Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 10

1. NAUFAL ARAFI
2. ANNISHA RIZKY RAMADHANI
LASE
3. ALYA HASYIFA
4. KHAIRUNNISA SAFITRI
METODE UJI AKTIFITAS
SENYAWA ANTIMIKROBA
ANTIMIKROBA
1. Pengertian

 Antimikroba merupakan suatu zat-zat kimia yang diperoleh/dibentuk dan dihasilkan oleh
mikroorganisme, zat tersebut mempunyai daya penghambat aktifitas mikrorganisme lain
meskipun dalam jumlah sedikit.
 Antimikroba merupakan zat yang memiliki kemampuan untuk menghambat maupun
mematikan pertumbuhan mikroba dengan toksisitas terhadap manusia relatif kecil.
Banyak dari tumbuhan herbal yang dapat berperan sebagai anti mikroba.
 Senyawa yang terkandung dalam suatu bahan sebagai antimikroba sebagian besar
berasal dari senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan dari tanaman itu sendiri.
Menurut Fadhila (2010), metabolit sekunder sangat berperan penting karena aktivitasnya
sebagai antimikroba. Senyawa antimikroba yang terkandung dalam berbagai jenis
ekstrak tumbuhan diketahui dapat menghambat beberapa mikroba pathogen maupun
pembusuk. Senyawa antimikroba tersebut dapat berasal dari bagian tumbuhan, seperti
bunga, biji, buah, rimpang, batang dan umbi.
2. Sifat-Sifat Antimikroba

a. Menghambat atau membunuh mikroba patogen tanpa merusak


hospes/inang, yaitu antimikroba dapat mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan mikroba bahkan menghentikan pertumbuhan
bakteri/membunuh namun tidak berpengaruh/merusak pada hospes.

b. Bersifat bakterisida dan bukan bakteriostatik, yaitu antimikroba


baiknya bersifat menghentikan laju pertumbuhan/membunuh mikroba
bukan bakteriostatik yang hanya menghambat laju pertumbuhan
mikroba.

c. Tidak menyebabkan resistensi pada kuman atau mikroba, yaitu


antimikroba tidak akan menimbulkan kekebalan kepada mikroba
sehingga antimikroba tidak dapat digunakan untuk menghentikan
pertumbuhan mikroba patogen lagi.
d. Berspektrum luas, yaitu antimikroba efektif digunakan untuk berbagai spesies bakteri,
baik bakteri kokus, basil, dan spiral.
e. Tidak menimbulkan alergenik atau menimbulkan efek samping bila digunakan dalam
jangka waktu lama, yaitu antimikroba yang digunakan sebagai obat tidak menimbulkan efek
samping kepada pemakai jika digunakan dalam jangka waktu lama.

f. Zat antimikroba tetap aktif dalam plasma, cairan tubuh atau eksudat,
antimikroba yang berada dalam plasma atau cairan tubuh tetap bersifat aktif
dan tidak dalam keadaan berhenti tumbuh atau dormansi.

g. Zat antimikroba dapat larut dalam air dan stabil, antimikroba dapat larut
dan menyatu dalam air.
Metode Pengujian Daya Antimikroba

Metode pengujian daya antimikroba


bertujuan untuk menentukan
konsentrasi suatu zat antimikroba
sehingga memperoleh suatu sistem
pengobatan
yang efektif dan efisien.
Metode Pengujian Daya Antimikroba

01 Metode Difusi

Metode Difusi adalah pengukuran dan pengamatan diameter


zona bening yang terbentuk di sekitar cakram, dilakukan
pengukuran setelah didiamkan selama 18-24 jam dan diukur
menggunakan jangka sorong (Khairani, 2009; Sari, dkk, 2013).
Metode difusi digunakan untuk menentukan aktivitas agen
antimikroba.
01 Metode Difusi
a. Metode disc diffusion atau metode Kirby Baure, metode ini
menggunakan kertas cakram yang berisi zat antimikroba dan
diletakkan pada media agar yang telah ditanami bakteri uji.
b. Metode E-Test digunakan untuk menentukan KHM (Kadar Hambat
Minimum), yaitu konsentrasi minimal zat antimikroba dalam
menghambat pertumbuhan bakteri uji. Metode ini menggunakan strip
plastik yang telah berisi zat antibakteri dan diletakkan pada media
agar.
c. Ditch plate technique, zat antimikroba diletakkan pada parit yang
dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada
bagian tengah secara membujur dan bakteri uji digoreskan ke arah
parit.
01 Metode Difusi

d. Cup-plate technique, metode ini hampir sama dengan metode disc


diffusion namun bedanya tidak menggunakan kertas. Pada media agar
dibuat sumur, dan pada sumur tersebut diberi zat antimikroba.

e. Gradient-plate technique, media agar dicairkan dan ditambahkan larutan


uji kemudian campuran tersebut dituangkan ke dalam cawan petri dan
diletakkan dalam posisi miring.
02 Metode Dilusi
a. Metode Dilusi cair/ broth dilution test, digunakan untuk mengukur
KHM dan KBM. Zat antimikroba diencerkan pada medium cair yang
telah ditambahkan bakteri uji. Larutan antimikroba dengan kadar terkecil
dan terlihat jernih ditetapkan sebagai KHM. KHM dikultur ulang pada
media cair tanpa penambahan bakteri dan zat antimikroba, kemudian
diinkubasi selama 18-24 jam. Media yang tetap cair ditetapkan sebagai
KBM.

b. Metode dilusi padat/ solid dilution test, metode ini hampir sama dengan
metode dilusi cair, namun menggunakan media padat/solid. Metode dilusi
padat dapat menguji beberapa macam bakteri dalam satu konsentrasi zat
antimikroba.
Contoh Senyawa antimikroba
01 02 03

tannin flavonoid xantol

04 05 06
terpenoid alkaloid Minyak atsiri
Mekanisme Kerja Antimikroba

01 02 03
Menghambat Menghambat Sintesis Menghambat Sintesis
Metabolisme Sel Protein Dinding Sel

04 05
Menghambat Merusak Asam Nukleat
Permeabilitas Membran dan Protein
Sel
Mekanisme Kerja Antimikroba

01 Menghambat Metabolisme Sel


Antimikroba menghambat metabolisme sel untuk bertahan
hidup dan melangsungkan kehidupan, mikroba
membutuhkan asam folat. Mikroba patogen tidak
mendapatkan asam folat dari luar tubuh sehingga mikroba
perlu mensintesis asam folat sendiri.

02 Menghambat Sintesis Protein


Suatu sel dapat hidup apabila molekul-molekul protein
dan asam nukleat dalam sel dalam keadaan alamiahnya.
Terjadinya denaturasi protein dan asam nukleat dapat
merusak sel tanpa dapat diperbaiki kembali.
Mekanisme Kerja Antimikroba

03 Menghambat Sintesis Dinding Sel

Bakteri dikelilingi oleh struktur kaku seperti dinding sel yang


berfungsi untuk melindungi membrane protoplasma yang ada
dalam sel. Senyawa antimikroba mampu merusak dan mencegah
proses sintesis dinding sel, sehingga akan
menyebabkan terbentuknya sel yang peka terhadap tekanan
osmotik (Waluyo, 2004).

04 Menghambat Permeabilitas Membran Sel


Membrane sel berfungsi untuk penghalang dengan permeabilitas
selektif, melakukan pengangkutan aktif dan mengendalikan
susunan dalam sel. Beberapa antimikorba dapat merusak salah satu
fungsi dari membrane sel sehingga dapat menyebabkan gangguan
pada kehidupan sel.
Mekanisme Kerja Antimikroba

05 Merusak Asam Nukleat dan Protein


DNA, RNA dan protein memegang peranan penting di dalam
proses kehidupan sel. Sehingga gangguan apapun yang
terjadi dalam pembentukan atau pada
fungsi zat-zat tersebut dalam mengakibatkan kerusakan
secara menyeluruh pada sel (Pleczar, 1988 dalam
Rahmadani, 2015).
Mekanisme Kerja Antimikroba

Gambar . Denaturasi Protein


Faktor Yang Mempengaruhi Mekanisme Kerja
Antimikroba

Konsentrasi zat Suhu lingkungan


antimikroba

Waktu Konsentrasi,
Penyimpanan umur, dan
keadaan
mikroba
Berbagai Tumbuhan yang Dimanfaatkan untuk
Antimikroba
Tanaman
beluntas Bunga Rosella

Tamarindus
Lidah buaya indica

Staphylococcus
Curcuma sp. Daun Salam aureus
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme

Nutrien
Nutrien yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
membentuk energi dan menyusun komponen
bakteri.

Beberapa nutrien yang dibutuhkan yaitu, sumber


karbon, sumber nitrogen, sumber energi dan faktor
pertumbuhan yakni mineral dan vitamin.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme

Ketersediaan Air

Air merupakan kebutuhan utama oleh semua makhluk untuk


bertahan hidup dan berkembangbiak. Air merupakan komponen
terbesar dalam sel bakteri yaitu sebesar 70-80%, selain itu air juga
digunakan sebagai reaktan dalam berbagai reaksi biokimia.
Adapaun air yang tidak dapat digunakan oleh bakteri, yaitu adanya
ion yang dapat mengikat air dalam larutan (garam dan gula), koloid
hidrofilik akan menghambat pertumbuhan bakteri di medianya dan
air dalam bentuk kristal.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme

Suhu
Suhu, setiap bakteri
mempunyai suhu optimum,
Minimum dan maksim untuk
Menunjang pertumbuhan.
pH
Apabila suhu lingkungan terlalu
pH, sangat berpengaruh pada
rendah maupun terlalu tinggi,
jenis bakteri yang tumbuh.
maka aktivitas enzim bakteri
Pada umumnya bakteri dapat
akan berhenti atau bahkan
tumbuh pada kisaran pH 3-6. Ketersediaan Oksigen
terjadi denaturasi enzim.
Beberapa bakteri mempunyai Konsentrasi oksigen di
pH optimum untuk
lingkungan mempengaruhi
menunjukkan pertumbuhan
optimum bakteri, yaitu sekitar jenis
pH 6,5-7,5. Bakteri tidak dapat bakteri yang dapat tumbuh.
tumbuh dengan baik pada
pH<5,0 dan >8,5 kecuali bakteri
asam asetat (Acetobacter
suboxydans).
Resistensi Mikrobia
Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya sel mikroba oleh antimikroba
(Setiabudy dan Gan, 1995). Resistensi mikrobia terhadap obat terjadi akibat perubahan
genetik dan dilanjutkan serangkaian proses seleksi oleh obat antimikroba (Jawetz, 2001).

Faktor yang memengaruhi sifat resistensi mikroba terhadap antimikroba terdapat pada
unsur yang bersifat genetik seperti DNA, plasmid dan kromosom. Didasarkan pada lokasi
unsur dikenal menjadi 3 macam resistensi yaitu:
01. Resistensi kromosomal 02. Resistensi ekstra-kromosomal
Terjadi akibat mutasi spontan Bakteri seringkali berisi materi
genetik yang disebut plasmid.
dalam lokus yang mengatur
Faktor R adalah kelompok
kepekaan obat antimikrobia plasmid yang membawa gen
yang diberikan. Adanya resistensi terhadap satu atau
beberapa obat antimikrobia dan
antimikroba sebagai mekanisme
logam berat.
selektif yakni membunuh Gen plasmid untuk resistensi
bakteri yang peka dan antimikrobia mengontrol
pembentukan enzim yang
membiarkan tumbuh bakteri
mampu merusak antimikrobia
yang resisten (Jawetz, 2001). (Jawetz, 2001).
03. Resistensi silang
Keadaan resistensi terhadap antimikroba tertentu yang juga memperlihatkan sifat
resistensi terhadap antimikroba yang lain. Biasanya terjadi antara antimikroba
yang memiliki struktur kimia hampir sama (derivat tetrasiklin) atau antara
antimikroba dengan struktur kimia yang berbeda dengan mekanisme aksi yang
hampir sama (Setiabudy dan Gan, 1995).

Keadaan resistensi terhadap antimikroba tertentu yang juga memperlihatkan sifat


resistensi terhadap antimikroba yang lain. Biasanya terjadi antara antimikroba
yang memiliki struktur kimia hampir sama (derivat tetrasiklin) atau antara
antimikroba dengan struktur kimia yang berbeda dengan mekanisme aksi yang
hampir sama (Setiabudy dan Gan, 1995).
Daftar Pustaka

https://eprints.umm.ac.id/36811/3/jiptummpp-gdl-annisaayuw-50039-3-babii.pdf

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/download/27415/26967
Di langit ada pelangi
Tak lupa ku hitung warnanya
Cukup sekian dari kami
Terima kasih perhatiaanya
TERIMA KASIH

THANK YOU

ありがとうございました

TEŞEKKÜR EDERIM

감사 합니다

Anda mungkin juga menyukai