Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
“UJI DAYA OLIGODINAMIKA
DAN UJI DESINFEKTAN”

Oleh :
Nama : Yulistighasatil Khairiyah
NIM : 160210103001
Kelas :A
Kelompok : 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
I. Judul
Oligodinamika
II. Tujuan
Untuk mengetahuipengaruh dari logam berat dan desinfektan terhadap
pertumbuhan dari bakteri.
III. Prosedur Kerja
III.1 Alat dan bahan
Alat :
 Ose
 Pinset
 Kertas cakra
 Medium
 Pipet tetes
 Plat tetes
Bahan :
 Hg,Pb,Ag
 Sunlight
 Sabun tangan
 Alkohol
 Betadine
III.2 Skema Kerja
Membuat medium.

Mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dan menaruh ke dalam plat


tetes.

Meletakkan kertas cakra pada masing-masing bahan

Menginokulasi alat dan bahanyang digunakan.

Menstreak rapat bahan medium menggunakan ose.


Meletakkan kertas cakra pada medium yang telah distreak.

Memberikan tanda pada cawan.

Menginkubasi selama 24 jam.

Mengamati ada tidaknya zona bening yang terbentuk.

IV. Hasil pengamatan


Bahan Kelompok
Nama
atau 1 (S.t) 2 (E.C) 3 4 (S.t) 5 (E.C) 6
uji
larutan (Enterobakter) (Enterobakter)
Hg 3,1 cm 2,33 cm 2,78 cm
Uji
Ag 2,4 cm 1,24 cm 2,056 cm
oligodinamika
Pb 2,31 cm 0,95 cm 1,14 cm
Sunlight 1,44 cm 1,55 cm 0,22 cm
Sabun
1,05 cm - 0,86 cm
tangan
Uji desinfektan
Alkohol
1,3 cm 0,51 cm -
70%
Betadine 1,72 cm 0,12 cm 0,2 cm

Kelompok Gambar

1
2

V. Pembahasan
Pada praktikum kali ini terkait daya oligodinamika yang sangat berkeaitan
dengan bakteriosit, bakteriostatik, desinfektan dan antiseptik. Dalam praktikum
kali ini digunakan bakteri Salmonella typhosa, Eschericia coli dan
Enterobacter.Menurut Ganiswara et al (1995) Berdasarkan sifat toksisitas selektif,
ada antibakteri yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri yang dikenal
sebagai bakteriostatik, dan ada yang bersifat membunuh bakteri dikenal sebagai
bakterisid.Bakterisida adalah bahan yang dipakai untuk mematikan
bentuk-bentuk vegetatif bakteri. Bakteriostatik adalah suatu bahan yang
mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri tanpa
mematikannya.
Menurut Andiani (2008:65) Desinfektan digunakan untuk menghambat
pertumbuhan dari mikroorganisme pada  benda – benda mati seperti meja, lantai,
objek glass dan lain – lain. Desinfektan sangat penting bagi rumah sakit dan
klinik. Desinfektan akan memebantu mecegah infeksi terhadap pasien yang
berasal dari peralatan maupun dari hal medis yang ada dirumah sakit dan juga
memebantu mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Desinfektan
fungsinya bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya enfeksi atau
pencemaran oleh jasad renik, dan agar untuk membasmi kuman penyakit
desinfektan tidak memiliki daya pentrasi sehingga tidak mampu memebunuh
mikroorganisme yang terdapat didalam celah atau cemaran. Sedangkan baterisiada
adalah suatu bahan yang mematikan bentuk – bentuk bakteri, bakteriostatis adalah
suatu keadaan yang menghambat pertumbuhan bakteri.
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen
pada objek yang tidak hidup dengan kecuali pada endospora bakteri. Desinfeksi
juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen
dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat
perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan
desinfektan melalui cara mencuci ,mengoles , merendam dan menjemur dengan
tujuan mencegah terjadinya infeksi, dan mengondisikan alat dalam keadaan siap
pakai.
Antiseptik sendiri merupakan bahan kimia yang mencegah multiplikasi
organisme pada permukaan tubuh, dengan cara membunuh mikroorganisme
tersebut atau menghambat pertumbuhan dan aktivitas metaboliknya. Antiseptik
perlu dibedakan dengan antibiotik yang membunuh mikroorganisme dalam tubuh
makhluk hidup, dan desinfektan yang membunuh mikroorganisme pada benda
mati. Namun antiseptik sering pula disebut sebagai desinfektan kulit. Hampir
semua bahan kimia yang dipakai sebagai antiseptik dapat pula berperan sebagai
desinfektan. Hal ini ditentukan oleh konsentrasi bahan tersebut. Biasanya
konsentrasi bahan yang digunakan sebagai antiseptik lebih rendah daripada
desinfektan.
Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis
yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh
mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang
beragam. Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat
pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang
terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup. Secara umum, antiseptik
berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan.
Menurut Ariyanto dkk (2016:4) Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol
murni, alkohol absolut, atau alkohol saja adalah sejenis cairan yang mudah
menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol termasuk ke dalam alkohol
rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O.
Sedangkan menurut CDC (2009) Dalam menghambat aktivitas mikroba, alkohol
50-70% berperan sebagai pendenaturasi dan pengkoagulasi protein, denaturasi dan
koagulasi protein akan merusak enzim sehingga mikroba tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitasnya terhenti.Alkohol merupakan zat
yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan disinfeksi. Alkohol
mendenaturasikan protein dengan jalan dehidrasi, dan juga merupakan pelarut
lemak. Oleh karena itu, membran sel sel akan rusak, dan enzim-enzim akan
diinaktifkan oleh alkohol. Etanol murni kurang daya bunuhnya terhadap
mikrobe.Aktivitas alcohol sebagai antimikroba adalah dengan cara mendenaturasi
protein bakteri sehingga mengganggu proses metabolism sel bakteri yang
menyebabkan kematian sel bakteri.
Sabun biasa tidak banyak khasiatnya sebagai zat pembunuh bakteri
(bakterisida), tetapi kalau dicampur dengan heksaklorofen daya bunuhnya menjadi
besar sekali. Sejak lama obat pencuci yang mengandung ion (deterjen) banyak
digunakan sebagai pengganti sabun. Deterjen tidak hanya bersifat bakteriostatik,
melainkan juga merupakan bakterisida. Terutama bakteri yang bersifat Gram
positif. Sedangkan pada uji desinfektan yang dilakukan oleh kelompok 4, 5, dan 6
digunakan Sunlight, sabun tangan, alkohol 70% dan betadine. Pada hsil
pengamatan terlihat bahwa daya hambat terbesar terjadi ketika diberi perlakuan
betadine pada bakteri Salmonella typhosa dalm bentuk diameter zona bening yang
lebih besar.
Logam berat dan senyawanya merupakan salah satu agen kimiawi untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme. Logam Hg dan Pb tidak dapat
digunakan sebagai bahan antibakterial karena dalam kadar yang rendah bersifat
toksik terhadap manusia. Perak memiliki kelemahan sebagai antibakterial, karena
bersifat tidak stabil. Ion Cu mempunyai sifat anti jamur yang tinggi, stabilitas
kimia yang baik, dan harga relatif murah.Sedangkan menurut Irnawati dkk
(2015:5) Logam berat berfungsi sebagai antimikroba oleh karena dapat
mempresipitasikan enzim - enzim atau protein esensial dalam sel. Daya
antimikroba dari logam berat, dimana pada konsentrasi yang kecil saja dapat
membunuh mikroba dinamakan daya oligodinamik. Tetapi garam dari logam berat
ini mudah merusak kulit, merusak alat - alat yang terbuat dari logam, dan
harganya mahal.
Daya oligodinamika adalah daya bunuh yang dimiliki oleh olgam berat
pada kadar rendah.Pada praktikum kelompok 1, 2, dan 3 yang melakukan uji
oligodinamika digunakan Merkuri (Hg), Perak (Ag) dan Timbal (Pb). Dari hasil
pengamatan terlihat bahwa daya hambat paling besar terjadi dengan penggunaan
Merkuri (Hg) yang terlihat dari besarnya diameter berupa zona bening pada
sekitar kertas cakra. Hal ini sesuai dengan Smith et al (1998) menambahkan
bahwa hubungan antara mekanisme respon populasi bakteri terhadap merkuri
sehingga terdapat tiga mekanisme respon terhadap stres merkuri. Pertama, dengan
cara menghambat metabolisme sel sehingga pertumbuhan sel lambat atau sel mati.
Kedua, menginduksi sistem operon resisten merkuri untuk bekerja sehingga sel
tetap hidup dalam kondisi stres. Ketiga, adanya plasmid yang mengandung gen
resisten merkuri yang masuk ke dalam sel. Namun Menurut Kepel dkk (2015:45)
mengatakan bahwa pada bakteri Eschericia coli merupakan bakteri yang resisten
terhadap merkuri sehingga harusnya pada hasil pengamatan kelompok 2 Yang
menggunakan bakteri Eschericia coli yang diberi perlakuan kertas cakra yang
mengandung merkuri harusnya tidak ditemukan zona bening.
VI. Kesimpulan
Logam berat terbukti dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri hanya
saja pada merkuri merupakan logam berat yang paling efektif untuk menghambat
pertumbuhan bakteri namun menurut salah satu teori pada bakteri Eschericia coli
yang harusnya resisten terhadap merukri juga ikut terhambat pertumbuhannya.
Sedangkan desinfektan berupa betadine paling efektif menghambat pertumbuhan
bakteri .
DAFTAR PUSTAKA
Andriani,Ika.2008.Antiseptik Dan Desinfektan.Jakarta:Penerbit Erlangga.

Ariyanto,Sadimin&Sariyem.2016.Daya Hambat Ekstrak Biji Mengkudu Terhadap


Petumbuhan Bakteri Streptococcus mutans.Jurnal Kedoteran Gigi.3(1).23-
29.

Ganiswara, S., 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 271-288 dan 800-810,
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Irnawati,dkk.2015.Pengaruh Konsentrasi Cu Dalam Cu-Zeolit Terhadap Daya


Antibakteri Pada Streptococcus mutans.Jurnal Zeolit Indonesia.9(2).34-
40.

Kepel, Lisa., Fatimawati.,& F.Budiarso. 2015. Uji Resistensi Bakteri Escherichia


Coli Yang Diisolasi Dari Plak Gigi Terhadap Merkuri Dan Antibiotik
Siprofloksasin. Jurnal e-Biomedik (eBm). 3(1). Hal 45

Smit E, Wolters A, Elsas JDV. 1998. Selftransmissible mercury esistance plamids


with gene mobilizing capacity in soil bacterial populations: influence of
wheat roots and mercury addition. Appl. Environ. Microbiol. 64: 1210 -
1219.

Anda mungkin juga menyukai