Anda di halaman 1dari 10

Axonopus compressus

From Wikipedia, the free encyclopedia


Axonopus compressus

Axonopus compressus
Scientific classification
Kingdom: Plantae
(unranked): Angiosperms
(unranked): Monocots
(unranked): Commelinids
Order: Poales
Family: Poaceae
Genus: Axonopus
Species: A. compressus
Binomial name
Axonopus compressus
(Sw.) P.Beauv.

Axonopus compressus (Blanket grass, Broadleaf carpet grass, Lawn grass,


Louisiana grass, Tropical carpet grass; syn. Axonopus compressus (Sw.) P.Beauv.
var. australis G.A.Black, Milium compressum Sw., Paspalum compressum (Sw.)
Nees, Paspalum platycaule Willd. ex Steud., Paspalum platycaulon Poir.) is a grass
which is often used as a permanent pasture, ground cover and turf in moist, low
fertility soils, particularly in shaded situations. It is generally too low growing to be
useful in cut-and-carry systems or for fodder conservation

MORFOLOGI TANAH ANDOSOL DAN LATOSOL


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sifat morfologi tanah adalah sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang
yang menunjukan profil tanah kearah dalam. Sebagian sifat morfologi tanah
merupakan sifat- sifat fisik dari tanah tersebut. Hal ini penting untuk diamati karena
akar tanaman berjangkar ditempat tersebut. Semakin baik akar berjangkar pada
umumnya pertumbuhan tanaman semakin baik dan sebaliknya.
Pengamatan profil tanah perlu dilakukan mengingat sifat morfologi tanah bisa sangat
menentukan pertumbuhan tanaman. Contoh sifat morfologi tersebut antara lain
ketebalan top soil,kedalaman efektif, batas horizon tanah, warna tanah, tekstur,
struktur tanah serta tingkat perkembangan struktur tanah, perakaran, relief, lereng,
fisiografi tanah. Dari sifat- sifat morfologi tersebut tergambar potensi tanah untuk
digunakan sebagai media tumbuh tanaman.
Tingkat perkembangan tanah dinilai dari tingkat perkembangan horizon yang terjadi.
Berdasarkan perkembangan profil tanah, terbentuk beberapa kelompok tanah menjadi
tanah muda, tanah dewasa, dan tanah muda. Tanah-tanah ini akan menggambarkan
potensi untuk digunakan sebagai lahan pertanian.
Oleh karena pentingnya hal diatas maka mahasiswa perlu dibekali pengalaman
pengamatan sifat morfologi tanah, sehingga mempunyai gambaran umum tentang
potensi tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui ciri- ciri morfologi tanah andosol dan latosol.
2. Mahasiswa mempunyai gambaran umum tentang potensi tanah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman.
3. Dapat menyebutkan berbagai klasifikasi tanah dan menjelaskan sifat- sifat tanah
secara umum.

METODOLOGI

Bahan dan Alat


- Pisau
- Buku Munsell, untuk identifikasi warna tanah
- Meteran yang berguna untuk mengukur kedalaman tanahdan kedalaman top soil
- Air yang berguna untuk mengetahui tekstur tanah dan konsistensi

Metode
Pengamatan dilakukan pada tiga lokasi yaitu di KP Sukamantri, KP Cikabayan dan
kebun salak. Setiap kelompok besar praktikum didampingi dosen dan asisten
praktikum yang membantu mahasiswa dalam mengamati profil tanah. Pengamatan
dilakukan pada tujuh titik lokasi berbeda. Mengamati sifat morfologi tanah antara
lain: kedalaman lapisan tiap horizon (menggunakan meteran), batas horizon, warna
tanah (menggunakan buku warna tanah), tekstur tanah (menggunakan air), struktur
tanah, konsistensi, kondisi akar, kedalaman efektif dan vegetasi di sekitar daerah
tersebut.

Waktu dan tempat


Praktikum dilaksanakan dua kali pada waktu dan tempat yang berbeda. Di Kebun
Percobaan Sukamantri pada tanggal 14 Nopember 2009 dan di Kebun Percobaan
Cikabayan serta kebun salak pada tanggal 5 Desember 2009.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah didefiniskan sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang
telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk
regolit (lapisan partikel halus). Menurut Ahli Ilmu Alam Murni (berdasarkan
pendekatan Pedologi) Tanah didefinisikan sebagai bahan padat (baik berupa mineral
maupun organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus
mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: bahan induk, iklim,
organisme, topografi, dan waktu.
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman.
Tanah andosol adalah tanah yang berbahan induk abu volkan, merupakan tanah yang
relatif muda dibandingkan latosol, yang sifat- sifatnya sangat ditentukan oleh mineral
liat yang dikandungnya yaitu alofan yang bersifat amorf. Tanah ini mempunyai
horizon A1 tebal bewarna hitam yang kaya bahan organik, tetapi tidak mempunyai
horizon A2, dengan horizon B berwarna kuning pucat, coklat kekuningan atau coklat
keabu- abuan volkan terlapuk sampai ke horizon C. Umumnya mempunyai kejenuhan
basa relatif rendah tetapi mempunyai AL dapat ditukar relatif tinggi. Terbawa oleh
sifat mineral liat dominan yang dimilikinya maka andosol mempunyai sifat
tiksotrofik, mempunyai kemampuan mengikat air besar, porositas tinggi, bobot isi
rendah, gembur, tidak plastis dan tidak lengket serta kemampuan fiksasi fosfat yang
tinggi.
Tanah latosol adalah tanah yang bersolum dalam, mengalami pencucian dan
pelapukan lanjut, berbatas horizon baur, kandungan mineral primer dan unsur hara
rendah, konsistensi gembur dengan stabilitas agregat kuat dan terjadi penumpukan
relatif seskwioksida didalam tanah sebagai akibat pencucian silikat. Warna tanah
merah, coklat kemerahan, coklat, coklat, coklat kekuningan atau kuning tergantung
bahan induk, warna batuan,iklim dan letak ketinggian. Di Indonesia ditemukan
terutama di daerah volkanik baik berasal dari tufa maupun batuan beku.
Horizon tanah merupakan lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari
proses pembentukan tanah (pedogenesis). Batas horizon tanah dengan horizon
lainnya bdalam profil yanah dapat diamati dengan mudah, namun dapat pula sukar.
Di lapang, ketajaman peralihan horizon di bedakan menjadi empat tingkat yaitu nyata
(lebar peralihan <>12.5 cm). bentuk horizon topografi tanah juga dibedakan dalam
empat tingkat yaitu rata, berombak, tidak teratur dan putus.
Penamaan horizon tanah dan cirinya yaitu pada horizon O, merupakan horizon
organic yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral, ditemukan pada tanah yang
belum terganggu. Untuk O1, bentuk asli sisa tumbuhan masih terlihat jelas, O2
bentuk asli sisa tumbuhan tidak tampak lagi. Horizon A, horizon di permukaan tanah
yang terdiri dari campuran bahan mineral dan organic, merupakan horizon eluviasi
yang telah mengalami pencucian. Dapat di kelompokkan, A1 bahan mineral
bercampur humus dengan warna gelap; A2 tempat terjadinya pencucian maksimum
terhadap liat, Fe, Al dan bahan organic; AB horizon peralihan ke B lebih menyerupai
A. Horizon B, horizon penimbunan (illuviasi) dari berbagai bahan liat, Fe dan bahan
organik. Dikelompokkan dalam, B1 peralihan dari A ke B lebih menyerupai B, B2
horizon penimbunan maksimum liat, Fe dan bahan organic, BC horizon peralihan ke
horizon C lebih menyerupai horizon B. Horizon C, bahan induk yang sedikit terlapuk.
Horizon D atau R, batuan keras yang belum terlapuk. Namun semua tanah tidak
selalu memiliki susunan horizon sesuai dengan susunan horizon yang telah
dijelaskan.
Hanafiah (2005) mengungkapkan bahwa warna tanah merupakan: (1) sebagai
indikator dari bahan induk untuk tanah yang beru berkembang, (2) indikator kondisi
iklim untuk tanah yang sudah berkembang lanjut, dan (3) indikator kesuburan tanah
atau kapasitas produktivitas lahan. Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah
berarti makin tinggi produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun
secara berurutan sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan,
coklat-kemerahan, coklat, dan hitam. Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh:
(1) kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin tinggi kandungan bahan
organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna makin gelap, (2) intensitas
pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke horison bagian bawah dalam tanah)
dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif proses pelindihan menyebabkan
warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada horison eluviasi, dan (3) kandungan
kuarsa yang tinggi menyebabkan tanah berwarna lebih terang.
Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa intensitas
warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2)
kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi..
Pencatatan warna tanah dapat menggunakan buku Munsell Soil Color Chart, sebagai
contoh Tanah berwarna 7,5 YR 5/4 (coklat), yang berarti bahwa warna tanah
mempunyai nilai hue = 7,5 YR, value = 5, chroma = 4, yang secara keseluruhan
disebut berwarna coklat. Selanjutnya, jika ditemukan tanah dengan beberapa warna,
maka semua warna harus disebutkan dengan menyebutkan juga warna tanah yang
dominannya.
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada
tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir
mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran
0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran <>54
Batas horizon Rata Rata Rata Rata
Warna 4/6 5 YR 4/4 5 YR
4/6 5 YR 4/6 5 YR
Tekstur Liat berdebu Lempung liat berdebu Lempung liat berdebu Lempung liat
berdebu
Struktur Tingkat perkembangan Lemah Sedang Lemah Kuat
Kelas ukuran Sedang Sedang Halus Sedang
Bentuk Gumpal membulat Gumpal membulat Remah Gumpal bersudut
konsistensi Basah Agak lekat dan agak plastis Lekat dan agak plastis Lekat dan
plastis Agak lekat dan agak plastis
Lembab Lepas Sangat teguh Teguh Ekstrim teguh
Akar Halus banyak sedang
Sedang Sedikit Sedang Sedikit Sedikit
Kasar
Top soil : >54 cm
Kedalaman efektif : 87 cm

Hasil pengamatan di Kebun Salak sebagai berikut:


Tabel 6. Hasil pengamatan pada profil A ( kebun salak 1)
Nomor lapisan I II III IV
Simbol Horizon A1 A2 B C
Kedalaman lapisan 0 -10 10-18 18-30/40 30/40-113
Batas horizon Jelas Berombak Berombak Jelas
Warna 3/4 2.5 YR
(dark reddish brown) 3/4 7.5 YR (dark reddish brown) 5.6 7.5 YR (red) 4/8 7.5 YR
(red)
Tekstur Lempung liat berdebu Lempung berdebu Lempung berpasir Lempung
berdebu
Struktur Tingkat Perkembangan Sedang Sedang
Kelas ukuran Sedang Sedang Sedang Halus
Bentuk Gumpal bersudut Remah Prismstik Prismatik
Konsistensi Basah Lekat dan Plastis Lekat agak plastis Sangat lekat dan plastis
Sangat lekat dan plastis
Lembab Teguk Sangat teguk Sangat teguk Sangat teguk
Akar Halus Banyak
Sedang Banyak Banyak Banyak
Kasar
Top soil : 40 cm
Kedalaman efektif : 113 cm

Tabel 7. Hasil pengamatan pada profil B ( Kebun salak 2 )


Nomor lapisan I II III IV
Symbol Horizon A1 A2 AB B
Kedalaman lapisan 0 -10 10-24 24-60 >60
Batas horizon Berombak Berombak Berombak Berombak
Warna 4/4 5 YR 4/4 5 YR 4/6 5 YR 4/6 5 YR
Tekstur Lempung berpasir Liat berpasir Lempung liat berpasir Lempung liat
Struktur Tingkat perkembangan Lemah Sedang Sedang Sedang
Kelas ukuran Halus Halus Sedang Sangat halus
Bentuk Gumpal bersudut Gumpal bersudut Gumpal membulat Gumpal membulat
konsistensi Basah Lekat dan agak Plastis Lekat dan Plastis lekat dan Plastis lekat dan
agak plastis
Lembab Teguh Gembur Teguh Lepas
akar Halus Banyak Banyak Sedikit Sedikit
Sedang Banyak Banyak Banyak Banyak
Kasar
Top soil : 24 cm
Kedalaman efektif : 118 cm

PEMBAHASAN

Tanah yang terletak di KP Sukamantri merupakan tanah andosol yang terbentuk dari
bahan induk volkan yang terdapat dikaki gunung salak dengan formasi geologi QVA (
Quartery volcanic aluvial ). Ciri ciri dari tanah andosol adalah terletak di daerah
yang memiliki curah hujan antara 2500- 7500 mm/tahun, peka terhadap erosi, dan
produktifitas tanah ini sedang hingga tinggi.
Pada profil tanah A, lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,A3,B11,B12, memiliki
kedalaman 0-15/18,15/18-27/33,27/33-41,41-63,63-80 cm. Batas horizonnya
berangsur dan bentuk topografi batas horizon ini adalah
bergelombang,bergelombang,jelas,jelas. Sesuai dengan Munsell Color Chart,
warnanya adalah 2.5/1 2.5YR,2.5/1 7.5YR,2.5/1 7.5 YR,3/1 7.5YR, 3/3 7.5YR. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value 2.5/1,2.5/1,3/1,3/3, dan nilai
Chroma 2.5,7.5,7.5,7.5,7.5. Tekstur horizon ini adalah Lempung berdebu,lempung
berdebu,lempung berpasir,lempung berdebu,lempung berpasir. Struktur horizon ini
memiliki tingkat perkembangan lemah,lemah,lemah,sedang,sedang sehingga butir
tanah agak sukar hancur. Bentuk strukturnya adalah semuanya Gumpal membulat
(subangular blocky). Konsistensi horizon ini dalam keadaan basah adalah semuanya
agak lekat (slightly sticky) dan agak plastis(slightly plastic). Pada horizon ini jumlah
akar sedang banyak,sedang sedikit,halus sedikit, halus sedikit, halus sedikit. Pada
profil tanah A ini kedalaman top soil adalah - cm dan kedalaman efektif sedalam
75.5cm.
Pada profil tanah B, lapisan I disebut dengan lapisan A1,A12,B,BC, memiliki
kedalaman 0-16,16-24/33,24/33-48/63,48/63-89 cm. Batas horizonnya berangsur dan
bentuk topografi batas horizon ini adalah
jelas,bergelombang,bergelombang,bergelombang. Sesuai dengan Munsell Color
Chart, warnanya adalah 3/1 7.5YR,4/4 10YR,4/4 7.5YR, 2.5/3 7.5YR. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value 3/1,4/4,4/4,2.5/3, dan nilai Chroma
7.5,10,7.5,7.5. Tekstur horizon ini adalah Lempung liat,lempung berpasir,lempung
berpasir,lempung berpasir. Struktur horizon ini memiliki tingkat perkembangan
sedang,lemah,lemah,lemah, sehingga butir tanah agak sukar hancur. Bentuk
strukturnya adalah semuanya Gumpal membulat (subangular blocky). Konsistensi
horizon ini dalam keadaan basah adalah semuanya agak lekat (slightly sticky). Pada
horizon ini jumlah akar sedang sedang,sedang sedikit,sedang sedikit, sedang sedikit.
Pada profil tanah B ini kedalaman top soil adalah - cm dan kedalaman efektif sedalam
89cm.
Pada profil tanah C, lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,B1,B2,R, memiliki
kedalaman 0-20,20-30,33-53/56,53/56-66/79,66/79-89 cm. Batas horizonnya
berangsur dan bentuk topografi batas horizon ini adalah
jelas,jelas,bergelombang,bergelombang. Sesuai dengan Munsell Color Chart,
warnanya adalah 2.5/1 2.5YR,2.5/1 7.5YR,2.5/1 7.5 YR,3/1 7.5YR. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value 2.5/1,2.5/1,3/1, dan nilai Chroma
2.5,7.5,7.5,7.5. Tekstur horizon ini adalah Lempung berdebu,lempung
berdebu,lempung berpasir,lempung berdebu. Struktur horizon ini memiliki tingkat
perkembangan lemah,sedang,sedang,sedang sehingga butir tanah agak sukar hancur.
Bentuk strukturnya adalah semuanya Gumpal membulat (subangular blocky).
Konsistensi horizon ini dalam keadaan basah adalah semuanya agak lekat (slightly
sticky). Pada horizon ini jumlah akar sedang banyak,sedang sedang,halus sedang,
halus sedang, halus sedikit. Pada profil tanah C ini kedalaman top soil adalah 36 cm
dan kedalaman efektif sedalam 79cm.

Tanah yang terletak di KP Cikabayan dan di Kebun salak daerah kampus IPB
Darmaga merupakan tanah latosol dengan ciri- ciri terbebtuk dari pelapukan induk
batuan tufa volkan, biasanya berada di wilayah beriklim basah dengan curah hujan
antara 2000- 7000 mm/tahun, tahan terhadap erosi, dan memiliki produktifitas sedang
hingga tinggi.
Pada profil tanah A (Cikabayan 1), lapisan I disebut dengan lapisan A1,B1,B2
memiliki kedalaman 0-19,19-26/30,26/30-58/62 cm. Batas horizonnya berangsur dan
bentuk topografi batas horizon ini adalah jelas,bergelombang,bergelombang. Sesuai
dengan Munsell Color Chart, warnanya adalah 3/4 2.5YR,3/4 7.5YR,4/4 7.5 YR. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value 3/4,3/4,4/4, dan nilai Chroma
2.5,7.5,7.5. Tekstur horizon ini adalah semuanya lempung berpasir. Struktur horizon
ini memiliki tingkat perkembangan sedang,sedang,sedang sehingga butir tanah agak
sukar hancur. Bentuk strukturnya adalah gumpal bersudut, remah, prismstik.
Konsistensi horizon ini dalam keadaan basah adalah agak lekat (slightly sticky), agak
lekat dan plastis, lekat. Pada horizon ini jumlah akar halus sedikit, halus sedang. Pada
profil tanah A ini kedalaman top soil adalah 88 cm dan kedalaman efektif sedalam
88cm.
Pada profil tanah B ( Cikabayan 2), lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,A3,A4,
memiliki kedalaman 0-19,19-39,39-54,>54cm. Batas horizonnya berangsur dan
bentuk topografi batas horizon ini adalah rata,rata,rata,rata. Sesuai dengan Munsell
Color Chart, warnanya adalah 4/6 5YR,4/4 5YR,4/6 5YR,4/6 5YR. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value 4/6,4/4,4/6,4/6, dan nilai Chroma
5,5,5,5. Tekstur horizon ini adalah Liat berdebu,lempung liat berdebu,lempung liat
berdebu,lempung liat berdebu. Struktur horizon ini memiliki tingkat perkembangan
lemah,sedang,lemah,kuat sehingga butir tanah agak sukar hancur. Bentuk strukturnya
adalah Gumpal membulat (subangular blocky),gumpal membulat,remah,gumpal
bersudut. Konsistensi horizon ini dalam keadaan basah adalah agak lekat (slightly
sticky) dan agak plastis(slightly plastic),lekat dan agak plastis,lekat dan plastis,agak
lekat dan agak plastis. Pada horizon ini jumlah akar sedang sedikit,halus sedang,
sedang sedikit,sedang sedikit. Pada profil tanah B ini kedalaman top soil adalah >54
cm dan kedalaman efektif sedalam 87cm.
Pada profil tanah A ( Kebun salak 1), lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,B,C,
memiliki kedalaman 0-10,10-18,18-5430/40,30/40-113cm. Batas horizonnya
berangsur dan bentuk topografi batas horizon ini adalah
jelas,berombak,berombak,jelas. Sesuai dengan Munsell Color Chart, warnanya adalah
3/4 -2.5YR,3/4 7.5YR,5.6 7.5YR,4/8 7.5YR. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Hue
10 YR, nilai Value 3/4,3/4,5.6,4/8, dan nilai Chroma 2.5,7.5,7.5,7.5. Tekstur horizon
ini adalah lempung Liat berdebu,lempung berdebu,lempung berdebu,lempung
berdebu. Struktur horizon ini memiliki tingkat perkembangan sedang,sedang. Bentuk
strukturnya adalah Gumpal bersudut,remah,prismstik,prismstik. Konsistensi horizon
ini dalam keadaan basah adalah agak lekat (slightly sticky) dan plastis(slightly
plastic),lekat agak plastis,sangat lekat dan plastis,sangat lekat dan plastis. Pada
horizon ini jumlah akar halus banyak,sedang banyak, sedang banyak,sedang banyak.
Pada profil tanah A ini kedalaman top soil adalah 40cm dan kedalaman efektif
sedalam 113cm.
Pada profil tanah B ( Kebun salak 2), lapisan I disebut dengan lapisan A1,A2,AB,B,
memiliki kedalaman 0-10,10-24,24-60,>60cm. Batas horizonnya berangsur dan
bentuk topografi batas horizon ini adalah semuanya berombak. Sesuai dengan
Munsell Color Chart, warnanya adalah 4/4 5YR,4/4 5YR,4/6 .5YR,4/6 5YR. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Hue 10 YR, nilai Value 4/4,4/4,4/6,4/6, dan nilai Chroma
5,5,5,5. Tekstur horizon ini adalah lempung berpasir,liat berpasir,lempung liat
berpasir,lempung liat. Struktur horizon ini memiliki tingkat perkembangan
lemah,sedang,sedang,sedang. Bentuk strukturnya adalah Gumpal bersudut,gumpal
bersudut,gumpal membulat,gumpal membulat. Konsistensi horizon ini dalam keadaan
basah adalah lekat agak plastis,lekat dan plastis,lekat dan plastis, lekat dan agak
plastis. Pada horizon ini jumlah akar halus banyak dan sedang banyak, halus banyak
dan sedang banyak,halus sedikit dan sedang banyak, halus sedikit dan sedang banyak.
Pada profil tanah B ini kedalaman top soil adalah 24cm dan kedalaman efektif
sedalam 118cm.

KESIMPULAN
Morfologi tanah yang terdapat di KP Sukamantri dan di KP Cikabayan memiliki
karakteristik yang sangat berbeda ditinjau dari segi ketebalan top soil,kedalaman
efektif, batas horizon tanah, warna tanah, tekstur, struktur tanah serta tingkat
perkembangan struktur tanah, perakaran, relief, lereng, fisiografi tanah. Tentunya
jenis tanah ini berbeda karena pengaruh dari batuan induk yang membentuk tanah.
Batuan induk berasal dari sekitar lingkungan tempat tanah yang diamati. Ada yang
berasal dari batuan alluvial hasil pelapukan dan pencucian. Kedua jenis tanah ini bisa
dikatakan subur walau ada jenis tanah tertentu yang sudah lama mengalami
pelapukan sehingga kandungan bahan organiknya lebih rendah. Akan tetapi tanah ini
sangat potensial untuk lahan produksi pertanian di indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. 1979. Konservasi Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut


Pertanian Bogor.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta. 360 halaman. Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah.
Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 233 halaman.
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo.
Jakarta.274Halaman.
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar online. Jurusan Tanah.
Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. Http://dasar2ilmutanah.blogspot.com
Nugroho, Budi dan Yayat Hidayat. 2009. Penuntun Praktikum Ilmu Tanah. Institut
Pertanian Bogor : Bogor
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi
Yogyakarta. Yogyakarta. 298 halaman
Wirjodihardjo, M. W. dan K. H. Tan. 1964. Ilmu Tanah. Jilid II. Pradnyaparamita.
Jakarta

Klasifikasi Tumbuhan Axonopus compressus


Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Cyperales
Suku : Poaceae
Marga : Axonopus
Jenis : Axonopus compressus
Sinonim : Tidak diketahui
Nama Umum : Tidak diketahui
Nama Daerah : Tidak diketahui
Nama Asing : Tidak diketahui
Kandungan Senyawa : Tidak diketahui
Kegunaan : Tidak diketahui
Referensi : Tidak diketahui

Anda mungkin juga menyukai