Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dita Ayu Suci Permatasari

NIM : 205040200111082
Kelas : E Agroekoteknologi

LEMBAR KERJA MAHASISWA


“Morfologi Tanah”
1. Definisi morfologi tanah menurut ahli (minimal 2) lalu berdasarkan definisi
tersebut jelaskan pendapat Anda mengenai morfologi tanah.
Jawab:
Morfologi tanah merupakan sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
lapang (Rajamuddin U. A dan Idham A., 2014).
Morfologi tanah merupakan sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
lapang (Setiawan et al., 2020).
Morfologi tanah merupakan sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di
lapangan (Efriandi, 2020).
Dari ketiga pendapat di atas mengenai definisi morfologi tanah, yang sama-sama
berpendapat bahwa morfologi tanah merupakan sifat-sifat tanah yang dapat diamati
dan dipelajari di lapang, sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
morfologi tanah merupakan suatu uraian tanah mengenai sifat-sifat dan ciri-ciri
tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Ciri-ciri dari morfologi tanah
merupakan petunjuk dari proses-proses yang telah dialami oleh suatu jenis tanah
selama pelapukan dan perkembangannya. Adapun morfologi yang dapat diamati
adalah ketebalan horizon, batas horizon, batas topografi, struktur tanah, konsistensi,
plastisitas, warna matriks, dan karatan tanah serta perakaran.
2. Jelaskan bagaimana ciri-ciri Horizon O, A, E, B, C, dan R?
Jawab:
Horizon merupakan lapisan tanah yang terdapat di dalam tanah yang membentuk
suatu pola yang hampir sejajar dengan permukaan tanah. Horizon dapat terbentuk
melalui proses-proses pembentukan tanah atau pedogenesis. Horizon dapat
dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya yaitu warna, tekstur, konsistensi, struktur, ada
tidaknya kutan atau selaput liat, sarang rayap, kascing, gejala redoksimorfik,
konkresi, nodul, pori-pori tanah, pH, dan batas-batas horizon.
Setiap horizon tanah memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda baik dari sifat fisik, sifat
kimia, dan sifat biologi. Oleh karena itu horizon tanah memiliki simbol yang
berbeda-beda yaitu O, A, E, B, C, dan R.
Berikut ini adalah ciri-ciri setiap horizon tanah menurut Gunawan et al., (2020):
a). Horizon O
Horizon O merupakan Horizon organik. Disebut dengan Horizon organik karena
pada Horizon O sebagian besar tersusun atas bahan organik, baik yang masih segar
maupun yang sudah mengalami pembusukan, dan terbentuk di bagian paling atas
yaitu berada di atas Horizon mineral. Horizon O berwarna kelam hingga hitam.
Menurut Gunawan et al., (2020), Horizon O didominasi oleh bahan organik.
b). Horizon A
Horizon A merupakan Horizon mineral. Letak Horizon A berada di bawah Horizon
O. Pada Horizon A dapat dikelompokkan menjadi A1, A2, dan A3. Menurut
Gunawan et al., (2020), Horizon A merupakan Horizon mineral di permukaan tanah
atau di bawah Horizon O dan memiliki salah satu atau kedua sifat yaitu (1)
merupakan akumulasi bahan organik halus yang tercampur dengan bahan mineral
dan tidak didominasi oleh sifat Horizon E dan B. (2) menunjukkan sifat sebagai
hasil dari pengolahan tanah atau suatu penggembalaan.
c). Horizon E
Horizon E merupakan Horizon mineral yang memiliki sifat utama terjadi pencucian
liat silikat, besi, alumunium, atau kombinasinya, bahan organik, dan lainnya
sehingga yang tertinggal pasir dan debu. Umumnya memiliki warna yang pucat.
Warna tersebut lebih terang daripada Horizon A di atasnya atau Horizon B di
bawahnya (Gunawan et al., 2020).
d). Horizon B
Horizon B merupakan Horizon mineral, yang dapat ditandai dengan adanya
penimbunann basa, lempung, besi, aluminium, atau bahan organik yang masing-
masing telah tercuci di Horizon A. Horizon B memiliki konsentrasi atau lempung
yang terbentuk karena larutnya karbonat atau garam-garam lain. Horizon B
memiliki ciri-ciri yaitu warna yang lebih kelam, tekstur yang lebih halus, dan
struktur yang lebih mampat apabila dibandingkan dengan Horizon A di atasnya.
Horizon B dapat dikelompokkan menjadi B1, B2, dan B3. Menurut Gunawan et al.,
(2020), Horizon B terbentuk di bawah Horizon A, E, dan O dan memiliki salah satu
atau lebih sifat sebagai berikut: (1) terdapat penimbunan (illuviasi) liat, besi,
alummunium, humus, karbonat, gipsum atau silika (salah satu kombinasinya). (2)
terdapat bukti terjadinya pemindahan karbonat. (3) penimbunan relatif (residual
seskuioksida Fe2O3 dan Al2O3) akibat dari pencucian silika. (4) memiliki warna
dengan value yang rendah, kroma lebih tinggi dan hue lebih merah dibandingkan
Horizon di atas atau di bawahnya, tanpa adanya iluvasi besi. (5) perubahan (alterasi)
yang menghasilkan liat, atau membebaskan oksida atau kedua-duanya dan yang
memiliki bentuk struktur granular, gumpal, atau prismatik apabila perubahan
volume menyertai perubahan kelembaban tanah, atau (6) mudah hancur atau rapuh
dan memiliki bukti alterasi lain seperti struktur prismatik atau ada akumulasi liat
iluviasi.
e). Horizon C
Horizon C merupakan horizon mineral namun masih berbentuk bahan induk.
Horizon C kurang dipengaruhi oleh proses perkembangan tanah, dan tidak
memperlihatkan ciri-ciri diagnostik Horizon A ataupun B. Menurut Gunawan et al.,
(2020), bahwa lapisan C adalah bahan endapan, saprolit, batuan yang tidak padu
dan bahan geologi yang agak keras tetapi pecahan kering udara atau lebih kering
dan dapat hancur apabila direndam dalam air selama 24 jam, sedangkan jika lembab
dapat digali dengan cangkul.
f). Horizon R
Horizon R merupakan lapisan batuan induk tanah yang berupa batuan yang masih
utuh. Menurut Gunawan et al., (2020), bahwa lapisan R merupakan lapisan batuan
yang keras, pecahan kering udara atau lebih kering tidak dapat hancur apabila
direndam dalam air selama 24 jam, dan batuan yang lembab tidak dapat digali
dengan cangkul.
3. Dari DATA BIG yang ada pada link, coba tentukan Horizonnya apa
berdasarkan hasil deskripsinya di lapangan? Serta alasannya mengapa
demikian.
Jawab:
a). Kedalaman 0-28 cm, Cokelat Gelap (7,5YR 3/3) Lembab; Lempung Liat
Berdebu; Gumpal Membulat; Sedang; Sedang; Gembur; Lekat; Plastis; Batuan, :
Pori-pori mikro Biasa, meso Biasa dan makro Sedikit; Akar halus Biasa, sedang,
kasar : pH Agak Masam 5,5-6,5, : Batas Rata dan Baur, Beralih ke-
Berdasarkan DATA BIG di atas maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud adalah
tanah Horizon A sesuai dengan ciri-ciri yang dimilikinya yaitu memiliki kedalaman
0-28 cm, memiliki warna yang gelap, tanah yang gembur, dengan pori-pori mikro
dengan ukuran yang biasa, terdapat akar halus, bertekstur sedang hingga kasar,
memiliki pH agak masam, memiliki batas yang rata dan baur. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiharyanto dan Nurul K (2009), bahwa Horizon A merupakan Horizon
permukaan tanah yang berwarna gelap, berstruktur gembur, bertekstur sedang
hingga kasar. Menurut Setiawan et al., (2020), Horizon A memperlihatkan warna
tanah 7,5YR 3/3, dijumpai batas yang baur dan diberi simbol AB karena telah
terjadi peralihan antara Horizon A menuju Horizon B.
b). Kedalaman 28-49 cm; Cokelat Gelap (7,5YR 3/4) Lembab; Lempung Berliat;
Gumpal Membulat; Sedang, Sedang; Teguh, Lekat, Plastik; Batuan,: Pori-pori
mikro Biasa, meso dan makro; Akar halus Biasa, sedang, kasar; pH Netral 6,6-7,5;
: Batas Rata dan Baur. Beralih ke.
Berdasarkan DATA BIG di atas maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud adalah
tanah Horizon B sesuai dengan ciri-ciri yang dimilikinya yaitu memiliki kedalaman
28-49 cm, memiliki warna yang masih gelap, konsistensi tangguh, memiliki pori-
pori mikro biasa, terdapat akar halus biasa, bertekstur sedang hingga kasar,
memiliki pH yang netral, memiliki batas yang rata dan baur. Menurut Sugiharyanto
dan Nurul K (2009), bahwa Horizon B memiliki tekstur yang gumpal atau
perismatik atau tiang, berwarna lebih kelam dari horizon lainnya, berkonsistensi
teguh hingga sangat teguh. Tekstur gumpal terdapat pada Horizon B tanah iklim
basah. Menurut Setiawan et al., (2020), bahwa Horizon B memperlihatkan warna
tanah 7,5 YR 4/3, memiliki batas yang baur dan diberi simbol BA karena
merupakan horizon peralihan dari A ke B.
c). Kedalaman 49-108; Cokelat Kuat (7,5YR 4/6) Lembab; Lempung Berliat;
Gumpal Membulat, Sedang, Sedang; Teguh, Lekat, Plastis; Batuan, ; Pori-pori
mikro Banyak, meso Sedikit dan makro Sedikit; Akar halus Sedikit, sedang, kasar
; pH Netral 6,6-7,5; : Batas dan Baur. Beralih ke-
Berdasarkan DATA BIG di atas maka dapat diketahui bahwa yang dimaksud adalah
tanah Horizon E sesuai dengan ciri-ciri yang dimilikinya yaitu memiliki kedalaman
49-108 cm, merupakan lapisan yang berwarna gelap dalam, terdiri dari pasir dan
lumpur setelah kehilangan Sebagian besar tanah liat dan mineral sebagai bertitisan
melalui air tanah, memiliki tekstur gumpal membulat, bertekstur sedang,
berkonsistensi teguh, memiliki pH yang netral, memiliki batas yang baur.
4. Bagaimana cara pemilihan penentuan lokasi profil tanah?
Jawab:
Sebelum dilakukannya pembuatan profil tanah, yang harus dilakukan adalah
memilih tempat yang akan digunakan untuk membuat profil tanah. Menurut Tim
Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
(2017), yang harus diperhatikan dalam pemilihan penentuan lokasi profil tanah
adalah dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya. Lokasi pembuatan
profil tanah dapat dilakukan pada tanah yang memiliki keadaan belum terganggu,
kecuali untuk tanah bahan ubahan manusia atau bahan terangkut manusia. Jika
pembuatan profil tanah dilakukan pada tanah yang sudah diolah untuk pertanian,
maka lapisan tanah di bawah lapisan olah harus belum dirusak oleh tenaga mekanis.
Pembuatan profil tanah tidak boleh dilakukan pada bekas timbunan sampah/pupuk,
tanah galian atau timbunan tanah lainnya, bekas bangunan atau jalan, kuburan,
ubinan, pesemaian, percobaan, tempat sampah, atau pembuanagn kotoran, dan
bekas-bekas material lainnya. Untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
pengamatan, maka profil tanah tidak boleh dibuat terlalu dekat (<50 m) dari jalan,
saluran air, perumahan, pekarangan, Gudang, pabrik, bengkel atau tempat
bangunan lainnya.
Pembuatan profil tanah harus representatif secara spasial dan dapat mewakili satuan
tanahnya sesuai dengan kategori klasifikasi yang digunakan dengan memperhatikan
panggunaan lahannya. Lokasi merupakan pewakil dari satuan peta tanah (SPT)
yang dideliniasi, maka sebaiknya lokasi berada di tengah-tengah SPT (tidak berada
di pinggiran). Suatu SPT yang Sebagian besar penggunaan lainnnya berupa semak
belukar, maka lokasi profil tanah harus terletak pada penggunaan semak belukar,
tidak yang masih berupa hutan atau penggunaan lahan lainnya. Untuk pemetaan
lokasi profil tanah detail dengan klasifikasi tanah pada kategori seri, maka lokasi
pembuatan profil tanah harus pada tengah-tengah kisaran sifat dari klasifikasi tanah
tersebut.
Selain penjelasan di atas juga terdapat syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam
pemilihan penentuan lokasi pembuatan profil tanah, yaitu sebagai berikut:
a). Jika suatu SPT berada pada beberapa wilayah yang berbeda, maka profil tanah
sebaiknya tidak diambil pada satu lokasi saja, tetapi dari beberapa lokasi yang
cukup luas.
b). Profil tanah harus ditempatkan pada kondisi tanah yang paling dominan
penyebarannya, sehingga susunan horizon yang akan ditemukan diharapkan sesuai
dengan SPTnya.
c). Pada lahan belereng, pembuatan profil tanah dibuat searah dengan dinding
pengamatan berada di bagian lereng atas.
5. Jika suatu contoh tanah memiliki Hue: 10 YR dan Value 3 serta Chroma 2
termasuk warna apakah tanah tersebut?
Jawab:
Menurut pendapat Astiningrum et al., (2018), warna tanah berfungsi sebagai
penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terdapat di dalam tanah. Menentukan warna tanah dapat dilakukan dengan
membandingkan warna pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku
Munsell disusun dalam tiga variable yaitu:
a). Hue merupakan warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang
gelombangnya.
b). Value menunjukkan gelap terangnya warna sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan.
c). Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum.
Berdasarkan pada Buku Munsell Soil Color Chart tanah dengan Hue 10YR dan
Value 3 serta Chroma 2 adalah very dark groyish brown. Sesuai dengan pendapat
dari Wibisono et al., (2016), bahwa tanah berwarna hitam hingga coklat (10YR
2/1;10YR 3/2) pada lapisan atas. Menurut Risamasu R. G., (2010), bahwa 10YR3/2
adalah warna coklat sangat gelap dengan tekstur lempung, struktur kubus membulat
dengan tingkat perkembangan lemah, Horizon Bw (16-22).
DAFTAR PUSTAKA
Astiningrum, M., Putra, P. A., Elly, F. 2018. Pengembangan Aplikasi Munsell Soil
Color Detection Chart Index Menggunakan Metode Support Vector
Machine. Jurnal Informatika Polinema. Vol. 4 No. 2 Hal: 131-138.
Efriandi. 2020. Morfologi Tanah Inceptisol Setelah Dilakukan Penambangan Untuk
Bahan Baku Pembuatan Batu Bata. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan.
Vol. 7 No. 1 Hal: 159-166.
Gunawan, J., Rini, H., Rabbiri, Y. M. 2020. Buku Ajar Morfologi dan Klasifikasi
Tanah. Kalimantan Barat: Universitas Tanjungpura.
Rajamuddin U. A dan Idham S. 2014. Karakteristik Morfologi dan Klasifikasi
Tanah Inceptisol pada Beberapa Sistem Lahan di Kabupaten Jeneponto
Sulawesi Selatan. J. Agroland. Vol. 21 No. 2 Hal:81-85.
Risamasu R. G. 2010. Karakteristik Morfologi dan Klasifikasi Tanah di Lokasi
Sariputih, Kecamatan Wahai Seram Utara. Jurnal Budidaya Pertanian. Vol.
6 No. 2 Hal: 68-71.
Setiawan, J., Abubakar, K., Teti, A. 2020. Karakteristik, Klasifikasi, dan
Pengelolaan Tanah yang Terbentuk di Daerah Gunung Api Jaboi Kota
Sabang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. Vol. 5 No. 2 Hal: 283-292.
Sugiharyanto dan Nurul K. 2009. Diklat Mata Kuliah Geografi Tanah (PGF – 207).
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian. 2017. Pedoman Pengamatan Tanah di Lapangan. Jakarta:
IAARD Press.
Wibisono, M. G., Sudarsono, Darmawan. 2016. Karakteristik Andisol Berbahan
Induk Breksi dan Lahar dari Bagian Timur Laut Gunung Gede, Jawa Barat.
Jurnal Tanah dan Iklim. Vol. 40 No. 1 Hal: 61-70.

Anda mungkin juga menyukai