Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil Tanah


Profil tanah adalah penampang melintang tegak lurus (vertikal) tanah yang
terdiri dari lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk (Asfan et al, 2012).
Lapisan tanah tersebut terdiridari butiran-butiran tanah. Penampang melintang
tersebut terdiri dari lapisan-lapisan yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah.
Lapisan tanah (horizon) memiliki warna yang berbeda seperti bergraduasi dari atas ke
bawah (gelap ke terang). Perbedaan yang terjadi terhadap jenis tanah yang terbentuk
disebabkan oleh kondisi lingkungan dimana tanah itu berada (Sutanto, 2009).
Setiap tanah mengalami proses evolusi dan melewati tingkatan umur yaitu
muda, matang dan lanjut. Batasan muda, matang dan lanjut adalah menunjukkan
tingkat perkembangan profil tanah dalam hubungannya dengan faktor-faktor
pembentuk tanah (Rajamuddin, 2009). Tingkat perkembangan tanah bisa dikaji
berdasarkan pola distribusi mineral liat (Kohun, 2009) yang diikuti bahwa proses
pembentukan tanah dimulai dari pelapukan batuan menjadi bahan induk atau horizon
C. Selanjutnya terbentuk horizon A, B disertai perubahan mineral yang lazim disebut
perkembangan tanah.
Horizon tanah dibagi kedalam kelompok tiga lapisan yaitu kelompok O, A, E,
B, C, R. Horizon tanah dapat dibedakan berdasarkan batas perubahan antara horizon
satu dengan yang lain. Berikut perbedaan horizon tanah (Kurniawan, 2010) :

1) Horizon O, yakni horizon tanah yang didominasi oleh kandungan bahan


organik yang paling banyak dibanding hosrizon lainnya (Silaen et al, 2013).
2) Horizon A,yakni horizon mineral yang terbentuk di permukaan atau di bawah
horizon O yang menunjukkan kehilangan keseluruhan atau sebagian struktur
asli batuan.
3) Horizon E, yakni horizon tanah mineral dengan karakteristik khusus, telah
terjadi kehilangan lempung silikat,besi aluminium, atau kombinasinya, dan
yang tinggal merupakan akumulasi debu atau pasir.
3) Horizon B, yakni horizon tanah yang terbentuk di bawah horizon A,E, atau O
yang bersifat rapuh dan memiliki warna value rendah, warna chroma tinggi,
atau memiliki hue lebih merah.
4) Horizon C, yakni horizon yang tidak termasuk batuan induk yang keras dan
tidak mempunyai sifat-sifat horizon O, A, E, atau B.
5) Horizon R, yakni horizon tanah yang terbentuk dari batuan induk yang keras
termasuk granit, basal, quarsitik, dan batuan kapur keras.

MATERI DAN METODE

Praktikum Ilmu Tanah dengan materi Profil Tanah dilaksanakan pada Jumat,
11 Maret 2016 pukul 16.00-17.30 di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman,
Fakultas Pertenakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1. MATERI
Materi yang digunakan dalam praktikum profil

tanah adalah contoh

penampang vertikal tanah bekas galian. Satu buah kamera yang digunakan untuk
mendokumentasi profil tanah.
3.2. METODE
Metode yang digunakan dalam praktikum profil tanah adalah mencari kawasan
yang terdapat profil tanah vertikal. Kemudian mendokumentasikan profil tanah
tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut:


Horizon O
Horizon E
Horizon B
Horizon C
Horizon R
Sumber: Data Primer Praktikum Ilmu tanah, 2016
Berdasarkan hasil pengamatan pada profil tanah, terlihat bahwa profil tanah
memiliki lapisan-lapisan yang disebut horizon tanah. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Asfan et al (2012) yang menyatakan bahwa profil tanah adalah
penampang melintang tegak lurus (vertikal) tanah yang terdiri dari lapisan tanah
(solum) dan lapisan bahan induk. Lapisan tanah ini dapat dibagi lagi menjadi
beberapa kelompok (Kurniawan, 2010) yakni horizon O yang memiliki banyak bahan
organik, horizon A menunjukkan struktur batuan, horizon E memiliki karakteristik
khusus yang merupakan akumulasi debu atau pasir, horizon B yang bersifat rapuh dan
memiliki warna value rendah, dan memiliki hue lebih merah, horizon C yang tidak
termasuk batuan induk yang keras, dan horizon R terbentuk dari batuan induk keras
termasuk granit, basal, quarsitik, dan batuan kapur keras.

Lapisan-lapisan tanah memiliki ciri yang berbeda salah satunya warna tanah.
Pada horizon yang teratas warna tanah menjadi lebih gelap yang dipengaruhi oleh
bahan organik yang tinggi. Hal ini sependapat dengan Silaen et al (2013) yang
menyatakan bahwa Horizon O adalah horizon yang didominasi oleh kandungan
bahan organik yang paling banyak dibanding hosrizon lainnya. Proses pembentukan
tanah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Horizon atau lapisan yang berada di atas
bahan induk atau batuan yang terbentuk sebagai hasil interaksi faktor-faktor
pembentuk tanah yaitu iklim, organism, bahan induk, relief dan waktu (Tarigan et al,
2014)

DAFTAR PUSTAKA

Asfan, R. K., 2012. Identifikasi lahan kering alfisol terdegradasi di kabupaten bangkalan.
Jurnal Rekayasa. 4 (1): 1-10.

Kuhon, R.V.G. 2009. Kajian pola distribusi mineral liat pada tiga jenis tanah
berdasarkan tingkat perkembangan tanah di lahan kampus baru pada lahan
arboretum kampus baru usu kwala bekala. Skripsi. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Kurniawan, Firman. 2010. Mengenal Tanah sebagai Media Tanam. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Rajamuddin, Ulfiyah A. 2009. Kajian tingkat perkembangan tanah pada lahan
persawahan di desa kaluku tinggu kabupaten donggala sulawesi tengah.
Jurnal Agroland. 16 (1) : 45 52.
Silaen, O. S., Ferry E. S., B. S. 2013. Respons pertumbuhan bibit kakao terhadap
vermikompos dan pupuk p. Jurnal Agroekoteknologi. 1 (4): 11-20.
Sutanto, Rachman. 2009. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Tarigan, C. N., Purba M., Kemala, S. L. 2014. Identifikasi horison argilik dengan
metode irisan tipis pada ultisol di arboretum USU kwala bekala. Jurnal
Agroekoteknologi. 4 (2): 863-877.

Anda mungkin juga menyukai