“ISOLASI DNA”
Disusun oleh:
Nama : Dita Ayu Suci Permatasari
NIM : 205040200111082
Kelas :D
Asisten : Jopie Meiske
3.1.2 Bahan
Tabel. 2 Bahan
No. Bahan Fungsi
1. Brokoli Spesimen praktikum
2. Detergen Komposisi perlakuan
3. Garam Komposisi perlakuan
4. Alkohol 96% Untuk mempresipitasikan
5. Aquades Untuk menghomogenkan spesimen yang telah
dihaluskan
3.2 Cara Kerja
Menyaring perlakuan A dan dimasukkan ke wadah lain, lakukan hal yang sama
pada perlakuan B dan C
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perlakuan A (0,5 g garam : 1 g detergen)
Pada perlakuan A yakni dengan komposisi 0,5 g garam dan 1 g detergen
menghasilkan gumpalan sedang. Dalam praktikum ini, penggunaan detergen dapat
merusak membran dan dinding sel melalui ikatan yang dibentuk pada sisi
hidrofobik detergen dengan protein dan lipid pada membran sel yang membentuk
senyawa lipid-protein-detergen kompleks (Hapsari, 2015). Sedangkan garam yang
mengandung Na+ berfungsi untuk membentuk ikatan dengan kutub negatif pada
ikatan fosfat DNA. Gumpalan yang sedang dikarenakan jumlah garam yang
berfungsi untuk mengikat kutub negatif fosfat DNA tidak sebanding atau hanya
separuhnya dari jumlah detergen yang menggerus membran sel. Menurut Yulianti
(2006), bahwa saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA
akan berkumpul membentuk gumpalan. Oleh karena itu, gumpalan yang dihasilkan
pada perlakuan A jumlahnya sedang mengikuti jumlah garam yang dicampurkan
sebesar 0,5 gram (setengahnya jumlah detergen).
4.2.2 Perlakuan B (1 g garam : 1 g detergen)
Pada perlakuan B yakni dengan komposisi 1 g garam dan 1 g detergen
(komposisi seimbang) menghasilkan gumpalan banyak. Hal ini terjadi karena
detergen mampu meluruhkan banyak membran sel dan garam mampu mengikat
kutub negatif fosfat DNA sesuai atau sebanding dengan jumlah yang diluruhkan
detergen. DNA akan berkumpul saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat yang
bermuatan negatif (Yulianti, 2006). Oleh karena itu, gumpalan yang dihasilkan
banyak.
4.2.3 Perlakuan C (1 g garam : 0,5 g detergen)
Pada perlakuan C yakni dengan komposisi 1 g garam dan 0,5 g detergen
menghasilkan gumpalan sedikit jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Detergen yang berfungsi untuk merusak membran dan dinding sel melalui ikatan
yang dibentuk (Hapsari, 2015), berjumlah lebih sedikit dibanding dengan garam.
Hal ini menyebabkan muatan positif protein komosomal masih banyak yang tetap
berikatan dengan muatan negatifnya, sehingga garam yang bermuatan Na + hanya
dapat berikatan dengan muatan negatif dalam jumlah yang sedikit.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Isolasi DNA merupakan proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada
(ekstraksi atau lisis) biasanya dilakukan homogenasi dan penambahan buffer
ekstraksi dan buffer lisis untuk pencegahan DNA rusak. Adapun dalam praktikum
kali ini, dilakukan isolasi DNA pada brokoli dengan 3 perlakuan yakni A, B, dan
C. Dalam proses isolasi yang terdiri dari beberapa tahapan, detergen memiliki
peranan yang penting karena berfungsi untuk merusak membrane sel dan dinding
sel serta memisahkan muatan positif fosfat DNA. Sedangkan garam yang
mengandung Na+ berfungsi untuk membentuk ikatan dengan kutub negatif pada
ikatan fosfat DNA serta membentuk gumpalan. Selain itu, perlakuan B yakni 1 g
garam dan 1 g detergen merupakan perlakuan yang menghasilkan gumpalan
terbanyak. Hal ini karena jumlah garam dan detergen yang memiliki fungsi saling
berhubungan berjumlah sama yakni 1:1 (seimbang). Dengan demikian, gumpalan
DNA yang dihasilkan banyak.
5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya laporan praktikum biokimia tanaman tentang
isolasi DNA ini, mahasiswa (praktikan) maupun pembaca dapat memahami definisi
dari isolasi DNA, tahapan isolasi DNA, serta mengetahui manfaat dari isolasi DNA
di dalam bidang Pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Morgan, D., Raff, M., Roberts, K., dan Walter,
P. 2015. Molecular Biology of The Cell (Sixth Edition). New York: Garland
Science.
Faatih, M. 2009. Isolasi dan Digesti DNA Kromosom. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi. 10(1): 61-67.
Fang, J., Zhu, X., Wang, C., dan Shangguan, L. 2016. Application of DNA
Technologies in Agriculture. Current Genomics. 17(4): 379-386.
Handayani, F., Wulandari, R. A., dan Murti, R. H. 2016. Genomic DNA Extraction
Method from Mature Leaf of Lai (Durio kutejensis Becc.). AGRIVITA. 38(1):
73-79.
Hapsari, A. I. 2015. Isolasi DNA Tanaman Bayam (Amaranthus sp.) dan Ikan Lele
(Clarias sp.) sebagai Kajian dalam Biologi Molekuler. Didaktika. 13(2): 23-
30.
Rahmadina. 2019. Biokimia Dalam Kehidupan. Medan: Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Suharsono, H. 2018. Asam Urat Akibat Gangguan Metabolisme Asam Nukleat.
Denpasar: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Yulianti, E. 2006. Pengembangan Teknik Isolasi DNA Tumbuhan Menggunakan
Detergen Komersial. SEMINAR NASIONAL MIPA 2006. Yogyakarta:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan UNY.
LAMPIRAN