Anda di halaman 1dari 9

JURNAL DIKLABIO (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi)

Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme


Farika1), Oktaria Silviani2), Winda Sari3), Lolita Sri Anggrini4), Elita Olivia5), Suci Indah Purnama6), Dwi
Widia Wati7), Moh. Aziz Fahtori8)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
farika@gmail.com

Abstrak
Pertumbuhan dan Perkembangan mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan abiotik
dan faktor biotik. Faktor abiotik terdiri dari faktor fisik dan kimia. Pengendalian mikroorganisme
sangat penting karena mikroorganisme dapat merugikan mahluk hidup, termasuk manusia.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fisik dan kimia terhadap
mikroorganisme, mengukur zona penghambat bahan kimia, dan menguji daya desinfeksi dari
bermacam bahan. Percobaan ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan dengan
menggunakan bakteri Eschericia coli dan Staphyllo cocus dengan menggunakan kertas saring yang
telah di celup dengan betadine, mama lemon, dan detol, dan Etanol (25%, 75%, dan 100%).
Dimasukan kedalam open pada suhu ruang selama 1 minggu (7 hari). Hasil pengamatan terdapat
medium yang kontaminasi dan medium yang mampu menjadi antimikroba yaitu mama lemon dan
etanol (25%, 75%, dan 100%). semakin luas zona hambat, maka semakin baik antiseptik tersebut
dalam membunuh mikroorganisme yaitu pada mama lemon dan etanol (25%, 75%, dan 100%).

Kata Kunci : Faktor kimia, antiseptik, betadin, mama lemon, etanol

Abstrack
Growth and development of microorganisms is strongly influenced by abiotic environmental factors
and biotic factors. Abiotic factors consist of physical and chemical factors. Control of microorganisms
is very important because microorganisms can harm living things, including humans. This experiment
aims to determine the effect of physical and chemical factors on microorganisms, measure the zone
of chemical inhibition, and test the disinfection power of various ingredients. This experiment used
an experimental method that was carried out using Escherichia coli bacteria and Staphyllo cocus
using filter paper that had been dipped in betadine, mama lemon, and detol, and Ethanol (25%, 75%,
and 100%). Enter into open at room temperature for 1 week (7 days). The results of the observation
were contamination medium and a medium capable of being antimicrobial namely mama lemon and
ethanol (25%, 75%, and 100%). the wider the inhibition zone, the better the antiseptic in killing
microorganisms, namely mama lemon and ethanol (25%, 75%, and 100%)

Keywords : Chemical factors, antiseptic, betadin, mama lemon, ethano

1
hidup dalam keadaan lingkungan yang
PENDAHULUAN berbeda (Subandi, 2010).
Pertumbuhan bagi suatu mikroba Kehidupan bakteri tidak hanya
merupakan penambahan secara teratur dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan,
semua komponen sel suatu mikroba. akan tetapi juga mempengaruhi keadaan
Pembelahan sel adalah hasil pertumbuhan lingkungan. Bakteri dapat mengubah pH
sel. Pada mikroba bersel tunggal dari medium tempat ia hidup, perubahan
(uniseluler), pembelahan atau ini disebut perubahan secara kimia.
perbanyakan sel merupakan Adapun faktor-faktor lingkungan dapat
pertambahan jumlah individu. Pada dibagi atas faktor-faktor biotik dan faktor-
mikroba bersel banyak (multiseluler) faktor abiotik. Di mana, faktor-faktor
pembelahan sel tidak menghasilkan biotik terdiri atas makhluk-makhluk hidup,
pertambahan jumlah individunya, tetapi yaitu mencakup adanya asosiasi atau
hanya merupakan pembentukan jaringan kehidupan bersama antara
atau bertambah besarnya suatu mikroba mikroorganisme, dapat dalam bentuk
(Suharjono, 2006). simbiose, sinergisme, antibiose dan
Pertumbuhan mikroba pada sintropisme. Sedangkan faktor-faktor
umumnya sangat tergantung dan abiotik terdiri atas faktor fisika (misal:
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, suhu, atmosfer gas, pH, tekanan osmotik,
perubahan faktor lingkungan dapat kelembaban, sinar gelombang dan
mengakibatkan perubahan sifat morfologi pengeringan) serta faktor kimia (misal:
dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba adanya senyawa toksik atau senyawa
selain menyediakan nutrient yang sesuai kimia lainnya (Hadioetomo, 1993).
untuk kultivasinya, juga diperlukan faktor Salah satu faktor lingkungan yang
lingkungan yang memungkinkan berpengaruh yaitu pemberian antibiotik.
pertumbuhan optimumnya. Mikroba tidak Antibiotik dalah zat-zat yang dihasilkan
hanya bervariasi dalam persyaratan oleh mikroorganisme dan zat-zat itu
nutrisinya, tetapi juga menunjukkan dalam jumlah yang sedikitpun mempunyai
respon yang berbeda – beda. Untuk daya penghambat kegiatan
berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroorganisme lain. Ampicillin
mikroba, diperlukan suatu kombinasi merupakan suatu antibiotik beta-lactam
nutrient serta faktor lingkungan yang yang sudah sering digunakan untuk
sesuai (Hafsah, 2009). mengobati infeksi oleh bakteri sejak tahun
Mikroba merespon kondisi 1961. Ampicillin termasuk ke dalam famili
lingkungan dalam aktivitasnya. Spesies aminopenicillin dan bisa dianggap sama
yang berbeda akan tumbuh optimum dengan dengan amoxicillin dalam
pada keadaan tertentu. Dalam kondisi spectrum dan aktivitasnya. Termasuk ke
optimium,mikroorganisme akan tumbuh dalam grup penicillin dari antibiotic beta-
dan berkembang secara maksimum. Jika lactam, ampicillin mampu menempel dan
terjadi perubahan keadaan penetrasi pada bakteri gram-positif dan
lingkungannya, maka akan terjadi beberapa bakteri gram-negatif. Hal ini
perubahan dalam bentuk morfologi dan dipengaruhi dari gugus aminonya. Gugus
fisiologi mikroba tersebut. amino membantu penetrasi ke dalam
Mikroorganisme mempunyai kemampuan membrane dari bakteri. Gugus amino ini
yang besar untuk beradaptasi terhadap akan menghambat sintesis peptidoglikan
lingkungan barunya, sehingga pada dinding sel dan akhirnya
mikroorganisme tersebut akan bertahan

2
menyebabkan sel lisis (Dwidjoseputro, membunuh mikroorganisme dan
1987). sebaliknya. Sebagai contoh merkuri
Faktor temperatur merupakan klorida, zat antiseptik yang sangat kuat,
faktor lingkungan terpenting yang akan tetapi dapat menyebabkan iritasi bila
mempengaruhi pertumbuhan dan digunakan pada bagian tubuh atau
kehidupan mikroba karena enzim yang jaringan lembut. Perak nitrat memiliki
menjalankan metabolisme sangat peka kekuatan membunuh yang lebih rendah,
terhadap temperatur. Berdasarkan tetapi aman digunakan pada jaringan yang
temperatur minimum, optimum dan lembut, seperti mata atau tenggorokan.
maksimum yang dimiliki mikrobia Iodium dapat memusnahkan
digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu mikroorganisme dalam waktu kurang dari
mikrobia psikrofil, mikrobia mesofil, dan 30 detik. Antiseptik lain bekerja lebih
mikrobia termofil. Suhu inkubasi yang lambat, tetapi memiliki efek yang cukup
memungkinkan pertumbuhan tersepat lama, contohnya betadine. Kekuatan
selama periode waktu yang singkat yang suatu zat antiseptik biasanya dinyatakan
dikenal sebagai suhu pertumbuhan yang sebagai perbandingan antara kekuatan zat
optimum (Suharni, 2008). antiseptik tertentu terhadap kekuatan
Selain faktor suhu dan antibiotik, antiseptik dari fenol (pada kondisi dan
pertumbuhan mikrobia juga sangat mikroorganisme yang sama), atau yang
dipengaruhi oleh senyawa kimia. lebih dikenal sebagai koefisien fenol
Beberapa senyawa kimia dapat (coefficient of phenol). Fenol sendiri,
menghambat pertumbuhan mikrobia. pertama kali digunakan sebagai zat
Senyawa kimia yang dapat penghambat antiseptik oleh Joseph Lister pada proses
pertumbuhan bakteri atau mikrobia pembedahan (Dwidjoseputro, 1994).
disebut desinfektan. Hambatan yang Ada beberapa contoh dari
ditimbulkan oleh desinfektan adalah antiseptik, antara lain : 1) Rivanol,
menyebabkan presipitasi protein sel, memiliki zat aktif berupa etakridin laktat
koagulasi protein sel dan oksidasi yang bersifat bakteriostatik yaitu
senyawa-senyawa penyusun protoplasma menghambat pertumbuhan kuman. 2)
dan beberapa zat lain. Desinfektan dapat Povidon Iodin atau betadine, bekerja
berupa deterjen, alkali, alkohol, aldehid, mengeluarkan iodine (bahan aktifnya)
asam, fenol dan kresol, klorin arsenik, yang berperan dalam membunuh dan
sulfonamide, cat, dan iodin (Volk, 1993). menghambat pertumbuhan kuman
Antiseptik adalah zat yang biasa seperti jamur, bakteri, virus dan protozoa.
digunakan untuk menghambat Betadine yang digunakan untuk persiapan
pertumbuhan dan membunuh operasi (membersihkan areal operasi)
mikroorganisme berbahaya (patogenik) berbeda dengan betadine yang dikemas
yang terdapat pada permukaan tubuh luar untuk penggunaan sehari-hari. 3)
mahluk hidup. Secara umum, antiseptik Hidrogen Peroksida kadar 6%, digunakan
berbeda dengan obat-obatan maupun untuk membersihkan luka. Kadar 1-2%
disinfektan. Zat antiseptik yang umum digunakan untuk membersihkan luka yang
digunakan diantaranya adalah iodium, sering terjadi di rumah, atau klinik-klinik
hidrogen peroksida dan asam borak. biasa. 4) Antiseptik yang mengandung
Kekuatan masing-masing zat antiseptik merkuri dahulu dikenal sebagai obat
tersebut berbeda-beda. Ada yang memiliki merah (Merkurokrom) yang berperan
kekuatan yang sangat tinggi, ada pula dalam menghambat pertumbuhan bakteri
yang bereaksi dengan cepat ketika (Gennaro, 1990).

3
Mekanisme kerja antibiotik antara betadine,sabun antiseptik (Mama Lemon),
lain: 1) Antibiotik menghambat sintesis detol, ekstraksi bayam duri (25%, 75%,
dinding sel mikroba. 2) Antibiotik dan 100% Etanol), dan plastik wrap. Alat-
mengganggu membran sel mikroba. 3) alat yang digunakan dalam praktikum ini
Antibiotik menghambat sintesis protein adalah cawan petri (Distrelisasi terlebih
dan asam nukleat mikroba. 4) Antibiotik dahulu), pena/spidol snowman, pemanas
mengganggu metabolisme sel mikroba. bunsen, dan jarum ose, inkubator,
Zona hambat adalah daerah untuk mikropipet.
menghambat pertumbuhan Cara Kerja
mikroorrganisme pada media agar oleh 1. Dibuat medium NA pada pemanas
antibiotik. Contohnya: tetracycline, bunsen, kemudian secara aseptis
erytromycin, dan streptomycin. tuangkan kedalam 4 cawan petri
Tetracycline merupakan antibiotik yang steril dan tunggu hingga
memiliki spektrum yang luas sehingga mengeras/membeku.
dapat menghambat pertumbuhan bakteri 2. Diiapkan 12 kertas saring yang telah
secara luas (Pelczar, 1986). dibulatkan dengan diameter 1 cm.
Berbagai jenis penyakit yang Pada ke 4 cawan petri dibuat 3
menyerang tubuh manusia, didapatkan bagian menggunakan spidol dan
mulai dari ujung rambut sampai kaki serta diberi label sesuai dengan perlakuan
didalam tubuhnya. Hampir semua bagian yang telah ditentukan
tubuh manusia diserang oleh mikroba 3. Dimasukan biakan bakteri ecoli ke
patogen yang menyebabkan banyak jenis dalam 2 cawan petri serta bakteri
penyakit. Semua orang mengetahui staphyllo cocus ke 2 cawan petri
bahwa banyak penyakit disebabkan oleh lainnya dengan menggunakan
partikel kecil yang selama bertahun-tahun metode tuang.
disebut mikroba, bakteri, virus dan akhir- 4. Dibuat pada cawan petri pertama
akhir ini disebut mikroorganisme. Salah yang berisi bakteri ecoli letakan 3
satu mikroorganisme yang termasuk kertas saring yang telah di celup
dalam bakteri yang sering menyebabkan dengan betadine, mama lemon, dan
penyakit adalah Staphylococcus aureus detol sesuai dengan bagian yang
dan Streptococcus pyogenes (Lubis, 2003). telah dibuat sebelumnya di cawan
petri, pada cawan petri kedua yang
berisi bakteri ecoli letakan 3 kertas
METODE PENELITIAN saring yang sudah di celupkan
Waktu dan Tempat dengan ekstraksi bayam duri (25%,
Penelitian ini dilakukan di 75%, dan 100% Etanol).
Laboratorium Pembelajaran FKIP 5. Diulangi langkah no 4 pada medium
Universitas Bengkulu. Waktu yang berisi bakteri Staphyllo cocus.
pelaksanaannya pada hari Selasa tanggal 6. Diasukan kedalam open pada suhu
23 April 2019 pada pukul 13.00 - 16.00 ruang selama 1 minggu (7 hari).
WIB. 7. Diamati pertumbuhan yang terjadi
Alat dan Bahan pada tiap-tiap cawan dan hitung
Bahan yang digunakan antara lain zona bening yang terbentuk.
medium NA dan suspensi biakan bakteri ( 8. Pada masing-masing medium
ecoli dan Staphyllo cocus, dari percobaan dibandingkan pada setiap
sebelumnya), kertas saring berbentuk perlakuannya.
bulat dengan diameter 1 cm, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

4
Teknik pengumpulan data pada menghitung zona bening yang terbentuk
penelitian ini dengan menggunakan antara kertas saring yang diberi
metode eksperimen, pengukuran, desinfektan dengan zona pertumbuhan
perhitungan dan dokumentasi. Untuk bakteri setelah open selama 1 minggu (7
mengetahui faktor kimia terutama daya hari). Selain itu dilakukan pula
desinfeksi suatu desinfektan maka pengamatan berupa perbandingan antara
dilakukan praktikum menggunakan Keempat cawan yang diberi desinfektan
empatjenis desinfektan yang berbeda. berbeda tersebut. Analisis data dilakukan
Pengamatan yang dilakukan adalah secara deskriptif kualitatif.
mengamati serta mengukur dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL
N Cawan Jenis Perlakuan Zona Hambatan
O

A
B
A. Etanol 25% A, B, C = 0 cm
C
B. Etanol 75% (Kontaminasi
1. C. Etanol 100% semua)
E. Coli
(etanol 25%, 75%, dan 100% )

C
A

A. Mama A = 0.5 cm
B
Lemon B dan C = 0 cm
2. B. Detol (hanya A yang bisa
C. Betadine dijadikan
Staphylococcus antimikroba)

5
(betadine, detol, mamalemon)

3.

B
A

A. Mama A = 0.5 cm
Lemon B dan C = 0 cm
B. Detol (hanya A yang bisa
C. Betadine dijadikan
E.coli
antimikrob)
(betadine, detol, mamalemon)

A. Etanol 25% A, B, C = 0,1 cm


A
C
B. Etanol 75% (Semuanya bisa
C. Etanol 100% dijadikan sebagai
anti mikroba)
Staphylococcus
(etanol 25%, 75%, 100%)

6
PEMBAHASAN yang berbeda untuk menghambat dan
membunuh mikroorganisme.
Pada praktikum kali ini kami Betadine bekerja mengeluarkan
melakukan percobaan yaitu tentang iodine (bahan aktifnya) yang berperan
pengaruh faktor lingkungan terhadap dalam membunuh dan menghambat
pertumbuhan mikroorganime, dimana pertumbuhan kuman seperti jamur,
pertumbuhan mikroorganisme pada bakteri, virus dan protozoa. Betadine ini
umumnya dipengaruhi oleh faktor memiliki sifat anti bakteri utamanya
lingkungan. Menurut Hadioetomo (1993), melalui mekanisme dimana Betadine
Di mana, faktor-faktor biotik terdiri atas membawa senyawa iodine bebas masuk
makhluk-makhluk hidup, yaitu mencakup menembus membran sel. Senyawa iodine
adanya asosiasi atau kehidupan bersama memiliki sifat yang sitotoksik sehingga
antara mikroorganisme, dapat dalam mampu membunuh sel bakteri. Povidone
bentuk simbiose, sinergisme, antibiose iodine dapat merubah struktur dan fungsi
dan sintropisme. Sedangkan faktor-faktor dari protein dan enzim sel dan merusak
abiotik terdiri atas faktor fisika (misal: fungsi sel bakteri dengan jalan
suhu, atmosfer gas, pH, tekanan osmotik, menghambat perlekatan hidrogen dan
kelembaban, sinar gelombang dan merubah struktur membran sel, selain
pengeringan) serta faktor kimia (misal: itu juga menghambat terjadinya sintesis
adanya senyawa toksik atau senyawa protein oleh bakteri melalui proses
kimia lainnya). oksidasi thiol didalam asam amino sistein.
Dalam mengamati pertumbuhan Namun pada percobaan ini mama
mikroba ini menggunakan medium NA lemon mampu menghambat
dengan menggunakan dua bakteri E. Coli
pertumbuhan serta membunuh
dan Staphylococcus. Biakan murni dari
mikroorganisme lebih baik dibandingkan
mikroba tersebut diinokulasikan pada
dengan betadine, detol, dan etanol.
medium NA yang kemudian diletakkan
Dimana hal ini dibuktikan dengan luas
kertas saring yang telah diberi beberapa
jenis perlakuan yaitu Etanol 25%, 75% dan zona hambat yang jauh lebih besar yaitu
100%, detol, betadine, dan mama lemon. 0,5 cm.
Pada percobaan ini dilakukan Sedangkan detol merupakan sabun
percobaan untuk melihat faktor kimia yang mengandung zat antiseptik yang
dengan mengukur luas zona hambat dari dapat membunuh kuman. Zat antiseptik
bahan-bahan kimia tersebut. Bahan kimia yang menjadi bahan dasar dalam
yang digunakan yaitu jenis antiseptik. pembuatan sabun antiseptik yaitu
Menurut Dwidjoseputro (1994), Antiseptik Triclosan. Serta Mama Lemon yaitu
adalah zat yang biasa digunakan untuk sabun cuci piring dengan
menghambat pertumbuhan dan ekstrak lemon untuk menghilangkan
membunuh mikroorganisme berbahaya lemak dan bau amis pada peralatan
(patogenik) yang terdapat pada makan dan dapur, bahkan yang terbuat
permukaan tubuh luar mahluk hidup. dari plastik.
Adapun antiseptik yang digunakan dalam Menurut Pelczar (1986), Zona
percobaan kali ini yaitu Sabun antiseptik hambat adalah daerah untuk
(detol dan mama lemon) dan Betadine menghambat pertumbuhan
serta menggunakan etanol. Masing- mikroorganisme pada media agar oleh
masing dari antiseptik ini memiliki daya antibiotik. Pada percobaan ini, medium
yang diberi kertas saring yang telah
ditambahkan mama lemon setelah

7
diinkubasikan selama 48 jam memiliki tersebut yaitu dengan menggunakan zat-
zona hambat yang cenderung lebih luas zat kimia dengan beberapa metode
dibandingkan dengan yang diberi obat pengontrol pertumbuhan mikroorganisme
betadine, detol dan etanol. Ini dibuktikan yaitu Antiseptik, Desinfektan dan Agen
dengan ukuran luas zona hambat pada kemoterapeutik. Aktivitas mikroorganisme
perlakuan ini diperoleh sebesar 0.5 cm. tersebut dipengaruhi oleh faktor
Pada sabun antiseptik pun memiliki lingkungan yang berupa faktor kimia
kekurangan yaitu kandungan triclosan dimana metode yang digunakan dalam
pada sabun antibakteri memiliki potensi praktikum yaitu antiseptik yang
untuk membuat bakteri memperoleh merupakan substansi kimia yang
resistensi. Resistensi adalah proses yang digunakan pada jaringan hidup untuk
terjadi ketika bakteri terkena triclosan membunuh atau menghambat
sehingga menyebabkan bakteri akan pertumbuhan mikroorganisme vegetatif,
mengalami mutasi genetik. Mutasi yang antiseptik yang digunakan adalah
terjadi tidak hanya membuat bakteri Betadine, detol dan Mama Lemon.
menjadi kebal terhadap triclosan namun Betadine bekerja mengeluarkan iodine
juga akan mengakibatkan bakteri menjadi (bahan aktifnya) yang berperan dalam
sulit untuk dibunuh oleh antiseptik ini. membunuh dan menghambat
Semakin luas zona hambat, maka pertumbuhan kuman seperti jamur,
semakin baik antiseptik tersebut dalam bakteri, virus dan protozoa, sedangkan
membunuh mikroorganisme. Dari detol merupakan sabun yang
percobaan ini, membuktikan mama lemon mengandung zat antiseptik yang dapat
jauh lebih baik menjadi antiseptik membunuh kuman. Serta Mama Lemon
dibandingkan dengan detol, betadine dan yaitu sabun cuci piring dengan
etanol dimana pada percobaan yang ekstrak lemon untuk menghilangkan
diberi etanol terjadi kontaminan hal ini lemak dan bau amis pada peralatan
terjadi mungkin ada kesalahan pada makan dan dapur, bahkan yang terbuat
praktikan yang kurang hati-hati. Hal ini dari plastik. Dari ketiga antiseptik tersebut
sesuai dengan pendapat Sinerdi (2014), didapatkan hasil bahwa pada cawan
yang menyatakan bahwa diameter zona pertama yang menggunkan bakteri E. Coli
hambat yang lebih besar menandakan dengan jenis perlakuan etanol 25%, etanol
semakin efektifnya antibakteri tersebut 75% dan etanol 100% semua
dalam membunuh kuman. Hal ini juga terkontaminasi sehingga tidak memiliki
didukung oleh pendapat Rastina (2015) zona hambatan. Pada cawan kedua
dan Barzah (2016), yang menyatakan menggunkan bakteri Staphylococcus
bahwa semakin kecil zona hambat atau dengan jenis perlakuan betadine, detol,
zona bening maka keefektifan dari dan mama lemon hanya mama lemon
antibakteri tersebut semakin rendah yang bisa dijadikan antimikroba dan
kualitasnya dalam membunuh bakteri. memiliki zona hambatan 0,5 cm. Pada
cawan ketiga menggunakan bakteri E. Coli
dengan jenis perlakuan betadine, detol,
PENUTUP dan mama lemon hasil yang didapatkan
Simpulan sama pada cawan kedua yaitu hanya
Mikroorganisme dapat mama lemon yang bisa dijadikan
menyebabkan banyak bahaya dan antimikroba dan memiliki zona hambatan
kerusakan. Untuk itu diperlukan usaha 0,5 cm. Dan pada cawan yang terakhir
untuk memusnahkan mikroorganisme menggunakan bakteri Staphylococcus

8
dengan jenis perlakuan etanol 25%, etanol Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar
75% dan etanol 100% semua bisa Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
dijadikan sebagai antimikroba yang
memiliki zona hambatan 0,1 cm. Mama Gennaro,A.R. 1990. Remington’s
lemon memiliki kemampuan yang bisa Pharmaceutical Sciences.
Pennsylvania: Mack Publishing
dijadikan antimikroba lebih baik
Company
dibandingkan dengan detol dan betadine
hal ini dibuktikan dengan luas zona
Hadioetomo, R.S. 1993. Teknik dan
hambat.
Prosedur Dasar Laboratorium
Zona hambat adalah daerah untuk
Mikrobiologi. Jakarta: Gramedia
menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada media agar oleh
Hafsah. 2009. Mikrobiologi Umum.
antibiotik. Luas zona hambat mama lemon
Makassar: UIN Alauddin Makassar
jauh lebih besar yaitu 0,5 cm dari zona
hambat pada detol dan betadine.
Lubis, L. S. 2003. Sabun Obat.
Sehingga dikatakan bahwa semakin luas
http://ejournal.library.usu.ac.id/do
zona hambat, maka semakin baik
wnload/fmipa/farmasi-lely1.pdf.
antiseptik tersebut dalam membunuh
(diakses pada tanggal 30 April
mikroorganisme.
2019)
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 1986.
Saran Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Selama percobaan berlangsung UI Press
terdapat beberapa saran yang dapat Volk, A.W dan Wheeler, M.F. 1993.
menjadi bahan pertimbangan untuk Mikrobiologi Dasar jilid 1. Jakarta:
dilakukan percobaan yang sama di lain Erlangga
waktu, diantaranya yaitu praktikan harus Subandi. 2010. Mikrobiologi. Bandung: PT
mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor Remaja Rosdakarya
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Suharjono. 2006. Mikrobiologi. Malang:
mikroorganisme serta mengetahui cara Universitas Brawijaya
mengukur zona penghambat bahan kimia, Suharni, Theresia Tri dkk. 2008.
selama praktikum hendaknya praktikan Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:
menggunakan masker dan sarung tangan Universitas Atma Jaya
terlebih saat melakukan inokulasi suspensi
biakan bakteri diatas medium yang
terdapat didalam cawan dan selama
praktikum dilakukan setiap praktikan
hendaknya lebih berhati-hati terutama
pada saat mencairkan medium NA pada
pada pemanas Bunsen.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-Dasar


Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Anda mungkin juga menyukai