasanya tidak mengenai tulang. Tipe aman
ditandai dengan adanya perforasi sentral atau
pars tensa dan gejala klinik yang bervariasi.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi
keadaan ini terutama patensi tuba eustakhius,
infeksi saluran nafas atas, pertahanan mukosa
terhadap infeksi yang gagal pada pasien dengan
daya tahan tubuh yang rendah. Disamping itu
campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan
derajat perubahan mukosa, serta migrasi
sekunder dari epitel skuamosa juga berperan
dalam perkembangan tipe ini. Sekret mukoid
kronis berhubungan dengan hiperplasia goblet
sel, metaplasia dari mukosa telinga tengah pada
tipe respirasi dan mukosiliar yang jelek.
Secara klinis terbagi atas penyakit aktif
dan penyakit tidak aktif. Pada penyakit aktif
terdapat sekret pada telinga. Sekret bervariasi
mulai dari mukoid sampai mukopurulen. Ukuran
perforasi sebesar jarum sampai perforasi subtotal.
Pada penyakit tidak aktif maka ditemukan
perforasi dengan tidak adanya sekret.
b. Tipe bahaya
Pada tipe ini ditemukan adanya
kolesteatom. Perforasi tipe ini letaknya marginal
atau di atik yang lebih sering mengenai pars Kolesteatom kongenital
flaksida. Karakteristik utama dari tipe ini adalah
terbentuknya kantong retraksi yang berisi 2. Didapat1
tumpukan keratin sampai menghasilkan Kolesteatom yang terbentuk setelah anak
kolesteatom. lahir, dapat dibagi atas:
Kolesteatom adalah suatu massa amorf, Primary acquired cholesteatoma.
konsistensi seperti mentega, berwarna putih, Kolesteatom yang terjadi tanpa didahului oleh
terdiri dari lapisan epitel bertatah yang telah perforasi membran timpani pada daerah atik atau
mengalami nekrotik. Kolesteatom merupakan pars flasida, timbul akibat adanya proses
media yang baik untuk pertumbuhan kuman, yang invaginasi dari membrane timpani pars flaksida
paling sering adalah proteus dan pseudomonas. karena adanya tekanan negatif di telinga tengah
Hal ini akan memicu respon imun lokal sehingga akibat gangguan tuba (teori invaginasi).
akan mencetuskan pelepasan mediator inflamasi
dan sitokin. Sitokin yang dapat ditemui dalam
sudah lengkap. Gejala yang paling sering biasanya adalah pneumokokus, streptokokus atau
dijumpai adalah telinga berair. Pada tipe aman H. influenza.
sekretnya lebih banyak dan seperti benang,
tidak berbau bususk, dan intermiten. 8. Penatalaksanaan
Sedangkan pada tipe bahaya sekretnya lebih Pada waktu pengobatan harus dievaluasi
sedikit, berbau busuk, kadangkala disertai faktor-faktor yang bisa menyebabkan penyakit menjadi
pembentukan jaringan granulasi atau polip, dan kronis, perubahan-perubahan anatomi yang
sekret yang keluar dapat bercampur darah. Ada menghambat penyembuhan, menganggu fungsi, dan
kalanya penderita datang dengan keluhan proses infeksi yang terjadi di telinga. Bila terdapat
kurang pendengaran atau telinga keluar darah. kolesteatom, maka harus dilakukan operasi, obat -
obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi
2. Pemeriksaan otoskopi sebelum operasi.1,14,15
Pemeriksaan otoskopi akan Prinsip pengobatan tergantung dari jenis
memperlihatkan adanya dan dimana letak penyakit dan luas infeksi, yang dapat dibagi atas:
perforasi. Dari perforasi dapat dinilai kondisi konservatif dan operasi
mukosa telinga tengah. A. Otitis media supuratif kronik benigna
a. Otitis media supuratif kronik benigna tenang
3. Pemeriksaan audiologi Keadaan ini tidak memerlukan
Evaluasi audiometri dan pembuatan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan
audiogram nada murni untuk menilai hantaran mengorek telinga, air jangan masuk ke
tulang dan udara penting untuk mengevaluasi telinga sewaktu mandi, dilarang berenang
tingkat penurunan pendengaran dan untuk dan segera berobat bila menderita infeksi
menentukan gap udara dan tulang. Audiometri saluran nafas atas. Bila fasilitas tersedia
tutur berguna untuk menilai ‘speech reception sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi
threshold’ pada kasus dengan tujuan untuk (miringoplasti, timpanoplasti) untuk
memperbaiki pendengaran. mencegah infeksi berulang serta gangguan
pendengaran.
4. Pemeriksaan radiologi b. Otitis media supuratif kronik benigna aktif
Pemeriksaan radiografi daerah mastoid Prinsip pengobatan OMSK adalah :
pada penyakit telinga kronis memiliki nilai 1. Membersihkan liang telinga dan kavum
diagnostik yang terbatas bila dibandingkan timpani (toilet telinga)
dengan manfaat otoskopi dan audiometri. Tujuan toilet telinga adalah
Pemeriksaan radiologi biasanya memperlihatkan membuat lingkungan yang tidak dapat
mastoid yang tampak sklerotik dibandingkan menjadi media perkembangan
mastoid yang satunya atau yang normal. Erosi mikroorganisme,karena sekret telinga
tulang yang berada di daerah atik memberi kesan merupakan media yang baik bagi
adanya kolesteatom. Proyeksi radiografi yang perkembangan mikroorganisme.
biasa digunakan adalah proyeksi schuller dimana Cara pembersihan liang telinga (toilet
pada proyeksi ini akan memperlihatkan luasnya telinga):15
pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas.
Pada CT scan akan terlihat gambaran a) Toilet telinga secara kering (dry
kerusakan tulang oleh kolesteatom, ada atau mopping).
tidaknya tulang–tulang pendengaran dan Telinga dibersihkan dengan kapas lidi steril,
beberapa kasus terlihat fistula pada kanalis setelah dibersihkan dapat di beri antibiotik
semisirkularis horizontal. berbentuk serbuk. Cara ini sebaiknya
dilakukan di klinik atau dapat juga dilakukan
5. Pemeriksaan bakteriologi oleh anggota keluarga. Pembersihan liang
Walaupun perkembangan dari OMSK telinga dapat dilakukan setiap hari sampai
merupakan kelanjuan dari mulainya infeksi akut, telinga kering.
bakteri yang ditemukan pada sekret yang kronis
berbeda dengan yang ditemukan pada otitis b) Toilet telinga secara basah (syringing).
media supuratif akut. Bakteri yang sering dijumpai Telinga disemprot dengan cairan untuk
pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa, membuang debris dan nanah, kemudian
Staphylococcus aureus, dan Proteus sp. dibersihkan dengan kapas lidi steril dan diberi
Sedangkan bakteri pada otitis media supuratif serbuk antibiotik. Meskipun cara ini sangat
akut adalah Streptococcus pneumonie dan H. efektif untuk membersihkan telinga tengah,
influenza. tetapi dapat mengakibatkan penyebaran
Infeksi telinga biasanya masuk melalui tuba infeksi ke bagian lain dan ke mastoid.
dan berasal dari hidung, sinus paranasal, Pemberian serbuk antibiotik dalam jangka
adenoid, atau faring. Dalam hal ini penyebab panjang dapat menimbulkan reaksi
sensitifitas pada kulit. Dalam hal ini dapat diperhatikan faktor penyebab kegagalan
diganti dengan serbuk antiseptik, misalnya yang ada pada penderita tersebut.
asam boric dengan iodine. Dengan melihat konsentrasi obat dan daya
c) Toilet telinga dengan pengisapan bunuhnya terhadap mikroba, antimikroba
(suction toilet) dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan
Pembersihan dengan suction pada nanah pertama daya bunuhnya tergantung
dengan bantuan mikroskopis operasi adalah kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin
metode yang sering dipakai saat ini. Setelah banyak kuman terbunuh, misalnya golongan
itu dilakukan pengangkatan mukosa yang aminoglikosida dan kuinolon. Golongan
berproliferasi dan polipoid sehingga sumber kedua adalah antimikroba yang pada
infeksi dapat dihilangkan. Akibatnya terjadi konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling
drainase yang baik dan resorbsi mukosa. baik. Peninggian dosis tidak menambah daya
Pada orang dewasa yang kooperatif cara ini bunuh antimikroba golongan ini, misalnya
dilakukan tanpa anastesi tetapi pada anak- golongan beta laktam.
anak diperlukan anestesi. Pencucian telinga Untuk bakteri aerob dapat digunakan golongan
dengan H2O2 3% akan mencapai sasarannya kuinolon (siprofloksasin dan ofloksasin) atau
bila dilakukan dengan “displacement golongan sefalosforin generasi III (sefotaksim,
methode” seperti yang dianjurkan oleh seftazidin, dan seftriakson) yang juga efektif
Mawson dan Ludmann. untuk Pseudomonas, tetapi harus diberikan
2. Pemberian antibiotika :14,15 secara parenteral.
a) Antibiotik topikal Untuk bakteri anaerob dapat digunakan
Pemberian antibiotik secara topikal metronidazol yang bersifat bakterisid. Pada
pada telinga dan sekret yang banyak OMSK aktif dapat diberikan dengan dosis 400 mg
tanpa dibersihkan dulu sangat tidak per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8
efektif. Bila sekret berkurang atau tidak jam selama 2-4 minggu.
progresif lagi diberikan obat tetes yang B. Otitis media supuratif kronik maligna.1,14,15
mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna
Irigasi dianjurkan dengan larutan garam adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan
fisiologis karena lingkungan bersifat asam medikamentosa hanyalah merupakan terapi
yang merupakan media yang buruk untuk sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila
tumbuhnya kuman. terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses
Mengingat pemberian obat topikal sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian
bertujuan agar obat masuk sampai telinga dilakukan mastoidektomi. Ada beberapa jenis
tengah, maka tidak dianjurkan pembedahan atau teknik operasi yang dapat
memberikan antibiotik yang ototoksik dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis,
misalnya neomisin dan lamanya tidak baik tipe benigna atau maligna, antara lain :1
lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan 1. Mastoidektomi sederhana (simple
antibiotik yang paling baik dengan mastoidectomy)
berdasarkan kultur kuman penyebab dan Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe
uji resistensi. aman yang dengan pengobatan konservatif
Antibiotika topikal yang dapat tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini
dipakai pada otitis media kronik adalah : dilakukan pembersihan ruang mastoid dari
1. Polimiksin B atau polimiksin E jaringan patologik. Tujuannya adalah supaya
Obat ini bersifat bakterisid terhadap infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.
kuman gram negatif. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak
2. Neomisin diperbaiki.
Obat bakterisid pada kuman gram positif 2. Mastoidektomi radikal
dan negatif. Toksik terhadap ginjal dan Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe
telinga. bahaya dengan infeksi atau kolesteatom
3. Kloramfenikol yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga
Obat ini bersifat bakterisid terhadap basil mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari
gram positif dan negatif kecuali semua jaringan patolgik. Dinding batas
Pseudomonas aeruginosa. antara liang telinga luar dan telinga tengah
b) Antibiotik sistemik.14,15 dengan rongga mastoid diruntuhkan,
Pemilihan antibiotik sistemik untuk sehingga ketiga daerah anatomi tersebut
OMSK sebaiknya berdasarkan kultur menjadi satu ruangan. Tujuan operasi ini
kuman penyebab. Pemberian antibiotika ialah untuk membuang semua jaringan
tidak lebih dari 1 minggu dan harus patologik dan mencegah komplikasi
disertai pembersihan sekret profus. Bila intrakranial, sementara fungsi pendengaran
terjadi kegagalan pengobatan, perlu tidak diperbaiki. Kerugian operasi ini ialah
Keterlambatan dalam penanganan karena sifat tersebut dikurangi (-1) sampai (-2) pada setiap
tidak patuh dari pasien dapat menimbulkan kematian tingkatan. Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan
yang merupakan komplikasi lanjut OMSK yang tidak adalah pemeriksaan sinkinesis untuk menentukan
ditangani dengan segera. Kematian akibat OMSK komplikasi dari paresis nervus fasialis, hemispasme,
terjadi pada 18,6% pasien yang telah mengalami gustometri, schirmer test dengan cara meletakkan
komplikasi intrakranial seperti meningitis.14,15 kertas hisap atau lakmus selebar 0,5cm panjang 5-
10cm pada dasar konjungtiva, menurut Freyss jika
11. Parese Nervus Facialis terdapat perbedaan antara kanan dan kiri lebih atau
Kelumpuhan nervus fasialis ( N VII ) merupakan sama dengan 50% dianggap patologis dan
kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien tidak dapat pemeriksaan refleks stapedius juga bisa dilakukan.16,17
atau kurang dapat menggerakkan otot wajah, Penyebaran infeksi OMSK dapat melalui
sehingga tampak wajah pasien tidak simetris, penjalaran infeksi langsung atau melalui tulang yang
terutama saat menggerakkan otot ketika mengalami erosi akibat kolesteatoma. Bangunan yang
menggembungkan pipi dan mengerutkan dahi. dierosi dan diinvasi kolesteatom. Bangunan yang
Keleumpuhan nervus facialis merupakan gejala, dierosi dan diinvasi kolesteatom termasuk telinga
sehingga harus dicari penyebabnya dan ditentukan tengah, rantai tulang pendengaran, antrum mastioid,
derajat kelumpuhannya dengan pemeriksaan tertentu resesus pada telinga, sinus timpanikus, kanalis
guna menentukan terapi dan prognosisnya. semisirkularis, nervus fasialis dan duramater. Erosi
Penanganan pasien dengan kelumpuhan nervus pada tulang pendengaran merupakan komplikasi
facialis secara dini, baik operatif maupun secara tersering. Kolesteatom pada apek petrosa dapat
konservatif akan menentukan keberhasilan dan menyebabkan paralisis nervus fasialis yang akut
pengobatan.16 progresif yang disertai penurunan pendengaran
N. facialis merupakan saraf cranialis terpanjang sensorineural progresif karena destruksi otic kapsul
yang berjalan di dalam tulang, sehingga sebagian atau kompresi n. cochlearis, ekspansi ke kavum
besar kelainan n. facialis terletak di dalam tulang timpani dan tuba menyebabkan penurunan
temporal. Nervus facialis mempunya dua inti yaitu inti pendengaran konduksi.17
superior dan inti inferior. Dalam perjalanan di dalam
tulang temporal, nervus facialis di bagi dalam 3
segmen, yaitu segmen labirin, segmen timpani dan Laporan Kasus
segmen mastoid.16
Identitas Pasien:
Parese nervus fasialis merupakan salah satu
Nama : Tn. JN
komplikasi ekstrakranial pada otitis media supuratif
Jenis Kelamin : Laki-laki
kronik tipe bahaya yaitu proses peradangan saraf
Umur : 78 tahun
fasialis yang disebabkan karena infeksi masuk kanalis
Tanggal Masuk : 6 Maret 2018
fasialis atau erosi tulang atau penekanan oleh
No. MR : 01.03.75.39
kolesteatom atau jaringan granulasi. Kelemahan
nervus dapat diamati pada cabang-cabangnya yang
Anamnesis
mensyarafi otot-otot wajah yaitu ramus temoralis,
Keluhan Utama :
zigomaticus, buccal, mandibula dan cervicalis,
Keluar cairan dari telinga kanan sejak 3 bulan sebelum
biasanya derajat kelemahannnya akan menentukan
masuk rumah sakit.
reversibilitas kelumpuhan tersebut. Pemeriksaan
Riwayat Penyakit Sekarang:
nervus fasialis dapat dilakukan dengan menggunakan
- Keluar cairan dari telinga kanan sejak 3
gradasi menurut House-Brackmann dan menurut
bulan sebelum masuk rumah sakit dan
Freyss.16,17
semakin memberat sejak 11 hari ini. Cairan
Penetuan derajat kelumpuhan dilakukan
bewarna putih kadang kadang berbau. Keluar
dengan menilai fungsi motorik dan tonus dari otot
darah dari telinga ada. Riwayat keluar cairan
musculus frontalis dengan cara mengerutkan dahi, m.
dari telinga sudah dirasakan sejak 10 tahun
orbikularis okuli dengan cara memejamkan mata, m.
yang lalu, hilang timbul.
piramidalis dengan cara mengangkat dan
- Awalnya 11 hari sebelum masuk rumah sakit
mengerutkan hidung, m. orbikularis oris dengan cara
pasien mengeluhkan nyeri kepala hebat
bersiul, m. zigomatikus dengan cara tertawa lebar
disertai penurunan nafsu makan, sehingga
sampai gigi terlihat dan m. triangularis dengan cara
keluarga membawa pasien berobat ke RS
meringis. Bila penderita tidak bisa maka maka dinilai
Yos Sudarso dan dirawat selama 11 hari.
0, sedikit bisa dinilai 1 lebih bisa dinilai 2 dan norrmal
Pasien didiagnosis dengan OMSK AD +
dinilai 3, sedangkan penilaian tonus dalam keadaan
Diabetes Mellitust ipe II tidak terkontrol +
istirahat tanpa kontraksi , maka tonus otot menentukan
Parese nervus fasialis kanan.
terhadap kesempurnaan mimik atau ekspresi muka.
- Penurunan pendengaran dirasakan
Penilaian tonus seluruhnya berjumlah 15 yaitu
berkurang sejak ± 15 tahun yang lalu pada
seluruhnya terdapat loma tindakan dikalikan tiga untuk
telinga kanan. Pasien biasanya
setiap tingkatan. Apabila terdapat hipotonus maka nilai
lateralis, abses subdural, meningitis, abses otak, dan 4. Li JD, Hermansson A, Ryan AF, Bakaletz LO,
hidrosefalus otitis. Pada pasien ini ditemukan keluhan Brown SD, Cheeseman MT, Juhn SK, Jung TT,
wajah mencong sejak 3 bulan yang lalu, kemungkinan Lim DJ, other authors. Panel 4: Recent advances
disebabkan oleh kelumpuhan nervus fasialis ( N VII ) in otitis media in molecular biology, biochemistry,
yang merupakan kelumpuhan otot-otot wajah, genetics, and animal models. Otolaryngol Head
sehingga tampak wajah pasien tidak simetris. Nervus Neck Surg. 2013; 148:E52–E63
fasialis dapat terkena oleh penyebaran infeksi 5. Mahidiqbal, Adnan, Ihsanullah, Sharafat, Rehman ,
Hussain G. Frequency of Complication in Chronic
langsung ke kanalis fasialis pada otitis media akut.
Suppurative Otitis Media. Journal of Saidu Medical
Pada otitis media kronik kerusakan terjadi oleh erosi
College. 2013; 3(2):328-30.
tulang oleh kolesteatom atau oleh jaringan granulasi,
6. Oktaria D, Nasution SD. Laki-laki 28 tahun dengan
disusul oleh infeksi ke dalam kanalis fasialis tersebut. otitis media supuratif kronis maligna dan parese
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lumpuh pada nervus fasialis perifer. Fakultas Kedokteran
semua otot seisi wajah, pada pemeriksaan menurut Universitas Lampung. J Agromed Unila. 2017; 66-
gradasi Freyss dengan menilai fungsi motorik, tonus, 70.
sinkinesis dan hemispasme didapatkan kekuatan 7. Burrows HL. Guidelines for clinical care
motorik terbaik adalah 42%, sedangkan menurut ambulatory: Otitis media. UMHS: Otitis Media
gradasi House Brackman tampak kelemahan yang Guideline. 2013
jelas dan asimetris, mata tidak menutup sempurna, 8. Rettig E, Tunkel DE. Contemporary concepts in
dan mulut asimetris dengan usaha maksimal, management of acute otitis media in children.
sehingga bisa dikategorikan ke dalam House Otolaryngol Clin North Am. 2014. 47(5):1-26
Brackman IV. Pemeriksaan Schirmer test didapatkan 9. Gulya AJ. Anatomy of the ear and temporal bone.
hasil perbedaan kanan dan kiri <50%. In: Glasscock III ME, Gulya AJ, editors.
GlasscokcShambaugh, surgery of the ear. Fifth
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, dapat di
edition. Ontario:BC Decker Inc.,2003.p.44.
diagnosis dengan parese nervus fasialis tipe perifer
10. Monasta L, Ronfani L, Marchetti F, Montico M,
dengan HB IV setinggi infragenikulatum ganglion.
Vecchi Brumatti L, Bavcar A, Grasso D, Barbiero
Tindakan dekompresi harus segera dilakukan tanpa C, Tamburlini G. Burden of disease caused by
harus menunggu pemeriksaan elektrodiagnostik. Pada otitis media: systematic review and global
pasien diberikan Metil Prednisolon tablet 2x32 m (PO) estimates. PLoS One. 2012; 7.
dan Vitamin B kompleks 2x1 tablet (PO) yang 11. Diana F, Haryuna TSH. Hubungan rhinitis alergi
diharapkan dapat mengurangi reaksi radang yang dengan kejadian otitis media supuratif kronik. MKB.
terjadi pada kanalis fasialis. 2017; 49(2):79-85.
12. Tarigan J. Pengaruh faktor predisposisi
Kesimpulan masyarakat Tionghoa terhadap pemanfaatan
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau pelayanan kesehatan di Puskesmas Panipahan
yang biasa disebut “congek” adalah radang kronis Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan
Hilir, Provinsi Riau [tesis]. Medan: Universitas
telinga tengah dengan adanya perforasi pada
Sumatera Utara; 2010.
membran timpani dan terdapat riwayat keluarnya
13. Yousuf M, Majumder KA, Kamal A, Shumon AM,
cairan dari telinga (otore) lebih dari 2 bulan, baik terus
Zaman Y. Clinical study on chronic suppurative
menerus atau hilang timbul. Sekret dapat serous, otitis media with cholesteatoma. Bangladesh J
mukous, atau purulen. Tipe OMSK terbagi menjadi Otorhinolaryngol. 2011;17(1): 42–7.
tipe aman dan tipe bahaya. Berdasarkan aktivitas 14. Aboet A. Radang Telinga Tengah Menahun. Pidato
secret dikenal juga dengan OMSK fase tenang dan Pengukuhan Guru Besar Tetap Bagian Ilmu
fase aktif. Penentuan tipe OMSK penting untuk Kesehatan Hidung Telinga Tenggorok Bedah
menentukan penatalaksanaan pada pasien. Diagnosa Kepala Leher. Kampus USU. 2007.
yang ditegakkan secara dini dan terapi yang tepat 15. Nursiah S. Pola Kuman Aerob Penyebab OMSK
dan Kepekaan Terhadap Beberapa Antibiotika di
dapat menurunkan komplikasi yang dapat terjadi dan
Bagian THT FK USU/RSUP. H. Adam Malik
meningkatkan prognosis kesembuhan. Medan. Medan : FK USU. 2003.
16. Sjarifuddin, Bashiruddin J, Bramantyo B.
DAFTAR PUSTAKA Kelumpuhan Nervus Fasialis Perifer. Dalam :
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti
1. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tengah. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Ketujuh. Jakarta :
Tenggorok Kepala leher. Edisi 7. Jakarta : FKUI; Badan Penerbit FK-UI, 2015. hlm 92-95.
2015. Hlm. 57-69. 17. Widuri A. Paresis Nervus Fasialis pada Otitis
2. World Health Organization (WHO). Deaffness and Media supuratif Kronik Tipe Unsafe Paresis Nervus
hearing loos [internet]. Switzerland: WHO; 2017. Facialis on Malignant Type hronic Suppurative
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/e Otitis Media. Mutiara Medika. 2005; 5(2): 133-37.
n/ ```
3. Rye MS, Blackwell JM, Jamieson SE. Genetic
susceptibility to otitis media in childhood
Laryngoscope.2012; 122: 665–675