Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan, beberapa di

antaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyak di antaranya menjadi

penghuni dalam tubuh manusia. Beberapa mikroorganisme menyebabkan

penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti

misalnya pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi penicillin, serta proses-

proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan limbah.

Mikroba dapat disingkirkan, dihambat dengan atau dibunuh

menggunakan bahan kimia. Selain bahan kimia, pertumbuhan bakteri dapat

dihambat oleh faktor-faktor lain yaitu oleh sinar matahari, logam, suhu dll.

Berbagai jenis bahan kimia yang dibuat secara sintetik telah banyak

dimanfaatkan orang untuk menyembuhkan luka dan telah diuji khasiatnya, zat

yang demikian disebut dengan zat antiseptik.

Zat antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang

dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat

memusnahkannya. Zat disenfektan adalah suatu senyawa kimia yang dapat

menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti

meja, lantai, dan pisau bedah. Faktor yang mempengaruhi aktifitas

antimikroba invitro antara lain adalah PH lingkungan, komponen komponen

medium, takaran inokolum, lamanya inkubasi dan aktifitas metabolism

organism.
Uji sensitivitas bakteri merupakan cara untuk mengetahui dan

mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan antibakteri serta

mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan

bakteri pada konsentrasi yang rendah. Metode uji sensitivitas bakteri adalah

metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang

berpotensi sebagai bahan antibakteri serta mempunyai kemampuan untuk

menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang

rendah. Uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan

tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui

senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Berdasarkan uraian di atas

maka dilakukan praktikum uji daya kerja anti mikrobia.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui

sistem daya kerja antimikrobia terhadap pertumbuhan bakteri?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah mengetahui sistem daya kerja

antimikrobia terhadap pertumbuhan bakteri.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui sistem daya kerja

antimikrobia terhadap pertumbuhan bakteri.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Antimikrobia

Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang memiliki aktivitas

yang berupa tumbuh dan berkembang. Kadang kala pertumbuhan

dan perkembangan mikroorganisme ini terganggu. Hal ini dapat

dipengaruhi baik dari mikroba itu sendiri ataupun dari luar. Salah

satu pengaruh yang paling berkompoten adalah antimikroba (Gobel,

2008). Anti mikroba adalah senyawa yang dapat menghambat atau

membunuh mikroorganisme hidup. Senyawa yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik dan yang

dapat membunuh bakteri disebut bakterisida. Atau dengan kata lain

disebut juga antiboitika yaitu bahan-bahan yang bersumber hayati

yang pada kadar rendah sudah menghambat pertumbuhan

mikroorganisme hidup (Paturusi, 2008).

Salah satu upaya untuk melawan mikroba tersebut adalah dengan

menggunakan mikroba lain yang mempunyai sifat antagonis (antimikroba)

sebagai pengganggu atau penghambat metabolisme mikroba lainnya. Mikroba

antagonis yang memiliki kemampuan antimikroba tersebut dapat menghasilkan

senyawa antimikroba. Senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh mikroba

pada umumnya merupakan metabolit sekunder yang tidak digunakan untuk

proses pertumbuhan (Schlegel, 1993), tetapi untuk pertahanan diri dan

kompetisi dengan mikroba lain dalam mendapatkan nutrisi, habitat, oksigen,

cahaya dan lainlain.Senyawa antimikroba tersebut dapat digolongkan sebagai


antibakteri atau antifungi. Mikroba yang memiliki Mikroba yang memiliki

kemampuan antimikroba dan menghasilkan senyawa antimikroba adalah

bakteri, aktinomycetes, dan kapang Aktinomycetes dan kelompok bakteri,

seperti kelompok bakteri asam laktat dan bakteri Gram positif telah banyak

diteliti dan dikenal sebagai sumber berbagai senyawa antimikroba. Kapang

tanah yang mempunyai aktivitas antimikroba adalah genus Aspergillus,

Penicillium, Paecilomyces, Trichoderma, dan Fusarium (Arisanti, 2002).

B. Jenis-Jenis Antimikroba

Senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut

bakteriostatik dan yang dapat membunuh bakteri disebut bakterisida.

Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang

memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-kuman

sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Para peneliti diseluruh

dunia memperoleh banyak zat lain dengan khasiat antibiotik namun berhubung

dengan adanya sifat toksis bagi manusia, hanya sebagian kecil saja yang dapat

digunakan sebagai obat diantaranya adalah streptomycin vial injeksi,

Tetrasiklin kapsul, Kanamicin kapsul, Erytromicin kapsul, Colistin tablet,

Cefadroxil tablet dan Rifampisin kapsul (Djide, 2003).

Berdasarkan sasaran tindakan antibiotik terhadap mikroba maka

antibiotik dapat dikelompokkan menjadi lima golongan yaitu antibiotik

penghambat sintesis dinding sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok

ini ialah penisilin, sefalosporin, basitrasin, dan vankomisin. Yang kedua yaitu

antibiotik penghambat sintesis protein sel mikroba, antibiotik yang termasuk


kelompok ini ialah golongan aminoglikosida, makrolida, kloramfenikol,

linkomisin dan tetrasilin. Yang ketiga yaitu antibiotik penghambat sintesis

asam nukleat sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah

rifampisin dan golongan kuinolon. Keempat yaitu antibiotik pengganggu

fungsi membran sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah

golongan polien. Dan yang kelima yaitu antibiotik penghambat metabolisme

mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah sulfonamida, trimetoprin

dan asam p-amino salisilat (Ganiswarna, 1995).

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat

pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah

daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar

oleh antibiotik. Contohnya tetracycline, erytromycin, dan streptomycin.

Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga

dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar, 1986).

C. Metode Uji

Umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah

metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan

mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas

cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona

hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap

bahan anti bakteri (Junairiah, 2005).

Sensitivitas bakteri terhadap antibiotik tergantung kapada kemampuan

antibiotik tersebut untuk menembus dinding sel bakteri. Antibiotik lebih


banyak yang efektif bekerja terhadap bakteri Gram positif karena permeabilitas

dinding selnya lebih tinggi dibandingkan bakteri Gram negatif. Jadi suatu

antibiotik dikatakan mempunyai spektrum sempit apabila mampu menghambat

pertumbuhan bakteri Gram positif, sedangkan antibiotik berspektrum luas jika

pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dapat dihambat

oleh antibiotik tersebut (Sumadio, dkk. 1994).

D. Mekanisme Kerja Antimikroba

Mekanisme obat dalam membunuh atau menghambat pertumbuhan

mikroorganisme bervariasi dan kompleks. Tahap-tahap atau perubahan secara

simultan sering terjadi dan membuatnya sulit untuk merubah efek primer dari

efek sekundernya. Umumnya semua efek bahan kimia yang dapat diamati pada

bakteri, menyebabkan perubahan pada komponen makromolekulnya. Beberapa

perubahan ini merusak membran sel, membuat inaktif protein secara

irreversibel, dan menyebabkan kerusakan asam nukleat. Bahan yang merusak

membran sel, keutuhan struktur membran bergantung pada protein dan lipid

yang menyusunnya. Larutan organik dan deterjen merusak struktur tersebut,

menyebabkan gangguan fungsi pada membran yang normal. Pengaruhnya yang

lain adalah melepaskan metabolit kecil dari sel dan mengganggu transpor aktif

dan metabolisme energi. Disinfektan Aktif-permukaan Senyawa yang merubah

hubungan timbal-balik energi pada ruang-antara (interfaces), mengurangi

permukaaan atau tekanan ruang-antara, oleh karena itu senyawa tersebut

dinamakan bahan aktif-permukaan. Bahan aktif-permukaan merupakan

senyawa yang memiliki grup hidrofilik dan hidrofobik. Ruang-antara antara


membran yang mengandung-lipid pada sel bakteri dan medium berair

sekelilingnya, tersedia sebagai target yang rentan terhadap tipe bahan seperti

ini. Bagian molekul hidrofobik, bersifat larut dalam-lemak, hidrokarbon ratai-

panjang, sedangkan bagian hidrofilik yang dapat terionisasi atau suatu nonionik

tetapi merupakan struktur yang sangat polar, yang termasuk bahan aktif-

permukaan ialah kationik, anionik, nonionik, dan senyawa amfoterik

(Ganiswarna, 1995).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 April 2015 pukul

13.00-17.30 WITA, dan dilanjutkan kembali pada hari Minggu, 26 April 2014

pukul 13.00-17.00, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo (UHO),

Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan.


No. Nama Bahan JumLah Kegunaan
1 2 3 4
1. Isolat bakteri dari mL Sebagai bakteri indikator yang
sampel wajah, mie akan diambil.
pangsit, pop ice,
somay dan tanah
limbah industry
2. Alkohol 70 % mL Untuk mensterilkan alat.
3. Deterjen downi, total, gr Sebagai anti mikrobia
boom, rinso, molto,
antiseptic luka,
antiseptic tangan,
betadin, ampisilin dan
penisilin
4. Ekstrak jeruk nipis, mL Sebagai anti mikrobia
lengkuas, kencur,
jahe, dan kunyit, daun
jambu mente, manga
alpukat, bawang
merah, bawang putih,
komba-komba dan
alang-alang
5. Medium Nutrient mL Sebagai media untuk
Broth (NB) menumbuhkan bakteri indicator
6. Kertas label - Untuk menandai cawan petri.
Tabel 2. Lanjutan
1 2 3 4
7. Kertas cakram - Sebagai wadah anti mikrobia.
8. Kertas bekas - Untuk membungkus cawan petri
saat inkubasi.
9. Aquades streril mL Sebagai pelarut / pengencer
sampel.
10. Aluminium foil - Untuk menutup mulut botol
ampul.
11. Silk - Untuk menutup bagian pinggir
cawan petri yang berisisampel.
12 Medium Nutrient mL Sebagai media untuk
Agar (NA) pertumbuhan baketri dalam
pengujian daya kerja anti
mikrobia.
Tabel 2. (Lanjutan)
C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat yang digunakan.


No. Nama Alat Satuan Kegunaan
1 2 3 4
1. Laminar air - Untuk bekerja secara aseptik.
flow
2. Lampu Bunsen - Untuk sterilisasi dengan pemijaran.
3. Tabung reaksi - Sebagai wadah untuk menumbuhkan
mikroba pada medium cair.
4. Cawan petri - Sebagai wadah yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba.
5. Inkubator - Tempat untuk menginkubasi biakan
mikroba yang telah diuji dengan anti bakteri
6. Jangka sorong - Mengukur diameter zona bening pada
cawan petri.
7. Pinset - Untuk mengambil kertas cakram.
8. Hot plate - Untuk memanaskan media NA.
9. Rak tabung - Untuk tempat meletakkan tabung reaksi.
10. Botol gelap - Untuk tempat menyimpan aquadest sebagai
pengencer sampel.
12. Mikropipet l Untuk mensuspensikan antibakteri.
dan Blue tip
13. Botol ampul - Untuk menyimpan aquadest sebagai
pengencer sampel.
14. Kamera - Untuk mengambil gambar.
15. Alat tulis - Untuk mencatat hasil pengamatan.
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan di dalam ruangan

laminar air flow, kemudian menuang isolate kedalam cawan petri yang

telah disterilisasi, dan mengerjakan tetap di dekat bunsen.

2. Menuang media NA kedalam cawan petri secara aseptik yang sudah berisi

isolat, menggesek cawan petri secara perlahan membentuk angka delapan

sampai merata, kemudian membiarkan sampai media NA padat.

3. Menggaris dan membagi cawan perti dengan menggunakan polpen marker

menjadi 4 bagiandan pada bagian tengahnya kontrol, kemudian memberi

label pada cawan petri.

4. Mencelupkan kertas cakram pada sampel isolate untuk uji daya hambat

dan member kertas cakram pada sampel antibiotic dengan menggunakan

pingset untuk uji sensitivitas antibiotik.

5. Menginkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.

6. Mengamati zona bening yang terbentuk pada sampel yang dibuat.

7. Mengukur dan menghitung luas zona bening yang terbentuk.

8. Mengambil gambar sebagai dokumentasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.


Tabel 3. Hasil pengamatan
No Gambar Keterangan Nilai IP
1 2 3 4
1 Isolat wajah 1.Downy 1.0,56
2.Boom 2.0,57
3.Rinso 3.0,54
1 4
4.Molto 4.0,55
5 5.Penisilin 5.0,55
3

2
1

2 Isolat mie pangsit 1.Ekstrak jeruk nipis 1.0,41


2.Ekstrak lengkuas 2.
1 5 3.Ekstrak kencur 3.
4.Ekstrak jahe 4.
2 6 5.Ekstrak kunyit 5.
4 6.Penisilin 6.
3

3 Isolat pop ice 1.Ekstrak daun 1.


jambu mente 2. 0.56
5 1 2.Ekstrak jeruk nipis 3. 0,84
3.Tetra 4. 0,82
6 2 4.Ekstrak manga 5.
5.Ekstrak alpukat 6. -
4
6.Penisilin
3

Tabel 3. (lanjutan)
1 2 3 4
4 Isolat somay 1.Ekstrak bawang 1. 0,12
putih 2.
2.Ekstrak bawang 3.
5
1 merah 4.
6
3.Ekstrak kunyit 5.
4 4.Ekstrak jahe 6.
2 5.Ekstrak lengkuas
6.Penisilin
3

5 Isolat tanah 1.Ekstrak daun 1.


jambu mente 2.
1 2.Deterjen total 3. 3,7
5
3.Ekstrak alang- 4.
alang 5.
6 4.Ekstrak komba- 6.
2 4 komba
5.Molto
6.Penisilin
3

6 Isolat luka 1. Ekstrak komba- 1.


komba 2.
1 2. Betadin 3. 0,5029
2 3. Antiseptik luka 4.
4. Antiseptik 5.
5 6 tangan 6. 0,7680
3
5. Ampisilin
6. Penisilin
4

Analisis Data
Untuk sampel luka

1. Su = 9 Su + (Sn x 0,1)

Sn = 3 9 + (3 x 0,1) = 9,3

2. Su = 11 Su + (Sn x 0,1)

Sn = 3 11 + (3 x 0,1) = 11,3

3. Su = 9 Su + (Sn x 0,1)

Sn = 6 9 + (6 x 0,1) = 9,6

9,3+11,3+9,6 30,2
3 = 3 = 10,06

10,065
10,6 = 0,5029 mm

Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis

yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh

mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang

beragam. Mekanisme kerja antibiotik antara lain adalah menghambat sintesis

dinding sel, merusak permeabilitas membran sel, menghambat sintesis RNA

(proses transkripsi), menghambat sintesis protein (proses translasi), menghambat

replikasi DNA. Tetracycline merupakan antibiotik bakteriostatis yang berikatan

dengan subunit ribosomal 16S-30S dan mencegah pengikatan aminoasil-tRNA

dari situs A pada ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translasi

protein. Antibiotik tetracycline bersifat bakteriostatik pada bakteri gram positif

maupun gram negatif. Mekanisme kerjanya mengganggu sintesis protein kuman


spektrum kerjanya luas kecuali terhadap Psudomonas & Proteus. Tetracycline

berasal dari jamur Streptomyces aurefaciens dan Streptomyces viridifaciens.

Prinsip dari percobaan ini adalah penghambatan antimikroba terhadap

pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah

jernih di sekitar daerah yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona

hambatan pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat

antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan

yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif.

Sensitifitas menyatakan bahwa uji sentifitas bakteri merupakan suatu

metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan

untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji

sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan

produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai

kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada

konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk

menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk

mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri.

Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan medium NA (Nutrien

Agar) dan NB (Nutrien Broth) karena medium ini dispesifikasikan untuk

pembiakan bakteri, metode yang digunakan adalah metode cakram kertas, yaitu

dengan membentuk kertas saring dengan perforator, yang selanjutnya direndam

dalam antiseptic yang sudah disiapkan selama 1 menit. Enam secktor pada cawan

petri untuk enam antiseptik yang ada dan satu sektor penisilin digunakan untuk
kontrol. Selanjutnya meletakkan paper disk yang sudah direndam dengan

antiseptik pada cawan petri sesuai dengan nama sektor dan diinkubasi.

Berdasarkan hasil pengamatan setelah sampel diinkubasi selama 24 jam, diperoleh

hasil bahwa isolat terdapat zona hambat yang ditandai dengan daerah sekitar

antibiotik berwarna bening. Isolat pada wajah di cawan petri yang diberikan

downy dengan nilai IP 0,56, boom 0,57, rinso 0,54, molto 0,55, dan penisilin

0,55. Terdapatnya zona hambat pada percobaan disebabkan karena bakteri

tersebut tidak resisten terhadap antibiotik yang diberikan pada media. Resistensi

ini merupakan suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh

antimikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.

Isolat mie pangsit dengan ekstrak jeruk nipis dengan nilai IP yaitu 0,41 sedangkan

pada ekstrak lengkuas, ekstrak kencur, ekstrak jahe, ekstrak kunyit, dan antibiotik

penisilin tidak terdapat zona ini disebabkan karena antiseptik selain ekstrak jeruk

nipis kemungkinan tidak memiliki kemampuan untuk menghambat atau

mematikan bakteri. Isolat pop ice, bahan yang digunakan sebagai antimikrobia

yang memiliki zona hambat yaitu ekstrak jeruk nipis dengan IP 0,56, tetra dengan

IP 0,84 dan ekstrak mangga dengan IP 0,82. Isolat somay yang memiliki zona

hambat yaitu hanya ekstrak bawang putih dengan IP 0,12 selainnya tidak ada,

begitu pula dengan isolat tanah hanya ekstrak alang-alang yang memiliki zona

hambat dengan IP 3,7 dan untuk isolat luka hanya antiseptik luka dengan IP

0,5029 dan ampisilin dengan IP 0,7680. Antibiotik penisilin hanya memiliki zona

hambat pada isolat wajah sedangkan isolat yang lainnya tidak terdapat ini

disebabkan karena antibiotik ini merupakan antibiotik berspektrum luas.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

efisiensi daya antimikroba yang digunakan pada praktikum ini tidak begitu

efisien dari 29 antimikroba hanya beberapa yang efisien antara lain pada isolat

wajah yaitu downy, boom, rinso, molto, ekstrak jeruk nipis, tetra, untuk isolat

mie pangsit yaitu ekstrak mangga, untuk isolat pop ice ekstrak bawang putih,

isolat tanah yaiu deterjen total, dan untuk isolat luka yaitu antiseptik luka, dan

ampisilin dan menggunakan 1 antibiotik penisilin yang dijadikan kontrol tidak

begitu efisien karena hanya pada isolat wajah yang memiliki zona hambat.

B. Saran

Saran yang diajukan ada praktikum ini yaitu untuk praktikan agar

memberikan juga kesempatan bekerja untuk teman yang lain jangan cuma dia

terus yang kerja akhirnya dia saja yang tau.


DAFTAR PUSTAKA

Arisanti S., Kuswytasari N.D. Dan Shovitri M., 2002, Uji Antimikroba Isolat
Kapang Tanah Wonorejo Surabaya, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.

Djide M.N, 2003, Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi UnHas, Makassar.

Ganiswarna S.G., 1995, Farmakologi dan Terapi Edisi 4, Bagian Farmakologi


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Junairiah, Faizah H. dan Salamun, 2005, Aktivitas Antibakteri Dan Antifungi


Ekstrak Petroleum Eter Dumortiera Hirsuta, Prodi S-1 Biologi,
Departermen Biologi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas
Airlangga, Surabaya.

Paturusi A.A.E., 2008, Penelusuran Komponen Antimikroba dari Ekstrak Daun


Buah Makassar (Brucea Javanica (L) Merr.), Fakultas Farmasi Universitas
Hasanuddin, Makassar.

Pelczar M.J, 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI-Press, Jakarta.

Sumadio H. dan Harahap, 1994, Biokimia dan Farmakologi Antibiotika, USU


Press, Medan.

Anda mungkin juga menyukai