PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktikum
Terdapat beberapa tujuan yang dapat dipelajari oleh praktikan dalam praktikum kali
ini, yaitu:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Termofilik dengan suhu minimum 25-45 oC, optimum 45-60oC, maksimum 60-
50oC (Moat, 2010).
Medium harus mempunyai pH yang tepat, yaitu tidak terlalu asam atau basa.
Kebanyakan bakteri tidak tumbuh dalam kondisi terlalu basa, dengan pengecualian
basil kolera (Vibrio cholerae). Pada dasarnya tak satupun yang dapat tumbuh baik pada
pH lebih dari 8. Kebanyakan patogen, tumbuh paling baik pada pH netral (pH 7) atau
pH yang sedikit basa (pH 7.4). Beberapa bakteri tumbuh pada pH 6; tidak jarang
dijumpai organisme yang tumbuh baik pada pH 4 atau 5. Sangat jarang suatu organisme
dapat bertahan dengan baik pada pH 4; bakteri autotrof tertentu merupakan
pengecualian. Karena banyak bakteri menghasilkan produk metabolisme yang bersifat
asam atau basa (Volk&Wheeler, 1993).
4
2.2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 2.2 Alat dan Bahan Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. ALAT UKURAN JUMLAH BAHAN JUMLAH
1. Jarum Ose - 1 buah Bacillus subtilis, inkubasi 1 buah
24 jam
2. Api Spirtus - 1 buah Medium NA agar miring 1 buah
3. Almari Es - 1 buah Biakan E.coli, inkubasi 24 1 buah
jam
5
NO. ALAT UKURAN JUMLAH BAHAN KONSENTRASI
9. Penggaris - 1 buah -
10. Spidol - 1 buah -
4. Homogenkan
6
2.3.2 Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 2.6 Cara Kerja Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. CARA KERJA GAMBAR
1. Ambil bakteri dengan ose
bulat.
7
NO. CARA KERJA GAMBAR
2. Gores pada tabung reaksi
secara zig-zag
8
NO. CARA KERJA GAMBAR
3. Homogenkan
9
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Sumber: sumber:
kelompok 1 kelompok 7
2. Letak: Letak:
Dibawah Diatas
Sifat: Sifat:
Anaerob Aerob
Obligat
sumber: sumber :
kelompok 2 sumber: kelompok 8
kelompok 4
10
NO. HASIL PENGAMATAN\ KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae
3. Letak: Letak: Letak:
Menyebar Menyebar Ditengah
sumber:
sumber: kelompok 6 sumber:
kelompok 3 kelompok 9
sumber: sumber:
kelompok 1 Sumber: kelompok 7
kelompok 4
11
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae
2. Suhu: Suhu: Suhu:
25oC 25oC 25oC
sumber: sumber:
kelompok 2 kelompok 8
3. Suhu: Suhu: Suhu:
40oC 40oC 40oC
sumber: sumber:
kelompok 3 sumber: kelompok 9
kelompok 6
12
3.1.3 Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Pengaruh pH Terhadap Pertumbuhan Mikroba
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae
sumber: sumber:
kelompok 1 sumber: kelompok 7
kelompok 4
2. pH: 7 pH: 7 pH: 7
sumber: sumber:
kelompok 2 kelompok 8
3. pH: 9 pH: 9 pH: 9
13
3.1.4 Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Glukosa Terhadap Pertumbuhan
Mikroba
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae
sumber: sumber:
kelompok 1 sumber: kelompok 7
kelompok 4
2. Glukosa: Glukosa: Glukosa:
5% 5% 5%
sumber: sumber:
kelompok 2 kelompok 8
3. Glukosa: Glukosa: Glukosa:
10% 10% 10%
sumber:
sumber: sumber: kelompok 9
kelompok 3 kelompok 6
14
Tabel 3.5 Hasil Pengamatan Pengaruh Kadar Garam Terhadap Pertumbuhan
Mikroba
NO. HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
Bacillus sp. Saccharomyces E.coli Bacillus S. E.coli
cereviciae sp. cereviciae
sumber: sumber:
kelompok 1 sumber: kelompok 7
kelompok 4
Sumber: sumber:
kelompok 2 kelompok 8
sumber: sumber:
kelompok 3 sumber: kelompok 9
kelompok 6
15
3.2 Pembahasan
Faktor lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas mikrobia.
Perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan
fisiologi mikrobia. Mikrobia yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
mempunyai sifat sangat resisten dengan lingkungan baru. Aktifitas mikroba dapat
dikendalikan dengan mengatur faktor lingkunga tempat hidupnya. Faktor lingkungan
tersebut meliputi faktor biotik (adanya asosiasi atau kehidupan bersama antar
mikrobia). Faktor abiotik (suhu, kelembaban, pH, tekanan osmosa, sinar gelombang
pendek, daya oigodinamik) (Nazaruddin, 2011).
Berdasarkan suhu pertumbuhannya juga bakteri dapat diklasifikasikan menjadi
tiga golongan yaitu mesofil, psikrofil dan termofil (Irianto, 2012). Golongan mesofil,
bakteri yang tergolong mesofil dapat tumbuh pada suhu 10oC sampai 47oC. Tetapi
suhu optimum pertumbuhannya adalah 30oC sampai 45oC. Untuk golongan psikrofil
umumnya mikroorganisme yang dapat tumbuh pada suhu 0oC. Organisme lain yang
meradaptasi dengan kehidupan dalam air laut atau tanah dapat tumbuh paling baik
dibawah atau dekat titik beku (10oC sampai -2oC). Yang terakhir adalah golongan
termofil yang dapat tumbuh jika suhu diatas 45oC sampai 50oC dan mikrobia tumbuh
dengan baik pada suhu 60oC dan tidak dapat tumbuh pada suhu 30oC.
Pada praktikum kali ini dilakukan penelitian terhadap mikorba jamur
Saccharomyces cereviciae. Saccharomyces cerevisiae merupakan salah satu spesies
khamir yang memiliki daya konversi gula menjadi etanol sangat tinggi. Mikroba ini
biasanya dikenal dengan baker’s yeast dan metabolismenya telah dipelajari dengan
baik. Produk metabolik utama adalah etanol, CO2 dan air sedangkan beberapa produk
lain dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit. Khamir ini bersifat fakultatif anaerobik.
Saccharomyces cerevisiae memerlukan suhu 30oC dan pH 4,0-4,6 agar dapat tumbuh
dengan baik. Selama proses fermentasi akan timbul panas, apabila tidak dilakukan
pendinginan, suhu akan makin meningkat sehingga proses fermentasi terhambat (Oura
di dalam Delwegg, 1983). Saccharomyces cerevisiae tumbuh optimum pada suhu 25-
16
30oC dan maksimum pada 35-47oC (Frazier dan Westhoff, 1978). pH pertumbuhan
khamir yang baik antara 3-6.
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil apabila pada suhu 25oC jamur
tidak banyak tumbuh dibandingkan dengan yang diinkubasi dalam suhu yang lebih
tinggi (40oC). Lalu pada penelitian terhadap pH, hasil yang didapatkan yaitu bahwa
pada pH netral, jamur yang tumbuh berjumlah sedikit. Terdapat koloni-koloni dengan
letak saling berdekatan satu sama lain dan berwarna putih. Selanjutnya pada penelitian
terhadap oksigen, didapatkan hasil bahwa jamur Saccharomyces cereviciae memiliki
sifat mikroaerofilik. Hal ini dibuktikan dari koloni-koloni yang terdapat dalam jamur
berada di bagian tengah dan gumpalan koloni besarnya berada di atas permukaan agar.
Jamur ini bisa hidup tempat yang memiliki sedikit oksigen. Yang terakhir, penelitian
terhadap larutan glukosa dan larutan garam. Larutan glukosa dan larutan garam yang
digunakan masing-masing berkonsentrasi sebesar 5%. Setelah diinkubasi, dalam
tabung reaksi larutan garam 5% terlihat warna larutan berubah menjadi lebih keruh
dibandingkan dengan warna larutan glukosa 5%. Hal ini menandakan bahwa garam
memiliki sifat mampu menghambat pertumbuhan jamur. Jika dibandingkan dengan
larutan glukosa yang tidak mampu menghambat pertumbuhan jamur.
17
BAB IV
KESIMPULAN
Dari praktikm yang sudah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
18
DAFTAR PUSTAKA
19