Oleh :
dr. Arifianti Latifah
Pembimbing :
dr.Hj. Hamita Sp.THT, KL
PENDAHULUAN
Telinga pada manusia terdiri atas tiga daerah yaitu telinga luar, telinga tengah
dan telinga dalam. Telinga luar pada dasarnya merupakan corong pengumpul suara
yang terdiri atas pinna dan saluran pendengaran luar. Telinga tengah adalah bagian
yang menyalurkan suara dari telinga luar ketelinga dalam yang mengubah suara
Adanya cairan ditelinga tengah dengan membrane timpani utuh tanpa adanya
tanda tanda infeksi disebut otitis media efusi. Kejadian otitis media dengan efusi ini
sering terjadi pada anak anak, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang
dewasa. Otitis media efusi ini memiliki rekurensi yang tinggi sekitar 50% dalam 2
media efusi. .
angka insiden dan prevalensi yang tinggi. Dari beberapa kepustakaan dapat
disimpulkan rata-rata insiden OME sebesar 14%- 62%, sedang peneliti lain ada yang
Meskipun banyak kasus OME sembuh spontan, tetapi 30% hingga 40%
mengalami rekurensi setelah 3 bulan dan 5% sampai 10% kasus bisa bertahan
hingga 1 tahun.Di Indonesia masih jarang ditemukan kepustakaan yang melaporkan
angka kejadian penyakit ini, hal ini di sebabkan kerena belum ada penelitian yang
TINJAUAN PUSTAKА.
A. DEFINISI
Otitis media efusi adalah inflamasi pada telinga tengah yang ditandai dengan
adanya penumpukan cairan efusi ditelinga tengah dengan membrane timpani utuh
sistem yang berhubungan dengan hidung, nasofaring, telinga tengah, dan rongga
mastoid. Tuba Eustachius tidak hanya berupa tabung melainkan sebuah organ
dan tensor timpani dan di bagian superior didukumg tulang. Perbedaan tuba
Eustachius pada anak dan orang dewasa yang menyebabkan meningkatnya insiden
Panjang tuba pada anak setengah panjang tuba dewasa, sehingga secret
nasofaring lebih mudah refluks ke dalam telinga tengah melalui tuba yang
pendek.Arah tuba bervariasi pada anak, sudut antara tuba dengan bidang horizontal
adalah10°. Sedangkan pada dewasa 45°. Sudut antara tensor veli palatine
tensor velipalatini ) yang tidak efisien pada anak-anak. Masa kartilago bertambah
dari bayisampai dewasa. Densitas elastin pada kartilago lebih sedikit pada bayi
tetapidensitas kartilago lebih besar. Ostmann fat pad lebih kecil volumenya pada
bayi.Pada anak-anak banyak lipatan mukosa di lumen tuba Eustachius, hal ini dapat
1. Membran timpani
memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani. Membran ini memiliki panjang
dibagi dalam 2 bagian, yaitu: Pars tensa dan pars flaksida. Pars tensa merupakan
bagian terbesar dari membran timpani suatu permukaan yang tegang dan bergetar
dengan sekelilingnya yang menebal dan melekat di anulus timpanikus pada sulkus
timpanikus pada tulang dari tulang temporal. Pars flaksida atau membran Shrapnell,
letaknya dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa. Pars flaksida dibatasi
oleh 2 lipatan yaitu plika maleolaris anterior (lipatan muka) dan plika maleolaris
2. Kavum timpani
Kavum timpani merupakan rongga yang disebelah lateral dibatasi oleh membran
timpani dan inferior oleh bulbus jugularis dan n. Fasialis. Dinding posterior dekat ke
atap, mempunyai satu saluran disebut aditus, yang menghubungkan kavum timpani
dengan antrum mastoid melalui epitimpanum. Pada bagian posterior ini, dari medial
dengan tempat keluarnya korda timpani.Kavum timpani terutama berisi udara yang
batas superior dan inferior membran timpani, kavum timpani dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu epitimpanum yang merupakan bagian kavum timpani yang lebih tinggi
bagian kavum timpani yang terletak lebih rendah dari batas bawah membran timpani.
Di dalam kavum timpani terdapat tiga buah tulang pendengaran (osikel), dari luar ke
dalam maleus, inkus dan stapes. Selain itu terdapat juga korda timpani, muskulus
3. Tuba Eustachius
Tuba Eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani, bentuknya
seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan antara kavum
timpani dengan nasofaring. Tuba Eustachius terdiri dari 2 bagian yaitu : bagian
tulang yang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian) dan bagian
tulang rawan yang terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian). Fungsi
tekanan udara di dalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drainase sekret
yang berasal dari kavum timpani menuju ke nasofaring dan menghalangi masuknya
C. ETIOLOGI
Etiologi dan patogenesis OME bersifat multifaktorial antara lain infeksi virus
lingkungan dan sosial. Walaupun demikian tekanan telinga tengah yang negatif,
menjadi faktor utama dalam pathogenesis OME. Faktor penyebab lainnya termasuk
terapi radiasi, dan radang penyerta seperti sinusitis atau rinitis. Merokok dapat
tengah terganggu, drainase dari rongga telinga ke rongga nasofaring terganggu dan
gangguan mekanisme proteksi rongga telinga tengah terhadap refluks dari rongga
permaebilitas kapiler dan selanjutnya terjadi transudasi. Selain itu terjadi infiltrasi
populasi sel-sel inflamasi dan sekresi kelenjar. Akibatnya terdapat akumulasi sekret
diikuti retraksi membran timpani. Orang dewasa biasanya akan mengeluh adanya
rasa tak nyaman, rasa penuh atau rasa tertekan dan akibatnya timbul gangguan
pendengaran ringan dan tinnitus. Anak-anak mungkin tidak muncul gejala seperti ini.
Jika keadaan ini berlangsung dalam jangka waktu lama cairan akan tertarik keluar
dari membran mukosa telinga tengah,menimbulkan keadaan yang kita sebut dengan
otitis media serosa. Kejadian ini sering timbul pada anak-anak berhubungan dengan
Infeksi
terbanyak ditemukan dalam telinga tengah. Meskipun hasil yang didapat dari kultur
Status Imunologi
epitel,dengan cara membentuk ikatan komplek. Kontak langsung dengan dinding sel
epitel adalah tahap pertama dari penetrasi kuman untuk infeksi jaringan. Dengan
Alergi
jelas. Akan tetapi dari gambaran klinis di percaya bahwa alergi memegang peranan.
Namun demikian dari penelitian kadar Ig E yang menjadi kriteria alergi atopik, baik
kadarnya dalam efusi maupun dalam serum tidak menunjang sepenuhnya alergi
sebagai penyebab.Etiologi dan patogenesis otitis media oleh karena alergi mungkin
Eustachius
D. GEJALA KLINIS
Penderita OME jarang memberikan gejala sehingga kalau pada kasus anak-
anak sering terlambat diketahui. Gejala OME ditandai dengan rasa penuh dalam
gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang ringan. Dizziness juga dirasakan
OME diketahui oleh orang yang dekat dengan anak misalnya orang tua atau guru.
Anak-anak dengan OME juga kadang-kadang sering terlihat menarik-narik telinga
Pada kasus yang lanjut sering ditemukan adanya gangguan bicara dan
E. PATOFISIOLOGI
menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah sama dengan tekanan udara luar.
Fungsi proteksi untuk perlindungan telinga tengah terhadap tekanan dan sekret
nasofaring. Fungsi drainase untuk mengalirkan produksi sekret dari telinga tengah ke
nasofaring.TE tidak hanya tabung melainkan sebuah organ yang mengandung lumen
dengan mukosa, kartilago, dikelilingi jaringan lunak, musculus tensor veli palatine,
levator veli palatine, salpingofaringeus, dan tensor timpani. Tuba terdiri atas tulang
rawan pada 2/3 ke arah nasofaring dan sepertiganya terdiri atas tulang. Panjang
tuba pada anak 17,5 mm, lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horizontal daripada TE
dewasa.
Otitis media dengan efusi (OME) dapat terjadi selama resolusi otitis media akut
(OMA) sekali peradangan akut telah teratasi. Di antara anak-anak yang telah
memiliki sebuah episode dari otitis media akut, sebanyak 45 % memiliki efusi
bulan.Terdapat 3 fungsi utama tuba eustachius yaitu ventilasi untuk menjaga agar
tekanan udara antara telinga tengah dan telinga luar selalu sama, pembersihan
sekret dan sebagai proteksi pada telinga tengah. Gangguan fungsi yang dapat
sekunder terhadap alergi , infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) atau trauma. Jika
serta oksigen ke dalam sel mukosa telinga tengah. Jika berlangsung cukup lama
dengan sejumlah besar yang sesuai, terjadi transudasi dari mukosa akibat tekanan
negatif yang menyebabkan terjadinya akumulasi serosa dengan dasar efusi yang
steril. Disebabkan gangguan fungsi dari tuba eustachius, efusi menjadi mediayang
baik untuk perkembangbiakan bakteri dan bisa mengakibatkan terjadinya otitis media
tubaeustachius. Apabila peradangan dan infeksi bakteri akut telah jelas, kegagalan
padatelinga tengah. Banyak faktor yang telah terlibat dalam kegagalan dari
hiperviskositasefusi, dan tekanan udara antar telinga tengah dan telinga luar yang
tidak baik
F. DIAGNOSIS
Diagnosis OME pada anak tidak mudah dan terdapat perbedaan yangbermakna
anak yang mendiagnosisnya. Gejala tidak ada sensitif maupunspesifik, banyak anak
justru tanpa gejala. Pemeriksaan fisik pada anak penderitaOME berpotensi tidak
akurat kerena kesan subjektif gambaran membran timpanisulit dinilai. Belum lagi
anak-anak yang tidak kooperatif saat dilakukan pemeriksaan. Namun enamnesis dan
.Anamnesis
keluhan yang tidak khas terutama pada anak-anak. Biasanya orang tuamengeluh
biasanyamereka juga sering didapati dengan riwayat batuk pilek dan nyeri
keluhan telingaanaknya terasa tidak nyaman atau sering melihat anaknya menarik-
narik dauntelinganya.
Pemeriksaan fisik
.• Otoskopi
lanjut, biasanya kasus yang seperti ini karena disfungsi tubaEustachius dan
e) Gambaran air fluid level atau bubles biasanya ditemukan pada OME
tanda
Pada pemeriksaan otoskopi terlihat membran timpani suram dan retraksi, kadang
Otoskop pneumatik diperkenalkan pertama kali oleh Siegle, bentuknya relatif tidak
pneumatik selain bisa melihat jenis perforasi, jaringan patologi, danuntuk membrana
timpani yang masih utuh bisa juga di lihat gerakanya( mobilitas ) dengan jalan
memberi tekanan positif maka membrana timpani akanbergerak ke medial dan bila
Timpanometri
Timpanometer adalah suatu alat untuk mengetahui kondisi dari sistemtelinga tengah.
variasi bentuk timpanogram akan tetapi pada prinsipnya hanya ada tiga tipe,
yaknitipe A, tipe B, dan tipe C.Pada penderita OME gambaran timpanogram yang
sering didapati adalahtipe B. Tipe B bentuknya relatif datar, hal ini menunjukan
kavum timpani.Grafik yang sangat datar dapat terjadi akibat perforasi membrana
timpani,serumen yang banyak pada liang telinga luar atau kesalahan pada alat
yaitusaluran buntu.Pemerikasaan timpanometri dapat memperkirakan adanya cairan
didalamkavum timpani yang lebih baik dibanding dengan pemeriksaan otoskopi saja.
Audiogram
mengatakantidak ada perbedaan yang signifikan antara cairan serus dan kental
anak. Bila hal ini dibiarkanbisa saja ketulian bertambah berat yang berakibat buruk
bagi pasien. Akibat burukini dapat berupa gangguan local pada telinga maupun
kemunduran dalam pelajaran sekolah.Pasien dengan tuli konduksi yang lebih berat
yang disusun bersama oleh AAFP, AAOHNS danAAP menyatakan bahwa audiologi
didapat.
Radiologi
banyak membantu diagnosis penyakit ini.CT Scan sangat sensitive dan tidak
G. PENATALAKSANAAN
Sumbatan tubadan infeksi saluran nafas atas yang kronis serta berulang merupakan
masih menjadi perdebatan, inidisebabkan oleh karena baik pengobatan yang bersifat
dari 3 bulan tidak sembuh. Untukmemberikan hasil yang baik terhadap drainase
H. KOMPLIKASI
Pada pemeriksaan ini didapatkan tuli konduksi ringan sampai sedang. Tuli konduksi
Organization (ISO):
0-25 dB : normal
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.F
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pekerjaan : Honorer
Pendidikan : S1
Alamat : Alalak utara, Banjarmasin Utara
No. Register : 377491
Tgl. Pemeriksaan : 30 APRIL 2020
Anamnesa Umum :
Telinga Hidung
Korek telinga : -/- Rinore : -/-
Nyeri telinga : -/- Lamanya :-
Bengkak : -/- Terus menerus :-
Otore : -/- Kumat-kumatan :-
Lamanya :- Cair/lendir/nanah :-
Terus menerus :- Campur darah/bau : -
Kumat-kumatan :- Hidung buntu :-
Cair/lendir/nanah :- Lamanya :-
Tuli : -/+ Terus menerus :-
Tinnitus : -/+ Kumat-kumatan :-
Vertigo :- Bersin :-
Mual :- Dingin/lembab :-
Muntah :- Debu rumah :+
Mau jatuh :- Berbau : -/-
Muka menceng :- Mimisen : -/-
Pajanan bising :- Nyeri hidung : -/-
Suara sengau :-
Tenggorok Laring
Sukar menelan :- Suara parau :-
Sakit menelan :- Lamanya :-
Lamanya :- Terus menerus : -
Frekuensi :- Kumat-kumatan : -
Yang terakhir : - Afonia :-
Badan panas :- Sesak nafas :-
Lamanya :- Rasa sakit :-
Frekuensi :- Rasa mengganjal : -
Yang terakhir : -
Trismus :-
Ptyalismus :-
Rasa mengganjal : -
Rasa berlendir :-
Rasa kering :-
Status Generalis
Keadaan umum : baik Sesak nafas :-
Kesadaran : compos mentis Sianosis :-
Gizi : kesan cukup Stridor inspiratoir :-
Anemi :- Retraksi suprasternal : tdk diperiksa
Tensi : tdk diperiksa interkostal : tdk diperiksa
Nadi : tdk diperiksa epigastrial : tdk diperiksa
Suhu badan : tdk diperiksa Thorak – jantung : tdk diperiksa
Muntah :- – paru : tdk diperiksa
Kejang :- Abdomen : tdk diperiksa
Nistagmus :- Ekstremitas : tdk diperiksa
Parese/paralise n.fasialis :-
Rhinoskopi anterior :
Vestibulum - -
Edema - -
Sekret - -
massa - -
Kavum nasi
luas Lapang Lapang
mukosa Licin Licin
hiperemi - -
massa - -
sekret - -
konka edema - -
konka hiperemi - -
septum deviasi - -
Fenomena palatum mole + +
Rinoskopi posterior :
Septum nasi Deviasi –
Konka Kesan massa –
Meatus nasi Kesan massa –
Muara tuba eustachius Kesan massa –
Fossa rosenmuller Dbn
Atap nasofaring Dbn
Koane Dbn
Transiluminasi
Sinus Frontalis Tidak dievaluasi
Sinusi Maksilaris Tidak dievaluasi
Tenggorok Palatum molle N N
Uvula Di tengah
Tonsil T1 T1
Hiperemi - -
Kripte melebar - -
Detritus - -
Arcus anterior N N
Arcus posterior N N
Faring : edema (-), hiperemi (-), lendir (-), granula (-)
Laring Laringoskopi indirek :tidak dievaluasi
Regio colli Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Gambar Oto Endoskopi
Pada gambar Oto endoskopi dextra dan sinistra pada membran timpani dextra
dan sinistra tampak cairan didalam cavum timpani.
D : 55 db ( MHL sedang )
S : 53,75 db ( MHL sedang )
DIAGNOSIS
Working Diagnosa
Otitis Media Efusi Sinistra
Rencana Diagnosis
-
Rencana Terapi
Iliadin nasal spray ( 2xII hidung kanan kiri )
Tremenza tab 2x1 caps
Rencana Monitoring
Subjektif, Tanda Vital
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita yaitu
keradangan telinga tengah kiri yang disebabkan penumpukan cairan di
telinga tengah sehingga menurunkan pendengaran
Memberitahu tentang rencana tindakan lebih lanjut yaitu pemasangan gromet
pada gendang telinga kiri agar gejala dapat diperbaiki
Menjelaskan tentang kontrol dan follow up yang harus rutin dilakukan pada
pasien
Menjaga agar telinga kiri tidak kemasukan air, kalau mandi telinga kiri ditutupi
kapas
Prognosis
Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
THT RSUD Dr. H. Moch. Anshari Shaleh Banjarmasin dari tanggal 30 april 2020
dengan diagnosis Otitis Media Efusi. Pasien datang ke poli THT RSUD dr.H. Moch.
Anshari Shaleh dengan keluhan pendengaran berkurang. Telinga kiri terasa penuh
dan buntu. Tidak ada terdengar Grebeg – grebeg ditelinga kana maupun kiri, terlinga
kiri terasa berdenyut, tidak ada suara seperti mendengung ,tidak ada keluar cairan
dari telinga kanan maupun telinga kiri, telinga juga tidak terasa nyeri , keluhan
telinga kiri dirasakan membaik 2 tahun yang lalu, namun telinga kiri kembali ada
keluhan sejak 1 minggu yang lalu hingga sekarang. Pasien mengatakan sering pilek
dan hidung terasa buntu, bersin-bersin bila kena dingin / debu. Tenggorokan tidak
ada keluhan. Pada 2 tahun yang lalu tahun 2018 pasien berobat di poli THT
dengan diagnosis Otitis Media efusi dan pernah terpasang gromme ditelinga kanan
dan kiri.
Pasien ini didiagnosis dengan Otitis Media Efusi. Definisi Otitis Media Efusi
adalah suatu proses inflamasi mukosa telinga tengah yang ditandai dengan adanya
cairan non-purulen di telinga tengah tanpa tanda infeksi akut. Nama lain penyakit ini
antara lain glue ear, allergic otitis media, mucoid ear, otitis media sekretoria, otitis
Etiologi pada Otitis media efusi bersifat multipel. OME terjadi karena interaksi
berbagai faktor host, alergi, faktor lingkungan, dan disfungsi tuba Eustachius.
faktor tersebut diperkirakan menjadi faktor utama. Faktor penyebab lain adalah
seperti sinusitis atau rinitis. Etiologi disini saat berkaitan dengan pasien pada laporan
kasus ini, factor resiko yaitu karena pasien ini mempunyai alergi, kemudian pasien
juga memiliki riwayat rhinitis. Pada pasien ini juga 2 tahun lalu ,memiliki riwayat
hypertrofi adenoid.
nya berkurang, telinga terasa penuh dan buntu, juga pasien memiliki riwayat alergi
dimana manifestasi klinis ini berhubungan dengan patofisiologi dari otitis media efusi
yaitu Teori klasik menjelaskan disfungsi persisten tuba Eustachius (TE). Fungsi TE
menyeimbangkan tekanan udara telinga tengah sama dengan tekanan udara luar.
Fungsi proteksi untuk perlindungan telinga tengah terhadap tekanan dan sekret
nasofaring. Fungsi drainase untuk mengalirkan produksi sekret dari telinga tengah ke
nasofaring.TE tidak hanya tabung melainkan sebuah organ yang mengandung lumen
dengan mukosa, kartilago, dikelilingi jaringan lunak, musculus tensor veli palatine,
levator veli palatine, salpingofaringeus, dan tensor timpani. Tuba terdiri atas tulang
rawan pada 2/3 ke arah nasofaring dan sepertiganya terdiri atas tulang. Panjang
tuba pada anak 17,5 mm, lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horizontal daripada TE
dewasa. Disfungsi TE bisa terjadi karena upper respiratory tract infection (URTI),
Jika disfungsi tuba persisten, akan terbentuk tekanan negatif dalam telinga
tengah akibat absorpsi dan/ atau difusi nitrogen dan oksigen ke dalam sel mukosa
akan terjadi akumulasi cairan serous, berupa efusi steril sehingga terjadi OME.
Jika disfungsi tuba Eustachius berlanjut, efusi menjadi media ideal untuk
mengoreksi teori ini karena ditemukan patogen pada OME, sama seperti pada kasus
dari otoskop berupa membrane timpani tampak suram, tampak masih keluar cairan.
Pada pemeriksaan penunjang tampak terlihat pada alat endoskopi terlihat jelas pada
gambaran membrane timpani nya berwarna suram dan masih keluar cairan.
DAFTAR PUSTAKA
Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajarilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta:FKUI, 2001.
Helmi. Komplikasi otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. Dalam: SoepardiEA, Iskandar
N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepalaleher. Edisi kelima. Jakarta:
FKUI, 2001.
Irwan AG. Sugianto. Atlas bewarna teknik pemeriksaan kelainan telinga hidungtenggorok. FK
Informasi Kesehatan THT: Otitis Media Efusi. [5 screens]Cited 15 Juni 2009. Available from:
http://www.perhati-kl.org/Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit telinga tengah dan
Edisi 6. Jakarta: EGCThrasher, Richard D. 2009. Middle Ear, Otitis Media With Effusion [10
2009.
Dhingra , PL. Editor: Otitis media with Efusion . Diseasem of Ear, nose, and throat. New