KELOMPOK 3
Pertanyaan : Fase gerak yg kelompok anda pakai adalah aquabides: metanol (3:1) apakah
alasan kelompok anda menggunakan fase gerak dengan perbandingan tersebut?
dan pada validasi metode analisis kenapa tidak menggunakan parameter LOQ
dan LOD?
Jawaban :
Untuk Perbandingan fase gerak yang kami gunakan merujuk pada Farmakope Indonesia
edisi V hal. 986 dimana 1:3 (metanol :air). Pemilihan fase gerak didasarkan atas sifat kimia zat
aktif paracetamol merupakan bahan yang tergolong senyawa organic karena memiliki rantai
karbon. Paracetamol juga merupakan suatu bahan obat yang memiliki sifat polar. Metanol dan air
sendiri merupakan salah satu pelarut yang memiliki sifat polar dan analit bersifat polar sesuai
dengan prinsip like dissolve like (zat hanya akan larut pada pelarut yang sejenis sehingga sampel
akan terbawa oleh fase gerak tersebut). Proses analisis dapat ditambahkan dengan eluen agar
mampu memisahkan peak antar analit dengan pengotor ataupun analit dengan matriksnya.
Hasilnya akan didapatkan kromatogram yang efisien dengan hasil pemisahan yang sempurna.
Paramater nilai kromatogram dari HPLC bernilai baik, yaitu dengan nilai resolusi lebih dari 1,5.
Hasil tersebut mengartikan bahwa analit pada sampel terpisah secara sempurna. Kebalikannya
jika nilai resolusi kurang dari 1.5 maka hasil pemisahan analit kurang sempurna.
Untuk LOD & LOQ tetap dilakukan dengan cara penentuan S/N (signal to noise ratio),
Nilai simpangan baku blanko ditentukan dengan cara menghitung tinggi peak pada pengukuran
blanko sebanyak 10 titik sehingga analit memberikan respon. Parameter batas deteksi dan
kuantitasi dihitung berdasarkan hasil uji program validasi.
Pertanyaan : Batas cemaran untuk paramater kritis ini bagaimana? Dan selain metode HPLC
adakah metode validasi lain yg bisa di pakai? Jelaskan.
Jawaban :
CPOB telah ditentukan batas cemaran mikroba pada saat kegiatan produksi berlangsung.
Batas Cemaran mikroba, dapat ditunukkan pada tabel dibawah ini (BPOM RI, 2013):
Batas yang disarankan untuk cemaran mikroba (*)
Kelas Sampel Cawan papar (dia. Cawan kontak Sarung tangan 5
3 90 mm) cfu /4jam (dia. 55 mm) jari cfu /sarung
cfu/m
(**) cfu/plate tangan
A <1 <1 <1 <1
B 10 5 5 5
C 100 50 25 -
D 200 100 50 -
Catatan : (*) Nilai rata-rata
(**) Cawan papar dapat dipaparkan kurang dari 4 jam
2. Dalam pengujian analisis sediaan farmasi dapat dilakukan dengan mengguanakan
berbagai metode seperti HPLC, Spektrofotometri UV-Vis, AAS, dan metode analisis
lainnya.
Pada makalah ini kami memilih metode HPLC karena metode HPLC memiliki banyak kelebihan yang
paling utama adalah efisiensi dan tingkat kepekaan yang tinggi dibanding metode yang lain. Selain itu,
mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran, mudah melaksanakannya, kecepatan
analisis dan kepekaan yang tinggi, dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang
dianalisis (Rizki A, 2011).
Soal 4. (Devi Arini S nim 19-159)
Pertanyaan : Batas cemaran untuk paramater kritis ini bagaimana? Dan selain metode HPLC adakah
metode validasi lain yg bisa di pakai? Jelaskan.
Jawaban :
Alasan menggunakan 60 ml karena sirup pct yg akan dibuat ditujukan kepada anak anak, dan
penggunaan dosis sirup pct menurut DIH Ed.17 dosis untuk anak yaitu 10-15ml untuk 3x dalam
sehari, jadi agar sediaan tersebut dapat habis kurang dari 3 hari, jika dalam 3 hari keluhan yang
dirasakan tidak membaik maka harus segera dibawa ke dokter.
pH yang kami gunakan untuk sirup pct yaitu 6 dimana pH tersebut merupakan kondisi paling stabil
pada bahan aktif paracetamol menurut DIH Ed.17.
Pertanyaan : Batas cemaran untuk paramater kritis ini bagaimana? Dan selain metode HPLC adakah
metode validasi lain yg bisa di pakai? Jelaskan.
Jawaban :
Metode lain yang bisa digunakan yaitu UV-Vis, namun kelompok 3 menggunakan HPLC karena
metode analisis HPLC merupakan metode analisis yang lebih selektif jika dibandingkan metode yang
lain termasuk metode UV-VIS. Selain itu, pemilihan metode analisis menggunakan HPLC karena
dapat melakukan berbagai pengujian yang tidak bisa dilakukan pada metode spektro uv-vis seperti uji
identity, uji purity. Selain itu Spektrofotometer UV-VIS tidak dapat memisahkan antara zat yang
terkandung sehingga apabila dianalisis yang terbaca bukan hanya zat aktif. Sedangkan HPLC dapat
memisahkan zat aktif dengan bahan lain, sehingga hasilnya berupa kadar zat aktif murni tidak tumpang
tindih dengan excipientnya. Pada suatu penelitian yang menganalisis paracetamol sediaan tablet,
menyatakan hasil analisis pada KCKT lebih akurat dari pada spektro uv-vis ditunjukkan dengan lebih
kecilnya nilai simpangan baku dari hasil analisis HPLC dr pada uv vis.