Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

“PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP


PERTUMBUHAN MIKROORGANISME”

Dosen pengampu:

Nur Hasanah, S,Si., M.Si

Disusun oleh :
1. Devia Agustin (221030490252)
2. Dhea Nur Fauziyah (221030490266)
3. Fikri Maulana Ramadhan (221030490261)
4. Halimatu Sadiah (221030490281)
5. Hikmatul Aliyah (221030490269)
6. Ino Adinda Citra Apsin (221030490284)
7. Keisya Sabrina Putri (221030490251)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang
mikroorganisme mikroskopis atau organisme yang memiliki ukuran sangat
kecil yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop. Mikroorganisme
terdiri menjadi beberapa jenis yakni jamur, bakteri, protozoa, archea, dan
virus. Mikroorganisme adalah suatu makhluk hidup yang berukuran sangat
kecil atau renik. Meski termasuk dalam satu kelompok mikroorganisme tapi
pada masing masing jenis memiliki perbedaan pada tubuhnya. Dan perbedaan
antara mikroorganisme ini adalah bentuk, sifat, ukuran, warna dan testur dari
sel pertumbuhan mikroba berbeda-beda bergantung pada jenis mikroba dan
tau lingkungan pertumbuhannya. Secara umum, pertumbuhan mikroba
dipengaruhi leh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal berasal dari mikroba itu sendiri, seperti gen. Sedangkan faktor
eksternal berasal dari luar mikroba. Salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah adanya zat penghambat atau
inhibitor. Larutan kimia pada dasarnya mampu menghambat ataupun
membunuh pertumbuhan bakteri. Larutan kimia tersebut dapat disebut dengan
Zat antimikroba. Senyawa antimikroba adalah senyawa kimiawi atau biologis
yang dapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba, baik secara
alamiah ataupun secara sengaja. Zat kimia ini terdiri dari bermacam larutan,
sehingga pengaruh terhadap penghambatan bakteri berbeda-beda. Oleh karena
itu dilakukan praktikum mengenai “Pengaruh Zat Kimia terhadap
Pertumbuhan Mikroba”. Sehingga dapat mengamati dan memperoleh
informasi terkait pengaruh zat kimia terhadap pertumbuhan mikroba
1.2 Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :


1. untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan fisis terhadap pertumbuhan
mikroorganisme.
2. untuk dapat melakukan pengujian terhadap faktor lingkungan fisis pertum
buhan mikroorganisme
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ALAT DAN BAHAN


 Alat

No Alat Jumlah Satuan

1. Erlenmeyer 250ml 2 (dua) buah

2. Gelas ukur 1 (satu) buah

3. Cawan petri 1 (dua) buah

4. Tabung reaksi 13 (Tiga belas) buah

5. Tabung durham 1 (satu) buah

6. Magnetik stirer 1 (satu) buah

7. Jarum ose 1 (satu) buah

8. Kertas sampul 1 (satu) buah

 Bahan

No Bahan Jumlah Satuan


1. Ekstrak daging 1 buah
2. Larutan glukosa 1 ml
3. Agar 1 buah
Plepton 1 buah
Glukosa 1 ml
Aquadest 1 ml
Nacl 1 ml
Ragi 1 buah
Kentang 1 buah
Ekstrak kentang 1 ml
Ekstrak belimbing 1 ml

2.2 PROSEDUR KERJA

1.Dicampurkan agar-agar 1,5 gram, NaCl 0,8 gram, glukosa 0,6 gram dan aqua
dest sebanyak 100 ml di dalam Erlenmeyer

2.Erlenmeyer dibungkus dengan kertas sampul

3.Dimasukkan kedalam Autoclave sampai prosenya selesai

4.Diletakkan ke dalam cawan petri dan didinginkan.

2.3 Pengujian Pengaruh Suhu

Pada pengujian ini digunakan 2 sampel yaitu media kaldu glukosa dan ekstrak
belimbing dengan penambahan bakteri E. Coli dari air parit Tugu Unsyiah.
Komposisi yang terkandung dalam media glukosa adalah NaCl, glukosa, dan
aquadest. Air pari dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah terdapat tabung
durham, Dan telah diisi dengan sampel. Media tersebut diinkubasi pada suhu
30°C didalam Cleanbench dan 50°C di dalam oven. Setelah diinkubasikan selama
72 jam, sampel media kaldu glukosa terdapat banyakgelembung pada tabung
durham pada suhu 30°C dibandingkan dengan suhu 50°C.ekstrak belimbing pada
suhu 30°C timbul gelembung udara yang jumlahnya lebih sedikit daripada media
kaldu glukosa, begitu pula pada ekstrak belimbing 50°C.
2.4 HASIL PENGAMATAN

Gambar 2.1 Perbandingan partumbuhan mikroba dalam media kaldu glukosa dan
media ekstrak belimbing pada suhu 30°C dan 50°C .

2.5 Pengaruh Pengujian pH

Pada pengujian ini digunakan 3 sampel yaitu ekstrak belimbing, ekstrak kentangre
bus, dan air detergen. Kemudian diukur masing-masing pH dengan mengunakan
kertas lakmus. Diperoleh data ph 3 untuk ekstrak belimbing, ph 6 untuk ekstrak
kentang dan ph 11untuk air detergen. Pada percobaan diperoleh hasil, bakteri tum
buh baik pada media ekstrak kentang dengan pH 6. Hal ini menunjukkan bahwa
bakteri termasuk ke dalam kelompok neitrofil dengn kisaran pH 5,5-
8,5. Bakteri tidak bisa tumbuh pada ekstrak belimbing karena pH yang terlalu
asam akan menghambat pertumbuhan. Pada air detergen bakteri tidak dapat
bertahan lama karena pH yang basa. Gambar di bawah ini adalah hasil pengujian
pH pada percobaan kali ini.
2.6 HASIL PENGAMATAN

Gambar 2.2
Perbandingan pertumbuhan mikroba pada pH 3,6, dan 11 setelah 72 jam

2.7 Zat kimia

Zat kimia yang dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroba


Meliputi iodin, fenol, alkohol, dan bakterisida. Molekul iodin cepat menembus
dinding. Sel mikroorganisme dan menonaktifkan sel dengan membentuk
kompleks dengan asam Amino dan asam lemak tak jenuh, yang dapat
menyebabkan terjadinya gangguan sintesis Protein dan perubahan membran
sel (Wati, 2015).
Fenol digunakan sebagai senyawa baku dalam pengujian antiseptik karena
memiliki mekanisme kerja spektrum luas. Fenol dapat merusak dinding sel
dan membran sel, mengkoagulasi protein, merusak ATPase Merusak
sulfohidril dari protein, dan merusak DNA sehingga efektif membunuh bakteri
(Siswandono dalam Fazlara and Ekhtelat, 2012).
Alkohol menunjukkan aktivitas sebagai antifungi dan dapat mendenaturasi
protein. Selain itu, alkohol juga mempunyai aktivitas sebagai bakterisida
sehingga dapat membunuh bakteri dalam bentuk vegetatifnya (Ahmad &
Diyah, 2015).
Bakterisida merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri. Senyawa ini memberikan efek dengan cara membunuh sel tetapi tidak
terjadi lisis sel atau pecah sel. Hal ini ditunjukkan dengan Penambahan
antimikrobia pada kultur mikrobia yang berada pada fase logaritmik Setelah
penambahan zat antimikrobia pada fase logaritmik didapatkan jumlah sel total
tetap sedangkan jumlah sel hidup menurun (Simon, 2012).

Nama bakteri Gambar Keterangan

Bacilus subtilis Tidak terdapat zona


hambat sama sekali pada
setiap bahan kimia yang
di ujikan pada media

No Zat kimia Diameter zona Diameter kertas Diameter zona


bening (cm) filter (cm) hambat (cm)
1 lodin 10% 0 1 0
2 Fenol 10% 0 1 0
3 Alkohol 0 1 0
96%
4 Bakterisida 0 1 0
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

A.Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah


suhu, pH, kadar air, cahaya, dan tekanan osmosis. Mikroba dapat tumbuh
dengan baik pada keadaan optimum tertentu tergantung jenisnya.

B.Mikroorganisme dalam hal ini E. Coli tidak dapat hidup dengan baik pada
suhu 50°C. Namun pada suhu 30°C bakteri tumbuh dengan baik karena bakteri ini
hidup optimum pada suhu 37°C.

C.Pada pengaruh pH, E. Coli tumbuh optimum pada ekstrak kentang dengan pH6.
Hal ini menunjukkan bahwa bakteri E. Coli adalah bakteri neutrofilik yaitu bakteri
yang hidup pada keadaan pH netral dengan rentang 5,5 – 8,5.

D.Pada kadar air, jamur hidup optimum pada keadaan lembab. Karena tempat
yang lembab adalah habitat yang baik bagi jamur untuk hidup.

E.Pada pengaruh cahaya, mikroba banyak tumbuh pada media yang tidak
mendapatkan cahaya, karena sebagian mikroba tidak dapat hidup bertahan
lama dibawah sina matahari.

f.Pada tekanan osmosis,saccharomyces


dapat hidup baik pada konsentrasi 25% pada larutan dektrosa karena konsetrasi ter
sebut merupakan keadaan yang isotonis bagi mikroba. Sedangkan NaCl 25%
mikroba tidak tumbuh dengan baik karena mikroba termasuk kelompok halodurik.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9495968/
Laporan_Uji_Faktor_Lingkungan_Terhadap_Pertumbuhan_Mikroba

https://www.studocu.com/id/document/universitas-tidar/agrobisnis/laporan-
praktikum-pengaruh-zat-kimia-terhadap-pertumbuhan-mikroba/40203270.

Anda mungkin juga menyukai