Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu jasad.
Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad bersel tunggal
(uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah
individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan
jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel
tidak menghasilkan pertambahan jumlah individunya, tetapi hanya merupakan
pembentukan jaringan atau bertambah besar jasadnya (Suharjono, 2006).
Penyebaran mikroba di alam sangat banyak dan mudah ditemukan karena
tempat hidup mereka yang tersebar pada air, tanah, maupun atmosfer. Pada masing-
masing mikroorganisme memiliki cara tersendiri untuk hidup yang berhubungan
dengan lingkungan hidupnya sendiri. Kehidupan mikroorganisme pada umumnya
sangat tergantung pada faktor lingkungan. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan aktifitas mikroba, faktor lingkungan ini dapat mengakibatkan
perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikrobia. Faktor lingkungan tersebut meliputi
faktor abiotik (suhu, kelembaban, pH, tekanan osmosa, sinar glombang pendek, dan
daya oligodinamik). Faktor biotik yang mencakup adanya asosiasi atau kehidupan
bersama antar mikroorganisme. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk
dapat mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan tempat hidupnya mikrobia terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakannya.

1
1.2 Tujuan Praktikum
Terdapat beberapa tujuan yang dapat dipelajari oleh praktikan dalam praktikum kali
ini, yaitu:

 Untuk mengetahui pengaruh glukosa pada pertumbuhan mikroba.


 Untuk memperlajari pengaruh oksigen terhadap pertumbuhan bakteri.
 Untuk mengamati pengaruh temperatur terhadap pertumbuhan mikroba.
 Untuk mempelajari pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat
morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrient
yang sesuai untuk kultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan yang
memungkinkan pertumbuhan optimumnya. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam
persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda – beda. Untuk
berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba, diperlukan suatu kombinasi nutrient serta
faktor lingkungan yang sesuai (Hafsah, 2009).
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua
katagori, yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi. Aspek-aspek fisik dapat
mencakup suhu, pH, dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kimiawi meliputi air,
sumber karbon, nitrogen, oksigen, mineral-mineral, dan faktor penumbuh. Kondisi
lingkungan juga dapat memicu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksinya yaitu suhu, kelembaban,
dan cahaya (Jeneng, 2010).
Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh adalah suhu atau temperatur.
Mikrobia memiliki batas toleransi masing-masing terhadap suhu. Efek dari suhu yang
ekstrim pada mikrobia adalah enzim menjadi inaktif dan kemungkinan hal yang sama
terjadi pada beberapa struktur sel lainnya. Tetapi pada kondisi optimumnya mikrobia
akan memiliki produktivitas yang optimal. Ada 3 jenis mikrobia berdasarkan kisaran
suhunya yaitu

 Psikofilik dengan suhu minimum 5 - 0oC dan maksimum 15 - 20oC


 Mesofilik dengan suhu minimum 10-20oC, optimum 20-40oC, maksimum 40-
45oC

3
 Termofilik dengan suhu minimum 25-45 oC, optimum 45-60oC, maksimum 60-
50oC (Moat, 2010).

Medium harus mempunyai pH yang tepat, yaitu tidak terlalu asam atau basa.
Kebanyakan bakteri tidak tumbuh dalam kondisi terlalu basa, dengan pengecualian
basil kolera (Vibrio cholerae). Pada dasarnya tak satupun yang dapat tumbuh baik pada
pH lebih dari 8. Kebanyakan patogen, tumbuh paling baik pada pH netral (pH 7) atau
pH yang sedikit basa (pH 7.4). Beberapa bakteri tumbuh pada pH 6; tidak jarang
dijumpai organisme yang tumbuh baik pada pH 4 atau 5. Sangat jarang suatu organisme
dapat bertahan dengan baik pada pH 4; bakteri autotrof tertentu merupakan
pengecualian. Karena banyak bakteri menghasilkan produk metabolisme yang bersifat
asam atau basa (Volk&Wheeler, 1993).

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Pengaruh Oksigen Terrhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 2.1 Alat dan Bahan Pengaruh Oksigen Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. ALAT UKURAN JUMLAH BAHAN JUMLAH
1. Waterbath - 1 buah Staphylococcus aureus, 1 buah
dalam biakan murni 48
jam
2. Thermometer - 1 buah Saccharomyces cereviciae 1 buah
dalam Sabouraud Broth,
72 jam
3. Pipet Pasteur - 1 buah Peptostreptococcus 1 buah
Steril anaerobius dalam
Thioglycollate Broth, 48
jam
4. - 1 buah Medium infus agar tegak 1 buah

4
2.2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 2.2 Alat dan Bahan Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. ALAT UKURAN JUMLAH BAHAN JUMLAH
1. Jarum Ose - 1 buah Bacillus subtilis, inkubasi 1 buah
24 jam
2. Api Spirtus - 1 buah Medium NA agar miring 1 buah
3. Almari Es - 1 buah Biakan E.coli, inkubasi 24 1 buah
jam

2.2.3 Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba


Tabel 2.3 Alat dan Bahan Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. ALAT UKURAN JUMLAH BAHAN JUMLAH
1. Pipet Steril 1 ml 1 buah Biakan murni E. coli dan 1 buah
Saccharomyces cereviciae
dalam kaldu nutrisi, 24 jam
2. - 1 buah Tripticase broth dengan 4 4 buah
macam pH (3, 5, 7, 9)

2.2.4 Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Pertumbuhan Mikroba


Tabel 2.4 Alat dan Bahan Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. ALAT UKURAN JUMLAH BAHAN KONSENTRASI
1. Cawan Petri - 1 buah Larutan garam 0.3%
NaCl
2. Jarum Ose - 1 buah Larutan garam 3%
NaCl
3. Inkubator - 1 buah Larutan garam 30%
NaCl
4. Bunsen - 1 buah Larutan glukosa 0.4%
5. Korek Api - 1 buah Larutan glukosa 4%
6. Semprotan - 1 buah Larutan glukosa 40%
Alkohol
7. Tabung - 1 buah Biakan murni -
Reaksi (E.coli, B.
Subtilis, S.
cereviciae)
8. Rak Tabung - 1 buah Media agar -
Reaksi padat

5
NO. ALAT UKURAN JUMLAH BAHAN KONSENTRASI

9. Penggaris - 1 buah -
10. Spidol - 1 buah -

2.3 Cara Kerja


2.3.1 Pengaruh Oksigen Terrhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 2.5 Cara Kerja Pengaruh Oksigen Terrhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. CARA KERJA GAMBAR
1. Tunggu media padat yang -
telah dicairkan sampai hangat.
2. Pipet micron 1 ml bakterinya

3. Tunggu media sampai


memadat kembali

4. Homogenkan

6
2.3.2 Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 2.6 Cara Kerja Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. CARA KERJA GAMBAR
1. Ambil bakteri dengan ose
bulat.

2. Osekean ke medium agar.

3. Inkubasikan selama 2x24 jam -


sesuai suhu kamar (25oC)

2.3.3 Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba


Tabel 2.7 Cara Kerja Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. CARA KERJA GAMBAR
1. Ambil bakteri dengan ose
bulat

7
NO. CARA KERJA GAMBAR
2. Gores pada tabung reaksi
secara zig-zag

3. Inklubasi selama 2x24 jam -

2.3.4 Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Pertumbuhan Mikroba


Tabel 2.8 Cara Kerja Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. CARA KERJA GAMBAR
1. Ambil bakteri dengan pipet
micron

2. Masukan bakteri ke dalam


media agar

8
NO. CARA KERJA GAMBAR
3. Homogenkan

9
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


3.1.1 Pengaruh Oksigen Terrhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Pengaruh Oksigen Terrhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae

1. Letak: Letak: Letak:


Diatas Ditengah Diatas

Sifat: Sifat: Sifat:


Aerob Mikro- Aerob
aerofilik

Sumber: sumber:
kelompok 1 kelompok 7

2. Letak: Letak:
Dibawah Diatas

Sifat: Sifat:
Anaerob Aerob
Obligat

sumber: sumber :
kelompok 2 sumber: kelompok 8
kelompok 4

10
NO. HASIL PENGAMATAN\ KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae
3. Letak: Letak: Letak:
Menyebar Menyebar Ditengah

Sifat: Sifat: Sifat:


Anaerob Anaerob Anaerob
Fakultatif Fakultatif Fakultatif

sumber:
sumber: kelompok 6 sumber:
kelompok 3 kelompok 9

3.1.2 Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba


Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae

1. Suhu: Suhu: Suhu:


15oC 15oC 15oC

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: - Bakteri: - Bakteri: -

sumber: sumber:
kelompok 1 Sumber: kelompok 7
kelompok 4

11
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae
2. Suhu: Suhu: Suhu:
25oC 25oC 25oC

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+++ ++ +

sumber: sumber:
kelompok 2 kelompok 8
3. Suhu: Suhu: Suhu:
40oC 40oC 40oC

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+++ ++ +++

sumber: sumber:
kelompok 3 sumber: kelompok 9
kelompok 6

12
3.1.3 Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae

1. pH: 5 pH: 5 pH: 5

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+ +++ ++

sumber: sumber:
kelompok 1 sumber: kelompok 7
kelompok 4
2. pH: 7 pH: 7 pH: 7

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+++ ++ +++

sumber: sumber:
kelompok 2 kelompok 8
3. pH: 9 pH: 9 pH: 9

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+++ ++ +++

sumber: sumber: sumber:


kelompok 3 kelompok 6 kelompok 9

13
3.1.4 Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Pertumbuhan
Mikroba
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae

1. Glukosa: Glukosa: Glukosa:


1% 1% 1%

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+ +++ +++

sumber: sumber:
kelompok 1 sumber: kelompok 7
kelompok 4
2. Glukosa: Glukosa: Glukosa:
5% 5% 5%

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+ +++ ++

sumber: sumber:
kelompok 2 kelompok 8
3. Glukosa: Glukosa: Glukosa:
10% 10% 10%

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+ ++ +

sumber:
sumber: sumber: kelompok 9
kelompok 3 kelompok 6

14
Tabel 3.5 Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Garam Terhadap Pertumbuhan
Mikroba
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae

1. Garam: Garam: Garam:


1% 1% 1%

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+ ++ ++

sumber: sumber:
kelompok 1 sumber: kelompok 7
kelompok 4

2. Garam: Garam: Garam:


5% 5% 5%

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
+ ++ +++

Sumber: sumber:
kelompok 2 kelompok 8

3. Garam: Garam: Garam:


10% 10% 10%

Banyak Banyak Banyak


Bakteri: Bakteri: Bakteri:
++ + -

sumber: sumber:
kelompok 3 sumber: kelompok 9
kelompok 6

15
3.2 Pembahasan
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas mikrobia.
Perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan
fisiologi mikrobia. Mikrobia yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
mempunyai sifat sangat resisten dengan lingkungan baru. Aktifitas mikroba dapat
dikendalikan dengan mengatur faktor lingkunga tempat hidupnya. Faktor lingkungan
tersebut meliputi faktor biotik (adanya asosiasi atau kehidupan bersama antar
mikrobia). Faktor abiotik (suhu, kelembaban, pH, tekanan osmosa, sinar gelombang
pendek, daya oigodinamik) (Nazaruddin, 2011).
Berdasarkan suhu pertumbuhannya juga bakteri dapat diklasifikasikan menjadi
tiga golongan yaitu mesofil, psikrofil dan termofil (Irianto, 2012). Golongan mesofil,
bakteri yang tergolong mesofil dapat tumbuh pada suhu 10oC sampai 47oC. Tetapi
suhu optimum pertumbuhannya adalah 30oC sampai 45oC. Untuk golongan psikrofil
umumnya mikroorganisme yang dapat tumbuh pada suhu 0oC. Organisme lain yang
meradaptasi dengan kehidupan dalam air laut atau tanah dapat tumbuh paling baik
dibawah atau dekat titik beku (10oC sampai -2oC). Yang terakhir adalah golongan
termofil yang dapat tumbuh jika suhu diatas 45oC sampai 50oC dan mikrobia tumbuh
dengan baik pada suhu 60oC dan tidak dapat tumbuh pada suhu 30oC.
Pada praktikum kali ini dilakukan penelitian terhadap mikorba jamur
Saccharomyces cereviciae. Saccharomyces cerevisiae merupakan salah satu spesies
khamir yang memiliki daya konversi gula menjadi etanol sangat tinggi. Mikroba ini
biasanya dikenal dengan baker’s yeast dan metabolismenya telah dipelajari dengan
baik. Produk metabolik utama adalah etanol, CO2 dan air sedangkan beberapa produk
lain dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit. Khamir ini bersifat fakultatif anaerobik.
Saccharomyces cerevisiae memerlukan suhu 30oC dan pH 4,0-4,6 agar dapat tumbuh
dengan baik. Selama proses fermentasi akan timbul panas, apabila tidak dilakukan
pendinginan, suhu akan makin meningkat sehingga proses fermentasi terhambat (Oura
di dalam Delwegg, 1983). Saccharomyces cerevisiae tumbuh optimum pada suhu 25-

16
30oC dan maksimum pada 35-47oC (Frazier dan Westhoff, 1978). pH pertumbuhan
khamir yang baik antara 3-6.
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil apabila pada suhu 25oC jamur
tidak banyak tumbuh dibandingkan dengan yang diinkubasi dalam suhu yang lebih
tinggi (40oC). Lalu pada penelitian terhadap pH, hasil yang didapatkan yaitu bahwa
pada pH netral, jamur yang tumbuh berjumlah sedikit. Terdapat koloni-koloni dengan
letak saling berdekatan satu sama lain dan berwarna putih. Selanjutnya pada penelitian
terhadap oksigen, didapatkan hasil bahwa jamur Saccharomyces cereviciae memiliki
sifat mikroaerofilik. Hal ini dibuktikan dari koloni-koloni yang terdapat dalam jamur
berada di bagian tengah dan gumpalan koloni besarnya berada di atas permukaan agar.
Jamur ini bisa hidup tempat yang memiliki sedikit oksigen. Yang terakhir, penelitian
terhadap larutan glukosa dan larutan garam. Larutan glukosa dan larutan garam yang
digunakan masing-masing berkonsentrasi sebesar 5%. Setelah diinkubasi, dalam
tabung reaksi larutan garam 5% terlihat warna larutan berubah menjadi lebih keruh
dibandingkan dengan warna larutan glukosa 5%. Hal ini menandakan bahwa garam
memiliki sifat mampu menghambat pertumbuhan jamur. Jika dibandingkan dengan
larutan glukosa yang tidak mampu menghambat pertumbuhan jamur.

17
BAB IV
KESIMPULAN

Dari praktikm yang sudah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas mikrobia.


2. Kurangnya tingkat kesterilan dan teknik homogen dapat menjadi faktor gagalnya
hasil praktikum.
3. Saccharomyces cereviciae merupakan jamur yang memiliki sifar mikroaerofilik
yang mampu tumbuh di suhu 25oC
4. Garam memiliki sifat mampu menghambat pertumbuhan jamur.
5. Pada pH netral, jamur yang tumbuh berjumlah sedikit.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hafsah. Mikrobiologi Umum. Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2009.


Jeneng Tarigan. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia,
1988.
Moat. 2010. Mikrobiologi Kedokteran, Penerbit buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Nazarudin. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Penerbit UniversitasAtma
Jaya, 2011
Suharjono. Mikrobiologi. Malang: Universitas Brawijaya. 2006.
Volk &Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar jilid 1. Erlangga. Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai