Anda di halaman 1dari 44

Mycobacteria

Mycobacteria

 Bakteri Tahan Asam (Acid Fast Bacteria)


 Banyak yang hidup sebagai saprofit
 Patogen pada manusia :
- Mycobacterium tuberculosis (M.tbc)
- Mycobacterium leprae
- Mycobacterium bovis (patogen pada sapi)
- Mycobacterium atipik
Mycobacteria

 Mycobacterium tuberculosis complex


 Non Tuberculosis Mycobacterium

 Pembagian / grouping Myco


 Rapid grower
 Slow grower
 Pigmen
Tuberkulosis (TB)

• Penyakit menular akibat infeksi oleh M.tuberculosis


yang menyerang semua bagian tubuh tapi paru yang
tersering ( 80%)
• 2013  Indonesia merupakan peringkat ke 5 setelah
India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria
• WHO, 2010 :
- Insiden TB di Indonesia 294.000
- Angka kematian 45.000  75 % penderita
berumur 15 – 49 tahun
M.Tuberculosis complex
 Morfologi, Struktur dan Sifat
 Batang lurus, sedikit melengkung
 panjang 1-4µm
 lebar 0,3-0,6 µm
 Aerob, bergranula, tidak berspora
 Dinding sel sangat kompleks : lapisan lemak tinggi
(60%) terdiri dari asam mikolat & lilin kompleks 
struktur kompleks ini  bersifat tahan asam : sekali
terwarnai akan tetap tahan, tidak luntur (dekolorisasi),
thd penghilangan zat warna yang mengandung asam -
alkohol
Under a high magnification of 15549×, this colorized scanning electron
micrograph (SEM) depicted some of the ultrastructural details seen in the
cell wall configuration of a number of Gram-positive Mycobacterium
tuberculosis bacteria.
M.Tuberculosis complex

 Waktu pembelahan lambat ±18 jam


 Pewarnaan Ziehl Neelsen : batang halus dengan
granula merah ( granula “Much”)
 Pewarnaan Tan Thiam Hok-Kinyoun-Gabbet
adalah modifikasi pewarnaan Ziehl Neelsen 
lebih mudah dan cepat
 Umumnya sangat tahan terhadap bahan kimia dan
macam-macam antibiotik
 Dalam dahak kering tahan beberapa bulan
Cold Staining Hot Staining
Pewarnaan Tan Thiam Hok- Pewarnaan Ziehl Neelsen
Kinyoun-Gabbet
4 tahap 8 tahap dengan pemanasan
5-6 menit 10-12 menit

 Larutan Kinyoun :  Larutan Gabbett :


1. Fuksin Basa 1. Biru Metilen
2. Fenol 2. H2SO4 5%
3. Alkohol 95% 3. Alkohol 96%
4. Akuades 4. Akuades
Pewarnaan M.tuberculosis
Metode Zeihl Neelsen

 M.tuberculosis( batang ramping berwarna merah


dengan latar belakang biru)
Patogenesis Tuberculosis

 Penularan melalui percikan batuk, bersin dan


ludah penderita saat berbicara atau berteriak

 Kuman yang terhirup dapat masuk ke alveolus


1. Sebagian bakteri dihancurkan oleh mekanisme imun non spesifik (tidak
terjadi imun spesifik)
2. Pada sebagian kasus, kuman yang tidak dihancurkan akan difagositosis
oleh makrofag alveolus. Dalam makrofag sebagian kuman dihancurkan
dan yang tidak dihancurkan akan tetap berada di makrofag dan
berkembang biak
Patogenesis Tuberculosis

3. Akhirnya makrofag tersebut lisis, membentuk lesi


di tempat tersebut yang dikenal dengan Afek
Primer / Ghon focus (sarang primer)
4. Melalui afek primer bisa timbul peradangan
saluran getah bening yang menuju hilus
(limfangitis lokal), peradangan diikuti
pembesaran KGB di hilus (limfadenitis regional)
5. Gabungan Afek Primer, limfangitis lokal dan
limfadenitis regional disebut Kompleks Primer /
Ghon complex
Child lung with
Ghon complex
(primary
tuberculosis)

Primary pulmonary
tuberculosis . Available
from:
http://www.pathologyatlas.ro
/primary-pulmonary-
tuberculosis-pathology.php
Patogenesis Tuberculosis
 Kompleks Primer berkembang :
1. Sembuh tanpa cacat
2. Sembuh dengan sedikit bekas : fibrotik, sarang
perkapuran di hilus
3. Menyebar :
a. Perkontinuitatum
Obstruksi bronkus  atelektasis 
peradangan pada atelektasis
(epituberkulosis)
Patogenesis Tuberculosis
b. Penyebaran Bronkogen
Bisa di paru yang bersakutan maupun ke
paru yang sebelahnya
c. Penyebaran Hematogen dan Limfogen
Berkaitan dengan daya tahan tubuh,
jumlah dan virulansi dan bakteri

 TB pada organ lain : tulang, ginjal, sal kemih,


selaput otak ( angka mortalitas: >>)
Patogenesis Tuberculosis
 Waktu yang diperlukan sejak masuknya M.tbc hingga
terbentuknya kompleks primer secara lengkap  Masa
Inkubasi (2-12 minggu, biasanya 4-8 minggu)
Saat terbentuk Kompleks Primer  dinyatakan telah terjadi
infeksi TB Primer . Setelah terjadi Kompleks Primer 
Imunitas seluler terhadap M.tbc terbentuk 
Hipersensitifitas terhadap tuberkuloprotein (uji tuberkulin)
positif.
Selama masa inkubasi  uji tuberkulin negatif
Pada orang dengan sistem imun baik  sistem imun seluler
berkembang  proliferasi M.tbc akan terhenti
MANIFETASI KLINIS
• Sering tanpa gejala
• Lesu, BB turun
• Keringat malam
• Batuk kronik ( biasa > 2mgg)
• Haemoptoe
• Klinis lain : meningitis, TBC kulit, TBC tulang,
TBC kelenjar, TBC saluran kemih, TBC saluran
pencernaan
Pemeriksaan Laboratorium
 Spesimen :
1. Sputum : Sputum pertama pagi sesudah bagun tidur,
minimal 3 ml, 3x berturut-turut ( 3 pagi atau Sewaktu-Pagi-
Sewaktu)
2. Urin : Bangun tidur pagi  midstream 3x
3. Air kuras lambung : biasa pada anak-anak
4. Nanah
5. LCS
6. Cairan pleura
7. Jaringan biopsi : diajurkan jaringan nekrotik
8. Feses
9. Usapan tenggorok
Pemeriksaan Laboratorium

1. Pewarnaan mikroskopik langsung Ziehl-Neelsen


atau Tan Thiam Hok-Kinyoun-Gabbet

 BTA (Bakteri Tahan Asam) baru dapat dilihat dengan mikroskop bila jumlahnya
paling sedikit 5000 M.tbc/ml specimen

 Pemeriksaan mikroskopik dilaporkan menurut skala IUATLD


IUATD
(Internatiol Union Against
Terberkulosis and Lung Disease)

AFB counts Recording/reporting

No AFB in at least 100 fields 0/negative


1 to 9 AFB in 100 fields Actual AFB counts
10 to 99 AFB in 100 fields +
1 to 10 AFB per fields in at least ++
50 fields
>10 AFB per field in at least 20 +++
fields
Pemeriksaan Laboratorium

2. Kultur pada Media khusus Lowenstein-Jensen


(egg base) dengan uji resistensi (6-8 minggu) 
dapat mendeteksi 10 M.tbc/ml spesimen
3. Tes Xpert MTB/RIF dengan metode PCR, hasil
akurat, cepat dalam 2-3 jam. Bisa diagnosis TB
resisten obat, TB MDR dan Tb XDR
4. Imunoserologi
Kultur M. tuberculosis pada media
Lowenstein-Jensen
Imunoserologi
1. Uji tuberkulin (tes Mantoux)
2. IgG TB : Mendeteksi Antibodi IgG dengan Antigen spesifik M.tbc
( antigen M.tbc dengan BM 16 kDa dan 38 kDa)
3. Quantiferon-TB Gold Test (T-spot TB, Cellestis, Australia, 2005)
- Spesimen : Darah
Prinsip merangsang limfosit T dengan Antigen spesifik M.tbc
- Bila sebelumnya limfosit T telah tersensitisasi antigen TB
(pasien telah mengalami infeksi TB)  limfosit T akan
menghasilkan interferon gamma (diukur kadarnya dengan
ELISA) saat ini masih dalam penelitian mencari batasan-
batasan  terinfeksi Tb atau sedang sakit
Uji Tuberkulin

 Uji tuberkulin dilakukan interprestasi


setelah 48-72 jam

Ø Transversal Tes Mantoux :


0-4 mm : negatif
5-9 mm : meragukan
≥ 10 mm : positif
Uji Tuberkulin
 Uji tuberkulin (+) :
1. Infeksi TB alamiah
- Infeksi Tb tanpa batuk TB (infeksi TB laten)
- Infeksi Tb dan batuk TB
- TB yang telah sembuh

2. Imunisasi BCG

3. Infeksi Mycobacterium atipik


Uji Tuberkulin

 Uji tuberkulin (-) :


1. Tidak ada infeksi TB

2. Dalam masa inkubasi infeksi TB

3. Anamnesis :
Gizi buruk
keganasan
Steroid jangka panjang
Sitostatika
Penyakit morbilli, pertusis, varisela, influenxa, TB berat.
Interpretasi yang tidak baik, salah suntik
Pengobatan TB

OAT ( Obat Anti Tuberkulosis) yang dipakai :


1. Jenis obat ini pertama ( 1st line drugs)
•Isoniazid (INH)
•Ethambutol (EMB)
•Pyrazinamide (PZA)
•Rifampicin (Rifampin) (RMP/RIF)
•Streptomycin (SM/STM)

2. Jenis obat lini kedua ( 2nd line drugs )


Kanamisin, Amikasin, Kuinolon, Kapreomisin,
Sikloserin, Etionamida, Protionamida dan Linezolid
Pengobatan TB
 Pengobatan Tb dibagi menjadi 2 fase
- Fase Intensif (2-3 bulan pertama)
- Fase Lanjutan ( 4 bulan /lebih)
 Prinsipdasar pengobatan TB : minimal 3 macam obat
pada fase intensif dan dilanjutkan dengan 2 macam
obat pada fase lanjutan
 Pemberuan panduan obat bertujuan untuk mencegah
terjadinya resistensi dan membunuh bakteri intraselular
dan ekstrasesular. Pemberian jangka panjang setelah
membunuh M.tbc juga mengurangi terjadinya relaps
Multi Drug Resistant TB (MDR-TB)

 Definisi: Isolat M.tbc yang resisten terhadap 2 atau lebih obat lini
pertama (minimal terhadap INH dan Rifampisin)

 CurigaMDR-TB : secara klinis tidak ada perbaikan dengan


pengobatan.

 Penyebab resistensi OAT :


- Pemakaian obat tunggal
- Pemberian obat tidak teratur
- Penggunaan panduan obat tidak memadai, termasuk
campuran obat tidak dilakukan secara benar
- Kualitas obat
Multi Drug Resistant TB (MDR-TB)

 Resistensi disebabkan oleh sejumlah mutasi genomik dalam


gen spesifik M.tbc

 Resistensi OAT lini pertama  mutasi pada gen :


 katG, inh A, aph C, untuk resistensi INH
 rpoB terhadap Rifampisin
 embB terhadap Etambutol
 pncA terhadap Pirazinamida

 TB dengan bakteri resisten bisa diobati dengan obat lini


kedua tapi butuh waktu yang lama (2 tahun), harga 100x
lebih mahal serta banyak efek samping
 Isu menakutkan dalam hal TB saat ini adalah
Extensive Drug Resistance (XDR)  Kebal
terhadap 3 atau lebih jenis OAT lini kedua, sejauh
ini belum ada obat lini ketiga.
Mycobacterium leprae
 Penyebab penyakit KUSTA = LEPRA = MH ( Morbus
Hansen)  penyakit menular menahun terutama
menyerang kulit, saraf perifer ( tangan, kaki, mata),
mukosa traktus respiratorius bagian atas, organ lain,
kecuali SSP
 Indonesia merupakan negara urutan ke-3 setelah India
dan Brazil
 Lepra/ kusta bersifat menular dan dapat terjadi pada
exposure yang lama pada sumber infeksi, khususnya
pada anak-anak yang tinggal satu atap dengan
penderita lepra.
Mycobacterium leprae
 Morfologi dan Sifat
- Mirip M.tuberculosis berbentuk batang ( uk 3-8µm x
0,8µm dengan pewarnaan khusus BTA ( Ziehl-Neelsen
atau Tan Thiam Hok-Kinyoun-Gabbet) berwarna merah
- Sering terdapat dalam kelompok sejajar atau seperti bola Globus
- Obligat intraseluler
- Division time 12-14 hari
- Belum dapat dikultur pada media apapun tapi dapat diinokulasi
kedalam telapak kaki mencit dan armadillo
- Daya tahan M.leprae dari percikan lendir hidung penderita MH tipe
Lepromatosa yang belum dapat diobat  tahan ± 40 hari di tanah
Pewarnaan M.Leprae dengan Metode Ziehl Neelsen

M.Leprae  berwarna merah memberntuk globulus


dengan latar belakang biru
Masa Inkubasi, Penularan, dan Klinis
 Masa inkubasi penularan 2-10 tahun, Penularan langsung antara manusia
seteleh kontak lama, mel. Sal. Nafas (droplet), kontak kulit, benda
tercemar M.leprae ( jarum tattoo)
 Penularan hasrus melaui persyaratan: Prolonged intimate dan continuosly.
 Mulainya perlahan-lahan, lesi terdapat pada bagian tubuh yang lebih
dingin ( kulit, saraf perifer, hidung, faring, laring, mata dan testis)
 Lesi Kulit : pucat, makular dengan diameter 1-10 cm, eritema
 Tumbuh intraseluler pada histiosit kulit, sel endotel, dan sel-sel Schwann
pada saraf perifer.
 Gangguan neurologi  menyerang saraf perifer:
parastesi (perasaan seperti kesemutan & nyeri), neuritis, anastesi 
terluka dan infeksi  luka membesar, melibatkan tulang  amputasi dan
kecacatan
Klinis
Ada 4 tipe/stadium penyakit Lepra :
1. Tipe tuberkuloid (T)
2. Tipe Lepromatosa (L)
3. Tipe borderline (B)  BL dan BT
4. Tipe indeterminate
Gejala

Gejala dari lepra / MH  5A :


1. Akhori : pucat
2. Anastesia : tidak terasa  saraf terkena
bercak putih kemerahan yang mati rasa
3. Alopesia : tidak ditumbuhi rambut
4. Athrophi : oto-otot yang dipersyarafi mengecil
5. Anhidrosis : kering, tidak berkeringat (kelenjar keringat
terganggu)

 Suhu tubuh baik & tetap di bawah 37ᵒC (±36ᵒC)

 Masa inkubasi yang panjang (dapat sampai 10 tahun & tanpa rasa
Pemeriksaan Laboratorium
 Kerokan ( kulit, cuping telinga, glabella, iris, dan selaput
lendir hidung pada septum nasal)  pewarnaan Ziehl-
Neelsen atau Tan Thiam Hok-Kinyoun Gabbet
 Inokulasi pada telapak kaki mencit/armadilo
 Serologi :
- IgM phenolic glycolipic-1 (PGL-1) M.leprae
 95% (+) pada lepra tipe lepromatosa
 Titer menurun bila terapi efektif
 merupakan tes ELISA
- Mycobacteriae leprae particle agglutination (MLPA)
Terapi
 Multi Drug Therapy (MDT)  WHO (1981) :
- Dapsone
- Rifampisin
- Klofazimin
- Claritomisin
- Gol .Kuinolon
Tugas

 Makalah
Pengelompokan Mycobacteria

 Mycobacterium tuberculosis complex


 Non Tuberculosis Mycobacterium

 Pembagian / grouping Mycobacteria


 Klasifikasi Runyoun
dan penjelasannya masing masing
 Rapid grower
 Slow grower
 Pigmen
Uji diagnostik Mycobacterium tuberculosis compleks

 Staining method Dasar pemeriksaan


 Culture based
Sensitivity dan specificity
Bahan pemeriksaan / spesimen
 Liquid media
 Solid media
 Molecular based
 Immunoserologi
 IGRAs
 Mantoux
 Ig G TB
 Quanti TB
 DLL
STRUKTUR ASAM MIKOLAT

 Nama lengkap/ nama kimiawi


 Struktur kimia
 Sifat / karakterisitik
TB - HIV

Pengaruh HIV
Epidemiologi terhadap
penyebaran TB

Anda mungkin juga menyukai