Anda di halaman 1dari 24

Bahan Antimikroba

Indah Sulistyarini
Pengertian
Suatu senyawa yang bersifat menghambat
atau mematikan mikroba
DESINFEKTAN DAN
ANTISEPTIK
Pengertian Desinfektan
dan Antiseptik

 Desinfektan adalah bahan kimia yang


dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh mikroba yang digunakan pada
benda-benda mati.
 Antiseptik adalah bahan kimia yang
dipakai pada kulit atau jaringan hidup
untuk mencegah terjadinya infeksi.
Perbedaan desinfektan dan
antiseptik
 Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia
yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan.
 Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan
antiseptik karena adanya batasan dalam
penggunaan antiseptik.
 Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak
merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras.

 Kadang penambahan bahan desinfektan juga


dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses
sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman.
Kriteria desinfeksi atau antiseptik
yang ideal yaitu
1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktifasi
mikroorganisme pada suhu kamar.
2. Stabilitasnya tinggi
3. Mudah larut dalam air
4. Tidak bersifat toksik bagi hewan dan manusia
5. Aktivitas antimikroba berspektrum luas
6. Tidak dipengaruhi oleh bahan-bahan organik, pH,
kelembaban
7. Tidak bersifat korosif
8. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
9. Tidak berbau atau baunya disenangi
10. Mudah didapat, mudah digunakan dan ekonomis
Hal-hal yang mempengaruhi kerja
desinfektan/ antiseptik
 Konsentrasi desinfektan/ antiseptik
 Jenis dan jumlah mikroba
 Suhu inkubasi
 Adanya bahan organik
 pH
 Waktu kontak desinfektan/ antiseptik
dengan mikroba
Hal-hal yang mempengaruhi kerja
desinfektan/ antiseptik
Konsentrasi
Konsentrasi desinfektan yang diberikan
bergantung dengan bahan yang akan
didesinfeksi dan pada organisme yang
dihancurkan. Konsentrasi yang tinggi
akan menjadi bakterisida, konsentrasi
yang lemah mungkin hanya
bakteriostatis.
Hal-hal yang mempengaruhi kerja
desinfektan/ antiseptik

Jenis dan Jumlah mikroba


Tidak semua mikroorganisme sama rentannya
terhadap sifat menghambat atau mematikan suatu
zat kimia tertentu, Karena itu harus dipilih zat yang
telah diketahui efektif terhadap suatu tipe
mikroorganisme yang akan dibasmi.

Contoh:
Bakteri gram positif dan gram negatif mempunyai
kerentanan yang berbeda, karena komponen dinding
selnya berbeda
Hal-hal yang mempengaruhi kerja
desinfektan/ antiseptik
Suhu
Kenaikan suhu (sampai dengan batas
suhu tertentu) dapat menaikkan
keefektifan suatu desinfektan atau bahan
antimikrobial lain.
Hal ini disebabkan :
1) Zat kimia merusak mikroorganisme melalui
reaksi-reaksi kimiawi
2) Laju reaksi kimiawi dipercepat dengan
meningkatkan suhu
Hal-hal yang mempengaruhi kerja
desinfektan/ antiseptik
Bahan Organik Asing
Adanya bahan organik asing dapat menurunkan
keefektifan zat kimia antimikroba dengan cara
menginaktifkan bahan-bahan tersebut atau
melindungi mikroorganisme dari bahan organik
tersebut.
Penggabungan bahan organik dan desinfektan membentuk:
1) produk yang tidak bersifat mikrobisidal.
2) pelindung pada permukaan sel, yang akan mengganggu kontak
antara disinfektan dan sel.
Hal-hal yang mempengaruhi
kerja desinfektan/ antiseptik
pH
pH yang tidak sesuai akan
menghambat pertumbuhan mikroba
bahkan mematikan mikroba karena pH
berpengaruh pada proses fisiologis
dinding sel, membran sel, dan
metabolisme sel
Hal-hal yang mempengaruhi
kerja desinfektan/ antiseptik

Waktu kontak
Waktu yang diperlukan desinfektan untuk
kontak dengan sel mikroba harus cukup
bagi desinfektan untuk bekerja.
Mekanisme Kerja Bahan
Antimikroba

 Kerusakan pada dinding sel


 Merusak fungsi permeabilitas
membran sitoplasma
 Menghambat kerja enzim dalam sel
 Kerusakan protein
 Tegangan permukaan
Kerusakan pada dinding sel
Sel mikroba dikelilingi oleh dinding sel yang
melindungi membran protoplasma beserta isi.
Kerusakan pada dinding sel mengakibatkan
perubahan permeabilitas yang tidak
menguntungkan atau dapat menyebabkan sel
tersebut lisis.
Hal ini disebabkan oleh sifat beberapa zat
antimikroba yang dapat melarutkan atau
mengemulsi lipid pada dinding sel.
Merusak fungsi permeabilitas
membran sitoplasma

Membran sitoplasma mengatur lewatnya


substansi ke dalam dan keluar sel.
Kerusakan pada membran ini
mengakibatkan ion-ion penting di dalam
sel merembes keluar sel, dan
mengakibatkan ion di luar sel masuk ke
dalam sel .
Menghambat kerja enzim dalam sel

 zat antimikroba jenis ini masuk ke


dalam sel dan mengganggu
reaksi biokimia enzim tertentu
yang sedang melaksanakan
fungsinya pada proses
metabolisme sel, sehingga
mengakibatkan metabolime
dalam tubuh kacau, dan sel akan
mati.
Kerusakan Protein
Hidupnya suatu sel bergantung pada terpeliharanya molekul-
molekul protein dan asam nukleat dalam sel.
Protein dapat diendapkan oleh beberapa logam berat seperti
CUSO4, AgNO3, HgCl2 dan ZnO yang terdapat pada
beberapa jenis desinfekatan.
Protein juga dapat rusak karena terhidrolisis oleh asam
seperti H+, H2SO4, HNO3, HCl, Selain itu beberapa
bahan organik juga mempunyai sifat denaturasi seperti
alkohol, fenol dan formaldehid.
Kerusakan protein dapat merusak sel tanpa dapat diperbaiki
kembali.
Tegangan Permukaan

Desinfektan yang mematikan mikroba dengan cara


menurunkan tegangan permukaan salah satunya
adalah detergen.
Mekanismenya adalah struktur detergen memiliki satu
ujung hirofilik yang dapat berikatan dengan air,
dan satu ujung hidrofobik yang dapat berkaitan
dengan dinding sel bakteri. Hal inilah yang
merusak fungsi dari dinding sel atau membran sel
Evaluasi Desinfektan dan Antiseptik

1. Uji koefisien fenol


2. Metode turbidimetri
3. Metode difusi
Uji koefisien fenol
 Larutan Fenol dan Desinfektan /antiseptik dibuat seri pengenceran yang sama
 Ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkah sejumlah
mikroba uji yang sudah diketahui jumlahnya.
 Dihitung waktu kontak mikroba dengan masing-masing pengenceran dengan
waktu 5 menit, 10 menit dan 15 menit,
 Pada saat waktu tepat 5, 10 dan 15 menit mikroba yang terdapat pada
masing-masing pengenceran ditumbuhkan pada media steril, kemudian
diinkubasi dan diamati nampak atau tidaknya pertumbuhan.
 Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu bilangan yang diperoleh dari
perbandingan aktivitas pengenceran fenol (baku) dengan aktifitas
pengenceran pada bahan kimia yang diuji, yang mematikan dalam waktu 10
menit dan tidak mematikan dalam waktu 5 menit.
 Angka koefisien fenol tersebut digunakan untuk mengetahui apakah
desinfektan tersebut memenuhi syarat atau tidak.
Metode Turbidimetri
 Zat kimia yang akan diuji dicampurkan ke dalam
media cair,yang sudah ada mikrobanya dengan
konsentrasi tertentu, kemudian diinkubasi selama
24 jam pada suhu 37oC.
 Setelah diinkubasi dilihat kekeruhannya. Semakin
keruh menunjukkan desinfektan/ antiseptik tidak
mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
Metode Difusi
 Mikroba dengan konsentrasi tertentu ditanam pada media
padat secara spread plate.
 Desinfektan atau antiseptik dengan konsentrasi tertentu
diletakkan di atas permukaan media dengan metode
cakram kertas, atau silinder cup, atau metode sumuran,
kemudian diinkubasi.
 Setelah diinkubasi maka akan muncul zona bening.
Semakin besar zona bening menunjukkan desinfektan/
antiseptik semakin kuat daya bunuh bakterinya.
Sekian
dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai