Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular mempunyai diameter berukuran


0,5-1 milimikron, dan panjang 0,1-10 milimikron, berkembang biak secara aseksual
dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat
fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen pada
manusia, hewan dan tumbuhan.

Dalam pemurnian mikroba dikenal istilah yaitu isolasi mikroba dan kultur
murni. Isolasi mikroba adalah memindahkan mikroba dengan lingkungannya dengan
mengisolasi mikroba bakteri yang diperlukan atau dengan kata lain mikroba yang tidak
kita butuhkan segera di singkirkan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni
(Trianda, 2011). Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal, artinya mikroba ditumbuhkembangkan dari bakteri
yang dihomogenkan dengan kata lain bakteri di isolasikan agar didapatkan bakteri
murni yang dibutuhkan nantinya dalam kegiatan praktikum. Objek yang harus
diperhatikan adalah bakteri (Trianda, 2011. Dalam Trianda).

Pada dasarnya juga pertumbuhan dan perkembangan mikroba, diperlukan


substrat yang disebut media. Sebelum dipergunakan media harus dalam keadaan
steril.Dalam hal ini praktikan sudah dipersiapkan untuk melakukan dimana bertujuan
untuk mengembangbiakkan mikroba murni atau mikroba homogen yang dimaksudkan
bakteri yang terkandung adalah sejenis, dalam praktikumnya kita disiapkan untuk steril
dan higienis dari mikroba agar media pemurnian mikroba tidak terkontaminasi.

1
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan dengan bertujuan untuk mempelajari koloni murni mikroba
yang ditumbuhkan sebelumnya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikrooorganisme di luar dari
lingunan alaminya. Pemisahan mikroorganisme di luar lingkungannya ini bertujuan
untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak tercampur lagi dengan bkteri
lainnya yang disebut dengan biakan murni. Prinsip dari isolasi mikoba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mokroba lainnya yng berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat, sel-sel mikroba akan membentk koloni sel yang tetap pada tempatnya
(Nur, dan Asnani, 2007).

Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari isolat campuran.
Dua di antaranya yang sering digunakan adalah teknik cawan gores dan teknik cawan
tuang. Prinsip dari kedua teknik tersebut sama, yaitu mengencerkan biakan campuran
hingga setiap individu spesies dapat dipisahkan, sehingga setiap koloni yang terbentuk
merupakan hasil dari pembelahan satu sel (Untung, 2012).

Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karen


a semua pekerjaan mikrobiologi, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdii dari satu macam mikroorganisme saja.
Teknik tersebut dikenal dengan isolasi mikroba (Dwidjoseputro, 2005). Terdapat
berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu:

 Isolasi Pada Agar Cawan


Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan

3
dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan
tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal (Mulyani, 1991). Terdapat
beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores
kuadran, dan metode agar cawan tuang Metode gores kuadran. Bila metode ini
dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme,
dimana setiap koloni berasal dari satu sel (Mulyono, 1992).

Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk


memperoleh biakan murni yaitu:

a. Metode Cawan Gores


Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu.
Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan
menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan.
Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores
sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung
untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan
sel-sel yang digores.
b. Metode Cawan Tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar
yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50 oC ) yang kemudian dicawankan.
Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya
tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap
sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung
koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang
tinggi.

4
 Isolasi Pada Medium Cair

Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat
tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair.
Metode ini juga perlu dilakukan pengencaran dengan beberapa serial pengenceran.
Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.

 Isolasi Sel Tunggal

Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme


berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair.
Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat
halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.

2.2 ALAT DAN BAHAN

2.2.1 Pemurnian Isolasi Mikroba Udara

Tabel 2.1 Alat dan Bahan Pemurnian Isolasi Mikroba Udara

NO. ALAT UKURAN JUMLAH BAHAN KONSENTRASI


1. Jarum Ose - 1 buah Biakan -
ujung bulat Bakteri dari
hasil Isolasi
2. Cawan - 2 buah Medium -
Petri Agar (NA)
3. Bunsen - 1 buah Spirtus -
4. Korek Api - 1 buah - -

5
2.3 CARA KERJA

2.3.1 Pemurnian Isolasi Mikroba Udara

Tabel 2.2 Cara Kerja Pemurnian Isolasi Mikroba Udara

NO. CARA KERJA GAMBAR

Siapkan alat dan bahan


untuk melakukan
1.
percobaan.

Sterilisasi alat – alat yang


2 akan digunakan dalam
melakukan percobaan.

Ambil biakan bakteri pada


3. cawan petri isolasi udara
percobaan sebelumnya.

6
NO. CARA KERJA GAMBAR

Osekan ke medium agar


4.
miring secara zig zag.

7
BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL PENGAMATAN

3.1.1 Pemurnian Isolasi Mikroba Udara

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Pemurnian Isolasi Mikroba Udara

GAMBAR
NO. KETERANGAN
SEBELUM SESUDAH
Mikroba: Tidak
diketahui
Hasil : Tumbuh
Warna : Putih
Sifat: Monokultur
1

8
Mikroba: Tidak
diketahui
Hasil : Tumbuh
Warna: Jingga
Sifat : Monokultur
2

3.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan penelitian tentang pemurnian isolat mikroba.
Praktikum ini mengajarkan para praktikan bagaimana cara menggunakan teknik isolasi
dan pemurnian mikroba pada suatu media. Kegiatan memindahkan bakteri dari
medium lama ke medium baru dapat juga disebut sebagai inokulasi. Untuk melakukan
kegiatan inokulasi ini, kesterilan seluruh alat dan bahan merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan dan diperhatikan.

Media baru yang akan digunakan dalam kegiatan inokulasi ini adalah medium
nutrient agar. Sedangkan untuk bakteri yang akan digunakan yaitu merupakan bakteri
yang dihasilkan dari percobaan sebelumnya tentang isolasi mikroba udara. Bakteri
tersebut digunakan kembali setelah diteliti hasilnya pada percobaan sebelumnya.

Dalam hasil pengamatan pada percobaan isolasi mikroba udara, didapatkan


hasil bahwa di udara terdapat jumlah lebih dari satu jenis mikroba, dan itu cukup
banyak. Namun, belum dapat diidentifikasi apa saja jenis-jenis mikroba yang

9
terkumpul dalam cawan petri. Hasil lainnya yaitu terjadinya mix culture dalam cawan
petri tersebut.

Setelah semua alat dan bahan sudah disterilkan, kemudian dilanjutkan


pemindahan bakteri ke medium barunya. Dengan menggunakan jarum ose, bakteri
digoreskan ke dalam tabung reaksi berisi medium nutrient agar. Teknik menggores
bakteri ini menggunakan cara zigzag. Cara zigzag ini bertujuan untuk memaksimalkan
jumlah organisme yang diambil. Jarum ose yang digunakan juga harus disterilkan agar
tidak terjadi kontaminasi bakteri di mediumnya yang baru.

Untuk kelompok 5, mengambil dua jenis mikroba yang berbeda warna dalam
satu cawan petri. Untuk yang pertama diambil mikroba berwarna putih, sedangkan
untuk yang kedua diambil mikroba yang berwarna jingga. Kemudian kedua jenis
mikroba itu diinokulasi ke dalam dua tabung reaksi yang berbeda, dan masing-masing
sudah berisikan medium agar miring. Penggunaan agar miring ini berutujuan untuk
meminimalisir adanya pertumbuhan mikroba lain.

Apabila kedua mikroba tersebut berhasil diinokulasi, kemudian dilakukan


kegiatan inkubasi terhadap tabung reaksi tersebut. Tabung reaksi diinkubasi selama 48
jam (2 hari). Setelah kegiatan inkubasi selesai, baru dapat diteliti hasilnya.

Hasil yang didapatkan yaitu kedua mikroba tersebut dapat tumbuh di medium
agar. Untuk mikroba yang pertama, warna putih lebih terlihat dibandingkan sebelum
diinkubasi, tidak terdapat warna bakteri lain selain itu. Sifat bakteri yang dapat
diketahui yaitu monoculture. Untuk mikroba yang kedua, warna jingga lebih terlihat
jelas dibandingkan sebelum diinkubasi, tidak terdapat warna bakteri lain selain itu.
Sifat bakteri yang dapat diketahui yaitu monoculture. Kedua mikroba ini menandakan
bahwa praktikum yang dilakukan berhasil. Percobaan ini berhasil memisahkan bakteri
dari jenis mix culture menjadi single culture. Kedua bakteri juga tidak terkontaminasi.
Ini menandakan bahwa kesterilan alat dan bahan serta ketelitian dalam penelitian sudah
benar dan baik.

10
BAB IV

KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Pemurnian bakteri dilakukan dengan penggoresan menggunakan jarum ose


dengan metode zig zag.

2. Diperlukan tingkat ketelitian dalam penelitian dan kesterilan alat dan bahan
yang cukup tinggi.

3. Salah satu faktor gagalnya menginokulasi bakteri yaitu apabila teknik


menggoreskan mikroba yang salah dan mengakibatkan medium agar terokoyak
atau tersobek.

4. 48 jam atau 2 hari adalah waktu ideal untuk melakukan pengamatan pada
sebuah biakan bakteri atau mikroba.

5. Bakteri dapat berlendir apabila alat dan bahan yang digunakan tidak cukup
steril.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.

Hadioetomo, R.S., 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi,


Gramedia: Jakarta.

Mulyani. 1991. Dasar-dasar Mikrobiologi Tanah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Nur,Asnani, 2007. Teori Praktikum Isolat Mikroba. Sumatra Utara: Teknik


Lingkungan USU.

Trianda. 2011. Pemurnian Mikroba


http://triandasurbakti.wordpress.com/2011/01/05/pemurnian-mikroba-
mikrobiologi/. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2018

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai